Anda di halaman 1dari 24

Subring, Ideal dan Ring Faktor

Bab 3
Subring, Ideal dan Ring Faktor

Pada materi grup, kita telah mendiskusikan konsep-konsep yang sangat


penting, beberapa diantaranya adalah subgrup,subgrup normal, koset dan grup faktor.

Pada bab ini kita akan membahas perluasan konsep tersebut ke dalam ring. Yakni
akan kita bahas konsep-konsep seperti subring, ideal dan ring faktor.

3.1 Subring

Pada bagian ini, kita akan mendiskusikan konsep subring. Konsep ini
merupakan perluasan dari konsep subgrup pada teori grup. Pada grup kita ketahui bahwa
konsep subgrup normal merupakan konsep yang penting, konsep ideal sebagai analogi
dari konsep subgrup normal juga ternyata mempunyai peranan yang sangat penting
bagi konsep ring faktor. Kita mulai diskusi kita-dengan memperkenalkan konsep
subring beserta sifat-sifatnya.

Definisi 3.1.1

Suatu himpunan bagian tak kosong S dari suatu ring R dikatakan subring dari R jika
S adalah suatu ring relatif terhadap kedua operasi biner yang didefinisikan atas R.

Pada konsep subgrup dari suatu grup, kita telah membicarakan bahwa untuk
memeriksa suatu himpunan bagian dari suatu grup merupakan subgrup atau tidak,
kita tidak perlu memeriksa semua aksioma grup dipenuhi oleh himpunan bagian
tersebut, tetapi kita menggunakan cara yang lebih sederhana. Hal yang sama juga
berlaku di dalam subring. Untuk memeriksa himpunan bagian dari suatu ring meru-
pakan subring atau tidak, kita menggunakan cara yang diberikan oleh teorema

41
Subring, Ideal dan Ring Faktor

berikut ini.

Teorema 3.1.2
Suatu himpunan bagian tak kosong S dari suatu ring R adalah subring dari R jika
dan hanya jika S memenuhi tiga aksioma

(1). 0  S

(2). untuk setiap x, y  S x  y  S ,

(3).untuk setiap x, y  S , maka xy  S

Bukti :
Jika S adalah suatu subring, maka menurut Definisi 3.1.1 ketiga aksioma di atas di
penuhi oleh S.
Sebaliknya, misalkan S adalah himpunan bagian tak kosong dari R yang
memenuhi ketiga aksioma di atas. Kita perlihatkan bahwa S adalah subring dari R,
yakni semua aksioma pada Definisi 2.1.1 dipenuhi oleh S.
Jelaslah aksioma (3) pada Definisi 2.1.1 dipenuhi oleh S. Oleh aksioma (3) dari
Teorema 3.1.2 operasi perkalian dari R adalah operasi biner atas S. Selanjutnya
karena S adalah himpunan bagian' dari R, aksioma (1),(2), (5) dan (6) dari. Definisi
2.1.1 dipenuhi oleh S . Sekarang kita tinggal memperlihatkan bahwa operasi
penjumlahan dari R adalah operasi biner atas S da n u nt uk s et ia p x  S ,
d ip er li ha t ka n b ah w a  x  S .
P er ta ma ki ta pe rl ih at k an b ah w a un tu k s e ti ap x  S , di pe ro le h
 x  S . Karena 0  S , maka untuk pasangan 0, x  S aksioma (2) mengakibatkan
0  x   x  S . Hal ini berarti untuk sebarang x  S maka.  x  S Sekarang
perhatikan sebarang pasangan unsur x, y  S . Dari penjelasan sebelumnya diperoleh
 x,  y  S . Oleh aksioma (2) kita peroleh kenyataan bahwa x  y  x  ( y )  S . Jadi
operasi penjumlahan dari R adalah juga operasi biner di S . Jadi
sekarang kita dapat menyatakan bahwa S adalah subring dari
ring R

42
Subring, Ideal dan Ring Faktor

Contoh 3.13.
Dalam contoh 12.14 sudah kita bicarakan bahwa himpunan
a b 
R    : a, b, c, d  R 
 c d 
Dengan operasi penjumlahan dan perkalian matriks adalah suatu ring.
Berikut ini kita akan memperlihatkan bahwa himpunan
  a 0 
S    : a, b  R 
 b 0 
adalah suatu subring dari . R
Jelaslah bahwa S adalah himpunan bagian tak kosong dari R
dan unsur identitas relatif terhadap operasi penjumlahan berada

0 0
di S , yakni 0 berada di S . Sekarang, kita perhatikan
 0

a1 0 a 0
sebarang dua unsur A1    dan A2   2 yang berada di S
 b1 0  b2 0

a 0  a 2 0
.Akibatnya A1  A2   1 
 b1 0  b2 0

a1  a 2 0
=
 b1  b2 0

juga berada di S . Selanjutnya,


 a 0  a 2 0
A1 A2   1 
b1 0  b2 0
a a 0
 1 2 
 b1 a 2 0

ternyata juga berada di S. Menurut Teorema 3.1.2, S adalah


suatu subring dari R .

Contoh 3.1.4

43
Subring, Ideal dan Ring Faktor

Pada diskusi kita mengenai grup, sudah kita perlihatkan bahwa


sentral dari suatu grup adalah suatu subgrup. Berikut ini kita
perlihatkan bahwa sentral dari suatu ring adalah subring. Sentral
dari suatu ring R didefinisikan.sebagai

C   a  R : ax  xa untuk semua x  R

Perhatikan bahwa 0  C , karena untuk.semua xR berlaku


0 x  x 0  0 . Bila kita perhatikan sebarang dua unsur a, b  C maka

untuk semua x  R diperoleh ax  xa, bx  xb Akibatnya


(a  b) x  ax  bx  xa  xb  x (a  b)

dan

(ab) x  a (bx)  a ( xb)  ( ax)b  ( xa )b  x (ab)

Sehingga bila a, b  C , maka a  b  C dan juga ab  C Jadi menurut


Teorema 3.1.2 sentral dari suatu ring adalah suatu subring.

Satu hal perlu diperhatikan bahwa dalan teori grup telah kita
perlihatkan bahwa unsur identitas dari suatu subgrup adalah
saxna dengan unsur identitas dari grupnya Tetapi tidak demikiaii
halnya dalam suatu ring, unsur kesatuan dari suatu subring
mungkin saja berbeda dengan unsur kesatuan dari ringnya. Sebagai
contoh, perhatikan ring hinipunaa kuasa P( A)   , 1 ,  2 , A dari
himpunan
A = { 1, 2} dengan operasi penjumlahan didefinisikan sebagai

X  Y  (X Y) \ (X Y)
dan operasi perkalian didefinisikan sebagai
X .Y  X  Y
untuk semua X , Y  P ( A) Tabel Cayley dari masing-masing

44
Subring, Ideal dan Ring Faktor

operasi biner ini adalah sebagai berikut

+  1  2 A .  1  2 A

  1  2 A     

1 1  A  2 1  1  1


 2  2 A  1  2    2  2

A A  2 1  A  1  2 A

Dari Kedua tabel di atas dapat dilihat bahwa P ( A) adalah suatu ring dengan unsur
kesatuan A. Sekarang kita perhatikan himpunan S   , 1 . S adalah subring dari
P ( A) , tetapi unsur kesatuan dari S adalah unsur 1  A . Demikian juga bila kita

perhatikan himpunan bagian S1  ,  2 , maka S1 adalah suatu subring dari P(A)
dengan unsur kesatuan  2  A

3.2 Ideal dari Ring

Sekarang, kita alihkan perhatian kita pada himpunan bagian dari ring
yang sama menariknya dengan subgrup normal dari suatu grup, yakni konsep ideal.

Definisl 3.2.1
Suatu subring N dari suatu ring R dikatakan ideal kiri dari R jika untuk setiap
r  R dan setiap n  N , berlaku rn  N . Sebaliknya, subring N dari ring R
dikatakan ideal kanan dari R jika untuk setiap r  R dan setiap n  N , berlaku
nr  N . Selanjutnya subring N dikatakan ideal dari R bila N adalah ideal kiri dan
sekaligus ideal kanan dari R, artinya untuk setiap r  R dan setiap n  N ,

45
Subring, Ideal dan Ring Faktor

rn dan nr keduanya berada di N .

Secara umum di dalam suatu ring, ideal kiri dengan ideal kanan mungkin saja
berbeda. Tetapi bila ring R yang kita bicarakan adalah ring komutatif, maka ideal
kiri dengan ideal kanan tidak m punyai perbedaan sama sekali. Dari definisi di atas,
kita dapat menyatakan bahwa suatu subring N dari ring R adalah ideal kiri dari R
jika untuk setiap r  R berlaku rN  N . Sebaliknya, suatu subring N dari ring R d
katakan sebagai ideal kanan dari R jika Nr  N untuk semua r  R . Untuk
memeriksa suatu subring merupakan suatu ideal, kita menggunakan cara yang dike-
mukakan oleh teorema berikut ini.

Teorema 3.2.2
Andaikan R suatu ring. Suatu himpunan bagian tak kosong N dari R
dikatakan ideal dari R jika N memenuhi
(1). untuk setiap a, b  N diperoleh a  b  N
(2). untuk setiap n  N dan setiap r  R , rn dan nr berada di N.

Bukti :
Andaikan N adalah himpunan bagian tak kosong dari ring. R yang memenuhi
aksioma (1) dan (2). Kita perlihatkan N adalah suatu ideal dari R . Menurut
Definisi 3.2.1, kita cukup memperlihatkan bahwa N adalah subring dari R .
Karena N tak kosong, sedikitnya terdapat satu x  N . Dengan menggunakan
aksioma (1), diperoleh fakta bahwa x  x  0  N . Selanjutnya dari aksioma (2) kita
ketahui bahwa untuk setiap x, y  N , diperoleh xy  N . Akibatnya N adalah
suatu himpunan bagian dari R yang memenuhi aksioma
(1). 0  N
(2). untuk setiap x, y  N , x  y  N
(3). untuk setiap x, y  N , xy  N
Sehingga menurut Teorema 3.1.2, N adalah subring dari R , dan sekarang kita
dapat menyatakan bahwa N adalah suatu ideal dari R .

46
Subring, Ideal dan Ring Faktor

Teorema 3.2.2 secara umum memberikan cara bagaimana memeriksa suatu himpunan
bagian dari suatu ring merupakan ideal atau tidak. Bila kita ingin menentukan N
sebagai suatu ideal kiri, maka kita cukup mengganti aksioma (2) dari Teorema 3.2.2
menjadi "untuk setiap n  N dan r  R , rn  N ". Sebaliknya, untuk memeriksa N
sebagai suatu ideal kanan, aksioma (2) cukup diganti dengan "untuk setiap n  N
dan setiap r  R , rn  N .
Contoh 3.2.3
Himpunan
a 0 
N    : a, b  Z 
 b 0 
adalah ideal kiri dari ring
 x y 
R    : x, y , u , v  Z 
u v 
dengan operasi penjumlahan dan perkalian matriks.
Kita pergunakan Teorema 3.2.2 untuk memperlihatkan N adalah suatu ideal
kiri.
0 0  a1 0 a 2 0
Karena   N , N   . Untuk sebarang unsur A1    dan A2   di
0

0 0   b1 0  b2
N , diperoleh

a 0  a 2 0
A1  A2   1 
 b1 0  b2 0

a1  a 2 0
= 
 b1  b2 0

x y
Karena ( a1  a 2 ), (b1  b2 )  Z , A1  A2  N Selanjutnya bila B =  adalah
u  v 

a 0
sebarang unsur dari R , dan A    adalah sebarang unsur di N , maka
b 0 
x y a 0  xa  yb 0
BA   
u v  b
 0  ua  vb 0

47
Subring, Ideal dan Ring Faktor

yang tentu saja berada di N. Sehingga N adalah ideal kiri dari R . Perhatikan
bahwa untuk pasangan dua unsur
2 0 1 2
3   N dan  R
 0 0 1 

2 0 1 2 2 4
diperoleh 3  N
 0 0
 1  3 6

Sehingga N bukan ideal kanan dari R .

Contoh 3.2.4
a b 
Himpunan N    : a, b  Z 
  0 0 
adalah ideal kanan dari ring semua matriks berordo 2 x 2 dengan bilangan bulat
sebagai unsurnya.

Contoh 3.2.5
a c 
Himpunan N    : a, b, c, d  2 Z  adalah ideal dari ring
 b d 

 x y 
R    : x, y , u , v  Z 
u v 
dengan operasi penjumlahan dan perkalian matriks.
a1 c1  a c2 
Perhatikan bahwa untuk sebarang dua unsur A1    dan A2   2 di
 b1 d1   b2 d 2 

N , maka

a c  a c 2  a1  a 2 c1  c 2 
A1  A2   1 1    2 
b1 d1  b2 d 2   b1  b2 d1  d 2 

Karena (a1  a 2 ), (b1  b2 ), (c1  c 2 ), ( d1  d 2 )  2 Z . Maka A1  A2  N

a c x y
Selanjutnya untuk sebarang    N dan sebarang   R ,maka
b d u v 

a c x y   ax  cu ay  cu 
b 
 d  u
 v  bx  du by  dv 

48
Subring, Ideal dan Ring Faktor

Karena ( ax  cu), (ay  cv), (bx  du ), (hy  dv)  2Z , maka

a c x y
b N ,
 d  u
 v 

Hal ini berarti bahwa N adalah ideal kanan dari R. Dengan cara yang serupa dapat
diperlihatkan bahwa
x y a b
u N ,
 v  c
 d 

yaitu N adalah ideal kiri dari R. Sehingga kita dapat menyatakan bahwa N adalah suatu
ideal dari R.

Pada pembicaraan kita mengenai teori grup, untuk suatu unsur g yang tertentu
kita ketahui terdapat suatu subgrup terkecil yang mengandung unsur g , yakni
subgrup siklik yang dibangun oleh g Dalam teori ring, kita juga dapat melakukan hal
yang serupa, yakni kita dapat mencari suatu ideal terkecil yang mengandung suatu unsur
tertentu. Untuk memudahkan pembicaraan, kita membatasi hanya pada ring komutatif.

Teorema 3.2.6
Andaikan a adalah satu unsur di dalam ring komutatif R . Himpunan
N   ra : r  R adalah suatu ideal dari R . Selanjutnya, bila M adalah suatu

ideal yang memuat unsur a , maka N  M .

Bukti :
Karena 0 a  0 , maka 0  N sehingga N   . Untuk sebarang dua unsur

r1 a, r2 a  N , diperoleh r1 a  r2 a  (r1  r2 ) a . Karena r1 , r2  R maka r1  r2  R .

Hal ini berakibat r1 a  r2 a  ( r1  r2 ) a  N Selanjutnya, pandang sebarang unsur x  R


dan sebarang unsur ra  N . Karena x  R dan r  R , maka xr  R .
Sehingga x (ra )  ( xr )a  N . Jadi N adalah suatu ideal kiri dari R . Karena R adalah
suatu_ring komutatif, maka N jug a merupakan ideal kanan dari R. Jadi, N adalah suatu
ideal dari R .
Selanjutnya, kita perlihatkan bahwa N adalah ideal terkecil yang mengandung

49
Subring, Ideal dan Ring Faktor

unsur a. Andaikan M adalah sebarang ideal dari R dengan a  M . Kita


perlihatkan bahwa N  M . Untuk itu ambil sebarang ra  N . Karena r  R dan
a  M dan M adalah suatu ideal da ri R , maka ra  M . Sehingga N  M .
Definisi 13.2.7
Ideal N yang didefinisikan pada Teorema 3.2.6 disebut sebagai ideal prinsipal,
yang dibangun oleh unsur a . Suatu ring demikian sehingga semua idealnya adalah
ideal prinsipal disebut sebagai ring ideal prinsipal.

Contoh 3.2.8
Perhatikan, ring Z 4 . Ideal dari Z 4 adalah N 1   0   r.0 : r  Z 4  , N 2   r.2 : r  Z 4 

dan Z 4   r.1 : r  Z 4  , maka Z 4 adalah ring ideal prinsipal. 0

Contoh 13.2.9
Idealdari ring himpunan kuasa dari himpunan A  1,2 , P ( A)   , 1 ,  2 , A ,

adalah N 0    , N 1   , 1 , N 2   ,  2 } dan P ( A) . Karena


N0   X   : X  P( A)
N1   X  1 : X  P( A)
N2   X   2 : X  P( A) dan
P ( A)   X  A : X  P( A)
N 0 , N 1 , N 2 dan P ( A) adalah ideal prinsipal dari P ( A) . Akibatnya P ( A) .

adalah ring ideal prinsipal.

Berikut ini, kita diskusikan beberapa jenis ideal yang lain, ideal prima dan ideal
maksimal.

Definisi 3.2.10
Suatu ideal sejati N dari ring R dikatakan ideal prima jika untuk semua x, y  R
dengan xy  N , maka x  N atau y  N . Selanjutnya suatu ideal sejati N dari
R dikatakan ideal maksimal dari ring R , bila untuk setiap ideal M di R
berlaku hubungan M  N  R .

50
Subring, Ideal dan Ring Faktor

Contoh 3.2.11
Dalam ring bilangan bulat Z , maka ideal pZ adalah suatu ideal prima.
Perhatikan semua x, y  R dengan xy  pZ . Hal ini berakibat xy  kp . Tetapi
ini berarti p membagi x atau p membagi y. Dengan perkataan lain, x  pZ atau
y  pZ .

Contoh 13.2.12

Perhatikan ring bilangan bulat modulo 12 Z 12 . Semua ideal sejati dari Z 12

adalah {0, 2, 4, 6, 8,10}, {0, 3, 6, 9}, {0, 4,8} dan {0, 6}. Sehingga {0, 2, 4, 6,
8,10} dan {0, 3, 6, 9} masing-masing adalah ideal maksima1 dari Z 12 .

Ideal N = {0,2,4,6,8,10} adalah suatu ideal prima . Karena untuk setiap


x, y  Z 12 dengan xy  N , maka x  N atau yN . Demikian juga ideal
N 1   0,3,6,9 adalah ideal prima. tetapi ideal N 3   0,4,8 dan ideal N 4   0,6

bukan suatu ideal prima, karena 2.2  4  N 3 tetapi 2  N 3 , dan 2.3  6  N 4

tetapi 2  N 4 ,dan 3  N 4 .

Kita tutup diskusi kita pada bagian ini dengan mengetengahkan satu sifat dari
ideal pada ring dengan unsur kesatuan.

Teorema 3.2.13
Andaikan R adalah suatu ring dengan unsur kesatuan 1. Jika N adalah suatu
ideal dari R yang mengandung unsur satuan, maka N  R .

Bukti :
Misalkan adalah suatu unsur satuan. Maka a 1  R Karena N adalah suatu ideal,
maka a 1 a  1  N . Hal ini berakibat bahwa untuk setiap r  R , maka
r  r.1  N . Jadi N  R

Sebagai akibat langsung dari Teoremma 3.2.13 kita peroleh hasil sebagai

51
Subring, Ideal dan Ring Faktor

berikut.

Akibat 3.2.14
Jika F adalah suatu lapangan, maka F tidak mempunyai ideal sejati.

Bukti :
Andaikan N adalah sebarang ideal dari lapangan F . Jika N   0 , maka N
adalah ideal tak sejati dari F . Selanjutnya kita misalkan
N   0 . Karena F adalah suatu lapangan, setiap n  N dengan

n  0 adalah suatu unsur satuan. Teorema 3.2.13 menyatakan N  F . Sehingga


F tidak mempunyai ideal sejati.

3.3 Ring Faktor

Pada Bab 10 kita telah membicarakan bahwa bila N adalah suatu


subgrup
normal dari G , maka kita dapat membentuk suatu faktor G / N . Pada suatu ring
R , bila N adalah-suatu subring dari R , maka R / N   r  N : r  R dengan operasi
penjumlahan dari R adalah suatu grup faktor. Hal ini dijamin oleh kenyataan

R,  adalah suatu grup komutatif.

Selanjutnya kita ingin membentuk R/N menjadi suatu ring. Persoalan yang timbul
ada1ah bagaimana cara kita mendefinisikan operasi perkalian atas R / N . Jawaban
yang wajar adalah kita mendefinisikannya dengan menggunakan operasi perkalian
dari ring R . Andaikan (r1  N ), (r2  N )  R / N , menurut operasi perkalian. di
gelangang R .

( r1  N )(r2  N )  r1 r2  r1 N  Nr2  NN
 r1 r2  r1 N  Nr2  N

52
Subring, Ideal dan Ring Faktor

Secara umum kita tidak mempunyai jaminan bahwa (rL1  N )(r2  N )  R / N .


Tetapi bila N adalah suatu ideal dari R , maka r1 N  N dan Nr2  N . Hal ini

berakibat bahwa r1 N  Nr2  N  N , sehingga


(r1  N )(r2  N )  r1 r2  N  R / N
Kemudian kita harus menjamin operasi
(r1  N )(r2  N )  r1 r2  N

untuk semua (r1  N ), (r2  N )  R / N adalah terdefinisi dengan baik. . Artinya bila
s1  N  r1  N dan s 2  N  r2  N , maka kita harus menjamin bahwa
( s1  N )( s 2  N )  (r1  N )(r2  N ) . Untuk itu, kita harus memperlihatkan bahwa

r1 r2  N  s1 s 2  N . Karena N adalah subgrup normal, hal ini sama artinya

dengan memperlihatkan r1 r2  s1 s 2  N . Perhatikan bahwa

r1 r2  s1 s 2  r1 r2  r1 s 2  r1 s 2  s1 s 2

 r1 (r2  s 2 )  (r1  s1 ) s 2
Karena r1  N  s1  N dan r2  N  s 2  N , maka r1  s1 , r2  s 2  N . Sehingga
r1 (r2  s 2 )  N dan ( r1  s1 ) s 2  N , akibatnya r1r2  s1s2 

r1 ( r2  s2 )  (r1  s1 ) s2  N

Jadi operasi (r1  N )(r2  N )  r1 r2  N adalah terdefinisi dengan baik.

Teorema 3.3.1.
Andaikan R adalah suatu ring dan misalkan N adalah ideal dari R . Bila pada
himpunan R / N   r  N : r  R didefinisikan operasi

(r1  N )  (r2  N )  (r1  r2 )  N


dan
( r1  N ).(r2  N )  r1 r2  N

untuk semua (r1  N ), (r2  N )  R / N , maka

53
Subring, Ideal dan Ring Faktor

 R / N ,
adalah suatu ring .

Bukti :

Karena  R, adalah suatu grup komutatif, maka R /N , adalah suatu grup

komutatif. Sekarang, kita tiaggal memperlihatkan bahwa operasi perkalian adalah


asosiatif dan distributif terhadap operasi penjumlahannya.
Perhatikan sebarang tiga unsur (r1  N ), (r2  N ), (r3  N )  R / N . Maka

((r1  N )(r2  N ))(r3  N )  ((r1 r2  N )(r3  N )


 (r1 r2 ) r3  N
 r1 ( r2 r3 )  N
 (r1  N )(r2 r3  N )
 (r1  N )((r2  N )(r3  N )).

Sehingga operasi perkalian adalah asosiatif. Selanjutnya, untuk sebarang


( r1  N ), ( r2  N ), ( r3  N )  R / N

54
Subring, Ideal dan Ring Faktor

(r1  N )(( r2  N )  (r3  N ))  ( r1  N )(( r2  r3 )  N )


 (r1 (r2  r3 )  N )
 ( r1 r2  r1 r3 )  N
 (r1 r2  N )  ( r1 r3  N )
 (r1  N )(r2  N )  ( r1  N )( r3  N )).
Dengan cara yang sama dapat diperlihatkan bahwa
((r1  N )  (r2  N ))(r3  N )  (r1  N )(r2  N )  ( r1  N )(r3  N ))

Sehingga (R/N, +, •) adalah suatu ring.

Ring R/N pada teorema di atas disebut sebagai ring faktor dari R modulo N.
Berikut ini kita diskusikan sifat-sifat dari ring faktor. Berikut ini kita perlihatkan satu
sifat dari ring R/N.

Lemma 3.3.2
Andaikan R adalah ring komutatif -dengan unsur kesatuan 1. Bila N adalah
suatu ideal dari R , maka R / N adalah suatu ring komutatif dengan unsur
kesatuan.

Bukti :
Teorema 3.3.1 menjamin R / N adalah suatu ring. Selanjutnya untuk setiap
r1  N , r2  N  R / N
sehingga R/N adalah ring komutatif. Karena
(r1  N )( r2  N )  r1 r2  N
 r2 r1  N
 ( r2  N )( r1  N )

Sehingga R / N adalah ring komutatif. Karena


(1  N )(r  N )  ( r  N )(1  N )
rN
untuk semua (r  N )  R / N , (1  N ) adalah unsur kesatuan dari R/N.

Teorema 3.3.3
Andaikan R adalah suatu ring komutatif dengan unsur kesatuan 1, dan misalkan

55
Subring, Ideal dan Ring Faktor

N adalah suatu ideal dari N . R / N adalah suatu lapangan jika dan hanya jika
N adalah ideal maksimal

Bukti :
Misalkan R / N adalah suatu lapangan, kita perlihatkan bahwa adalah N ideal
maksimal. Untuk itu misalkan M adalah ideal dari R sehingga N  M . Kita
perlihatkan bahwa M  R Menurut Teorema 3.2.13 cukup diperlihatkan bahwa
1  M . Misalkan m  M sehingga m  N , karenanya m  N  R / N . Karena R / N
adalah suatu lapangan, maka terdapat k  N R/ N sehingga
( m  N )(k  N )  1  N . Perhatikan bahwa (m  N )(k  N )  mk  N  1  N .
Akibatnya 1  mk  N  M . Selanjutnya, karena M adalah suatu ideal dan m  M
, maka mk  M . Hal ini berakibat 1  (1  mk )  mk  M . Jadi M  R sehingga N
adalah ideal maksimal.
Sebaliknya, misalkan N adalah ideal maksimal dari R / N . Kita perli-
hatkan R / N adalah suatu lapangan. Karena R komutatif dengan unsur kesatuan,
kita cukup memperlihatkan bahwa setiap (r  N )  R / N adalah unsur satuan.
Perhatikan himpunan
S   sr  N : r  R dan n  N 

Jelaslah bahwa N  s . Kita perlihatkan bahwa S adalah suatu ideal dari R .


Untuk sebarang sr1  n1 , sr2  n2  S ,
( sr1  n1 )  ( sr2  n2 )  sr1  sr2  n1  n2
 s(r1  r2 )  ( N 1  n2 )

Karena (r1  r2 )  R dan (n1  n 2 )  N , maka (sr1  n1 )  ( sr2  n2 )  S


Selanjutnya, perhatikan sebarang unsur r '  R dan sr  n  S . Jelaslah bahwa r ' r  R ,
kemudian karena N adalah suatu ideal maka r ' r  N . Jadi r ' ( sr  n)  S . Dengan
cara yang sama, kita dapat memperlihatkan bahwa ( sr  n)r '  S . Jadi S adalah ideal
dari R . Karena N adalah ideal maksimal dari R dan N  S , maka S  R .
Sehingga unsur kesatuan 1  S . Misalkan 1  sr  n ' dengan n  N , maka
(1  N )  sr  n '  N  sr  N  ( s  N )(r  N )

56
Subring, Ideal dan Ring Faktor

Hal ini berakibat bahwa setiap unsur tak nol dari R/N adalah unsur satuan.
Sehingga R/N adalah suatu lapangan.

Teorama 3.3.4
Andaikan R adalah suatu ring komutatif dengan unsur kesatuan 1 dan misalkan N
adalah ideal dari R. R/N adalah. Suatu daerah integral jika dan hanya jika N adalah
ideal prima.

Bukti :
Karena R adalah suatu ring komutatif dengan unsur kesa –tuan 1, Lemma 3.3.2
menjamin R/N adalah suatu ring komutatif dengan unsur kesatuan (1  N )
. Andaikan N adalah suatu ideal prima. Untuk memperlihatkan R/N adalah
suatu daerah integral, kita tinggal memperlihatkan bahwa R/N tidak mempunyai
unsur pembagi nol. Yakni, bila (r1  N )(r2  N )  N , maka harus diperlihatkan
(r1  N )  N atau (r2  N )  N .

Misalkan ( r1  N )(r2  N )  N , maka r1 r2  N  N . Hal ini berarti r1 r2  N .

Karena N adalah suatu ideal prima, maka r1  N atau r2  N . Sehingga


(r1  N )  N atau (r2  N )  N . Jadi R/N adalah suatu daerah integral.

Sebaliknya, misalkan R/N adalah suatu daerah integral, kita perlihatkan bahwa N
adalah ideal prima. Yakni, bila r1 r2  N , maka r1  N atau r2  N untuk semua
r1 , r2  R . Perhatikan sebarang dua unsur r1  N dan r2  N di R / N . Bila

r1 r2  N , maka (r1  N )(r2  N )  r1 r2  N  N . Karena R/N adalah suatu daerah

integral, (r1  N )( r2  N )  N akan selalu berakibat ( r1  N )  N atau r2  N .


Hal ini berarti r1  N atau r2  N . Sehingga N adalah suatu ideal prima.

Contoh 3.3.5
Perhatikan ring Z 12 dengan ideal maksimal N = 10,3 , 6, 9}. Maka
R / N   N ,1  N ,2  N  adalah suatu ring dengan tabel Cayley dari operasi

57
Subring, Ideal dan Ring Faktor

penjumlahan dan perkaliannya adalah sebagai berikut.

+ N 1+N 2+N
N N 1+N 2+N . N 1+N 2+N
1+N 1+N 2+N N N N N N
2+N 2+N N 1+N 1+N N 1+N 2+N
Tabel 3.1 2+N N 2+N 1+N
Tabel 3.2

Dari tabel di atas kita ketahui bahwa R/N adalah suatu lapangan dan juga R/N
adalah suatu daerah integral.

Kita akhiri bagian ini dengan mengetengahkan akibat langsung dari Teorema
3.3.3 dan Teorema 3.3.4.

Akibat 3.3.6
Setiap ideal maksimal dari ring komutatif R dengan unsur kesatuan adalah ideal prima.

Bukti :
Jika N adalah ideal maksimal dari ring komutatif R dengan unsur kesatuan, maka
Teorema 3.3.3 mengakibatkan R/N adalah suatu lapangan. Sehingga R/N adalah
juga suatu daerah integral. Selanjutnya, Teorema 3.3.4 menjamin N adalah suatu
ideal prima.

Kita akhiri diskusi kita pada bagian ini dengan menyajikan beberapa contoh
pemecahan soal.
01. Misalkan R menyatakan himpunan fungsi-fungsi bernilai riel yang didefinisikan
pada himpunan bilangan riel dibawah operasi penjumlahan dan perkalian fungsi.
Andaikan S subset dari R yang terdiri dari semua fungsi-fungsi kontinu. Maka
S
Merupakan subring dari R , sebab jika f , g  S , yakni fungsi-fungsi kontinu,
jelas
f  g dan fg termuat dalam S .
02. Misalkan R menyatakan himpunan fungsi-fungsi bernilai riel yang didefinisikan

58
Subring, Ideal dan Ring Faktor

pada himpunan bilangan riel dibawah operasi penjumlahan dan perkalian fungsi
dan andaikan S   f  R f (0)  0 . Selidiki apakah S subring dari R .
Bukti :
Ambil sebarang f , g  S , maka f (0)  0 dan g (0)  0 , sehingga
( f  g )(0)  f (0)  g (0)  0

yang menunjukkan bahwa f  g  S .


Lebih lanjut ( fg )(0)  f (0) g (0)  0 , yang menunjukkan bahwa fg  S .
Terbukti bahwa S subring dari R .
03. Andaikan  Z ,,  adalah suatu ring. Jika E =himpunan bilangan genap.
Perlihatkan bahwa E adalah ideal dari Z .
Bukti :
Ambil sebarang x, y  E  x  2n dan y  2m, n, m  N .
Maka diperoleh
x  y  2( n  m)  E .

Selanjutnya untuk sebarang x  2n  E dan r  Z , maka


(2n)r dan r ( 2n) juga anggota E .

Jadi terbukti bahwa E adalah ideal dari Z .


04. Andaikan R adalah suatu ring sedemikian hingga setiap subring dari R adalah
ideal dari R . Lebih lanjut ab  0 di R  a  0 atau b  0 . Tunjukkan bahwa
R adalah komutatif.
Bukti :
Ambil sebarang a  0  R . N ( a )   x  R xa  ax adalah subring dari R yang
juga merupakan ideal dari R . Kemudian ambil sebarang r  R . Karena a  N (a )
dan r  R , maka diperoleh ra  N (a ) , juga berlaku a (ra )  (ra )a sehingga
(ar  ra)a  0  ar  ra  0 , karena a  0

Karena itu ar  ra, r  R, a  0  R dank arena 0.r  r.0  0 kita peroleh


ar  ra, a, r  R . Karena itu terbukti R adalah komutatif.
05. Tunjukkan bahwa di dalam Boolean ring R , setiap idel prima P  R adalah
ideal

59
Subring, Ideal dan Ring Faktor

maksimal.
Bukti :
Andaikan P adalah ideal prima dan I sebarang ideal dari R sedemikian
hingga
P  I  R , maka terdapat x  I sehingga x  P dan juga x  R, x2  x .

Sekarang misalkan ambil sebarang y  R , maka


x 2 y  xy
 x(xy  y)  0  P (P adalah ideal)
 xy-y  P karena x  P dan P adalah ideal prima
 xy-y  p untuk suatu p  P

Maka y  xy  p  I

Karena x  I, y  R, xy  I dan juga p  P  I , dengan demikian y  I .


Karena untuk sebarang y  R berakibat y  I ,
 R  I  I  R  P adalah ideal maksimal.

Soal-Soal Latihan

01.Yang manakah berikut ini subset dari M 2 ( R ) yang merupakan


subring

0 b
a. S  semua matriks berbentuk  .
c d 

a 0
b. S  semua matriks berbentuk  .
c d 

a b
c. S  semua matriks berbentuk  .
c d 

02. Andaikan R suatu ring dari fungsi-fungsi bernilai real.Yang manakah


berikut ini subset S dari R yang merupakan subring? Dan yang
manakah yang merupakan ideal?

60
Subring, Ideal dan Ring Faktor

a. S   f  R f (1)  0

b. S   f  R f (1)  0 atau f ( 2)  0

c. S   f  R f (3)  f ( 4)

03. Andaikan R adalah suatu ring dan misalkan S1 dan S 2 masing masing adalah
subring dari R. Perlihatkanlah bahwa S1  S 2 adalah subring dari R.
04. Andaikan R adalah suatu ring dan misalkan a  R . Perlihatkanlah bahwa
himpunan S   x  R : ax  0 adalah suatu subring dari R
05. Andaikan R adalah suatu ring dari matriks 3x3 atas bilangan real. Perlihatkan
bah-
 x x x 
  
wa S   x x x  : x  real  adalah subring dari R dan mempunyai elemen
 x x x  
 

kesatuan yang berbeda dari R .

06. Andaikan Z  i    a  bi : a, b  Z  . Perlihatkanlah bahwa


S   a  bi : a, b  Z dan b genap

adalah suatu subring dari Z  i  , tetapi bukan ideal dari Z  i  .


07. Andaikan n adalah suatu bilangan bulat positip.Perlihatkan bahwa  n  nZ
adalah
ideal prima dari Z jika dan hanya jika n adalah bilangan prima.
08. Andaikan N 1 dan N 2 adalah ideal dari suatu ring R . Perlihatkanlah bahwa
N 1  N 2 adalah ideal dari R .

09. Andaikan X dan Y keduanya adalah ideal dari R. Perlihatkanlah


X  Y   x  y : x  X , y Y

adalah ideal dari R, dan juga perlihatkanlah


XY   x1 y1  x 2 y 2    x n y n  X , y  Y 

adalah suatu ideal dari R.


10. Pada ring Z x Z, perlihatkanlah bahwa I   (a,0) : a  Z  adalah suatu
ideal prima, tetapi bukan ideal maksimal.

61
Subring, Ideal dan Ring Faktor

11. Andaikan R adalah suatu ring dan misalkan N adalah ideal dari R.
Perlihatkanlah bahwa R/N adalah komutatif jika dan hanya jika rs  sr  N un -
tuk semua r , s  R .

12. Jika A dan B masing-masing ideal dari R . Perlihatkan bahwa A adalah


ideal dari A  B .
13. Andaikan R adalah suatu ring komutatif dan misalkan A  R . P e rl ih at ka n
bahwa annihilator dari A, yakni
Ann ( A)   r  R : ra  0 untuk semua a  A

adalah ideal dari R


14. Jika a  R sebarang elemen dan I   ar r  R dengan R adalah ring
komutatif,
maka perlihatkan bahwa I   ar r  R adalah ideal dari R .

62

Anda mungkin juga menyukai