PENDAHULUAN
bahan pangan yang bersumber protein nabati bagi manusia, dan sangat diperlukan
diberbagai industri serta pakan ternak, sehingga dari waktu ke waktu cenderung
terpenting ketiga setelah padi dan jagung. Kedelai berperan sebagai sumber protein
nabati yang sangat penting dalam rangka peningkatan gizi masyarakat karena aman
bagi kesehatan dan murah harganya. Kedelai dapat diolah sebagai bahan industri
olahan pangan seperti tahu, tempe, kecap, susu kedelai, tauco, snack dan sebagainya
Tanaman kedelai saat ini tidak hanya berguna sebagai sumber protein saja,
tetapi juga dapat digunakan sebagai pencegah timbuknya penyakit degeneratif, seperti
jantung koroner dan hipertensi. Zat isoflavon yang terdapat pada kedelai ternyata
kedelai tentu akan meningkatkan konsmsi pada komoditas ini (Adisarwanto, 2008).
Berdasarkan data produksi tanaman kedelai di Provinsi Riau dari tahun 2013
hingga tahun 2015 cenderung mengalami penurunan. Pada tahun 2013 produksi
tanaman kedelai adalah 2212 ton, lalu pada tahun 2014 sedikit meningkat yaitu 2332
ton, dan pada tahun 2015 turun kembali yaitu 2145 ton (Badan Pusat Statistik, 2015).
1
Luas lahan tanaman kedelai di Kabupaten Kuantan Singingi tercatat
mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Luas panen tanaman kedelai pada tahun
2013 adalah 18 ha dengan produksi 22 ton, pada tahun 2014 luas areal panen tanaman
kedelai mengalami peningkatan dengan luas panen 22 ha dengan produksi 26,62 ton
dan yang paling rendah terjadi penurunan pada tahun 2015 dengan luas areal panen
seluas 9 ha dengan produksi 10,89 ton (Dinas Pertanian dan Holtikultura Kabupaten
Propinsi Riau yang rawan pangan karena sebagian besar luas lahannya didominasi
tanah Podzolik Merah Kuning yang termasuk kedalam ordo ultisol, sehingga
lahan pertanian untuk tanaman pangan sangat sempit.. Selain itu, secara umum tanah
2013 Kuantan Singingi didominasi oleh tanah podsolik merah kuning atau dalam
tanah, kabupaten kuantan singingi didominasi oleh dataran tanah masam yakni sekitar
31,80 % dan sebagian besar memiliki tingkat kemasaman tanah sekitar 4,7 -5.
Menurut Hakim (2006) PMK merupakan tanah yang memiliki pH dan kandungan
bahan organik rendah, keracunan Al, defisisensi P, dan miskin unsur hara makro
lainnya.
Saat ini produktivitas kedelai nasional masih sangat rendah, yaitu 1,3 ton/ha
(Atman, 2009). Potensi produktivitas kedelai masih dapat ditingkatkan sampai 2,5
ton/ha melalui pemanfaatan teknologi maju dan pemeliharaan yang intensif (Efendi,
2
2010). Ada beberapa langkah praktis yang bisa dilakukan untuk meningkatkan
produktivitas kedelai, misalnya penggunaan pupuk secara efisien, waktu tanam yang
tepat, daya dukung lahan yang sesuai, serta penggunaan varietas unggul yang
tanah podsolik merah kuning, atau dalam klasifikasi taxonomi dikenal dengan nama
ultisol. Kendala yang terdapat di tanah ultisol/PMK adalah adanya kelarutan Al yang
tinggi, sehingga ion-ion fosfat (P) terfiksasi, dan ketika pH tanah kurang dari 5,0
oksidasi Al akan memfiksasi ion-ion fosfat (P) sehingga ketersediaaan hara akan
menurun. Kelarutan Al pada pH kurang dari 4,5 banyak didominasi bentuk Al3+ yang
pengapuran, pemupukan NPK dan penambahan bahan organik yang cukup. Selama
ini petani di kabupaten Kuantan Singingi hanya menggunakan pupuk buatan saja
dalam memupuk tanaman pangan mereka, namun produksi belum juga meningkat
karena penggunaan pupuk buatan terus menerus menyebabkan tanah keras, serta
kekurangan bahan organik dan unsur hara. Oleh karena itu, harus ada upaya mencari
sumber bahan organik yang dapat mengatasi masalah tersebut tanpa menurunkan
kandungan unsur hara pupuk kompos jerami jagung antara lain pH (H2O) 5,45, N
3
Salah satu upaya yang dapat dilakukan agar tanaman Kedelai dapat tumbuh
subur dan berproduksi dengan baik di tanah PMK ini adalah dengan pemberian pupuk
kompos limbah jagung dan pemberian pupuk berimbang. Selama ini limbah tanaman
makanan ternak atau sebagai pengganti kayu bakar. Limbah jagung yang diolah
yang akan berpengaruh pada kesuburan tanah, sehingga terjadi peningkatan produksi
Anorganik atau bahkan sama sekali tidak menggunakan pupuk kimia diharapkan
dapat diperoleh manfaat jangka panjang untuk menjaga kelestarian kesuburan tanah
4
5