Oleh:
DONI DEWAN DANU
NIM : 1601004
i
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh:
DONI DEWAN DANU
NIM : 1601004
ii
SURAT PERNYATAAN
NIM : 1601004
PASURUAN” adalah bukan Karya Tulis Ilmiah orang lain baik sebagian maupun
Yang Menyatakan,
Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II
Kusuma Wijaya Ridi Putra, S.Kep.NS., MNS Meli Diana, S.Kep.NS., M.Kes
NIDN. 0731108603 NIDN.0724098402
iii
LEMBAR PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH
Oleh
Pembimbing I Pembimbing II
Kusuma Wijaya Ridi Putra, S.Kep.NS., MNS Meli Diana, S.Kep.NS., M.Kes
NIDN. 0731108603 NIDN.0724098402
Direktur
AkademiKeperawatanKertaCendekia
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diuji dan disetujui oleh Tim Penguji pada sidang di Program D3
Keperawatan Akademi Keperawatan Kerta Cendekia Sidoarjo.
TIM PENGUJI
Tanda Tangan
Mengetahui,
Direktur
AkademiKeperawatanKertaCendekia
v
MOTTO
“berjuanglah
karena hidup
adalah perjuangan
yang HARUS DI
PerjuangKan”
By. DoniDewanDanu
vi
Lembar Persembahan
Dengan segala puja dan puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa dan atas
dukungan dan do’a dari orang-orang tercinta, akhirnya skripsi ini dapat
dirampungkan dengan baik dan tepat pada waktunya. Oleh Karena itu, dengan
rasa bangga dan bahagia saya haturkan rasa syukur dan terimakasih saya kepada:
Tuhan YME, karena hanya atas izin dan karuniaNyalah maka skripsi ini dapat
dibuat dan selesai pada waktunya. Puji syukur yang tak terhingga pada Tuhan
Bapak dan Ibu saya, yang telah memberikan dukungan moril maupun materi serta
do’a yang tiada henti untuk kesuksesan saya, karena tiada kata seindah lantunan
do’a dan tiada do’a yang paling khusuk selain do’a yang terucap dari orang tua.
Ucapan terimakasih saja tak kan pernah cukup untuk membalas kebaikan orang
tua, karena itu terimalah persembahan bakti dan cintaku untuk kalian bapak ibuku.
Bapak dan Ibu Dosen pembimbing, penguji dan pengajar, yang selama ini telah
tulus dan ikhlas meluangkan waktunya untuk menuntun dan mengarahkan saya,
memberikan bimbingan dan pelajaran yang tiada ternilai harganya, agar saya
menjadi lebih baik. Terimakasih banyak Bapak dan Ibu dosen, jasa kalian akan
Teman-teman saya yaitu Iwan tewel kanca kos, Bagus kanca kos sebelah, Dodik
pedot, Mamat, Ebi kadal, Alfianto, osopoioi, Fitri, Nora, dan terakhir Naput.
vii
Terimakasih banyak selama ini telah membantu saya dalam mengerjakan skripsi
ini dan terimakasih banyak atas waktu kalian untuk saling bercerita, curhat,
persembahkan skripsi ini untuk kalian semua, orang-orang yang saya sayangi. Dan
semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna untuk kemajuan ilmu
viii
KATA PENGANTAR
ix
DAFTAR ISI
x
BAB 3 TINJAUAN KASUS…………………………………………………. 36
3.1 Pengkajian………………………………………………………………….36
3.2 Analisa Data…………………………………………………………….….46
3.3 Masalah Keperawatan…………………………………………………..….49
3.4 Diagnosa Keperawatan………………………………………………….….49
3.5 Rencana Keperawatan………………………………………………...……50
3.6 Tindakan Keperawatan……………………………………………………..53
3.7 Catatan Perkembangan……………………………………………………..57
3.8 Evaluasi Keperawatan……………………………………………………...62
BAB 4 PEMBAHASAN………………………………………………………...64
4.1 Pengkajian……………………………………………………………….....64
4.2 Diagnosa Keperawatan…………………………………………………….69
4.3 Perencanaan………………………………………………………………..70
4.4 Pelaksanaan………………………………………………………………..71
4.5 EvaluasiKeperawatan……………………………………………………...72
BAB 5 PENUTUP……………………………………………………………....74
5.1 Simpulan…………………………………………………………………...74
5.2 Saran……………………………………………………………………….75
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….76
LAMPIRAN……………………………………………………………………78
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.2 Analisa data pada pasien Tn. K dengan diagnosa Gastritis di
ruang Melati RSUD Bangil pada tanggal 22 Januari 2019
…………………………………………………………….....46
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
lambung yang dapat bersifat akut dan kronik (Price & Wilson, 2012). Masyarakat
pada umumnya mengenal gastritis dengan sebutan penyakit maag yaitu penyakit
yang menurut mereka bukan suatu masalah yang besar, gastritis terjadi pada
semua usia mulai dari anak-anak, remaja, dewasa sampai tua. Penyakit ini
nyeri dan rasa sakit tidak enak pada perut. Banyak penderita gastritis itu berawal
Terkadang gejala gastritis pada awalnya diabaikan saja, padahal jika penyakit
gastritis itu dibiarkan maka bias terjadi kondisi komplikasi yang cukup parah
(Putra, 2012).
beberapa negara dunia dan mendapatkan hasil persentase dari angka kejadian
gastritis di dunia, diantaranya Inggris 22%, China 31%, Jepang 14,5%, Kanada
35%, dan Perancis 29,5%. Di dunia, insiden gastritis sekitar 1,8-2,1 juta dari
sekitar 583.635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya. Prevalensi gastritis yang
secara substantial lebih tinggi daripada populasi di barat yang berkisar 4,1% dan
1
2
bersifat asimptomatik. Gastritis biasanya dianggap sebagai suatu hal yang remeh
namun gastritis merupakan awal dari sebuah penyakit yang dapat menyusahkan
kita. Persentase dari angka kejadian gastritis di Indonesia menurut WHO adalah
40,8%. Angka kejadian gastritis pada beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi
dengan prevalensi 274,396 kasus dari 238,452,952 jiwa penduduk (Kurnia &
Rahmi, 2011). Berdasarkan Dinas Kesehatan provinsi jawa timur (2012), pada
pasien rawat inap yang menderita penyakit gastritis di rumah sakit umum
pemerintah ada 172 kasus. Sedangkan data yang diperoleh dari rekam medic di
RSUD Bangil Pasuruan pada tahun 2017, penderita gastritis terdapat 142 kasus,
Penyakit gastritis terjadi karena salah satu akibat masalah yang sering
muncul akibat dari perubahan gaya hidup. Seperti konsumsi makanan yang tinggi
memicu timbulnya gastritis. Pada penderita gastritis biasanya ada reaksi mengeluh
sakit perut ,mual ,muntah . Masalah yang perlu diperhatikan adalah Kurangnya
Menurut Arif (2008), terjadinya Gastritis dapat disebabkan oleh pola makan yang
tidak baik dan tidak teratur, yaitu frekuensi makan, jenis dan jumlah makanan,
lambung. Lambung memiliki lapisan epitel mukosa yang secara konstan terpapar
eksogenya adalah obat-obatan, alkohol dan bakteri yang dapat merusak integritas
lambung yaitu produksi mucus yang didalamnya terdapat yang berperan penting
sel epitel yang menstranport ion untuk memelihara pH intraseluler dan produksi
sebagai komponen utama yang menyediakan ion HCO3 sebagai penetral asam
lambung dan memberikan suplai mikronutrien dan oksigenasi yang adekuat saat
terjadi sebagai akibat dari mekanisme pelindung ini rusak atau hilang, sehingga
dinding lambung tidak memiliki pelindung terhadap asam lambung (Prie &
Wilson, 2009). Faktor endogen maupun faktor eksogen yang dapat merusak
Proses peradangan ini yang akhirnya merangsang mediator nyeri yaitu bradikinin,
histamin, serotonin dan prostaglandin sehingga tumbuh akan merasa nyeri pada
epigastrium.
Penyakit gastritis dapat dicegah dengan menjaga pola makan. Yang salah
satunya dengan melakukan pengurangan makanan yang berasam dan pedas. Pada
memadai oleh karena itu perawat dapat meningkatkan pengetahuan keluarga dan
Pasuruan.
1.4 Manfaat
Terkait dengan tujuan, maka tugas akhir ini diharapkan dapat memberi
manfaat :
1.4.1 Akademis, hasil studi kasus ini merupakan sumbangan bagi ilmu
gastritis.
baik
Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu rujukan bagi peneliti
dengan gastritis
6
1.5.2 Metode
peristiwa atau gejala yang terjadi pada waktu sekarang yang meliputi
1.5.3.2 Wawancara
1.5.3.3 Observasi
1.5.3.4 Pemeriksaan
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari keluarga atau orang
Supaya lebih jelas dan lebih mudah dalam mempelajari dan memahami
studi kasus ini, secara keseluruhan di bagi menjadi tiga bagian, yaitu :
1.6.2 Bagian inti, terdiri dari lima bab, yang masing-masing bab
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab 2 ini akan diuraikan secara teoritis mengenai konsep penyakit
etiologi dan cara penanganan secara medis. Asuhan keperawatan akan diuraikan
evaluasi.
Gastritis berasal dari kata gaster yang artinya lambung dan itis yang berarti
inflamasi peradangan. Menurut Hirlan dalam Aru (2009), gastritis adalah proses
inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung, yang berkembang bila
mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain.
Lindseth dalam Price dan Wilson (2009), gastritis adalah suatu keadaan
peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis,
diakibatkan ketidakteraturan diet, misalnya makan terlalu banyak dan cepat atau
makan-makanan yang terlalu berbumbu atau terinfeksi oleh penyebab yang lain
seperti alcohol, aspirin, refluk empedu atau terapi radiasi (Smeltzer & Bare, 2009).
8
9
suatu peradangan atau perdarahan pada mukosa lambung yang disebabkan oleh
faktor iritasi, infeksi, dan dan ketidakteraturan dalam pola makan, misalnya telat
makan, makan terlalu banyak dan cepat, makan-makanan yang terlalu berbumbu
dan makanan yang pedas. Secara garis besar, gastritis dapat dibagi menjadi
pada manifestasi klinis, gastritis dapat dibagi menjadi akut dan kronis tetapi
2.1.2.2 Kopi
karbohidrat, asam amino, asam nabati yang disebut dengan fenol, vitamin
kesehatan perut dan lapisan lambung yaitu kafein dan asam chologenic.
10
2.1.2.3 Teh
lebih dari 2 gelas secara teratur, sering menderita penyakit yang disebut
yang mencegah atau menetralisasi efek radikal bebas yang merusak, tetapi
jika beberapa antioksidan bersatu akan membentuk suatu zat yang disebut
2.1.2.4 Rokok
OAINS adalah salah satu golongan obat besar yang secara kimia
erosive adalah aspirin dan sebagian besar obat anti inflamasi non steroid
(Aru, 2009).
2.1.2.6 Stress
dihadapi mental (psikis), fisik emosional, dan spiritual manusia, yang pada
2009).
2.1.2.7 Alcohol
ke dalam sel-sel dan menghancurkan struktur sel tersebut. Oleh karna itu
minuman seperti bir, anggur, dan minuman keras lainnya terdapat dalam
berbentuk kurva dan batang. Helicobacter pylori adalah suatu bakteri yang
anoreksia) dan dapat terjadi muntah, serta cegukan beberapa pasien adalah
asimtomatik, kolik dan diare dapat terjadi jika makanan pengiritasi tidak
Menurut Price & Wilson (2012), Manifestasi klinis dari gastritis yaitu :
hematomesis.
faktor agresif (asam lambung dan pepsin) dan faktor defensi (ketahanan
mukosa). Penggunaan aspirin atau obat anti inflamasi non steroid (AINS)
gejala berupa nyeri, sakit, dan ketidaknyamanan yang terpusat pada perut
Helicobacter pyeri oleh karena itu, gaster memiliki dua faktor yang sangat
Masuknya zat-zat seperti asam dan basa kuat yang bersifat korosif
gastritis akut adalah perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa
biarkan tidak terawat, gastritis akan dapat menyebabkan ulkus peptik dan
secara terus menerus pada dinding lambung dan perubahan pada sel-sel
dinding lambung.
bermula pada sel-sel yang bermula pada sel-sel kelenjar dalam mukosa.
lambuang. Kanker jenis ini dapat disembuhkan bila ditemukan pada tahap
dalam sempel tinja seseorang. Hasil tes yang positif menunjukkan orang
karena gastritis.
17
2.1.6.4 Rontgen
menelan cairan barium dahulu sebelum dilakukan rontgen. Cairan ini akan
melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika dirontgen.
2.1.6.5 Endoskopi
yang mungkin tidak dapat dilihat oleh sinar X. Tes ini dilakukan dengan
mulut dan masuk kedalam esofagus, lambung dan bagian atas usus kecil.
tes ini. Jika ada jaringan dalam saluran cerna yang telihat mencurigakan,
Sempel itu kemudian akan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. Tes ini
memakan waktu kurang lebih 20-30 menit. Pasien biasanya tidak langsung
disuruh pulang ketika tes ini selesai, tetapi harus menunggu sampai efek
dari anestesi menghilang, kurang lebih 1-2 jam. Komplikasi yang sering
endoskop.
18
pengobatan suportif.
terutama bagi pasien yang menderita penyakit dengan keadaan klinis yang
segera berhenti bila keadaan si pasien membaik dan lesi mukosa akan
kelenjar di sertai sel parietal dan chiefcell. Dinding lambung menjadi tipis
golongkan menjadi dua kategori tipe A (Altrofik atau fundal) Dan tipe B
(Antral ).
merupakan suatu penyakit autoimun yang di sebabkan oleh adnya auto anti
body terhadap sel parietal kelenjar lambung dan faktor instrinsik tidak
obati, pada anemia pernisiosa harus diberi pengobatan vitamn B12 dan
adalah gangguan rasa nyaman nyeri, ini merupakan prioritas utama dalam
2013) .
(Muttaqin, 2013).
21
dihindari dan yang baik untuk di konsumsi. Karena beberapa makanan dan
Kwee, 2015).
2.2.2.1 Ekonomi
2.2.2.2 Sosial
diterapkan dalam praktek keperawatan yang mana hal ini disebut sebagai
2.3.1 Pengkajian
laboratorium.
1) Usia tua memiliki resiko yang lebih tinggi untuk menderita gastritis
penyakit ini.
1) Keluhan Utama
muntah darah/hematemesis.
digunakan :
presipitasi nyeri
(2) Quality of pain : seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau
(3) Region : radiation, relief : apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa
(4) Severity (Scale) of pain : seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan
(5) Time : berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah buruk
Berisi tentang kapan terjadinya nyeri ulu hati, apakah penderita mual
atau muntah, apakah penderita tidak nafsu makan serta upaya apa yang
Pola makan yang tidak teratur, stress, kopi, banyak merokok, minum
6) Pemeriksaan fisik
(1) B1 (breath)
(2) B2 (blood)
(3) B3 (brain) :
(4) B4 (bladder) :
(5) B5 (bowel) :
(1)) Inspeksi : perut datar, tidak ada lesi, warna kulit sama
(7) B7 (Pengindraan)
endokrin (Putra,2012)
2.3.2.2 Kekurangan volume cairan b/d masukan cairan tidak cukup dan
Tabel 2.1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d masukan
nutrient yang tidak adekuat dan mual muntah
Tabel 2.2 Defisien volume cairan b/d masukan cairan tidak cukup dan kehilangan
cairan karena muntah, perdarahan.
N Tujuan / Kriteria
INTERVENSI RASIONAL
O Hasil
3 Setelah dilakukan 1) Observasi TTV 1) Mengetahui
tindakan selama perkembangan
2x24 jam klien.
diharapkan nyeri 2) Kaji skala nyeri 2) Mengetahui
pasien berkurang. klien perkembangan
nyeri klien.
Kriteria Hasil : 3) Atur posisi yang 3) Posisi yang tepat
1) Nyeri klien
nyaman bagi dan dirasa
berkurang
klien. nyaman oleh
atau
klien dapat
hilang.
mengurangi
2) Skala nyeri
resiko klien
0.
terhadap nyeri.
3) Klien
dapat
4) Ajarkan teknik 4) Dapat membuat
relaks.
distraksi dan klien jadi lebih
4) Keadaan
reklasasi. baik dan
umum
melupakan nyeri.
klien baik.
5) Analgetik dapat
5) Kolaborasi memblok
dalam reseptor nyeri
pemberian pada susunan
analgetik. saraf pusat.
3) Berikan 3) Memberikan
penjelasan pengetahuan dasar
tentang dimana pasien dapat
penyakit yang membuat pilihan
.
4) berikan 4) memberikan
kesempatan kesempatan pasien dan
pasien dan keluarga untuk lebih
keluarga untuk memahami tentang
berpartisipasi penyakitnya
aktif dalam
pendidikan
kesehatan
2014)
regimen pola makan, diet rendah sodium, lemak jenuh, dan kolestrol.
2.2.5 Evaluasi
yaitu evaluasi hasil dan formatif yang dilakukan setiap selesai melakukan
membandikan respon pasien pada tujuan khusus dan umum yang telah
SOAP :
dilaksanakan.
33
dilaksanakan.
menyimpulkan apakah masalah masih tetap muncul atau ada masalah baru
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
teriritasi.
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
35
2.4 Pathway
Mengganggu
Menghancurkan
pembentukan lapisan mukosa Menurunkan
sawar mukosa lambung kemampuan protektif
lambung terhadap asam
Nyeri
Menurunkan tonus Mukosa lambung
dan peristaltik kehilangan
lambung integritas jaringan
Menurunkan
sensori untuk
makan Refluk isi duodenum ke
lambung
TINJAUAN KASUS
Pada bab ini akan disajikan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan yang
tanggal 25 Januari 2019 diruang rawat inap Melati RSUD Bangil – Pasuruan.
3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas
beragama islam, bahasa yang digunakan adalah bahasa jawa. Pasien lulusan SD
dan bekerja sebagai petani. Pasien tinggal di Lumbang Bangil Pasuruan. Pasien
masuk rumah sakit pada tanggal 19 Januari 2019 jam 10.00 WIB, nomer rekam
medis 00385xxx.
2019 jam 10.00 WIB, Karena sejak 15 hari yang lalu pasien perutnya
sakit disertai mual muntah ± 4 x sehari dan pusing, lalu oleh keluarga
36
37
3.1.3.2 Operasi
3.1.3.3 Alergi
makanan.
penyakit keturunan.
ventilasi baik.
sebelum beraktivitas.
38
Nafsu makan sebelum sakit menurun karena terdapat luka atau pus pada
pergelangan kaki kanan dengan diameter 3 cm berlubang kedalam dan saat sakit
nafsu makan habis dengan porsi 1/4 . Pola makan sebelum sakit 1x sehari dan saat
sakit 3x sehari porsi 1/4. Jenis minuman yang diminum air putih, jumlah air yang
makananbergizi yang rendah lemak dan kalori. Berat badan sebelum sakit 55 kg
tubuh
: Perempuan
X : Meninggal
: Pasien
: :Tinggal serumah
3.1.7.1 Keadaan umum: Pasien lemah, berbaring di tempat tidur GCS 4,5,6
respirasi: 20x/menit.
39
20x/menit, suara nafas vesikuler, tidak ada retraksi otot bantu nafas,
perkusi thorax resonan, tidak memakai alat bantu nafas, batuk (-) Produksi
Sputum (-).
Tidak ada nyeri dada, irama jantung teratur, pulsasi kuat di ICS
jantung tambahan, tidak ada clubbing finger, tidak ada cyanosis, tidak
kejang, tidak ada kaku kuduk, tidak ada nyeri kepala, pusing (+) saat
± 2 jam dari jam 13.00 sampai jam 15.00, tidur malam selama ± 7 jam
produksi urin 1500 ml/hr, warna kekuningan, bau khas urine, tempat
dirumah sakit dengan konsistensi lembek, warna hitam, bau khas feses,
ekstremitas atas (5,5), ekstremitas bawah (4,5). Tidak ada fraktur, tidak
ada dislokasi, akral hangat, turgor baik, CRT < 2 detik, tidak ada
terkait dengan adanya luka gangrene pada kaki kanan dengan diameter 3
kaki kanan Q : nyeri terasa panas dan cekot-cekot R : nyeri pada luka
41
timbul.
sklera putih, ada sekret, palpebra normal, tidak ada alat bantu,
penciuman normal
5) Peraba : normal
kelenjar parotis, px berkeringat, terdapat luka gangrene pus (+) bau khas
kedalam dan terdapat juga pus. Pasien mengatakan sering minum dan
tubuhnya
42
2) Identitas :
merasa puas
laki - laki
3) Peran :
sebagai Ayah
4) Ideal diri :
Keluarga : -
Tempat/lingkungan kerja : -
5) Harga diri :
dirinya
6) Data sosial :
keyakinannya
dan berdoa
sembuh
adalah ujian.
44
Tabel 3.1 Hasil pemeriksaan laboratorium pada pasien tanggal 22 Januari 2019
3.1.7.13 Terapi
nyeri akut atau nyeri kronik berat seperti sakit kepala, sakit gigi,
Mahasiswa
Tabel 3.2 Analisa Data pada pasien Tn. K dengan Diagnosa Medis Gastritis di
RuangMelati RSUD Bangil Tanggal 22Januari 2019
beraktivitas DO : Dx Gastritis
- TTV
TD : 100/70mmHg
Nadi : 98x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36,7 C
DO : kebutuhan tubuh
47
BB turun hingga 3 kg
- Hb 6,52 g/dl
- TTV
TD : 100/70 mmHg
N : 98x/menit
RR : 20x/menit
o
S : 36,7 C
3. DS:- Luka gangrene Kerusakan
- Adanya pus
- Bau khas
kanan
- TTV
TD : 100/70 mmHg
N : 98x/menit
RR : 20x/menit
o
S : 36,7 C
5. DS : - adanya pusing saat Adanya pusing saat Resiko jatuh
Resiko jatuh
49
eksudat
3.4.5 Resiko jatuh berhubungan dengan adanya pusing saat melalukan aktivitas
50
Tabel 3.3 Rencana Tindakan Keperawatan pada pasien Tn. K dengan Diagnosa
Medis Gastritis di Ruang Melati RSUD Bangil Tanggal 22 Januari 2019
7) Kolaborasi nyeri
pemberian 6) Makanan
juga.
menghancurkan
kandungan gaster.
Makanan sedikit
mencegah distensi
dan haluaran
gastrin.
7) Membantu dalam
mencegah
perdarahan pada
saluran cerna
gas. berkembangnya
meningkatkan
makan.
5) Membantu dalam
mempengaruhi nafsu
makan atau
pencernaan dan
membatasi masukan
nutrisi.
6) Membantu dalam
memenuhi kebutuhan
53
Tabel 3.4 Implementasi Keperawatan pada pasien Tn. K dengan Diagnosa Medis
Gastritis di Ruang Melati RSUD Bangil Tanggal 22– 25 Januari 2019
dilakukan
keperawatan
pemberian obat :
tpm
- injeksi ceftriaxone 1 gr
TD : 100/70 mmHg
Nadi : 98x/menit
Suhu : 36,7ºC
RR : 20x/menit
54
keperawatan
nyeri
S : skala 6
obat
- injeksi ceftriaxone 1 gr
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,5ºC
RR : 20x/menit
55
sering
nyeri
S : skala 5
obat
- injeksi ceftriaxone 1 gr
TD : 120/80mmHg
Nadi : 84x/menit
Suhu : 36,5ºC
RR : 20x/menit
tpm
sering
relaksasi
- injeksi ceftriaxone 1 gr
TD : 120/70mmHg
Nadi : 87x/menit
Suhu : 36,3ºC
RR : 20x/menit
57
Tabel 3.5 Catatan Perkembangan pada pasien Tn. K dengan Diagnosa Medis
Gastritis di Ruang Melati RSUD Bangil Tanggal 22 – 24 Januari 2019
- Kesadaran composmentis
GCS 4,5,6
- TTV
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,5ºC
RR : 20x/menit
- pasien tampak
menyeringai karena
nyeri
P :Intervensi dilanjutkan
semua
tempat tidur
- Kesadaran composmentis
GCS 4,5,6
- TTV
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,5ºC
RR : 20x/menit
-Makan / minum : ¼
3xsehari
-Beratbadan belum
bertambah
P :Intervensi dilanjutkan
semua
mukosa lambung 5
59
- Kesadaran composmentis
- TTV
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,5ºC
RR : 20x/menit
- pasien tampak
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
- TTV
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,5ºC
60
RR : 20x/menit
-Makan / minum : ¼
sehari
bertambah
P : Intervensi dilanjutkan
teriritasi 5
O : K/U cukup
- Kesadaran composmentis
- TTV
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 84x/menit
Suhu : 36,5ºC
RR : 20x/menit
- pasien tampak
P : intervensi dilanjutkan
61
- TTV
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 84x/menit
Suhu : 36,5ºC
RR : 20x/menit
3xsehari
- beratbadanbelum
bertambah
62
Tabel 3.6 Evaluasi Keperawatan pada pasien Tn. K dengan Diagnosa Medis
Gastritis di Ruang Melati RSUD Bangil Tanggal 25 Januari 2019
mukosa lambung ke 5
- Kesadaran composmentis
- TTV
TD : 120/80mmHg
Nadi : 84x/menit
Suhu : 36,5ºC
RR : 20x/menit
perawat jaga
TD : 120/80mmHg
Nadi : 84x/menit
Suhu : 36,5ºC
RR : 20x/menit
-beratbadanbelum
bertambah
perawat jaga
BAB 4
PEMBAHASAN
yang terjadi antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus dalam asuhan keperawatan
pada pasien dengan diagnosa medis Gastritis di ruang Melati RSUD Bangil
4.1 Pengkajian
pustaka didapatkan data inspeksi bentuk dada simetris, frekuensi nafas 20x/menit,
dan tidak terdapat lesi dan kemerahan di permukaan kulit. Pada palpasi didapatkan
tidak terdapat nyeri tekan pada dada, tidak terdapat emfisema subkutis, ekspansi
dada anterior posterior terangkat, bergerak bebas sesuai dengan irama pernafasan,
dan taktil fremitus : bunyi dinding dada terdengar. Pada perkusi didapatkan
anterior dan posterior terdengar bunyi sonor. Pada auskultasi didapatkan anterior
thorax terdengar bunyi vesikuler diseluruh bidang paru kecuali sternum, terdengar
bunyi bronchial di atas trachea, dan tidak terdengar bunyi nafas tambahan. Pada
pemeriksaan fisik B1 (Breathing) pada tinjauan kasus didapatkan data bentuk dada
simetris, pola nafas teratur dengan frekuensi nafas 20x/menit, suara nafas
vesikuler, tidak ada retraksi otot bantu nafas, perkusi thorax resonan, tidak
64
65
Pada pemeriksaan fisik B1 (Breathing) ini, pada tinjauan kasus tidak jauh berbeda
didapatkan data inspeksi tidak terdapat jaringan parut yang menandakan adanya
luka post op pembedahan jantung, terlihat denyut apex pada ICS 5 1cm dari MCL,
tidak ada clubbing finger, tidak ada cyanosis, dan irama jantung teratur. Pada
palpasi didapatkan tidak terdapat pembesaran JVP, dan tidak ada nyeri tekan pada
dada. Pada perkusi tidak terdapat pembesaran jantung. Pada auskultasi tidak ada
(Blood) pada tinjauan kasus didapatkan data tidak ada nyeri dada, irama jantung
tidak ada bunyi jantung tambahan, tidak ada clubbing finger, tidak ada cyanosis,
tidak ada pembesaran JVP, Hb 6,52 g/dl. Pada pemeriksaan fisik B2 (Blood) ini,
pada tinjauan kasus tidak jauh berbeda dengan pemeriksaan di tinjauan pustaka.
disorientasi, dan sakit kepala. Pada palpasi nyeri epigastrium. Pada pemeriksaan
5-6, pasien kooperatif, tidak ada kejang, tidak ada kaku kuduk, tidak ada nyeri
kepala, pusing (+) saat melakukan aktivitas. Pasien mengatakan saat dirumah tidur
siang selama ± 2 jam dari jam 13.00 sampai jam 15.00, tidur malam selama ± 7
jam dari jam 22.00 sampai jam 05.00. Pada pemeriksaan B3 (Brain) ini
sakit kepala sedangkan di tinjauan kasus tidak didapatkan disorientasi dan sakit
kepala.
pustaka didapatkan data inspeksi tidak terpasang kateter, dan tidak terdapat
distensi kandung kemih. Pada palpasi tidak terdapat nyeri tekan di daerah pubica.
Pada pemeriksaan di tinjauan kasus didapatkan bentuk alat kelamin normal, alat
kelamin bersih, produksi urine 1500 ml/hari, warna kekuningan, bau khas urine,
tempat yang digunakan urine bag, alat bantu yang digunakan kateter DC. Pada
terpasang kateter karena kondisi yang lemah terbaring di tempat tidur, sedangkan
didapatkan data inspeksi tidak ada lesi, rongga mulut tidak ada lesi, tidak
terpasang NGT, tidak nafsu makan, mual, porsi makan ½ porsi, muntah sebanyak
kurang lebih 5x/hari. Pada palpasi terdapat nyeri abdomen kuadran kiri atas. Pada
perkusi tympani diseluruh area abdomen. Pada auskultasi terdapat bising usus.
lembab, pasien tidak menggosok gigi, tenggorokan baik, tdak ada kesulitan
rumah sakit dengan konsistensi lembek, warna hitam, bau khas feses, tempat yang
digunakan pampers dewasa, nafsu makan pasien menurun karena nyeri pada
abdomen dan pasien tampak menyeringai karena nyeri. Pada pemeriksaan fisik B5
67
(Bowel) ini, pada tinjauan kasus tidak jauh berbeda dengan pemeriksaan di
tinjauan pustaka.
kasus didapatkan kemampuan pergerakan sendi dan tungkai bebas, kekuatan otot
ekstremitas atas (5,5) ekstremitas bawah (4,5), tidak ada fraktur, tidak ada
dislokasi, akral hangat, turgor baik, CRT < 2 detik, tidak ada oedema, kemampuan
melakukan ADL parsial, dan pasien tidak mampu ke kamar mandi dikarenakan
pasien membatasi diri untuk bergerak terkait dengan adanya luka pada kaki kanan
dan mengeluhkan nyeri. Pada pemeriksaan fisik B6 (Bone) ini, pada tinjauan
bias merasakan rasa pahit, manis, asam dan asin. Pada pemeriksaan fisik B7
tinjauan pustaka.
pustaka didapatkan data tidak ada masalah pada sistem endokrin. Pada
berkeringat, terdapat luka gangrene pus (+) bau khas, dan lokasi di pergelangan
yaitu pasien mempunyai luka gangrene pada pergelangan kaki kanan dan
Di tinjau secara umum, maka hasil pengkajian pada tinjauan kasus tidak
jauh berbeda dengan pengkajian pada tinjauan pustaka. Setelah penulis melakukan
tinjauan kasus pasien mual, muntah dan nyeri di bagian abdomen, wajah pasien
tampak menyeringai. Pada tinjauan pustaka juga di jumpai hal demikian, pada
Pada pengkajian dalan tinjauan pustaka tidak ada diagnosa pada penyakit
Sedangkan pada tinjauan kasus di jumpai tanda dan gejala kerusakan integritas
Pemeriksaan feses, tidak dilakukan pemeriksaan karena yang tidak ada anjuran
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pemenuhan nutrisi tidak
Ada pun diagnosa yang terdapat pada tinjauan pustaka tetapi tidak
lambat, perubahan mental, gelisah, urine pekat, dan pucat. Defisiensi pengetahuan
penumpukan eksudat dan Resiko jatuh berhubungan dengan adanya pusing saat
melakukan aktivitas. Diagnosa ini tidak terdapat pada tinjauan pustaka tetapi
terdapat pada tinjauan kasus, hal ini penulis menjumpai langsung keluhan dari
terdapatnya luka gangrene pada pergelangan kaki kanan pasien. Nyeri akut
lambung. Ini terdapat pada tinjauan kasus dan juga terdapat di tinjauan pustaka.
Hal ini dapat dilihat dari kesamaan antara diagnosa pustaka dengan kasus. Resiko
70
pemenuhan nutrisi tidak adekuat karena nyeri yang dialami pasien, nafsu makan
menurun dan penurunan berat badan. Ini terdapat pada tinjauan kasus dan juga
terdapat di tinjauan pustaka. Dalam hal ini teori dengan praktek / kasus tidak jauh
berbeda.
4.3 Perencanaan
pasien dapat terpenuhi. Dan perencanaan yang ada pada tinjauan kasus tidak jauh
periksa tanda-tanda vital, kaji skala nyeri, lokasi nyeri, atur posisi yang nyaman
bagi pasien, ajarkan teknik distraksi dan relaksasai, dan kolaborasi dalam
pasien makan dalam porsi kecil tapi sering, timbang berat badan setiap hari, dan
perencanaan dalam diagnosa ini juga sesuai karena untuk memaksimalkan asuhan
4.4 Pelaksanaan
ditetapkan dalam teori. Namun, penulis tidak dapat melaksanakan semua rencana
yang ada pada teori tetapi penulis melaksanakan semua rencana sesuai dengan
diagnosa keperawatan pada Tn. K dengan kasus Gastritis di ruang Melati RSUD
Bangil Pasuruan. Dalam rencana tindakan semua dilaksanakan oleh penulis untuk
tindakan yang ditulis oleh perawat. Tindakan keperawatan dilakukan sesuai waktu
karena peningkatan asam lambung. Pada diagnosa ini penulis selama 2x24 jam
melakukan pengkajian nyeri dengan metode PQRST, dan respon pasien secara
subyektif yaitu klien mengatakan nyeri pada pada perut P : mukosa lambung
10), T : nyeri terasa saat beraktivitas, respon obyektifnya wajah pasien tampak
nyeri penulis memberikan posisi yang nyaman dan melatih pasien distraksi dan
relaksasi. Untuk diagnosa pertama penulis juga mengajarkan pada pasien untuk
72
berhubungan dengan pemenuhan nutrisi tidak adekuat. Selama 3x24 jam penulis
melakukan implementasi untuk mengatasi masalah mual dan muntah pada tanggal
22 Januari 2019 s/d 25 Januari 2019, tindakan yang dilakukan antara lain
mengkaji pola dan porsi makan pasien contohnya memberikan makanan sedikit
tapi sering sedangkan untuk respon obyektifnya pasien porsi makannya tidak
4.5 Evaluasi
kontak dengan pasien dan penulis menggunakan teori SOAP yaitu S (subyektif)
(obyektif) berisi data yang ditemukan setelah melakukan tindakan, dapat dilihat
teriritasi. Yang sudah di evaluasi pada tanggal 25 Januari 2019 pasien mengatakan
nyeri berkurang dari skala 6 ke 5. Keadaan umum baik, pasien tampak rileks,
C, Respirasi : 20x/menit. Pada diagnosa nyeri akut ini masalah hanya teratasi
evaluasi pada tanggal 25 Januari 2019 pasien mengatakan sudah tidak sering mual
dan nafsu makan mulai ada sedikit. Keadaan umum baik, makan/minum : ¼ porsi
4-5 gelas dalam sehari, berat badan belum bertambah, pemeriksaan tanda-tanda
berhubungan dengan pemenuhan nutrisi tidak adekuat ini masalah hanya teratasi
penulis temukan dalam studi kasus belum dapat teratasi sesuai dengan tujuan yang
cukup berarti.
BAB 5
PENUTUP
ruang rawat inap Melati RSUD Bangil Pasuruan, maka penulis dapat menarik
5.1 Simpulan
pada pasien dengan diagnosa medis Gastritis, maka penulis dapat mengambil
5.1.1 Hasil pengkajian pada Tn. K didapatkan keluhan utama pasien mengatakan
obyektifnya berupa keadaan umum pasien cukup, pasien tampak menyeringai dan
36,5ºC RR : 20x/menit.
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pemenuhan nutrisi tidak
adekuat.
prioritas masalah memilih tindakan yang tepat dalam proses keperawatan gastritis.
74
75
Pada tahap ini intervensi yang dilaksanakan disesuaikan dengan intervensi yang
5.1.5 Dalam mengevaluasi proses keperawatan pada pasien dengan gastritis selalu
mengacu pada tujuan pemenuhan kebutuhan pasien. Hasil evaluasi yang dilakukan
selama tiga hari masalah belum dapat teratasi karena pasien telah lama menderita
penyembuhannya.
5.2 Saran
berikut:
yang baik dan keterlibatan pasien, keluarga dan tim kesehatan lainnya.
diagnosa Gastritis.
baiknya diadakan suatu seminar atau sutau pertemuan yang membahas tentang
DAFTAR PUSTAKA
Adithia Kwee. (2015). Dampak Penyakit Gastritis Bagi Penderita. Tahun 2015.
Aru, Sudoyo, W. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid II, edisi V. Jakarta:
Interna Publishing
Carpenito, Lynda Juall. 2015. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 10.
Dialih bahasakan oleh Yasmin Asih. Jakarta : EGC.
Ganong, W. F. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. Jakarta: EGC.
Parker, 2008. Dampak Penyakit Gastritis Dalam Bidang Sosial Ekonomi. Tahun
2008
Partisipan Saksi
(............................................) (............................................)
Peneliti
(............................................)