Anda di halaman 1dari 3

Pengertian, Jenis, dan Asuhan Keperawatan Waham (Pengkajian dan

Diagnosis)
Oleh Asmelya Dini Nurjannah, 1806139916, HG 4

Waham adalah keyakinan pribadi berdasarkan kesimpulan yang salah dari realitas
eksternal, sehingga terkadang orang dengan waham memiliki keyakinan yang berbeda dari orang
lain. Waham merupakan keyakinan atau penilaian yang salah dan tidak dapat dikoreksi, tidak
sesuai dengan kenyataan dan kepercayaan yang berlaku dalam lingkungan masyarakat serta
budaya tempat tinggal individu tersebut (Stuart, 2013). Waham mucul dari fisiologi otak
seseorang, rangsangan lingkungan saat ini, dan kerangka acuan seseorang mengenai dunia.

Ketidakmampuan otak untuk memproses data secara akurat mengakibatkan berbagai


jenis waham. Terdapat lima jenis waham, antara lain persecutory/paranoid delusion, grandiose
delusion, religious delusion, somatic delusion, dan referential delusion. Persecutory/paranoid
delusion adalah kecurigaan yang berlebihan dan tidak rasional, serta tidak mempercayai orang
lain, dan menganggap bahwa orang lain akan menangkap atau memata-matai mereka (Stuart,
2013). Grandiose delusion adalah keyakinan bahwa seseorang memiliki kekuatan istimewa dan
special ditandai dengan seseorang yang mengklaim dirinya bergaul dengan orang-orang
terkenal atau selebritas, serta yakin bahwa dirinya terkenal dan mampu melakukan prestasi yang
besar (Videbeck, 2013). Religious delusion adalah keyakinan terhadap suatu agama secara
berlebihan, diucapkan berulang-ulang, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. Misalnya mengaku
Tuhan, nabi, atau juru selamat. Somatic delusion adalah yang tidak realistis tentang kesehatan
dan fungsi tubuh klien, misalnya klien pria mengatakan bahwa dirinya hamil. Referential
delusion, keyakinan klien bahwa siaran tv, musik, atau artikel surat kabar memiliki arti khusus
baginya. Misalnya, klien merasa bahwa presiden berbicara langsung kepadanya pada siaran
berita di TV (Videbeck, 2013).

Pengkajian adalah proses pengumpulan analisis data atau informasi pasien serta data
status kesehatan pasien. Menurut Stuart (2013), pengkajian pada skizofrenia melibatkan
pemahaman cara dimana otak memproses informasi dari indera dan respon perilaku yang
dihasilkan. Perilaku ini disusun dalam kategori kognitif, persepsi, emosi, perilaku, dan sosial.
Berdasarkan kasus, klien mengalami delusi atau waham, sehingga hal ini dikategorikan dalam
masalah fungsi kognitif yang berhubungan dengan proses pikir. Pada kasus terdapat data objektif
mengenai klien diantaranya, klien merupakan seorang wanita berusia 39 tahun, klien bercerai
dengan suami ketiganya dua bulan yang lalu, dan klien baru pertama kali dirawat di rumah sakit
jiwa karena sejak sebulan yang lalu mengurung diri di kamar. Sedangkan data subjektifnya
antara lain, klien menolak makan, minum, dan mandi. Klien mengatakan dirinya sedang dicari-
cari seorang pangeran untuk dijadikan permaisuri di suatu kerajaan Inggris dan klien mengatakan
hal tersebut secara konsisten dan berulang-ulang.

Menurut Stuart (2013), dalam melakukan pengkajian perawat perlu mengidentifikasi


faktor predisposisi, faktor presipitasi, respon klien terhadap stressor, sumber koping, dan
mekanisme koping. Faktor predisposisi adalah faktor risiko yang mempengaruhi jenis dan
jumlah sumber daya yang dapat digunakan untuk mengatasi stress. Faktor predisposisi yang
paling utama pada klien dengan skizofrenia adalah genetik atau keturunan. Akan tetapi hal ini
juga disebabkan oleh interaksi berbagai mekanisme biologis, lingkungan, dan pengalaman.
Dalam kata lain, tidak ada penyebab tunggal dari skizofrenia. Skizofrenia adalah hasil akhir dari
interaksi kompleks antara ribuan gen dan banyak faktor risiko lingkungan. Faktor predisposisi
yang selanjutnya adalah masalah neurobiologi yang disebabkan oleh penurunan volume otak dan
perubahan dari banyak sistem neurotransmitter (Stuart, 2013). Dalam kasus tidak disebutkan
bahwa klien memiliki keturunan skizofrenia, tetapi klien mengalami waham dengan mengatakan
dirinya sedang dicari-cari seorang pangeran untuk dijadikan permaisuri di suatu kerajaan Inggris.
Hal ini menyebabkan klien mengalami masalah pada proses pikir yang berkaitan dengan sistem
neurobiologi.

Faktor presipitasi merupakan stressor pencetus atau stimulus yang mempengaruhi


individu. Faktor ini meliputi karakteristik biologi, tekanan lingkungan, dan gejala pemicu
(kesehatan, limgkungan, dan perilaku). Berdasarkan kasus, faktor presipitasi klien yaitu
perceraian dengan suami ketiganya dua bulan lalu yang menyebabkan klien mengalami stress
dan mengurung diri di kamar selama satu bulan. Respon klien terhadap stressor dinyatakan
dalam model diatesis stress (Stuart, 2013). Model ini menyatakan bahwa gejala skizofrenia
berkembang berdasarkan pada hubungan antara jumlah stress yang dialami dan ambang batas
toleransi stress internal. Dalam kasus, kita dapat mengidentitkasi bahwa klien sudah beberapa
kali mengalami kegagalan dalam rumah tangganya yang kemudian menyebabkan respon klien
terhadap stressor, sumber koping, dan mekanisme koping menjadi buruk.

Diagnosis berdasarkan data yang telah di kaji dalam kasus adalah gangguan waham..
Gangguan waham berhubungan dengan skizofrenia paranoid yang ditandai dengan bepikir tidak
berdasarkan realitas. Waham adalah keyakinan salah yang didasarkan oleh kesimpulan yang
salah tentang realita eksternal dan dipertahankan dengan kuat (Keliat, 2019). Penyebab dari
gangguan waham yaitu genetik, biologis (ketidakseimbangan neurotransmitter), diisolasi oleh
lingkungan, mudah kecewa, kecemasan tinggi, mudah putus asa, menutup diri, dan konsep diri
yang negatif. Tanda dan gejala gangguan waham dibedakan menjadi mayor dan minor (Keliat,
2019). Tanda mayor terdiri dari subjektif dan objektif. Tanda subjektifnya antara lain:
mengatakan bahwa ia adalah artis, nabi, presiden,wali, dan lainnya yang tidak sesuai dengan
kenyataan, curiga dan waspada berlebih pada orang tertentu, merasa diintai dan akan
membahayakan dirinya, merasa yakin menderita penyakit fisik. Sedangkan tanda objektifnya
antara lain: mudah tersinggung, marah, waspada, menarik diri, inkoheren, perilaku seperti isi
wahamnya. Kemudian, tanda minor dari gangguan waham juga terdiri dari subjektif dan objektif.
Tanda subjektifnya yaitu tidak mampu mengambil keputusan dan merasa khawatir sampai panik.
Sedangkan tanda objektifnya yaitu bingung, perubahan pola tidur, dan selera makan. Kondisi
klinis yang berkaitan dengan waham antara lain skizofrenia, gangguan bipolar, obsessive
compulsive disorder, dan epilepsi.

Daftar Pustaka

Stuart, G.W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. Eight edition. St. Louis:
Mosby Year Book.
Videbeck, S. (2013). Psychiatric Mental Health Nursing. Sixth edition. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins.

Keliat, Budi, Anna, Dkk. (2019). Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai