Belakangan ini telah berkembang satu teknologi baru yang mampu memduplikasi
makhluk hidup dengan sama persis, teknologi ini dikenal dengan nama teknologi
kloning. Kloning adalah teknik membuat keturunan dengan kode genetik yang
sama dengan induknya pada makhluk hidup tertentu baik berupa tumbuhan,
hewan, maupun manusia. Kloning telah berhasil dilakukan pada tanaman
sebagaimana pada hewan belakangan ini, kendatipun belum berhasil dilakukan
pada manusia. Tujuan kloning pada tanaman dan hewan pada dasarnya adalah
untuk memperbaiki kualitas tanaman dan hewan, meningkatkan produktivitasnya,
dan mencari obat alami bagi banyak penyakit manusia terutama penyakit-
penyakit kronis guna menggantikan obat-obatan kimiawi yang dapat
menimbulkan efek samping terhadap kesehatan manusia.
Oleh karena itu tidak salah jika Majma' al-Buhts al-Islamiyyah yang berpusat di
Kairo Mesir mengeluarkan fatwa akan bolehnya memanfaatkan teknologi kloning
terhadap tumbuh-tumbuhan atau hewan asalkan memiliki daya guna
(bermanfaat) bagi kehidupan manusia. Hal ini didasarkan pada prinsip bahwa
segala sesuatu yang ada di dunia ini diciptakan untuk kesejahteraan manusia.
Apalagi jika kita memanfaatkan proses kloning ini untuk jelas-jelas untuk
memperbaiki kualitas tanaman dan mempertinggi produktivitasnya atau untuk
memperbaiki kualitas hewan. Selain itu juga dibolehkan memanfaatkan proses
kloning untuk mempertinggi produktivitas hewan-hewan tersebut dan
mengembangbiakannya, ataupun untuk mencari obat bagi berbagai penyakit
manusia, terutama penyakit-penyakit yang kronis.
2.Rumusan Masalah.
Bayi tabung adalah bayi yang di hasilkan bukan dari persetubuh an, tetapi
dengan cara mengambil mani/sperma laki – laki atau ovum perempuan, lalu
dimasukan dalam suatu alat dalam waktu beberapa hari lamanya. Setelah hal
tesebut dianggap mampu menjadi janin, maka dimasukan dalam rahim ibu.
Sel sperma tersebut kemudian akan membuahi sel telur bukan pada tempatnya
yang alami. Sel telur yang telah dibuahi ini kemudian diletakkan pada rahim isteri
dengan suatu cara tertentu sehingga kehamilan akan terjadi secara alamiah di
dalamnya.
Pada dasarnya pembuahan yang alami terjadi dalam rahim melalui cara yang
alami pula (hubungan seksual), sesuai dengan fitrah yang telah ditetapkan Allah
untuk manusia.
Akan tetapi pembuahan alami ini terkadang sulit terwujud, misalnya karena
rusaknya atau tertutupnya saluran indung telur ( tertutupnya saluran indung telur
(tuba Fallopii tuba Fallopii) yang membawa sel telur ke rahim, serta ) yang
membawa sel telur ke rahim, serta tidak dapat diatasi dengan cara membukanya
atau mengobati tidak dapat diatasi dengan cara membukanya atau
mengobatinya. Atau karena sel spermanya. Atau karena sel sperma suami lemah
atau tidak mampu menjangkau rahim isteri untuk bertemu dengan sel telur,
suami lemah atau tidak mampu menjangkau rahim isteri untuk bertemu dengan
sel telur, serta tidak dapat diatasi dengan cara memperkuat sel sperma tersebut,
atau mengupayakan sampainya sel sperma ke rahim isteri agar bertemu dengan
sel telur di sana. Semua ini akan meniadakan kelahiran dan menghambat suami
isteri untuk berbanyak anak. Padahal Islam telah menganjurkan dan mendorong
hal tersebut dan kaum muslimin pun telah disunnahkan melakukan-nya.
Para dokter hingga kini masih memperdebatkan usia bayi tabung yang
lebih pendek dari pada bayi normal. Namun perdebatan itu masih harus
dibuktikan. Para dokter masih mengevaluasi dan mengumpulkan data – data
menyangkut kualitas dan panjangnya usia bayi tabung.
Dr. Indra anwar mengatakan bahwa salah satu penyebab ketidak suburan istri
sehingga sulit memperoleh anak mungkin akibat adanya saluran tersumbat. Ada
pula disebabkan adanya antibody yang diproduksi oleh tubuh menolak sperma,
tapi hal semacam itu masih hurus diteliti lebih lanjut.
Perlu diperhatikan arti angka tersebut, ada yang mengartikan berhasil sampai
hamil, ada yang mengartikan berhasil sampai melahirkan sang bayi. Ada yang
dihitung dari jumlah pasangan yang mengikuti program bayi tabung, dan ada
juga yang dihitung dari semua jumlah program bayi tabung yang dilakukan.
Contoh dari 100 pasang suami istri ada 20 yang berhasil melahirkan bayi, berarti
20% Tapi bagaimana kalau 50 dari 100 pasangan itu sudah menjalani 3 kali
proses bayi tabung, artinya ada 20 bayi dari 200 (50+50*3) proses bayi tabung =
hanya 10%
Tingkat keberhasilan bayi tabung berbeda-beda dari rumah sakit atau klinik satu
dengan lainnya. Hal ini tergantung dari ketersediaan peralatan, jenisnya,
prosedur, keahlian dari para dokternya, dll. Yang paling baik adalah bertanya
langsung ke rumah sakit.
Ada Rumah Sakit yang mempunyai tingkat keberhasilan hamil dengan program
bayi tabung sekitar 60% di tahun 2006. Lumayan besar tapi jangan senang dulu,
ini statistik untuk keberhasilan hamil dari wanita berumur kurang dari 30 tahun
dan dari fresh cycle (program penuh, bukan dari embrio yang dibekukan). Rata-
ratanya 30-35% untuk semua kasus (dihitung dari banyaknya proses bukan dari
banyaknya pasangan suami-istri), dan untuk sampai melahirkan (atau kerennya
take- home-baby) sekitar 25-27%.
Dari data statistik ternyata umur sang ibu punya pengaruh yang sangat besar
terhadap keberhasilan bayi tabung. Semakin tua semakin kecil tingkat
keberhasilannya. Katanya sekitar 25% untuk wanita di bawah umur 35 tahun, di
bawah 10% bagi yang berumur diatas 40, sekitar 1% untuk yang diatas 45 tahun,
0% di atas 50 tahun.
Ternyata ada faktor lainnya yang juga mempengaruhi tingkat keberhasilan yaitu
kesehatan, tipe embrio yang dimasukkan fresh atau frozen. Memang banyak
sekali faktor yang menentukan keberhasilan program Bayi Tabung ini namun
pada pelaksanaanya anda tinggal menanyakan langsung pada dokter.
• Jika kloning dilakukan manusia seolah seperti barang mekanis yang bisa
dicetak semaunya oleh pemilik modal. Hal ini akan mereduksi nilai-nilai
kemanusiaan yang dimiliki oleh manusia hasil kloning.
Tentang bayi tabung sekitar 30 tahun lalu seorang bayi perempuan dilahirkan
dari rahim seorang perempuan. Sekilas kelahiran tersebut merupakan kelahiran
biasa, normal. Namun, kelahiran itu sebenarnya merupakan hasil dari
pembuahan di luar tubuh manusia. Metode tersebut dikembangkan oleh ilmuwan
Inggris, Louise Brown. Pada mulanya, hasil percobaan ”bayi tabung” tersebut
memicu protes di berbagai belahan dunia, akan tetapi sekaligus mengubah
pandangan akan kehidupan dan kemajuan sains. Metode tersebut telah
menandai perubahan mendasar dalam perkembangan ilmu kedokteran.
Kloning, dalam ranah kloning manusia disini berada pada posisi ketiga dari ide
ilmiah tersebut. Kita tidak bisa menentukan secara pasti (halal/haramnya) karena
ide tersebut masih dalam tataran ide dan belum diaplikasikan. Dalam hal ini
segala bentuk penelitian ilmiah hukumnya mubah/boleh. Kita bisa mengambil
kesimpulan keputusan hukumnya setelah ide tersebut diaplikasikan dengan
menimbang dampak- dampaknya terhadap kehidupan, tentang maslahah atau
tidaknya hasil penelitian tersebut.
Tetapi pendapat para ulama tentang kloning pada manusia seandainya nanti
berhasil dilakukan menarik untuk dikaji. Diantaranya pendapat Sheikh
Muhammad Thanthawi dan Sheikh Muhammad Jamil Hammud Al-’Amily yang
mengatakan bahwa kloing dalam upaya mereproduksi manusia terdapat
pelecehan terhadap kehormatan manusia yang mestinya dijunjung tinggi. Kloning
mengarah kepada goncangnya sistem kekeluargaan serta penghinaan dan
pembatasan peranan perempuan. Ia bukan saja memutuskan silaturahim tetapi
juga mengikis habis cinta. Ia adalah mengubah ciptaan Allah dan bertentangan
dengan Sunatullah. Itu adalah pengaruh setan bahkan merupakan upayanya
untuk menguasai dunia dan manusia.
Sheikh Muhammad Ali al-Juzu (Mufti Lebanon yang beraliran Sunni) menyatakan
bahwa kloning manusia akan mengakibatkan sendi kehidupan keluarga menjadi
terancam hilang atau hancur, karena manusia yang lahir melalui proses kloning
tidak dikenal siapa ibu dan bapaknya, atau dia adalah percampuran antara dua
wanita atau lebih sehingga tidak diketahui siapa ibunya. Selanjutnya kalau
cloning dilakukan secara berulang-ulang, maka bagaimana kita dapat
membedakan seseorang dari yang lain yang juga mengambil bentuk dan rupa
yang sama.
Sheikh Farid Washil (mantan Mufti Mesir) menolak kloning reproduksi manusia
karena dinilainya bertentangan dengan empat dari lima Maqashid asy- Syar’iah:
pemeliharaan jiwa, akal, keturunan, dan agama. Dalam hal ini cloning menyalahi
pemeliharaan keturunan. Dari beberapa pendapat tersebut, kita bisa
menyimpulkan bahwa cloning hukumnya haram karena lebih berpotensi
menghasilkan dampak buruk daripada dampak baiknya. Keharaman cloning ini
lebih didasarkan pada hilangnya salah satu hal yang harus dilindungi manusia
yaitu faktor keturunan. Hal ini kemudian disandarkan pada qaidah “dar’ul mafasid
muqaddamun ala jalbil mashalih” yang artinya Menampik keburukan lebih
diutamakan daripada mendatangkan manfaat’. Hilangnya garis keturunan
manusia yang dikloning akan menghilangkan hak-hak manusia tersebut, seperti
misalnya hak untuk mendapat penghidupan dari keluarganya, warisan, lebih
parah lagi hak untuk mendapatkan kasih sayang dari orang tua geneticnya, dan
hak- hak lain yang harus ia dapatkan. Pengharamannya diambil dari kaedah
yang ditegaskan oleh firman Allah (QS. 2: 219) tentang minuman keras yang
artinya, Dosa keduanya (minuman keras dan perjudian) lebih besar daripada
manfaatnya. Dari sana kita bisa menarik benang merah bahwa cloning yang
bertujuan untuk pengobatan misalnya penggantian organ tubuh manusia dengan
organ cloning menurut kami diperbolehkan sepanjang hal itu mendatangkan
maslahah dan karena kondisi dlarurat yang dialami oleh pasien (Sheikh Farid
Washil : 2003).
Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia
berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha
Mengetahui segala sesuatu.”(Q.S.Al-Baqoroh: 29)
Anak-anak produk proses kloning tersebut dihasilkan melalui cara yang tidak
alami. Padahal justru cara alami itulah yang telah dihasilkan melalui cara yang
tidak alami. Padahal justru cara alami itulah yang telah ditetapkan oleh Allah
untuk manusia dan dijadikan-Nya sebagai sunnatullah untuk ditetapkan oleh
Allah untuk manusia dan dijadikan-Nya sebagai sunnatullah untuk menghasilkan
anak-anak dan keturunan menghasilkan anak-anak dan keturunan. Dalil-dalil
keharaman.:Q.S. An-Najm:45-46
Artinya :
Artinya : “Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim)
(37), kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya, dan
menyempurnakannya (38)”(Q.S.Al-Qiyamah :37-38)
Anak-anak produk kloning dari perempuan saja (tanpa adanya laki-laki), tidak
akan mempunyai ayah. Dan anak produk kloning tersebut jika dihasilkan dari
proses pemindahan sel telur --yang telah digabungkan dengan inti sel tubuh-- ke
dalam rahim perempuan yang bukan pemilik sel telur, tidak pula akan
mempunyai ibu. Sebab rahim perempuan yang bukan pemilik sel telur, tidak pula
akan mempunyai ibu. Sebab rahim perempuan yang menjadi tempat
pemindahan sel telur tersebut hanya menjadi penampung, tidak lebih. Ini
merupakan tindakan menyia-nyiakan manusia, sebab dalam kondisi ini tidak
terdapat ibu dan ayah. Hal ini bertentangan dengan firman Allah SWT : Q.S.Al-
Hujurat:13,
Artinya : “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang
paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”(Q.S.Al-
Hujura t:13)
Q.S.Al-Ahzab:5,
Q.S.Al-Israa':70,
Q.S.At-tiin:4
Artinya : "...dan akan aku (Iblis) suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu
benar-benar mereka mengubahnya." (QS. An Nisaa' : 119)
Yang dimaksud dengan ciptaan Allah (khalqullah khalqullah) dalam ayat tersebut
adalah suatu fitrah yang telah ditetapkan Allah untuk manusia. Dan fitrah dalam
kelahiran dan berkembang biak pada manusia adalah dengan adanya laki-laki
dan perempuan, serta melalui jalan pembuahan sel sperma laki-laki pada sel
telur perempuan. Sementara Allah SWT telah menetapkan bahwa proses
pembuahan tersebut wajib terjadi antara seorang laki-laki dan perempuan yang
diikat dengan akad nikah yang sah. Dengan demikian kelahiran dan
perkembangbiakan anak melalui kloning bukanlah termasuk fitrah. Apalagi kalau
prosesnya terjadi antara laki-laki dan perempuan yang tidak diikat dengan akad
nikah yang sah.
Sedangkan masalah bayi tabung pada dasarnya adalah bayi yang di hasilkan
bukan dari persetubuhan, tetapi dengan cara mengambil mani/sperma laki – laki
atau ovum perempuan, lalu dimasukan dalam suatu alat dalam waktu beberapa
hari lamanya. Karena adanya kerusakan atau tertutupnya saluran indung telur
( rusakan atau tertutupnya saluran indung telur (tuba Fallopii ) yang membawa
sel telur ke rahim, serta tidak dapat diatasi dengan cara membukanya atau
mengobatinya. Atau karena sel sperma suami lemah atau tidak mampu
menjangkau rahim isteri untuk bertemu dengan sel telur, serta tidak dapat diatasi
dengan cara memperkuat sel sperma tersebut, atau mengupayakan sampainya
sel sperma ke rahim isteri agar bertemu dengan sel telur di sana. Semua ini akan
meniadakan kelahiran dan menghambat suami isteri untuk berbanyak anak.
Padahal Islam telah menganjurkan dan mendorong untuk berbanyak anak dan
kaum muslimin pun telah disunnahkan melakukannya.
Program bayi tabung sebagai salah satu teknik rekayasa reproduksi memiliki
sejumlah keunggulan dan kelemahan.
Proses seperti ini merupakan upaya medis untuk mengatasi kesulitan yang ada,
dan hukumnya boleh (ja’iz) menurut syara’. Sebab upaya tersebut adalah upaya
untuk mewujudkan apa yang disunnahkan oleh Islam, yaitu kelahiran dan berba
nyak anak, yang merupakan salah satu tujuan dasar dari suatu pernikahan.
Diriwayatkan dari Anas RA bahwa Nabi SAW telah bersabda : “Menikahlah kalian
dengan perempuan yang penyayang dan subur (peranak), sebab sesungguhnya
aku akan berbangga di hadapan para nabi dengan banyaknya jumlah kalian
pada Hari Kiamat nanti.” (HR. Ahmad)
Hukumnya haram bila sel telur isteri yang telah ter buahi diletakkan dalam rahim
perempuan lain yang bukan isteri, atau apa yang disebut sebagai “ibu pengganti”
(surrogate mother). Begitu pula haram hukumnya bila proses dalam pembuahan
buatan tersebut terjadi antara sel sperma suami dengan sel telur bukan isteri,
meskipun sel telur yang telah dibuahi nantinya diletakkan dalam rahim isteri.
Demi kian pula haram hukumnya bila proses pembuahan tersebut terjadi antara
sel sperma bukan suami dengan sel telur isteri, meskipun sel telur yang telah
dibuahi nantinya diletakkan dalam rahim isteri.
Ketiga bentuk proses di atas tidak dibenarkan oleh hukum Islam, sebab akan
menimbulkan pencampuradukan dan penghilangan nasab, yang telah
diharamkan oleh ajaran Islam.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA bahwa dia telah mendengar Rasulullah SAW
bersabda ketika turun ayat li’an :
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, dia mengatakan bahwa Rasulullah SAW telah
bersabda :
“Siapa saja yang menghubungkan nasab kepada orang yang bukan ayahnya,
atau (seorang budak) bertuan (loyal/taat) kepada selain tuannya, maka dia akan
mendapat laknat dari Allah, para malaikat, dan seluruh manusia.” (HR. Ibnu
Majah)
Ketiga bentuk proses di atas mirip dengan kehamilan dan kelahiran melalui
perzinaan, hanya saja di dalam prosesnya tidak terjadi penetrasi penis ke dalam
vagina. Oleh karena itu laki-laki dan perempuan yang menjalani proses tersebut
tidak dijatuhi sanksi bagi pezina (hadduz zina), akan tetapi dijatuhi sanksi
berupata’zir*, yang besarnya diserahkan kepada kebijaksaan hakim (qadli).
3. Target dan Tujuan
Dari rumusan masalah di atas maka penulisan draft ini mempunyai target dan
tujuan:
3 Untuk mengetahui pendapat cloning dan bayi tabung menurut Ilmuwan barat.
4 Untuk mengetahui cloning dan bayi tabung dalam kajian hokum Islam.
4. Metodologi
Darft ini merupakan hasil penggumpulan data yang penulis lakukan untuk
mencari fakta – fakta yang berkaitan dengan masalah tersebut. Baik berupa
dokumen atau informasi yang valid dan dapat dipercaya.
5. Kontribusi
6. Kesimpulan Hipotesis
Bayi tabung adalah bayi yang dihasilkan bukan dari persetubuhan, tapi dengan
cara mengambil sperma laki – laki dan ovum perempuan, lalu di masukkan
dalam alat dalam waktu beberapa hari lamanya setelah hal tersebut dianggap
mampu menjadi janin, maka dimasukkan kedalam rahim ibu.
Kloning adalah teknik membuat keturunan dengan kode genetik yang sama
dengan induknya pada makhluk hidup tertentu baik berupa tumbuhan, hewan,
maupun manusia.
Dokter Ali Baziad spesialis kebidanan, mengemukakan bahwa bayi tabung yang
pertama di Dunia hingga kini masih hidup dan umurnya 30 tahun bahkan dia
sudah memiliki anak dengan proses normal.
Dari data statistik ternyata umur sang ibu punya pengaruh yang sangat besar
terhadap keberhasilan bayi tabung. Semakin tua semakin kecil tingkat
keberhasilannya. Katanya sekitar 25% untuk wanita di bawah umur 35 tahun, di
bawah 10% bagi yang berumur diatas 40, sekitar 1% untuk yang diatas 45 tahun,
0% di atas 50 tahun.
Menurut George Annos, kloning akan memiliki dampak buruk bagi kehidupan,
antara lain :
• Jika kloning dilakukan manusia seolah seperti barang mekanis yang bisa
dicetak semaunya oleh pemilik modal. Hal ini akan mereduksi nilai-nilai
kemanusiaan yang dimiliki oleh manusia hasil kloning.
Hukum bayi tabung dalam Islam boleh menurut syarat yang ditentukan dan
haram bila tidak memenuhi syarat tentunya, sedangkan kloning jelas – jelas
haram menurut islam dan tidak boleh dilakukan.