Anda di halaman 1dari 9

ABSTRAK

Salah satu tujuan penyelenggaraan pendidikan adalah untuk membentuk sikap moral
dan watak murid yang berbudi luhur . Oleh sebab itu diperlukan pendekatan pendidikan dan
mata pelajaran yang membantu membentuk kepribadian murid menjadi kepribadian yang
lebih baik dan bermoral .
Saat ini bangsa Indonesia mengalami krisis moral yang berkepanjangan . Jika
demikian , bisa dikatakan bahwa ada yang kurang tepat dengan pendidikan Indonesia
sehingga sebagian bangsanya menjadi bangsa yang anarkis ,  kurang toleran dalam
menghadapi perbedaan, dan korup . Terutama kalangan remaja .
Remaja merupakan aset sumber daya manusia di masa yang akan datang,
pengembangan kualitasnya harus dimulai secara terpadu melalui pendekatan structural .
Maka dari itu apa arti sebenarnya pendidikan moral ?  Apa kegunaannya pendidikan moral
untuk remaja ? Bagaimana moral remaja zaman ini sehingga perlu diberi pendidikan moral ?

1
BAB 1
(PENDAHULUAN)

A. LATAR BELAKANG
Salah satu tujuan penyelenggaraan pendidikan ialah untuk membentuk sikap moral dan
watak murid yang berbudi luhur . Oleh sebab itu diperlukan pendekatan pendidikan dan mata
pelajaran yang membantu membentuk kepribadian murid menjadi kepribadian yang lebih
baik dan bermoral .Saat ini bangsa Indonesia mengalami krisis moral yang berkepanjangan .
Jika demikian , bisa dikatakan bahwa ada yang kurang tepat dengan pendidikan Indonesia
sehingga sebagian bangsanya menjadi bangsa yang anarkis ,  kurang toleran dalam
menghadapi perbedaan, dan korup . Terutama kalangan remaja . Pendidikan yang diberikan
seharusnya bukan hanya pendidikan ilmu pengetahuan umum dan khusus saja tetapi
pendidikan moral juga . Pendidikan moral diberikan agar tercapai tujuan dari pendidikan
sebenarnya.

B. RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai berbagai masalah, sebagai berikut :
1. Apa arti pendidikan sebenarnya ?
2. Apa arti pentingnya pendidikan moral untuk remaja ?
3. Bagaimana moral remaja saat ini?

C. TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu sebagai syarat memperoleh nilai
akhir semester 1 mata kuliah Bahasa Indonesia , Serta diharapkan dapat memberikan manfaat
kepada para pembaca .

D. MANFAAT
Adapun manfaat dari makalah ini agar pembaca mengetahui pendidikan moral ,
keadaan moral remaja saat ini dan arti pentingnya pendidikan moral untuk remaja agar kita
tidak memilih jalan yang salah nantinya.

2
BAB II
(PEMBAHASAN)

1.       PENDIDIKAN
1.1  Pengertian Pendidikan
Pendidikan secara bahasa berasal dari kata Paedagogik yaitu Paid artinya anak  dan
Gogos artinya membimbing. Jadi secara bahasa pendidikan adalah membimbing anak .
Secara umum atau istilah pendidikan terdapat beberapa pendapat . Pendidikan menurut tokoh
pendidikan Indonesia yaitu Ki Hajar Dewantara yaitu : Pendidikan adalah tuntunan didalam
hidup tumbuhnya anak-anak.Pendidikan berarti daya upaya untuk memajukan perkembangan
budi pekerti, pikiran dan jasmani anak-anak .
Menurut UU Republik Indonesia yang tertuang dalam UU No.12 Tahun 1989  tentang
Sistem Pendidikan Nasional yaitu “ Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta
diidk melalui kegiatan pembimbingan,pengajaran dan latihan bagi peranannya dimasa yang
akan datang “ .
Hakikat pendidikan sebenarnya adalah untuk merubah tingkah laku seseorang ,
sebagai transformasi budaya dan memberikan ilmu pengetahuan . Pendidikan melibatkan
peserta pendidik , pendidik , kurikulum dan sebagainya yang ada dalam unsur pendidikan .
1.2  Tujuan Pendidikan
Menurut UU No . 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional , tujuan dari 
pendidikan nasional adalah :
1. Mengembangkan potensi peserta didik .
2. Menjadikan peserta menjadi manusia yang berIMTAQ kepada Tuhan YME .
3. Menjadi manusia yang berakhlak mulia , cakap dan kreatif .
4. Menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab .

1.3 Fungsi Pendidikan


Secara umum, fungsi pendidikan adalah untuk mengembangkan kemampuan, membentuk
watak, kepribadian, agar peserta didik menjadi pribadi yang bermartabat.

2. MORAL
1.1  Pengertian Moral
Secara kebahasaan perkataan moral berasal dari ungkapan bahasa latin mores yang
merupakan bentuk jamak dari perkataan mos yang berarti adat kebiasaan . Dalam kamus
Umum bahasa Indonesia dikatakan bahwa moral adalah penetuan baik buruk terhadap
perbuatan dan kelakuan. Istilah moral biasanya dipergunakan untuk menentukan batas-batas
suatu perbuatan, kelakuan, sifat dan perangkai dinyatakan benar , salah , bai k, buruk , layak
atau tidak layak , patut maupun tidak patut . Moral dalam istilah dipahami juga sebagai
prinsip hidup yang berkenaan dengan benar dan salah, baik dan buruk , kemampuan untuk
memahami perbedaan benar dan salah dan ajaran atau gambaran tentang tingkah laku yang
baik .

3
Moral merupakan kondisi pikiran , perasaan , ucapan , dan perilaku manusia yang
terkait dengan nilai-nilai baik dan buruk . Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral
artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya . Sehingga
moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia .   Moral secara ekplisit adalah hal-
hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu . Tanpa moral manusia tidak bisa
melakukan proses sosialisasi . Moral dalam zaman sekarang mempunyai nilai implisit karena
banyak orang yang mempunyai moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit .
Moral adalah perbuatan / tingkah laku / ucapan seseorang dalam berinteraksi dengan
manusia . Apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di
masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya ,
maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik , begitu juga sebaliknya .
Moral juga dapat diartikan sebagai sikap , perilaku ,  tindakan , kelakuan yang
dilakukan seseorang pada saat mencoba melakukan sesuatu berdasarkan pengalaman ,
tafsiran , suara hati , serta nasihat , dll . Moral sendiri diartikansebagai suatu norma, suatu
konsep tentang kehidupan yang dijunjung tinggi oleh sebagian besar masyarakat tertentu.
1.2    Pendidikan Moral
Dalam pendidikan moral tidak dapat dilakukan hanya melalui ceramah , khotbah ,
atau cerita-cerita semata . Mungkin metode itu masih efektif sebelum memasuki zaman
global seperti sekarang ini . Pendidikan moral melalui metode ceramah , khotbah , ataupun
metode konvensional lainnya kini tidak efektif lagi jika diterapkan dalam pendidikan kita .
Metode atau teknik-teknik demikian hanya akan menambah pengetahuan siswa ataupun
mahasiswa , namun jarang sekali mampu merubah perilaku-nya .

Menurut Lickona dalam bukunya “Educating for Character” yang ditulis kembali oleh
Paul Suparno , dkk (2002) , beliau menekankan pentingnya memperhatikan tiga unsur dalam
menanamkan nilai moral , yaitu antara lain :
1. Pengertian atau Pemahaman Moral
Yaitu kesadaran moral, rasionalitas moral atau alasan mengapa seseorang harus melakukan
hal itu, suatu pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai moral  Pengertian atau
Pemahaman Moral ini seringkali disebut dengan penalaran moral atau pemikiran moral atau
pertimbangan moral. Itu merupakan segi kognitif dari nilai moral. Segi kognitif ini perlu
diajarkan dalam pendidikan moral kepada siswa maupun mahasiswa, dimana pendidik
membantu mereka untuk mengerti mengapa suatu nilai perlu dilakukan.
2. Perasaan Moral
Dalam hal ini lebih menekankan pada kesadaran akan hal-hal yang baik dan tidak baik.
Wujud kongkrit dari perasaan moral ini yaitu perasaan mencintai kebaikan dan sikap empati
terhadap orang lain. Karena itu pendidik baik di sekolah maupun kampus, perlu memahami,
megajarkan serta mengembangkan perasaan moral tersebut melalui pembukaan hati nurani
dan penanaman sikap empati kepada para peserta didik.
3. Tindakan Moral

4
Yaitu kemampuan untuk melakukan keputusan dan perasaan moral kedalam perilaku-
perilaku nyata. Tindakan-tindakan moral ini harus difasilitasi agar muncul dan berkembang
dalam pergaulan remaja dan generasi muda sehari-hari. Menurut penulis disekolah misalnya
bisa difasilitasi melalui kegiatan bakti sosial, ROHIS (Kerohanian Islam), OSIS, Pramuka,
PMR, dsb. Di kampus misalnya melalui kegiatan donor darah, kajian agama, pengajian rutin,
kegiatan pengabdian masyarakat, dsb. Fasilitator-fasilitator itu perlu ditumbuhkan guna
mendukung keberhasilan pendidikan atau pembelajaran moral di sekolah dan kampus.
Pendidikan moral perlu menjadi prioritas dalam kehidupan . Adanya panutan nilai,
moral, dan norma dalam diri manusia dan kehidupan akan sangat menentukan totalitas diri
individu atau jati diri manusia , lingkungan sosial, dan kehidupan individu. Oleh karena itu,
pendidikan nilai yang mengarah pada pembentukan moral yang sesuai dengan norma-norma 
kebenaran menjadi sesuatu yang esensial bagi pengembangan manusia utuh dalam konteks
sosialnya. Ini mengingat bahwa dunia  afektif yang ada pada setiap manusia harus selalu
dibina secara berkelanjutan, terarah, dan terencana sehubungan dengan sifatnya yang labil
dan kontekstual.
Sasaran pendidikan moral pada umumnya dapat diarahkan untuk :
1. Membina dan menanamkan nilai moral dan norma,
2. Meningkatkan dan memperluas tatanan nilai keyakinan seseorang atau kelompok,
3. Meningkatkan kualitas diri manusia, kelompok atau kehidupan,
4. Menangkal, memperkecil dan meniadakan hal-hal yang negatif,
5. Membina dan mengupayakan terlaksananya dunia yang diharapkan,
6. Melakukan klarifikasi nilai intrinsik dari suatu nilai moral dan norma dan kehidupan secara
umum.
Pendidikan moral tidak hanya terbatas pada lingkungan sekolah oleh guru saja. Ini
dapat dilakukan oleh siapa saja, kapan saja, dan dimana saja. Tiga lingkungan yang amat
kondusif untuk melaksanakan pendidikan ini, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan
pendidikan, dan lingkungan masyarakat . Lingkungan keluarga merupakan faktor dominan
yang efektif dan terpenting.
Peran keluarga dalam pendidikan nilai adalah mendukung terjadinya proses
identifikasi, internalisasi, panutan, dan reproduksi langsung dari nilai-nilai moral yang
hendak ditanamkan sebagai pola orientasi dari kehidupan keluarga. Lingkungan keluarga
menjadi lahan paling subur untuk menumbuhkembangkan pendidikan moral. Secara
operasional, yang paling perlu diperhatikan dalam konteks di lingkungan keluarga adalah
penanaman nilai-nilai kejujuran dalam segenap aspek kehidupan keluarga. Contoh sikap dan
perilaku yang baik oleh orang tua dalam pergaulan dan kehidupan mereka dapat menjadi
teladan bagi anak-anaknya. Hal yang tidak kalah penting, pendidikan moral harus
dilaksanakan sejak anak masih kecil dengan jalan membiasakan mereka kepada peraturan-
peraturan dan sifat-sifat yang baik, serta adil. Sifat-sifat tersebut tidak akan dapat difahami
oleh anak-anak, kecuali dengan pengalaman langsung yang dirasakan akibatnya dan dari
contoh orang tua dalam kehidupannya sehari-hari.

5
Pendidikan moral yang paling baik sebenarnya terdapat dalam agama , karena nilai-
nilai moral yang dapat dipatuhi dengan kesadaran sendiri tanpa ada paksaan dari luar,
datangnya dari keyakinan beragama yang harus ditanamkan sejak kecil. Lingkungan
pendidikan juga menjadi wahana yang kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan mental
serta moral anak didik. Untuk itu, sekolah diharapkan dapat berfungsi sebagai kawasan yang
sejuk untuk melakukan sosialisasi bagi anak-anak dalam pengembangan mental, moral sosial
dan segala aspek kepribadiannya. Pelaksanaan pendidikan moral di kelas hendaknya
dipertautkan dengan kehidupan yang ada di luar kelas.
Pendidikan moral perlu diarahkan menuju upaya-upaya terencana untuk menjamin
moral anak-anak yang diharapkan menjadi warga negara yang cinta akan bangsa dan tanah
airnya, dapat menciptakan dan memelihara ketenteraman dan kerukunan masyarakat dan
bangsa di kemudian hari. Jalan panjang yang terutama harus ditempuh adalah
memberdayakan pendidikan nilai secara intensif di lingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat. Ketiga kawasan strategis ini harus diperhitungkan sebagai pilar penentu
keberhasilan reformasi dalam berbagai sisi kehidupan.

3. MORAL REMAJA SAAT INI


Remaja saat ini mempunyai moral yang cukup jelek saat ini . Hal ini diakibatkan oleh
pengaruh globalisasi dimana remaja tidak dapat memfilter hal – hal negative yang bukan
informasi yang baik . Banyak remaja yang melakukan tindakan asusila akibat pemakaian
internet yang situsnya transparan dan menonton film pornografi . Banyak tindakan kriminal
yang dilakukan oleh remaja baik itu tawuran antar pelajar , sekolah .
Remaja merupakan aset sumber daya manusia di masa yang akan datang,
pengembangan kualitasnya harus dimulai secara terpadu melalui pendekatan structural,
apakah ketika mareka berada dalam lingkungan keluarga atau dalam lembaga pendidikan,
setiap tahap pendidikan memerlukan suatu usaha yang terpadu pula yang memiliki format
yang jelas, melalui nilai-nilai keagamaan dan kurikulum sekolah beserta seluruh
perangkatnya . Maka dari itu pendidikan moral diharapkan dapat memperbaiki moral remaja
saat ini .

6
BAB 3
PENUTUP

KESIMPULAN
Pendidikan secara bahasa berasal dari kata Paedagogik yaitu Paid artinya anak   dan
Gogos artinya membimbing.Jadi secara bahasa pendidikan adalah membimbing anak .
Secara umum atau istilah pendidikan terdapat beberapa pendapat .
Hakikat pendidikan sebenarnya adalah untuk merubah tingkah laku seseorang ,
sebagai transformasi budaya dan memberikan ilmu pengetahuan . Pendidikan melibatkan
peserta pendidik , pendidik , kurikulum dan sebagainya yang ada dalam unsure pendidikan .
Moral adalah perbuatan / tingkah laku / ucapan seseorang dalam berinteraksi
dengan manusia . Apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang
berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan
masyarakatnya , maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik , begitu juga sebaliknya .

7
DAFTAR PUSTAKA

https://iralovestarmanulchan.wordpress.com/2012/11/05/pendidikan-moral-untuk-
remaja/

8
DAFTAR ISI

ABSTRAK................................................................................................................................................1
BAB 1 (PENDAHULUAN).........................................................................................................................2
A. LATAR BELAKANG..........................................................................................................................2
B. RUMUSAN MASALAH....................................................................................................................2
C. TUJUAN..........................................................................................................................................2
D. MANFAAT......................................................................................................................................2
BAB II (PEMBAHASAN)...........................................................................................................................3
1.       PENDIDIKAN.............................................................................................................................3
1.1  Pengertian Pendidikan............................................................................................................3
1.2  Tujuan Pendidikan..................................................................................................................3
1.3 Fungsi Pendidikan...................................................................................................................3
2. MORAL.......................................................................................................................................3
1.1  Pengertian Moral....................................................................................................................3
1.2    Pendidikan Moral..................................................................................................................4
3. MORAL REMAJA SAAT INI..............................................................................................................6
BAB 3 PENUTUP.....................................................................................................................................7
KESIMPULAN.....................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................8

Anda mungkin juga menyukai