Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang penulisan laporan
Laporan kerja batu ini ditulis agar dalam praktek kerja batu mahasiswa/i mempunyai
arahan dan petunjuk kerja di bengkel serta pekerjaan-pekerjaan di bidang kerja batu
dilapangan. Dan juga diarahkan kepada mahasiswa/i dengan tujuan untuk mempermudah
mahasiswa/i memperoleh petunjuk dasar dan secara langsung tentang kerjabatu yang meliputi
penggunaan alat, material dan langkah kerja membuat sebuah benda kerja sesuai gambar
kerja.

1.2  Tujuan instruktur umum
Kerja batu merupakan salah satu mata kuliah yang harus dipenuhi oleh mahasiswa
jurusan teknik sipil semester I khususnya di Politeknik Negeri Lhokseumawe, guna
menciptakan mahasiswa yang profesional dan memenuhi sistem belajar Politeknik yaitu 60%
praktek dan 40% teori.

1.3  Kriteria pemakai/pembaca
Laporan kerja batu ini dapat di baca/pelajari oleh penulis sendiri maupun semua
pembaca pada umum nya.

1.4  Syarat yang harus di penuhi sebelum menggunakan laporan petunjuk praktikum


Agar pembaca lebih mudah untuk memahami laporan kerja batu ini, di harapkan pembaca
telah memiliki pengetahuan/wawasan mengenani hal-hal yang berkaitan dengan kerja batu.

1.5  Petunjuk kerja praktikum


Laporan ini mempelajari tentang:
         pengenalan serta perawatan alat-alat dan bahan,
         pemasangan dinding bata ½ batu
         pemasangan bata ikatan jerman
         pemassangan bata gigi jatuh
         job kombinas
BAB II
PENGENALAN ALAT DAN BAHAN

2.1. Tujuan :
Pada akhir pelajaran ini mahasiswa/i mampu :
      Mengetahui nama - nama alat yang digunakan pada pekerjaan konstruksi batu.
      Menggunakan alat-alat sesuai dengan fungsinya dalam bekerja.

2.2. Instruksi
Terlebih dahulu pelajari dengan teliti, sebelum menggunakan suatu alat.

      Gunakanlah setiap alat sesuai dengan fungsinya.


      Bersihkan dan cuci dengan bersih peralatan sebelum di simpan.
      Tempatkan dengan baik semua peralatan dalam bekerja
      Pakailah alat-alat sesuai kebutuhan.
      Hati-hati dalam pemakaian alat terutama yang tajam, agar tidak terjadi kecelakaan yang tidak
diingikan.
      Ikuti petunjuk instruktur dalam menggunakan peralatan.
      Bekerjalah dengan serius dan penuh konsentrasi.

2.3. jenis-jenis alat

1.    Sendok Spesi
Ini terbuat dari plat baja tipis dengan tangkai dari kayu, karet, dan ada juga yang
terbuat dari plastik keras. Kegunaannya adalah untuk mengambil dan meletakkan mortal
kedalam pasangan batu bata.

(Gambar: sendok spesi )

2.    Ruskam
Alat ini juga terbuat dari pelat tipis dan diberi tangkai kayu dibelakangnya. Berguna
untuk mendrop mortar pada saat memplester dinding dan juga untuk menghaluskan
permukaan plesteran.

 (Gambar: sendok plasteran )

  
3.      Waterpass

Waterpass terbuat dari kayu atau aluminium, dan dilengkapi dengan kotak nivo yaitu
sebuah tabung gelas yang didalamnya berisi cairan ether, dan ada gelembung udara
didalamnya. Waterpas umumnya mempunyai tiga tabung nivo, untuk mengukur
kedataran(horizontal), untuk mengukur kemiringan(diagonal) dan yang satu lagi untuk
mengukur tegak(vertikal) pasangan

  
( gambar : waterpass )

4.      Jointer
Jointer terbuat dari besi plat yang dibentuk sedemikian rupa, sehingga berguna untuk
membersihkan dan membentuk siar pada pasangan bata. Juga ada yang terbuat dari besi bulat
dan diberi tangkai kayu.

(gambar : jointer)

5.      Plat Siku
Alat ini terbuat dari plat besi (baja) dengan membentuk sudut 900 dan dilengkapi dengan
garis-garis ukuran dalam cm dan mm. kegunaannya adalah untuk mengukurkesikuan
pasangan pada sudut-sudut pertemuan dinding.

( gambar : plat siku )

6.      Block dan Line Bobbyn


Block bobbyn terbuat dari 2 buah potongan kayu yang dibentuk sedemikian rupa dan
dihubungkan dengan benang. Sedangkan line bobbyn terbuat dari plat besi tipis, dan
dihubungkan dengan benang. Guna kedua alat ini adalah untuk mencantolkan benang sebagai
pedoman dalam pemasangan bata. Pemakaian alat ini lebih efisien apabila dibandingkan
dengan pemakaian paku,karena mudah diatur, baik penempatannya juga panjang pendek
benangnya.
           

(Gambar: Block Bobbyn)

(Gambar: Line Bobbyn)

7.      Unting-unting
Unting - unting terbuat dari kuningan, besi ataupun timah, dengan berat lebih dari 300
gram – 500 gram. Berguna untuk mengukur ketegakan suatu konstruksi, juga untuk
mengukur ketepatan suatu titik bangunan. Untuk pekerjaan konstruksi batu, unting-unting
diberi benang, dan dipasang suatu pelat pengukur jarak, agar unting-unting tidak
bersinggungan dengan benda yang sedang diukur

( gambar : unting-unting )

8.      Tingle
Alat ini terbuat dari plat baja yang salah satu sisinya dibuat bergigi. Gunanya adalah
untuk mencegah lendutan benang sewaktu memasang bata.

( gambar : Tingle )

9.      Tongkat ukur
Terbuat dari kayu yang berbentuk empat persegi panjang dengan keempat sisi yang lurus
dan datar. Gunanya adalah untuk menentukan tinggi setiap lapisan pasangan dan juga untuk
pembantu waterpas dalam menentukan kedataran pasangan.

(Gambar WaterPass kayu)


( gambar : tongkat ukur )

10.  Pegangan bata
Pegangan bata terbuat dari metal, ini dibuat untuk menjepit beban kapan ia diangkat.
Ada banyak type dari klam semacam ini, tapi yang sering dipakai adalah sebagai mana yang
terlihat dalam gambar.

( gambar : pegangan bata )

11.  Sikat kawat
Terbuat dari balok kayu, dan pada permukaannya di pasang kawat-kawat sebagai
sikatnya. Gunanya adalah untuk
membersihkan bidang pekerjaan dari kotoran, debu atau tanah.

( gambar : sikat kawat )


(gambar:sikat kawat)

12.  Kotak spesi
Kotak spesi yang baik terbuat dari plat besi yang tipis dengan bentuk trapesium dan pada
sisinya diberi tangkai untuk pegangan sewaktu mengakatnya. Gunanya adalah untuk tempat
meletakan mortal sewaktu pemasangan bata.

(gambar : kotak spesi )

13.  Palu pemotong bata


Palu pemotong bata adalah suatu alat yang dibuat khusus untuk tukang batu. Ini
digunakan untuk memotong, membelah dan menajamkan bata. Disamping itu juga dapat
digunakan untuk memukul paku kapan diperlukan

( gambar : palu pemotong bata )

14.  Meteran
Meteran ada yang terbuat dari plat baja tipis dan digulung dalam suatu kotak sebagai
pelindungnya. Juga ada yang terbuat dari kayu dan disebut meteran lipat. Pada meteran ini
tercantum garis-garis ukuran dalam inch, cm dan mm. kegunaannya adalah untuk mengukur
ketebalan, lebar, panjang dan tinggi dari suatu benda kerja. Panjangnya bermacam-macam
dari 1 m s/d 5 meter

       ( gambar : meteran )

15.  Ayakan pasir
Ayakan pasir terbuat dari kawat mesh yang diberi rangka kayu dan berbentuk empat
persegi panjang. Gunanya adalah untuk menyaring pasir, semen dan kapur untuk mortar.
Bentuknya ada yang berkaki, dan ada juga yang diberi tali gantungan. Dan yang kecil dapat
digunakan langsung dengan tangan.

( gambar : ayakan pasir )

16.  Gerobak dorong
Mengunakan gerobak dorong adalah suatu hal yang sangat efektif dalam
pengangkutan bahan kelokasi pekerjaan. Umpamanya untuk mengangkut pasir, semen, kapur,
dan juga mortar. Gerobak dorong biasanya mempunyai roda karet atau plat besi yang
dibulatkan.

( gambar : gerobak dorong )

2.4. Jenis jenis bahan

1.      Batu bata
batu bata adalah suatu bahan bangunan yang terbuat dari tanah liat tanpa bahan
campuran tambahan.
Kemudian dicetak dalam ukuran tertentu berbentuk balok dan dikeraskan
melaluipembakaran, sehingga tidak hancur lagi bila direndam dalam air.
Standar ukuran bata di Indonesia adalah:
     52 mm x 115 mm x 240 mm - 50 mm x 110 mm x 230 mm

       
                 
( gambar: batu bata )

52 mm x 115 mm x 240 mm - 50 mm x 110 mm x 230 mm


    

2.      Pasir
Pasir adalah suatu bahan bangunan yang berasal dari sungai, gunung dan juga dapat
dibuat dari gilingan batu. Pasir merupakan butiran-butiran mineral atau agregat halus yang
mempunyai gradasi 0 – 4 mm. fungsinya dalam pasangan adalah sebagai bahan pengisi.

( gambar: pasir )

3.      Kapur
Kapur berasal dari pembakaran batu kapur, kemudian dilebur dengan air sehingga
menjadi tepung. Sifat dari kapur adalah menyerap air, justru itu kapur harus disimpan
terhindar dari kelembaban. Kapur berfungsi sebagai bahan pengikat dalam adukan, agar
kapur tetap mempunyai daya ikat yang baik, maka penyimpanan kapur dilapangan harus
ditempat yang kering dan usahakan didalam ruangan yang beratap, agar terhindar dari
hujan.Juga penimbunan kapur ini harus lebih tinggi dari permukaan banjir daerah tersebut.

 
( gambar : kapur )

4.      Semen
Semen adalah bahan yang terpenting, karena semen dapat mengadakan pengikatan
dan pengerasan didalam air.Semen dinamakan hidrolik dikarenakan pengikatan serta
pengerasan hanya akan terjadi karena adanya air. Air disini diperlukan untuk melangsungkan
reaksi – reaksi kimia sehingga menghasilkan senyawa - senyawa hidrat, yang dapat
mengeras. Untuk pembakaran semen ini  C. C – 2000 biasanya diperlukan temperatur 1400

( gambar : semen )

5.      Air
Air yang digunakan untuk pengadukan mortar hendaklah air yang bersih atau air yang
dapat diminum. Air berfungsi untuk meng - homogenkan adukan mortal, merendam bata dan
membersihkan pasangan sebelum disambung dll. Tidak dibenarkan memakai air yang
mengandung minyak, alkali, garam untuk mengaduk mortal, sebab ini akan mengurangi
kekuatan pasangan.

BAB III
MENGADUK MORTAL SECARA MANUAL

3.1 Tujuan:
Pada akhir pelajaran ini mahasiswa/i mampu;
         Mencampur bahan dalam perbandingan tertentu.
         Mencapur dan mengaduk bahan sampai homogen.
         Mengatur penempatan bahan.

3.2 Instruksi :
 pergunakan takaran yang sama ukurannya untuk menakari bahan yang akan diaduk.
 bekerjalah menurut aturan langkah kerja.
 utamakanlah keamanan dalam bekerja.
 pusatkan pikiran pada pekerjaan.

3.3 Peralatan dan bahan

             Peralatan
1.    Bak pengduk spesi
2.    sekop
3.    Ember
4.    Ayakan
5.    Gerobak dorong
Bahan - bahan
1.    Pasir-pasir
2.    Kapur
3.    Air
4.    Semen

3.4 Langkah - langkah kerja


1. Ayak pasir sebelum anda menakarinya untuk diaduk
2. Pakailah pakaian kerja yang sudah disediakan sebelum melakukan pekerjaan
3. Pakaianlah peralatan sesuai dengan kebutuhan
4. Tempatkanlah peralatan dan bahan disekitar lokasi kita bekerja
5. Ambil satu ember kapur, dan satu jolang pasir, masukan kedalam bak pengaduk
6. Lalu diaduk dengan jalan memindahkan pasir dan kapur itu dari ujung bak keujung yang satu lagi
dengan sekop atau cangkul, lakukan sampai warna campuran merata.
7. Bahan - bahan yang sudah teraduk itu kita tumpuk menggunung di tengah bak pengaduk,dan beri
lubang di tengah untuk memasukkan air.
8. Lalu tambahkan air secukupnya
9. Aduk dengan jalan membolak baliknya dengan cangkul yang panjang tangkai serta mendorongnya
dari ujung keujung yang lainnya.
Pengadukan dilakukan sampai semua bahan teraduk dengan rata dan homogen
setelah pekerjaan selesai bersihkan semua alat

(   Gambar: pengadukan mortal )

3.5  Pertanyaan

     - Bagaimana cara mempersiapkan alat yang kita butuhkan ?


     - Bagaimana sistematika cara bekerja yang baik ?

BAB IV
PEMASANGAN ½ BATU BATA IKATAN  BIASA

4.1 Tujuan:
         Dapat memasang ikatan kerja bata dengan baik dan benar.
         Mampu mensurvey ikatan bata ,baik itu ketegakan, kerataan maupun posisi bata yang benar.
         Melatih mahasiswa/i agar lihai dan cekatan dalam pasangan batu bata.

4.2 Dasar teori :


         Teknik peletakan bata dan mortal harus benar
         Setiap lapis bata harus di cek kedatarannya / kelurusannya
         Siar tegak tebalnya 1cm-1,5 cm dan harus sama tebalnya.
         Siar datar harus sama tebalnya 0,8 - 1,2 cm.
         Penakaran untuk mengurutkan bata harus di perkirakan,usahakan jangan di ketok.
         Posisi berdiri sewaktu bekerja harus bidang pasangan sebelah kiri dan kotak spesi berada
sebelah kanan.
4.3 Alat  Dan Bahan
Peralatan:                                                        Bahan – bahan :
1. Sendok spesi                                                  1. Batu bata
2. Waterpas                                                        2. Pasir
3. Ember                                                             3. Kapur
4. Jolang                                                             4. Air
5. Sekop
6. Cangkul
7. Ayakan pasir
8. Jointer.

4.4 Keselamatan kerja

1.      Gunakan pakaian kerja dan perlengkapan lainnya dengan lengkap.


2.      Tempatkan peralatan disekitar tempat kita bekerja agar memudahkan pekerjaan.
3.      Memahami dan membaca petunjuk kerja.
4.      Simpan dan bersihkan alat pada tempatnya setelah selesai bekerja.
5.      Menggunakan alat sesuai dengan fungsinya.
6.      pusatkan pikiran pada pekerjaan

4.5 Langkah - langkah kerja


Langkah kerja lapisan pertama (kop)
1.  Membuat lay out.
2.  Pada waktu memasang posisi kita berdiri adalah diantara bidang pasangan dan kotak spesi
dengan posisi kotak spesi sebelah kanan dan bidang pasangan disebelah kiri
3.      pemasangan kita lakukan dengan cara tangan kiri memegang bata dan tangan kanan
memegang sendok spesi
4.      kemudian letakan bata diatas mortal yang sudah disebarkan diatas pondasi atau lantai kerja
dengan posisi bata yang panjang sejajar diukur menggunakan waterpas
5.      perletakkan bata jajaran berikutnya, letakan spesi rapat pada bata yang pertama
tadi,  pertemuan antara bata pertama dan bata kedua harus dibatasi oleh spesi setebal 1 cm
sebagai siar dari pasangan
6.      untuk pasangan bata selanjutnya, caranya sama dengan bata kedua tadi, dan pemasangan
diteruskan sampai penuh sesuai dengan instruksi instruktur.

Langkah kerja lapisan kedua (stred)


1.      Siar tegak dari  lapisan kedua harus tepat ditengah bata lapisan pertamamaka pasangan bata
pertama lapisan kedua ini dimulai dengan bata yang setengah
2.      Bata setengah dibuat denga jalan memotong bata utuh menjadi dua bagian yang sama
3.      sisi ketegakan harus tegak lurus dengan memakai waterpas
4.      Selanjutnya ukur kedataran permukaan bata lapisan kedua itu dengan waterpass, juga cek
ketegakan bidang depannya dengan waterpass

4.7 Gambar Pasangan 1/2 Batu Bata Ikatan

BAB V
PEMASANGAN SATU BATU  BATA
IKATAN JERMAN
5.1 Tujuan khusus  :
      Membuat pasangan 1 bata dalam ikatan jerman (doutchbond)
      Mampu mensurvey , baik itu ketegakan, kerataan maupun posisi bata yang benar.
      Melatih mahasiswa/i agar lihai dan cekatan dalam pasangan batu bata.

5.2 Dasar teori :


      Teknik peletakan bata dan mortal harus benar
      Setiap lapis bata harus di cek kedatarannya / kelurusannya
      Siar tegak tebalnya 1cm-1,5 cm dan harus sama tebalnya.
      Siar datar harus sama tebalnya 0,8 - 1,2 cm.
      Setiap pengambilan mortal dengan sendok semen harus pas untuk memasang sebuah bata.
      Penakaran untuk mengurutkan bata harus di perkirakan.
      Posisi berdiri sewaktu bekerja harus bidang pasangan sebelah kiri dan kotak spesi berada
sebelah kanan.
       Pasangan harus datar, tegak dan siku
       pasangan harus dibuat dengan awal pasangan tegak dan akhir pasangan bertangga
       Tebal siardatar dan tegak sesuai dengan tebal siar yang ideal
       Tinggi pasangan 6 lapis dan panjang 11 bata
        Bekerja dengan serius dan penuh perhatian
5.3 Peralatan Dan Bahan
  Peralatan :                                        Bahan :
1. Sendok spesi                               1. Batu bata
2. Waterpas                                     2. Pasir
            3. Ember                                          3. Kapur
            4. Jolang                                          4. Air
            5. Sekop
     6. Cangkul
            7. Ayakan pasir
            8. Kapur tulis
               9. Benang

5.4 Keselamatan kerja


1.    Gunakan pakaian kerja dan perlengkapan lainnya dengan lengkap.
2.   Tempatkan peralatan disekitar tempat kita bekerja agar memudahkan pekerjaan.
3.   Memahami dan membaca petunjuk kerja.
4.   Simpan dan bersihkan alat pada tempatnya setelah selesai bekerja.
5.   Menggunakan alat sesuai dengan fungsinya.
6.   pusatkan pikiran pada pekerjaan
7.   Apabila ada keraguan tanya pada instruktur.

5.5 Langkah - langkah kerja


1.   Buat kepala pasangan dengan bata melintang pada setiap ujung pasangan yang
     akan dibuat dan kepala pasangan ini saling di waterpas / datar.
2.   Setelah mortal diletakkan di lantai kerja untuk lapisan pertama letakkan bata utuh  posisi
melintang.
3.   Untuk pemasangan lapisan ke II, kita mulai dengan memasang bata ¾ panjang. Sedangkan
ujung pemasangan tetap tegak dan lurus.
4.   Pengisian mortal pada siar melintang harus terisi penuh dan siar tengah biarkan sedikit
kosong, ini untuk menjaga kalau bata sebelah luar lembab, maka bata sebelah dalam tidak
ikut lembab, karena ada udara yang membatasinya.
5.   Pemasangan bata tidak boleh didahulukan satu jalur dulu, tapi harus maju dua sejajar
sekaligus. Sebab kalau kita majukan satu baris, di waktu memasang sebaris lagi yang
dibelakang, maka ikatan yang sudah terjadi pada jalur depan akan terlepas kembali.
6.   Untuk lapisan ke-3 pemasangannya sama dengan lapisan pertama dan selanjutnya ke-atas
lapis demi lapis silih berganti, sehingga semua lapisan terpasang.

     4.6 Rangkain pasangan satu batu bata ikatan jerman :

BAB VI
PEMASANGAN SIKU DAN GIGI JATUH

6.1. Tujuan khusus  :


      Dapat memasang ikatan kerja bata dengan baik dan benar.
      Mampu mensurvey ikatan bata, baik itu ketegakan,kerataan,kepadatan,maupun posisi bata
yang benar.
      Melatih mahasiswa/i agar lihai dan cekatan dalam pasangan batu bata.

6.2. Dasar teori :


      Teknik peletakan bata dan mortal harus padat dan benar
      Setiap lapis bata harus di cek kedatarannya / kelurusannya
      Siar tegak tebalnya 1cm-1,5 cm dan harus sama tebalnya.
      Siar datar harus sama tebalnya 0,8 - 1,2 cm.
      Setiap pengambilan mortal dengan sendok semen harus pas untuk memasang sebuah bata.
      Penakaran untuk mengurutkan bata harus di perkirakan,usahakan jangan di ketok.
      Posisi berdiri sewaktu bekerja harus di bidang pasangan sebelah kiri dan kotak spesi berada
sebelah kanan.
      Konsentrasi pada bidang yang akan di kerjakan
6.3. Peralatan Dan Bahan
                   Peralatan:                                       Bahan – bahan :
1. Sendok spesi                             1. Batu bata
2. Waterpas                                   2. Pasir
          3. Ember                                       3. Kapur
          4. Jolang                                       4. Air
          5. Sekop
          6. Cangkul
          7. Ayakan pasir
          8. Jointer

6.4. Keselamatan kerja


1.    Gunakan pakaian kerja dan perlengkapan lainnya dengan lengkap.
2.    Tempatkan peralatan disekitar tempat kita bekerja agar memudahkan pekerjaan.
3.    Memahami dan membaca petunjuk kerja.
Simpan dan bersihkan alat pada tempatnya setelah selesai bekerja.
4.    Menggunakan alat sesuai dengan fungsinya.
5.    pusatkan pikiran pada pekerjaan
6.    Apabila ada keraguan tanya pada instruktur.

6.5. Langkah - langkah kerja


1.   Buat dulu dua buah garis bantu (garis A dan garis B) yang saling berpotongan dan
membentuk sudut 900.
2.   Setelah diletakkan mortal pada jalur A & B untuk lapisan pertama letakkan bata utuh dan
sesuaikan siarnya pada masing – masing jalur tersebut.
3.   Untuk lapisan kedua dimulainya dari sudut kop lapisan pertama agar siarnya selang seling
biar tidak mudah patah dan retak.
4.   Pada pamasangan ini setiap lapis dikurangi setengah bata sampai ke lapisan paling atasnya
supaya berbentuk tangga pada ujung pasangan.
5.   Kemiringan tangga harus berbentuk garis lurus dari lapisan ke 1 sampai
6.   lapisan terakhir. Kemudian periksa sudutnya, ketegakannya, kedatarannya dan siarnya.

6.6. Gambar pasangan siku dan gigi jatuh :

BAB VII
PEMASANGAN KOMBINASI
7.1 Tujuan :
      Memasang dinding bata yang dibatasi oleh kolom beton atau tiang kayu
      Memplester dinding yang mempunyai kolom beton atau tiang kayu
      Memasang ubin dinding (porselen)
      Membuat lantai plesteran dengan benar
      Membuat pasangan bata dengan lurus, tegak dan siku
      Menghitung bahan yang digunakan dari gambar kerja
      Melakukan pekerjaan sesuai dengan aturan pasangan bata

7.2 Dasar teori :


      Teknik peletakan bata dan mortal harus benar
      Setiap lapis bata harus di cek kedatarannya / kelurusannya
      Siar tegak tebalnya 1cm-1,5 cm dan harus sama tebalnya.
      Siar datar harus sama tebalnya 0,8 - 1,2 cm.
       Setiap pengambilan mortal dengan sendok semen harus pas untuk memasang sebuah bata.
      Penakaran untuk mengurutkan bata harus di perkirakan.
      Posisi berdiri sewaktu bekerja harus bidang pasangan sebelah kiri dan kotak spesi berada
sebelah kanan.
       Pasangan harus datar, tegak dan siku
       pasangan harus dibuat dengan awal pasangan tegak dan akhir pasangan bertangga
       Tebal siardatar dan tegak sesuai dengan tebal siar yang ideal
       Tinggi pasangan 6 lapis dan panjang 11 bata
        Bekerja dengan serius dan penuh perhatian

7.3 Peralatan dan Bahan


                    Peralatan:                             Bahan – bahan :
1. Sendok spesi                 1. Batu bata
2. Waterpas                       2. Pasir
3. Ember                            3. Kapur
4. Jolang                            4. Semen
5. Sekop                              5. Air
6. Cangkul
7. Ayakan pasir
8. Kapur tulis
9. Benang

6.4 Keselamatan kerja


1.    Gunakan pakaian kerja dan perlengkapan lainnya dengan   lengkap.
2.    Tempatkan peralatan disekitar tempat kita bekerja agar memudahkan pekerjaan.
3.   Memahami dan membaca petunjuk kerja.
4.   Simpan dan bersihkan alat pada tempatnya setelah selesai bekerja.
5.   Menggunakan alat sesuai dengan fungsinya.
6.   pusatkan pikiran pada pekerjaan
7.   Apabila ada keraguan tanya pada instruktur.
      

6.5 Langkah - langkah kerja


      Mulai bekerja sesuai dengan lay out denah dan ketentuan dari instruktur.
      Didalam pekerjaan kombinasi ini termasuk didalamnya ikatan ½ bata, ikatan 1 batu bata,
plasteran, pasangan yang membentuk sudut 900, pemasangan pillar, pemasangan rolag dan
pemasangan keramik.
      Disini saya hanya membahas tentang pemasangan pillar, pemasangan rolag, plasteran
dinding batu dan pemasangan keramik, karena yang lainnya sudah di uraikan sebelum ini.

1.    Memasang pillar bata dan progres test

           Bersihkan permukaan lantai dimana kita akan membangun pillar ini.


           Pasang dua buah bata sejajar dengan spesi 1 cm, kedua bata ini harus di waterpas
permukaannya serta salah satu sudutnya harus siku.
           Untuk lapisan kedua kita pasang bata bata melintang diatasnya, yang mana sisi luar bata
harus vertical terhadap lapis ke 1 tadi pada dua bidang.
           Kemudian dilanjutkan lagi pada pemasangan lapis yang ke III dengan memasang bata persis
seperti paa lapisan ke I tadi,dan dua bidangnya harus tetap tegak lurus terhadap lapisan
dibawahnya.
           Begitu seterusnya pemasangan bata berikutnya silih berganti, sampai terpasang pillar
setinggi 15 lapis, cara pemasangan nya tetap sama, tapi harus hati – hati dalam mengukur
ketegakannya, sehingga didapatkannya pillar benar – benar lurus dan rapi.

2.        Pemasangan rolag
a.         Sediakan dulu cetakan rolagnya yang terbuat dari tripleks ataupun yang sejenisnya yang
berbentuk setengah lingkaran.
b.        Kemudian cetakan tadi diletakkan diatas dua bidang pillar, untuk pemasangan batanya harus
ada As dulu di tengahnya sebagai pedoman kelengkungan pemasangan bata berikutnya
c.         Setelah bata dipasang penuh diatas cetakan rolag tadi, jangan dibuka dulu cetakannya,
tunggu sampai 24 jam baru bisa dibuka supaya bata yang dipasang tidak patah / roboh.

3.        Memplester dinding batu

Pekerjaan persiapan
a.    Sebelum melakukan plesteran dinding harus diperiksa kelurusan, kedataran
dan ketegakannya.
b.    Bila dinding kurang lurus atau kurang rata maka harus dibuat kepala plasteran sebagai
pedoman untuk kelurusan, kedataran dan kelurusan dalam memplester nantinya.
c.Semua kotoran yang menempel pada permukaan dinding harus dibersihkan dengan jalan
menggosoknya dengan sikat kawat.
d.   Apabila permukaan dinding terlalu kering terlebih dahulu harus dipercikkan air untuk
melembabkannya agar ikatan dinding dengan mortar menjadi sempurna.

Pelaksanaan Plesteran
a.    Sediakan adukan dengan komposisi adukan 1 semen/kapur : 4 pasir dibuat adukan yang
yang encer. Mulai melakukan plasteran dengan cara mengemprotkan adukan yang encer itu
kepermukaan dinding pakai sendok spesi, dimulai dari kiri bawah dan diteruskan keatas
sambil maju ke kanan, dan tebalnya kira –kira 2 cm
b.    Kalau ada tumpukan adukan yang menonjol maka kita datarkan dengan ruskam, digosok
sekali jalan arah melingkar.
c.    Untuk sedikit menghaluskan dan mertakan permukaan, maka kita gosok dengan ruskam
kayu, dengan jalan menggosoknya arah melingkar berulang – ulang. Kalau permukaannya
sudah terlalu kering sebaiknya dipercik sedikit air lalu digosok kembali.

4.    Pemasangan keramik
a.    Bersihkan area yang akan dipasang keramik, bubuhkan mortal kemudian letakkan keramik
perlahan – lahan diatas mortal.ketuk perlahan menggunakakn sendok spesi apabila
permukaannya belum waterpas / datar.
b.    Selanjutnya atur spesi kira – kira 3 mm dengan cara menggeser menggunakan tangan kiri
perlahan-lahan bersamaan waktu diketuk tadi.
c.    Setelah dipasang satu persatu keramik harus di waterpass agar permukaan atas-nya sama
datar dan sama rata permukaan sampingnya.
d.   Usahakan pasir atau mortal yang terbuang jangan berserakan diatas keramik hal ini dapat
menyebabkan keramik jadi patah / pecah ketika diketuk.
e.    Biasakan dalam pemasangan keramik permukaannya jangan terlalu kotor supaya hemat
waktu dan tidak bertambah pekerjaan untuk membersihkannya setelah proses pemasangan.

6.6 Rangkain Job Kombinasi :

BAB VIII
PENUTUP   
8.1 Kesimpulan

            Dalam mengerjakan pekerjaan konstruksi batu, semua segi harus diperhatibaik dari
segi kualitas maupun kuantitas.
Terutama sekali mengenai bahan harus benar – benar bagus kualitasnya dan penempatannya
juga harus dijaga supaya tidak berkurang zat – zat atau kekuatan yang dikandung oleh bahan
tersebut.
Kemudian peralatan juga sangat berpegaruh pada pekerjaan konstruksi batu, karena tanpa alat
kita tidak dapat bekerja, dan penyimpanannya juga harus dijaga. Supaya alat kuat tahan lama
dan mudah diambil waktu bekerja.
  Selanjutnya mengenai jenis pasangan batu bata dibedakan menjadi 2 jenis:
             1. Jenis ikatan batu ½ bata
             2. Jenis ikatan batu 1 bata
Dalam bekerja pekerjaan konstruksi batu semua teknik bekerja dan cara pemasangan harus
dikuasai ini sangat berpengaruh pada hasil yang rapi dan keselamatan dalam bekerja.
8.2 Rekomendasi / saran

Semoga dengan adanya praktek bengkel ini kita semua khususnya mahasiswa/D IV/ I /
2012 bisa lebih percaya diri dalam bekerja mandiri dan lebih kompak lagi dalam bekerja tim,
dan mudah – mudahan semua ilmu yang sudah kita peroleh selama praktek bengkel beberapa
hari yang lalu dari tanggal    s/d    oktober2012 dapat bermanfaat bagi diri kita sendiri dan
orang lain dan dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari – hari sewaktu kita membutuhkan.

BAB VII c.       Ember

PLASTERAN DINDING
 
 
7.1 Mengaduk Mortal Secara Manual
21.  Siapkan alat, bahan dan letakan disekitar lokasi kita akan mengaduk
22.  Ambil semen, pasir sesuai dengan perbandingan yang kita gunakan
23.  Kemudian aduk campuran antara semen dan pasir secara merata dengan menggunakan skop
24.  Setelah semua bahan tercampur dengan rata, baru kita tambahkan air kedalamnya
25.  Kemudian aduk lagi hingga rata sampai menghasilkan mortar yang plastis dan homogen

            7.1.1 Tujuan Intruksional Umum


1.  Mahasiswa mampu menentukan takaran bahan dengan perbandingan                       yang benar
2.  Mahasiswa mampu mencampur dan mengaduk bahan sampai menjadi         adukan yang benar
3.  Mahasiswa mengetahui cara penempatan bahan dan peralatan sewaktu                               
bekerja dengan benar

 
            7.1.2 Tujuan Intruksional Khusus
1. Mahasiswa melakukan kegiatan dengan disiplin.
2. Mahasiswa dapat melakukan pekerjaan yang mendapatkan hasil                                maksimal.      
         
            7.1.3  Prinsip Kerja
          Dalam  pekerjaan  konstruksi  batu  ini tenaga  kerja  adalah  faktor  yang memegang peranan
penting, terutama  kalau kita  membicarakan tentang  kekuatan  konstruksi. Sebab yang  dikatakan
memasang batu tidaklah hanya menyusun batu sedemikian saja, tetapi ada aturan dan teknik
tertentu.
7.2  Alat dan Bahan Yang Digunakan
       a. Alat yang diperlukan
1. Sendok spesi                                        10. Meteran
2. Palu karet                                             11. Sikat kawat
3. Water pass                                            12. Ayakan pasir
4. Siku besi baja                                       13. Gerobak dorong
5. Block / line bobine                               14. Jointer
6. Kotak spesi / Jolang                             15. Benang
7. Ember / Timba                          16. Sendok plasteran
8. Cangkul                                                17. Sepatu safety
9. Sekop

b. Bahan yang digunaka

1. Batu bata
2. Pasir
3. Kapur / semen
4. Air

 
7.3  Langkah-langkah Kerja
1. Memeriksa kelurusan, ketegakan dan kedataran dinding yang akan diplasterkan.
2. Membersihkan dinding yang akan diplasterkan.
3. Mulailah mengerjakan plasteran pada dinding yang telah disiapkan.
4. Setelah melakukan plasteran ambil tongkat perata, untuk melihat kerataan           dinding  tersebut.
5. Kemudian ukur segala sisi kelurusan, ketegakan dan kedatara
7.4 Gambar Kerja
7.5 Pertanyaan
1. Apa saja alat yang digunakan untuk plasteran?
2.Sebutkan bahan yang digunakan untuk plasteran ?
3. Apa tujuan dari kegiatan ini ?
4. Sebutkan langkah-langkah kerja untuk plasteran ?
5. Apa yang kita lakukan sebelum memulai kerja ?

7.6 Jawaban
1. Alat yang digunakan untuk plasteran
1. Sendok spesi                                        10. Meteran
2. Palu karet                                             11. Sikat kawat
3. Water pass                                            12. Ayakan pasir
4. Siku besi baja                                       13. Gerobak dorong
5. Block / line bobine                               14. Jointer
6. Kotak spesi / Jolang                             15. Benang
7. Ember / Timba                          16. Sendok plasteran
8. Cangkul                                                17. Sepatu safety
9. Sekop
2. Bahan yang digunakan untuk plateran
a.       Semen

b.      Pasir

c.       Kapur

d.      Air

3. Dengan mengerjakan ini diharapkan mahasiswa nantinya dapat :


a.       Mengerjakan pekerjaan plasteran dengan baik dan benar.

b.      Mengetahui alat - alat dan bahan - bahan yang dibutuhkan.

c.       Mengerjakan teknik pekerjaan yang benar.

4. Langkah-langkah
a.       Memeriksa kelurusan, ketegakan dan kedataran dinding yang akan diplasterkan.

b.      Membersihkan dinding yang akan diplasterkan

c.       Mulailah mengerjakan plasteran pada dinding yang telah disiapkan.

d.      Setelah melakukan plasteran ambil tongkat perata, untuk melihat kerataan dinding ....tersebut.

e.       Kemudian ukur segala sisi kelurusan, ketegakan dan kedataran.

5. Yang kita lakukan adalah berdoa


                               

BAB VIII
PEMASANGAN KERAMIK LANTAI
 
8.1 Mengaduk Mortal Secara Manual
26.  Siapkan alat, bahan dan letakan disekitar lokasi kita akan mengaduk
27.  Ambil semen, pasir sesuai dengan perbandingan yang kita gunakan
28.  Kemudian aduk campuran antara semen dan pasir secara merata dengan menggunakan skop
29.  Setelah semua bahan tercampur dengan rata, baru kita tambahkan air kedalamnya
30.  Kemudian aduk lagi hingga rata sampai menghasilkan mortar yang plastis dan homogen

            8.1.1 Tujuan Intruksional Umum


          1.  Mahasiswa mampu menentukan takaran bahan dengan perbandingan       yang benar
          2.  Mahasiswa mampu mencampur dan mengaduk bahan sampai menjadi  adukan yang  benar
          3.  Mahasiswa mengetahui cara penempatan bahan dan peralatan sewakt bekerja  dengan  benar
 
            8.1.2 Tujuan Intruksional Khusus
1.  Mahasiswa melakukan kegiatan dengan disiplin.
          2. Mahasiswa dapat melakukan pekerjaan yang mendapatkan hasil    maksimal.

8.1.3  Prinsip Kerja


           Dalam  pekerjaan  konstruksi  batu  ini tenaga  kerja  adalah  faktor  yang  memegang
peranan  penting, terutama  kalau kita  membicarakan tentang  kekuatan  konstruksi. Sebab yang 
dikatakan  memasang batu tidaklah hanya menyusun batu sedemikian saja, tetapi ada aturan dan
teknik tertentu.

8.1.4 Dasar Teori


                        Kerja batu adalah segala sesuatu pekerjaan konstruksi yang menyangkut pekerjaan
batu atau yang menggunakan bahan batu. Dalam praktikum yang digunakan adalah batu buatan dan
bisa juga batu alam. Dengan menggunakan suatu zat perekat, batu dapat disusun dalam berbagai
hubungan bentuk dan hubungan batu. Zat perekat ini biasanya dikenal dengan nama mortal, yang
mana untuk mengikat batu satu            sama lainnya setelah lapisan perekat menjadi keras sehingga
seluruh susunan batu menjadi satu kesatuan yang kuat

8.2  Alat dan Bahan Yang Digunakan


       a. Alat yang diperlukan
1. Sendok spesi                                        10. Meteran
2. Palu karet                                             11. Sikat kawat
3. Water pass                                            12. Ayakan pasir
4. Siku besi baja                                       13. Gerobak dorong
5. Block / line bobine                               14. Jointer
6. Kotak spesi / Jolang                             15. Benang
7. Ember / Timba                         16. Sendok plasteran
8. Cangkul                                               17. Sepatu safety
9. Sekop
      
b. Bahan yang digunakan

1. Keramik
2. Pasir
3. Semen
4. Kapur
5. Air

8.3 Langkah Kerja


1. Bersihkan daerah pemasangan keramik
2. Pasangkan layoutnya sesuai ukuran
3. Sikukan sudut
4. Setelah itu baru pemasangan keramik dimulai
5. Waterpass kerataan keramik

8.4 Keselamatan Kerja


1. Gunakan pakaian kerja dan perlengkapan lainya dengan lengkap.
2. Tempatkan peralatan disekitar tempat kita bekerja agar memudahkan pekerjaan.
3. Memahami dan membaca petunjuk kerja.
4. Simpan dan bersihkan alat pada tempatnya setelah selesai bekerja.
5. Menggunakan alat sesuai dengan fungsinya.
6. Pusatkan pikiran pada pekerjaan.

8.5 Tujuan
1. Pada akhir pelajaran mahasiswa dapat memasang keramik dengan cara yang       benar.
2. Mengenal alat dan bahan dalam pemasangan keramik.
8.6 Gambar Kerja

Gambar
pemasangan yang sudah siap
Gambar penarukan mortal

8.7 Pertanyaan
1. Sebutkan bahan yang digunakan untuk memasang keramik ?
2. Sebutkan alat yang digunakan untuk memasang keramik ?
3. Bagaimana cara memasang keramik dengan baik dan benar ?
4. Sebutkan langkah-langkah dalam pemasangan keramik ?
5. Sebutkan tujuan dari praktek ini ?

8.8 Jawaban
1. Bahan yang digunakan :
a.       Keramik

b.      Pasir

c.       Semen

d.      Kapur

e.       Air

2. Alat yang digunakan :


a.       Waterpass

b.      Palu karet

d.      Sendok spesi

e.       Cangkul/sekop

f.       Benang

3. Selalu teliti dan jarak antar keramik harus selalu diperhatikan, supaya      kerataannya sama harus
diukur pakai waterpass.

4. Langkah kerja:
a.       Bersihkan daerah pemasangan keramik.

b.      Pasangkan layoutnya sesuai ukuran.

c.       Sikukan sudut.

d.      Setelah itu baru pemasangan keramik dimulai.

e.       Waterpass kerataan keramik.

5. Tujuan:
a.       Pada akhir pelajaran mahasiswa dapat memasang keramik dengan cara yang benar.
b.      Mengenal alat dan bahan dalam pemasangan keramik

Anda mungkin juga menyukai