Diagnosis)
Oleh Asmelya Dini Nurjannah, 1806139916, HG 4
Waham adalah keyakinan pribadi berdasarkan kesimpulan yang salah dari realitas
eksternal, sehingga terkadang orang dengan waham memiliki keyakinan yang berbeda dari orang
lain. Waham merupakan keyakinan atau penilaian yang salah dan tidak dapat dikoreksi, tidak
sesuai dengan kenyataan dan kepercayaan yang berlaku dalam lingkungan masyarakat serta
budaya tempat tinggal individu tersebut (Stuart, 2013). Waham mucul dari fisiologi otak
seseorang, rangsangan lingkungan saat ini, dan kerangka acuan seseorang mengenai dunia.
Pengkajian adalah proses pengumpulan analisis data atau informasi pasien serta data
status kesehatan pasien. Menurut Stuart (2013), pengkajian pada skizofrenia melibatkan
pemahaman cara dimana otak memproses informasi dari indera dan respon perilaku yang
dihasilkan. Perilaku ini disusun dalam kategori kognitif, persepsi, emosi, perilaku, dan sosial.
Berdasarkan kasus, klien mengalami delusi atau waham, sehingga hal ini dikategorikan dalam
masalah fungsi kognitif yang berhubungan dengan proses pikir. Pada kasus terdapat data objektif
mengenai klien diantaranya, klien merupakan seorang wanita berusia 39 tahun, klien bercerai
dengan suami ketiganya dua bulan yang lalu, dan klien baru pertama kali dirawat di rumah sakit
jiwa karena sejak sebulan yang lalu mengurung diri di kamar. Sedangkan data subjektifnya
antara lain, klien menolak makan, minum, dan mandi. Klien mengatakan dirinya sedang dicari-
cari seorang pangeran untuk dijadikan permaisuri di suatu kerajaan Inggris dan klien mengatakan
hal tersebut secara konsisten dan berulang-ulang.
Diagnosis berdasarkan data yang telah di kaji dalam kasus adalah gangguan waham..
Gangguan waham berhubungan dengan skizofrenia paranoid yang ditandai dengan bepikir tidak
berdasarkan realitas. Waham adalah keyakinan salah yang didasarkan oleh kesimpulan yang
salah tentang realita eksternal dan dipertahankan dengan kuat (Keliat, 2019). Penyebab dari
gangguan waham yaitu genetik, biologis (ketidakseimbangan neurotransmitter), diisolasi oleh
lingkungan, mudah kecewa, kecemasan tinggi, mudah putus asa, menutup diri, dan konsep diri
yang negatif. Tanda dan gejala gangguan waham dibedakan menjadi mayor dan minor (Keliat,
2019). Tanda mayor terdiri dari subjektif dan objektif. Tanda subjektifnya antara lain:
mengatakan bahwa ia adalah artis, nabi, presiden,wali, dan lainnya yang tidak sesuai dengan
kenyataan, curiga dan waspada berlebih pada orang tertentu, merasa diintai dan akan
membahayakan dirinya, merasa yakin menderita penyakit fisik. Sedangkan tanda objektifnya
antara lain: mudah tersinggung, marah, waspada, menarik diri, inkoheren, perilaku seperti isi
wahamnya. Kemudian, tanda minor dari gangguan waham juga terdiri dari subjektif dan objektif.
Tanda subjektifnya yaitu tidak mampu mengambil keputusan dan merasa khawatir sampai panik.
Sedangkan tanda objektifnya yaitu bingung, perubahan pola tidur, dan selera makan. Kondisi
klinis yang berkaitan dengan waham antara lain skizofrenia, gangguan bipolar, obsessive
compulsive disorder, dan epilepsi.
Daftar Pustaka
Stuart, G.W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. Eight edition. St. Louis:
Mosby Year Book.
Videbeck, S. (2013). Psychiatric Mental Health Nursing. Sixth edition. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins.
Keliat, Budi, Anna, Dkk. (2019). Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.