Anda di halaman 1dari 10

Nama: SENIALDI

Nim: I011191018

Kelas: BIOKIMIA B2

Daur Calvin (Daur Reduksi Karbon, Daur C-3)

Reaksi-reaksi daur calvin beserta enzim-enzimnya terlihat bahwa satu


molekul triosa (fosfogliseraldehida, PGAL) dibentuk dari fiksasi tiga molekul
CO2. Karena seyawa pertama yang dihasilkan adalah berkarbon-3 (asam
fosfogliserat, APG) maka daur reaksi disebut daur C-3, dan tumbuhan yang
melaksanakan daur ini dinamakan tumbuhan C-3. Reaksi keseluruhan reduksi CO2
itu adalah sebagai berikut:

3CO2 + 9 ATP + 6 NADPH2 PGAL + 9 ATP + 8 iP + 6 NADP

Untuk menghasilkan heksosa fosfat, dua daur lengkap diperlukan. Slah satu
molekul fosfogliseraldehida yang terbentuk diubah menjadi dihidroksiaseton
fosfat (NHAP) dan kedua triosa fosfat itu digabungkan oleh aldolase terbentuk
fruktosa-1,6-difosfat (FDP). Fruktosa-1,6-difosfat itu kenudian diubah menjadi
fruktosa-6-fosfat (F-6-P)oleh fofatase. Reaksi keseluruhan pembentukan satu
molekul fruktosa-6-fosfat sebagai berikut:

6 CO2 + 18 ATP + 12 NADPH2 F-6-P + 18 ADP + 17 iP + 12 NADP

Dari daur Calvin (gambar 9.1) terlihat bahwa senyawa pertama yang
mengikuti CO2 adalah senyawa berkarbon-5 yaitu ribulosa-1,5-bifosfat (RuBP).
Suatu senyawa perantara berkarbon-enam dibentuk yang secara spontan
terhidrolisis dan dihasilkan dua molekul asam fosfogliserat (APG), seperti berikut
ini:

CH2O-PO3H2 CH2O-PO3H2

C=O H-C-OH

CO2 + H-C-OH +H2O COOH


H-C-OH COOH

CH2O-PO3H2 H-C-OH

CH2O-PO3H2

RuBP 2 APG

Enzim yang membantu karboksilasi ini RuBP karboksilase.

Karbon dioksida berdifusi dari luar daun melalui stomata kedalam ruang-
ruang antar sel. Kemudian CO2 berdifusi (sebagai CO2 atau ion bikarbonat,
HCO3-) ke dalam selsel mesofil hingga mencapai kloroplas. Di tempat ini, karena
subtrat RuBP karboksilase adalah adalah CO2, suatu reaksi yang dikatalisis oleh
karbonat anhidrase sebagai berikut:

karbonatanhidrase
CO2 + H2O HCO3- + H+

Reaksi ini dapat berlangsung spontan, tetapi sangat dipercepat oleh karbon
anhidrase.

Dari gambar Siklus Calvin terlihat bahwa asam 3-fosfogliserat (APG) oleh
ATP dan NADPH2 serta enzim triosa fosfat dehidrogenase diubah menjadi 3-
fosfogliseraldehida (PGAL), ADP, iP, dan NAD. Beberapa PGAL kemudian
diubah menjadi dihidroksiaseton fosfat (DHAP) oleh triosafosfat isomerase. Dari
kedua triosa itu dibentuk fruktosa-1,6-difosfat (FDP) oleh aldolase. Oleh
fosfatase, FDP diubah menjadi fruktosa-6-fosfat (F-6-P) dan dilepaskan fosfat
anorganik (iP). Selanjutnya (F-6-P) dengan PGAL transketolase diubah menjadi
eritrosa-4-fosfat (E-4-P) dan xilulosa-5-fosfat: (Xu-5-P). Selanjutnya E-4-P
berkondensasi dengan DHAP oleh aldolase membentuk sedoheptulosa-7-fosfat
(SDP). SDP melepaskan iP menjadi sedoheptulosa-7-fosfat (S-7-P) oleh fosfatase.
Kemudian S-7-P dengan PGAL oleh transketolase diubah menjadi ribosa-5-fosfat
(R-5-P) dan Xu-5-P. Xu-5-P membentuk Xu-5-P oleh epimerase. Xu-5-P diubah
oleh isomerase menjadi ribulosa-5-fosfat (Ru-5-P), yang selanjutnya oleh ribulosa
fosfat kinase dan ATP diubah menjadi ribulosa-1,5-bifosfat (RuBP) dan ADP.
RuBP yang dihasilkan dapat digunakan untuk memulai lagi daur dengan bereaksi
dengan CO2.

Gambar 2.3 Siklus Calvin (Sumber: Campbell, 2000)

Daur Calvin berlangsung dalam stroma kloroplas dan kalau diperhatikan


terdiri atas tiga bagian utama yaitu karboksilasi, reduksi, dan regenerasi.
Karboksilasi adalah penambahan CO2 dan H2O ke RuBp membentuk dua molekul
APG. Reduksi adalah perubahan gugus karboksil dalam APG menjadi gugus
aldehidadalam PGAL, seperti berikut ini:

O O

COOH C-O-PO3H2 C-H


ATP ADP NADPH NADP
H-C-OH H-C-OH 2 H-C-OH

CH2O-PO3H2 CH2O-PO3H2 CH2O-PO3H2

APG asam 1,3-bifosfogliserat PGAL

Reduksi berlangsung tidak secara langsung. Mula-mula gugus karboksil


APG diubah menjadi suatu tipe anhidrida asam dari ester dalam asam 1,3-
bifosfogliserat dengan penambahan gugus fosfat terakhir dari ATP. ATP yang
digunakan berasal dari reaksi fotofosforilasi. Senyawa pereduksi NADPH2
memberikan dua elektron ke atom karbon teratas. Sementara itu iP dilepaskan
yang akan digunakan untuk mengubah ADP menjadi ATP. NADP akan direduksi
kembali dalam reaksi fotofosforilasi. Tahap reduksi memrlukan dua ATP untuk
mengubah satu molekul CO2 menjadi bagian dari suatu karbohidrat. Jadi untuk
setiap molekul CO2 yang difiksasi diperlukan dua NADPH2 dan dua ATP. Satu
ATP yang ketiga diperlukan dalam fase regenerasi, sehingga tiga ATP dan dua
NADPH2 diperlukan untuk setiap molekul CO2 yang difiksasi dan direduksi.

Regenerasi RuBP diperlukan untuk bereaksi dengan CO 2 yang berdifusi


kedalam daun melalui stomata, fase ini sangat kompleks dan melibatkan gula
dengan empat, lima, enam, da tujuh karbon. Dalam reaksi terakhir Daur Calvin,
ATP ketiga yang diperlukan untuk setiap molekul CO2 yang difiksasi, digunakan
untuk mengubah Ru-B-P menjadi RuBP; kemudian daur mulai lagi.

Jalur C-4 Asam Karboksilat

Pada tahun 1965 di Hawai, Kortschak, Hartt dan Burr menemukan bahwa
daun tebu yang fotosintesisnya luar biasa cepat dan efisien, mengfiksasi sebagian
besar CO2 menjadi asam malat dan asam asparat yang berkarbon-4. Setelah kira-
kira satu detik berfotosintesis, 80% 14C yang difiksasi terdapat dalam kedua asam
tersebut, dan hanya 10% terdapat dalam APG, yang menunjukkan bahwa dalam
tanaman ini APG bukan merupakan hasil pertama fotosintesis. Hasil itu dipastikan
oleh Harch dan Slack di Australia, yang menemukan bahwa beberapa spesies
Gramineae yang berasal dari tropika termasuk jagung, menunjukkan pola yang
sama setelah mengfiksasi 14CO2. Tanaman lain seperti gandum, padi dan bambu
menghasilkan APG sebagai hasil utama fiksasi.

Spesies yang menghasilkan asam berkarbon-4 sebagai hasil pertama


fiksasi CO2 disebut spesies C-4 dan yang memfiksasi CO2 menjadi APG disebut
C-3. Sebagian spesies C-4 adalah monokot, misalnya tebu, jagung, dan sorghum.
Jalur C-4 berlangsung pada lebih dari 900 spesies Angiospermae tersebar diantara
19 familia. Gymnospermae, Pteridophyta, Briophyta, dan ganggang yang telah
diteliti adalah tumbuhan C-3.

Reaksi yang mengubah CO2 (sebenarnya HCO3-) menjadi asam malat


danasamaspartata dalah dengan berkombinasi dengan asam fosfoenol piruvat
(PEP) membentuk asam oksaloasetat dan iP. Asam oksaloasetat bukan merupakan
hasil fotosintesis yang selalu terdeteksi. Enzim yang mengkatalisis reaksi itu
adalah fosfoenolpiruvat karboksilase (PEP karboksilase) suatu enzim yang
terdapat dalam semua sel tumbuhan. PEP karboksilase terdapat dalam sitosol.

Reaksi selanjutnya adalah mengubah asam oksaloasetat menjadi asam


malat dan asam aspartat. Asam oksaloasetat dan NADPH2 dengan bantuan enzim
malat dehidrogenase diubah menjadi asam malat dan NADP. Malat dehidrogenase
adalah suatu enzim kloroplas, yang berarti bahwa asam oksaloasetat harus masuk
kedalam kloroplas untuk direduksi menjadi asam malat. Pembentukan asam
aspartat dari asam oksaloasetat berlangsung dalam sitosol dan memerlukan satu
asam amino lain seperti alanin sebagai sumber gugus amino. Tipe reaksinya
adalah transaminasi, karena melibatkan transfer satu gugus amino.

Dalam spesies C-4, terdapat pembagian kerja antara dua sel fotosintesis
yang berbeda yaitu sel-sel mesofil dan sel-sel seludang parenkim/pembuluh. Sel-
sel seludang parenkim hampir selalu mengelilingi ikatan pembuluh daun dan
memisahkannya dari sel-sel mesofil. Asam malat dan asam aspartat dibentuk
dalam sel-sel mesofil, dan APG, sukrosa serta pati terutama dihasilkan dalam sel-
sel seludang parenkim. RuBP karboksilase hanya terdapat dal sel-sel seludang
parenkim, demikian pula enzim-enzim daur Calvin, sehingga daur Calvin hanya
berlangsung dalam sel-sel seludang parenkim. Sebaliknya, PEP karboksilase
terutama terdapat dalam sel-sel mesofil. Jadi spesies C-4 menggunakan kedua
macam mekanisme fiksasi CO2.

Alasan bahwa CO2 pertama-tama terdapat dalam bentuk asam malat dan
asam aspartata dalah karena CO2 mula-mula masuk kedalam sel-sel mesofil
setelah melewati stomata; dan aktivasi PEP karboksilase dalam sel-sel mesofil
tinggi sedang RuBP karboksilase tidak terdapat. Sebagian besar CO 2 yang kini
terdapat dalam gugus karboksil dari asam malat dan aspartat dengan cepat
dipindahkan, mungkin melalui plasmodesmata, kedalam sel-sel seludang
parenkim. Disini senyawa-senyawa tersebut mengalami dekarboksilasi dengan
melepaskan CO2 yng kemudian difiksasi oleh RuBP dengan bantuan RuBP
karboksilase diubah menjadi APG. Jadi sumber utama CO2 bagi sel-sel seludang
parenkim adalah asam-asam C-4 yang dibentuk dalam sel-sel mesofil. Sukrosa
dan pati selanjutnya dibentuk dari APG dalam sel-sel seludang parenkim
menggunakan reaksi-reaksi Daur Calvin dan reaksi-reaksi lain. Asam-asam
berkarbon-3 (asampiruvat dan alanin) yang dihasilkan dari dekarboksilasi asam-
asam C-4 kemudian dikembalikan ke sel-sel mesofil untuk memulai lagi proses
karboksilasi sehingga daur terus berlangsung. Asam-asam C-4 yang dibentuk
dalam sel-sel mesofil nampaknya hanya merupakan pembawa (carrier) CO2 ke
sel-sel seludang parenkim.

Pada spesies yang membentuk lebih banyak aspartat dari pada malat
(pembentuk aspartat), aspartat yang masuk ke seludang parenkim diubah kembali
menjadi oksaloasetat secara transaminasi. Kemudian oksalosasetat direduksi
menjadi malat oleh malat dehidrogenase yang bergantung NADH2. Malat
mengalami dekarboksilasi oksidatif oleh enzim malat yang menggunakan NAD
sebagai aksepor elektron. Hasilnya adalah piruvat, CO2 dan NADH2. Selanjutnya
piruvat diubah menjadi alanin oleh transaminasi yang lain. Pada waktu alanin
bergerak kembali ke sel-sel mesofil, nitrogen yang terdapat didalamnya
mengganti nitrogen yang hilang pada waktu aspartat diangkut ke sel-sel seludang
parenkim.

Pembentuk malat (spesies yang terutama membentuk malat) memindahkan


malat keseludang parenkim dan disana akan mengalami dekarboksilasioksidatif
menjadi CO2 dan piruvat dengan bantuan enzim malat bergantung NADP.
NADPH2 yang dihasilkan digunakan dalam perubahan APG menjadi PGAL.
Sistem dekarboksilasi ke 3 berlangsung terutama pada pembentuk aspartat dan
melibatkan oksaloasetat yang dibentuk dalam seludang parenkim. Dalam sistem
ini, yang dikatalisis oleh PEP karboksikinase, oksaloasetat bereaksi dengan ATP
melepaskan CO2, PEP dan ADP. CO2 difiksasi oleh RuBP karboksilase masuk
kedalam daur Calvin dan akhirnya diubah menjadi karbohidrat.

Asam berkarbon-3 dikembalikanke sel-sel mesofil untuk meregenerasikan


PEP yang diperlukan untuk kesinambungan fiksasi CO2. Prosesnya adalah sebagai
berikut: Alanin diubah menjadi piruvat oleh proses transminasi, kemudian oleh
enzim piruvat, fosfat dikinase yang menggunakan ATP piruvat diubah menjadi
PEP dan pirofosfat. Dalam daun, piruvat, fosfat dikinase ditemukan hanya dalam
sel-sel mesofil tumbuhan C-4 dan tumbuhan CAM.
Gambar 2.4 Daur Calvin (Sasmitamihardja, 1990)

Energi yang diperlukan untuk melangsungkan jalur C-4 bersama-sama


dengan jalur Calvin, menunjukkan bahwa tiap CO2 yang difiksasi, diperlukan dua
ATP selain tiga ATP yang digunakan daur Calvin. Dua ATP ini diperlukan untuk
mengubah asam piruvat menjadi PEP dan AMP menjadi ADP, sehingga sintesis
PEP dapat dipertahankan untuk dapat mengfiksasi CO2.

piruvat, fosfat dikinase


Asampiruvat + ATP + H3PO4 asam fosfoenolpiruvat + AMP +
pirofosfat

adenilat kinase
AMP + ATP 2 ADP

Tambahan NADPH2 tidak diperlukan, karena untuk setiap NADPH2 yang


digunakan untuk mereduksi oksaloasetat dalam sel msofil, satu NADPH 2 juga
diperoleh dari kerrja enzim malat dalam sel seludang parenkim. Walaupun
nampak tidak efisien dalam hal penggunaan ATP pada spesies C-4, tumbuhan ini
hampir selalu menunjukkan laju fotosintesis yang lebih cepat berdasarkan luas
daun dari pada laju fotosintesis spesies C-3, jika kedua tumbuhan tersebut
didedahkan pada tingkat cahaya dan suhu tinggi. Jika suhu mencapai 25-35oC dan
iradiasi cahaya tinggi, tumbuhan C-4 kira-kira dua kali lebih efisien dari pada
tumbuhan C-3 dalam mengubah energi menjadi meteri kering. Efisiensi yang
rendah pada sebagian besar spesies C-3 disebabkan terutama dari hilangnya
sebagian CO2 yang difiksasi oleh peristiwa fotorespirasi. Sedikit atau tidak ada
CO2 hilang pada tumbuhan C-4.

Fiksasi CO2 pada Spesies Sukulen (“Crassulacean Acid Metabolism”; CAM;


Metabolisme Asam Crassulaceae)
Sejumlah spesies sukulen yang hidup di daerah yang beriklim kering
mempunyai daun tebal dengan ratio permukaan terhadap volume rendah dan
dengan laju transpirasi rendah. Sel-selnya mempunyai vakuola relative besar dan
sitoplasma tipis. Stomata banyak tumbuhan sukulen membuka dan mengfiksasi
CO2 menjadi asam organic pada malam hari. Pada malam hari kadar asamnya
meningkat dengan nyata dan pada siang hari kadar asam tersebut menurun.
Pola metabolisme fotosintesis keseluruhan yang dilakukan tumbuhan ini
disebut metabolisme asam crassulaceae. Pola ini melibatkan sintesis asam malat
oleh 𝞫-karboksilasi pada malam hari dan penguraian asam malat pada siang hari
untuk melepaskan CO2 untuk digunakan dalam fotosintesis. Pada waktu gelap,
pati diuraikan melalui glikolisis hingga terbentuk PEP. CO 2(sebenarnya HCO3-)
kemudian bereaksi dengan PEP membentuk oksaloasetat, selanjutnya oksaloasetat
direduksi menjadi malat oleh malat dehidrogenase bergantung NADH2. Sebagian
besar malat dipindahkan dan disimpan dalam vakuola sebagai asam malat hingga
siang hari. Siang hari, asam malat berdifusi dari vakuola dan didekarboksilasi oleh
salah satu dari tiga mekanisme. Mekanisme yang digunakan bergantung pada
spesies. CO2 yang dilepaskan difiksasi kembali oleh RuBp karboksilase
membentuk APG dari daur Calvin, yang kemudian akan diubah menjadi sukrosa,
pati dan hasil-hasil fotosintesis lainnya. Piruvat yang dibentuk oleh dekarboksilasi
diubah menjadi PEP oleh piruvat fosfat dikinase, seperti pada tumbuhan C-4.
Kemudian sebagian PEP digunakan dalam respirasi, sebagian diubah menjadi gula
dan pati oleh kebalikan glikolisis dan sebagian lagi diubah menjadi asam amino,
protein, asam nukleat dan lain-lain.

Jadi tumbuhan CAM, seperti tumbuhan C-4, menggunakan PEP karboksilase


untuk membentuk malat, kemudian malat didekarboksilasi untuk melepaskan CO2
menurut satu dari tiga mekanisme yang ada, dan kemudian CO2 difiksasi kembali
memasuki daur Calvin. Dalam tumbuhan C-4 terdapat pemisahan tempat antara
sel-sel mesofil dan sel-sel seludang parenkim untuk pembentukan dan
dekarboksilasi malat, dan kedua proses berlangsung pada siang hari. Pada
tumbuhan CAM kedua proses berlangsung dalam sel yang sama, namun satu
proses terjadi malam hari dan yang lain siang hari. Vakuola yang besar
menyimpan asam malat yang kalau tidak disimpan dalam vakuola akan
menyebabkan pH sitoplasma terlalu rendah pada malam hari. Permeabilitas
tonoplas yang rendah terhadap H+ hasil ionisasi asam malat dalam vakuola sangat
penting bagi tumbuhan CAM, karena pH vakuola sering mencapai nilai 4 pada
malam hari.
Meskipun kemampuan suatu tumbuhan melaksanakan CAM ditentukan secara
genetis, kemampuan itu juga dikontrol oleh lingkungan. Umumnya CAM
menyenangi siang hari yang panas dengan tingkat cahaya yang tinggi, malam hari
yang dingin dan tanah yang kering seperti di gurun. Beberapa tumbuhan CAM
setelah hujan atau jika suhu malam hari tinggi beralih ke cara fiksasi CO 2 pada
siang hari seperti tumbuhan C-3. Pada waktu itu stomata terbuka lebih lama pada
pagi hari.

Gambar 2.5 Fiksasi CO2 pada tumbuhan CAM ( Sumber : Sasmitamihardja,


1990)

Anda mungkin juga menyukai