NIM : 18075161
Konsentrasi : Tata Busana (S1)
A. Essay
1. Sebutkan peraturan dan perundangan yang berlaku mengenai hygiene industri dan
kesehatan kerja! Uraikan secara singkat
Jawab :
a. Undang-undang No.14 tahun 1969 entang ketentua-ketentuan pokok mengenai
tenaga kerja, yang memuat ketentua-ketentuan pokok mengenai tenaga kerja.
Dalam pasal 9 menjelaskan tentang perlindungan tenaga kerja atas keselamatan,
kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan moral kerja serta perlakuan yang sesuai
dengan martabat manusia dan moral agama.
b. Undang-undang No. tahun 1970 tentang keselamatan kerja:
- Dalam pasal 2 ayat 1 menjelaskan keselamatan kerja disegala tempat.
- Dalam pasal 3 ayat 1 peraturan perundang-undangan ditetapkan syarat-syarat
keselamatan kerja.
c. Undang-undang No.2 tahun 1962 tentang hygiene bagi umum.
Pasal 2 menjelaskan pengertian tentang hygiene adalah segala usaha untuk
memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan. Usaha-usaha bagi umum adalah
usaha-usaha yang dilakukan oleh badan-badan pemerintah, swasta maupun
perorangn yang menghasilkan suatu untuk atau yang langsung dapat digunakan
oleh umum.
Pasal 3 menyebutkan jenis usaha-usaha bagi umum meliputi:
- Hygiene air, susu, makanan dan minuman untuk konsumsi umum,
- Higiene perusahaan-perusahaan,
- Hygiene bangunan-bangunan umum,
- Hygiene tempat permandian umum,
- Hygiene alat-alat pengangkutan umum
- Hygiene untuk usaha bagi umum lain-lainnya yang akan ditetakan oleh mentri
kesehatan dll.
- Usaha pengendalian
a) Pengendalian perundang-undangan, antara lain :
i. UU No. 13 tahun 203 tentang ketenagakerjaan
ii. Petugas Kesehatan non Kesehatan, UU No. 1 tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja
iii. UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan
iv. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 140/05 tahun 2002 tentang
persyaratan kesehatan lingkungan kerja
b) Pengendalian administrasi
i. Persyaratan penerimaan tenaga kerja/karyawan yang meliputi batas
umur, jenis kelain dan syarat kesehatan.
ii. Pengaturan jam kerja
iii. Penyusunan SOP (standar Operating Procedures)
iv. Pelaksanaan prosedur keselamatan kerja
v. Pemeriksaan secara berkala terhadap penyebab kecelakaan kerja dan
upaya prventif
c) Pengendalian secara teknis
i. Subtitusi bahan, alat dan proses kerja yang berbahaya menjadi yang
lebih aman
ii. Penggunaan alat pelindung diri
iii. Perbaikan sistem ventilasi
d) Pengendalian melalui jalur kesehatan, meliputi :
Pemeriksaan awal ini meliputi : Pemeriksaan pekerja, Penyakit yang
pernah diderita, Alergi, Imunisasi yang pernah didapat, Pemeriksaan
badan, Pemeriksaan laboratorium rutin
Pemeriksaan berkala adalah pemeriksaan kesehatan yang dilaksakan
secara berkala dengan jangka waktu berkala yang disesuaikan dengan
resiko kesehatan yang dihadapi
Pemeriksaan khusus merupakan pemeriksaan yang dilakukan secara
khusus diluar waktu pemeriksaan berkala
HIPERKES
1.Pengertian hiperkes
Kata Hiperkes merupakan singkatan dari Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja.
Hiperkes merupakan penggabungan dari higiene perusahaan dan Kesehatan Kerja. Higiene
perusahaan (higiene industri, higiene okupasi, higiene kerja) adalah spesialisasi dalam ilmu
higiene beserta prakteknya yang lingkup dedikasinya adalah : mengenali, mengukur, dan
melakukan penilaian (evaluasi) terhadap faktor penyebab gangguan kesehatan atau
penyakit dalam lingkungan kerja dan perusahaan. Hasil pengukuran dan evaluasi demikian
dipergunakan sebagai dasar tindakan korektif serta guna pengembangan pengendalian yang
lebih bersifat preventif terhadap lingkungan kerja/perusahaan. Dengan menerapkan higiene
perusahaan kesehatan tenaga kerja dapat dilindungi dan masyarakat sekitar suatu
perusahaan terhindar dari bahaya faktor lingkungan yang mungkin diakibatkan oleh
beroperasinya suatu perusahaan. Sifat-sifat higiene perusahaan : sasaran adalah lingkungan
kerja dan bersifat teknis-teknologis.
Adapun Kesehatan Kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran beserta
prakteknya yang bertujuan agar pekerja/masyarakat memperoleh derajat kesehatan sebaik-
baiknya fisik, mental, emosional, maupun sosial, dengan upaya promotif, preventif, kuratif,
dan rehabilitatif terhadap penyakit/gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh
pekerjaan/lingkungan kerja, serta terhadap penyakit pada umumnya. Sifat-sifat kesehatan
kerja : sasarannya manusia dan bersifat medis/kesehatan.
Penggabungan higiene perusahaan dan kesehatan kerja (Hiperkes) dalam satu
kesatuan upaya berarti tergalangnya sinergi dari dua disiplin medis dan teknik secara
serasi, sehingga terbuka peluang kedua golongan profesi dan keahlian yang sangat
berlainan itu berbaur dan bekerjasama dan merupakan syarat mutlak untuk keberhasilan
penyelenggaraan higiene perusahaan dan kesehatan kerja (Hiperkes). Semboyan yang patut
dipakai dan harus diwujudkan sebagai kenyataan dalam kebijakan dan aplikasinya di
lapangan : ”Hiperkes adalah kerjasama antara stetoskop dan mistar hitung.” Hakekat
Hiperke adalah :
a) Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja seoptimal mungkin
pada pekerja/buruh, petani, nelayan, pegawai negeri, pengusaha, manajer atau
pekerja bebas di semua sektor kegiatan ekonomi dan non ekonomi formal,
informal serta non formal dengan demikian dimaksudkan untuk tujuan
mensejahterakan tenaga kerja.
b) Sebagai alat untuk meningkatkan produksi dan produktivitas, yang berlandaskan
kepada perbaikan daya kerja dan produktivitas faktor manusia dalam produksi.
b. Golongan Kimia
- Asal : bahan baku, bahan tambahan, hasil antara, hasil samping, hasil
(produk), sisa produksi atau bahan buangan.
- Bentuk : zat padat, cair, gas, uap maupun partikel.
- Cara masuk tubuh dapat melalui saluran pernafasan, saluran pencernaan, kulit
dan mukosa
- Masuknya dapat secara akut dan secara kronis
- Efek terhadap tubuh : iritasi, alergi, korosif, Asphyxia, keracunan sistemik,
kanker, kerusakan/kelainan janin, pneumoconiosis, efek bius (narkose),
Pengaruh genetic.
c. Golongan Biologi
- Berasal dari : virus, bakteri, parasit, jamur, serangga, binatang buas, dll
- Golongan Ergonomi/fisiologi
- Akibat : cara kerja, posisi kerja, alat kerja, lingkungan kerja yang salah,
Kontruksi salah.
- Efek terhadap tubuh : kelelahan fisik, nyeri otot, deformitas tulang, perubahan
bentuk, dislokasi.
Apabila di bidang tata busana, penyakit yang biasanya diderita oleh pekerja adalah :
- Penyakit paru-paru : Penyakit ini bisa disebabkan oleh debu tekstil.
- Penyakit mata : Penyakit ini bisa disebabkan oleh debu tekstil dan juga oleh
pengaruh bahan kimia yang terdapat pada zat pewarna tekstil.
b. Pengendalian administrasi
i. Persyaratan penerimaan tenaga kerja/karyawan yang meliputi batas umur, jenis
kelain dan syarat kesehatan.
ii. Pengaturan jam kerja
iii. Penyusunan SOP (standar Operating Procedures)
iv. Pelaksanaan prosedur keselamatan kerja
v. Pemeriksaan secara berkala terhadap penyebab kecelakaan kerja dan upaya
prventif