Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang mempertahankan tingkat
metabolisme di berbagai jarinan agar optimal sehingga mereka berfungsi normal.
Hormon tiroid merangsang konsumsi oksigen pada sebagian besar sel di tubuh ,
membantu mengatur metabolisme lemak dan karbohidrat, dan penting untuk
pertumbuhan dan pematangan normal.

Kelenjar tiroid tidak esensial bagi kehidupan, tetapi ketiadaannya


menyebabkan perlambatan perkembangan mental dan fisik, berkurangnya daya tahan
terhadap dingin, serta pada anak–anak timbul retardasi mental dan kecebolan.
Sebaliknya, sekresi tiroid yang berlebihan menyebabkan badan menjadi kurus,
gelisah, takikardia, tremor, dan kelebihan pembentukan panas. Fungsi tiroid diatur
oleh hormone perangsang tiroid dari hipofisis anterior.Sebaliknya , sekresi hormone
ini sebagian diatur oleh umpan balik inhibitorik langsung kadar hormontiroid yang
tinggi pada hipofisis serta hipotalamus dan sebagian lagi melalui hipotalamus.
Dengan cara ini, perubahan–perubahan pada hipofisis serta hipotalamus dan sebagian
lagi melalui hipotalamus.

Dalam hal ini perawat dituntut untuk dapat profesional dalam menangani hal-
hal yang terkait dengan hipotirod misalnya saja dalam memberikan asuhan
keperawatan harus tepat dan cermat agar dapat meminimalkan komplikasi yang
terjadi akibat hipotiroid.

Kelenjar paratiroid terletak diatas selaput yang membungkus kelenjar tiroid.


Terdapat 2 pasang (4 buah) yang terletak di belakang tiap lobus dari kelenjar tiroid,
dua sebelah kiri dan dua sebelah kanan. Besarnya setiap kelenjar kira-kira 5 x 5 x 3
mm, dengan berat antara 25 - 30 mg. Berat keseluruhan lebih kurang adalah 120 mg.
Kelenjar paratiroid menghasilkan hormon paratiroksin. Hormon paratiroksin
adalah suatu peptide yang terdiri dari 84 asam amino yang berfungsi mengatur kadar
kalsium dan fosfor di dalam tubuh. Produksi hormon paratiroid akan meningkat
apabila kadar kalsium di dalam plasma menurun dalam keadaan fisiologis normal.
Kadar kalsium dalam plasma berada dalam pengawasan homeostatis dalam batas
yang sangat sempit.
Mineral lain selain kalsium yang memengaruhi fungsi kelenjar paratiroid
adalah magnesium. Hambatan kerja kelenjar paratiroid mengakibatkan penurunan
kadar magnesium di dalam darah atau sebaliknya. Konsentrasi magnesium sangat
diperlukan terhadap fungsi fisiologis kelenjar paratiroid sehingga kelenjar ini
menghasilkan hormon yang diperlukan tubuh.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari kelenjar tiroid dan paratiroid?
2. Bagaimana anatomi dari kelenjar tiroid dan paratiroid ?
3. Apa saja hormon yang dihasilkan dari kelenjar tiroid dan paratiroid?
4. Apa fungsi dari hormon yang dihasilkan kelenjar tiroid dan paratiroid?
5. Bagaimana mekanisme kerja hormon yang dihasilkan ?
6. Penyakit apa saja yang terjadi jika kelebihan atau kekurangan hormone tiroid
dan paratiroid?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari kelenjar Tiroid dan Paratiroid


2. Untuk mengetahui anatomi dari kelenjar Tiroid dan Paratiroid
3. Untuk mengetahui apa saja hormon yang dihasilkan dari kelenjar Tiroid dan
Paratiroid
4. Untuk mengetahui fungsi dari hormon yang dihasilkan oleh kelenjar Tiroid
dan Paratiroid
5. Untuk mengetahui mekanisme kerja hormon yang dihasilkan oleh kelenjar
Tiroid dan Paratiroid
6. Untuk mengetahui penyakit apa saja yang terjadi jika kelebihan dan
kekurangan kelenjar Tiroid dan Paratiroid
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Kelenjar Tiroid merupakan kelenjar kecil, dengan diameter sekitar 5 cm dan
terletak di leher, tepat dibawah jakun.Kedua bagian tiroid dihubungkan oleh ismus,
sehingga bentuknya menyerupai huruf H atau dasi kupu-kupu. Dalam keadaan
normal, kelenjar tiroid tidak terlihat dan hampir tidak teraba, tetapi bila membesar,
dokter dapat merabanya dengan mudah dan suatu benjolan bisa tampak dibawah atau
di samping jakun.

Kelenjar paratiroid mrupakan sebuah kelenjar endokrin di leher yang memiliki


fungsi untuk sekresi atau memproduksi hormon paratiroid. Kelenjar paratiroid
terletak pada bagian belakang dari kelenjar tiroid atau kelenjar yang dekat dengan
kelenjar tiroid untuk itu kelenjar ini dinamakan kelenjar paratiroid.

2.1 Anatomi Kelenjar Tiroid dan Paratiroid

Kelenjar tiroid terletak pada leher bagian depan, tepat di bawah kartilago
krikoid, disamping kiri dan kanan trakhea. Pada orang dewasa beratnya lebih kurang
18 gram.

Kelenjar ini terdiri atas dua lobus yaitu lobus kiri kanan yang dipisahkan oleh
isthmus. Masing-masing lobus kelenjar ini mempunyai ketebalan lebih kurang 2 cm,
lebar 2,5 cm dan panjangnya 4 cm. Tiap-tiap lobus mempunyai lobuli yang di
masing-masing lobuli terdapat folikel dan parafolikuler.

Di dalam folikel ini terdapat rongga yang berisi koloid dimana hormon-
hormon disintesa.kelenjar tiroid mendapat sirkulasi darah dari arteri tiroidea superior
dan arteri tiroidea inferior.Arteri tiroidea superior merupakan percabangan arteri
karotis eksternal dan arteri tiroidea inferior merupakan percabangan dari arteri
subklavia.Lobus kanan kelenjar tiroid mendapat suplai darah yang lebih besar
dibandingkan dengan lobus kiri.Dipersarafi oleh saraf adrenergik dan kolinergik.saraf
adrenergik berasal dari ganglia servikalis dan kolinergik berasal dari nervus vagus.

Kelenjar paratiroid terletak diatas selaput yang membungkus kelenjar tiroid.


Terdapat 2 pasang (4 buah) yang terletak di belakang tiap lobus dari kelenjar tiroid,
dua sebelah kiri dan dua sebelah kanan. Besarnya setiap kelenjar kira-kira 5 x 5 x 3
mm, dengan berat antara 25 - 30 mg. Berat keseluruhan lebih kurang adalah 120 mg.
Dalam keadaan normal terdapat empat kelenjar paratiroid pada manusia,

kelenjar ini terletak tepat dibelakang kelenjar tiroid. Satu di belakang tiap kutub atas

dan tiap di belakang kutub bawah setiap kelenjar tiroid. Setiap kelenjar paratiroid

kira-kira panjang 6 mm, lebar 3 mm, dan tebal 2 mm, dan mempunyai gambar

makroskopik lemak coklat tua, oleh karena itu, sukar ditentukan tempatnya. Kelenjar

paratiroid orang dewasa terutama mengandung sel utama (chief cell) dan sel oksifil

dalam jumlah sedikit sampai cukup banyak, tetapi pada sebagian besar binatang dan

manusia muda, sel oksifil ini tidak ditemukan. Sebagian besar PTH diyakini disekresikan

oleh sel utama. Fungsi sel oksifil masih belum jelas, namun sel-sel ini mungkin

merupakan modifikasi atau sisa sel utama yang tetap mengsekresi sedikit hormon.
2.3 Hormon yang Dihasilkan Kelenjar Tiroid dan Paratiroid
Kelenjar tiroid menghasilkan tiga jenis hormon yaitu T3, T4 dan sedikit
kalsitonin.Hormon T3 dan T4 dihasilkan oleh folikel sedangkan kalsitonin dihasilkan
oleh parafolikuler.Bahan dasar pembentukan hormon-hormon ini adalah yodium yang
diperoleh dari makanan dan minuman. Yodium yang dikomsumsi akan diubah
menjadi ion yodium (yodida) yang masuk secara aktif ke dalam sel kelenjar dan
dibutuhkan ATP sebagai sumber energi. Proses ini disebut pompa iodida, yang dapat
dihambat oleh ATP- ase, ion klorat dan ion sianat.

Sel folikel membentuk molekul glikoprotein yang disebut Tiroglobulin yang


kemudian mengalami penguraian menjadi mono iodotironin (MIT) dan Diiodotironin
(DIT). Selanjutnya terjadi reaksi penggabungan antara MIT dan DIT yang akan
membentuk Tri iodotironin atau T3 dan DIT dengan DIT akan membentuk tetra
iodotironin atau tiroksin (T4). Proses penggabungan ini dirangsang oleh TSH namun
dapat dihambat oleh tiourea, tiourasil, sulfonamid, dan metil kaptoimidazol. Hormon
T3 dan T4 berikatan dengan protein plasma dalam bentuk PBI (protein binding
Iodine). Jumlah T3 dan T4 yang di produksi oleh kelenjar tiroid dikontrol oleh
kelenjar pituitari di dasar otak. Hal ini dilakukan dengan mensekresi thyroid
stimulating hormone (TSH). Ketika tingkat T4 dan T3 jatuh,hipofisi mengeluarkan
lebih banyak TSH. Ketika timngkat T4 dan T3 tingkat meningkat, hipofisis
mengeluarkan kurang TSH. Biasanya diproduksi dan sistem kontrol yang rumit ini
memastikan bahwa tubuh memiliki jumlaah yang tepat dari T3 dan T4, tetapi bisa
salah.

No. Hormon Prinsip kerja


1 Tiroksin Mengatur metabolisme, pertumbuhan,
perkembangan, dan kegiatan system saraf
2. Triiodontironin Mengatur metabolisme, pertumbuhan,
perkembangan dan kegiatan sistem saraf
3. Kalsitonin Menurunkan kadar kalsium dalam darah dengan
cara mempercepat absorpsi kalsium oleh tulang.
Kelenjar paratiroid menghasilkan hormon paratiroksin. Hormon paratiroksin
adalah suatu peptide yang terdiri dari 84 asam amino yang berfungsi mengatur kadar
kalsium dan fosfor di dalam tubuh. Produksi hormon paratiroid akan meningkat
apabila kadar kalsium di dalam plasma menurun dalam keadaan fisiologis normal.
Kadar kalsium dalam plasma berada dalam pengawasan homeostatis dalam batas
yang sangat sempit.
Mineral lain selain kalsium yang memengaruhi fungsi kelenjar paratiroid
adalah magnesium. Hambatan kerja kelenjar paratiroid mengakibatkan penurunan
kadar magnesium di dalam darah atau sebaliknya. Konsentrasi magnesium sangat
diperlukan terhadap fungsi fisiologis kelenjar paratiroid sehingga kelenjar ini
menghasilkan hormon yang diperlukan tubuh.
Pengaturan sekresi hormon paratiroid yaitu.
1. Kadar Ca plasma, peningkatan Ca plasma menghambat sekresi hormon.
2. Kadar magnesium plasma, penurunan magnesium plasma merangsang sekresi
hormon paratiroid.
Hormon kalsitonin (CTH) adalah suatu hormon yang turut berperan dalam
metabolism kalsium dan metabolisme fosfor. Hormon ini merupakan hasil sekresi sel
parafolikel kelenjar tiroid dan bukan oleh kelenjar paratiroid. Secara kimiawi hormon
ini adalah suatu rantai peptida dari 32 asam amino. Kalsitonin bekerja sama dengan
hormon paratiroid untuk hipokalsemik dan hipofosfat yang memengaruhi tulang dan
ginjal lewat reseptor dalam tulang dan ginjal.
Fungsi hormon kalsitonin adalah :
1. Menurunkan kadar kalsium dengan hambatan resorpsi tulang (menekan
aktifitas dan jumlah osteoblast, dan menghambat permeabilitas sel-sel pada
tulang) ; dan
2. Menghambat pelepasan kalsium dari tulang. Vitamin D merupakan
metabolisme dan mekanisme dalam banyak hal dengan hormon steroid,
menambah absorpsi kalsium dan fosfor dari traktus intestinalis. Vitamin D
mempunyai efek langsung terhadap proses kalsifikasi, membantu
pembentukan tulang, menambah ekskresi fosfat, dan membantu menurunkan
konsentrasi fosfat dalam serum.
2.4 Fungsi Hormon Tiroid Dan Paratiroid
Fungsi hormon-hormon tiroid antara adalah:

a. Mengatur laju metabolisme tubuh. Baik T3 dan T4 kedua-duanya


meningkatkan metabolisme karena peningkatan komsumsi oksigen dan
produksi panas. Efek ini pengecualian untuk otak, lien, paru-paru dan testis
b. Kedua hormon ini tidak berbeda dalam fungsi namun berbeda dalam
intensitas dan cepatnya reaksi. T3 lebih cepat dan lebih kuat reaksinya tetapi
waktunya lebih singkat dibanding dengan T4. T3 lebih sedikit jumlahnya
dalam darah. T4 dapat dirubah menjadi T3 setelah dilepaskan dari folikel
kelenjar.
c. Memegang peranan penting dalam pertumbuhan fetus khususnya
pertumbuhan saraf dan tulang
d. Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin
e. Efek kronotropik dan Inotropik terhadap jantung yaitu menambah kekuatan
kontraksi otot dan menambah irama jantung.
f. Merangsang pembentukan sel darah merah
g. Mempengaruhi kekuatan dan ritme pernapasan sebagai kompensasi tubuh
terhadap kebutuhan oksigen akibat metabolisme.
h. Bereaksi sebagai antagonis insulin. Tirokalsitonin mempunyai jaringan
sasaran
tulang dengan fungsi utama menurunkan kadar kalsium serum dengan
menghambat reabsorpsi kalsium di tulang. Faktor utama yang mempengaruhi
sekresi kalsitonin adalah kadar kalsium serum. Kadar kalsium serum yang
rendah akan menekan ;pengeluaran tirokalsitonin dan sebaliknya peningkatan
kalsium serum akan merangsang pengeluaran tirokalsitonin. Faktor tambahan
adalah diet kalsium dan sekresi gastrin di lambung.

Kelenjar paratiroid memiliki beberapa fungsi sebagai berikut :


1. Memelihara konsentrasi ion kalsium plasma dalam batas yang sempit
meskipun terdapat variasi-variasi yang luas.
Fungsi ion kalsium yaitu.
a. Penting dalam cairan intrasel dan ekstrasel.
b. Komponen utama dalam tulang.
c. Penting dalam pembekuan darah dan kegiatan berbagai sistem enzim.
d. Pelepasan kalsium (Ca) intrasel untuk mengaktifkan sel (proses sekresi
dan kontraksi otot).
e. Kalsium ekstrasel mengadakan perubahan kecil pada konsentrasi untuk
perubahan kepekaan sel (hipokalsemia) yang menimbulkan epilespi dan
tetani.
2. Mengontrol ekskresi kalsium dan fosfor oleh ginjal, mempunyai efek terhadap
reabsorpsi tubuler dari kalsium dan sekresi fosfor.
3. Mempercepat absorbsi kalsium di intestinum.
4. Jika pemasukan kalsium berkurang, hormon paratiroid menstimulasi resorpsi
tulang sehingga menambah kalsium dalam darah.
5. Dapat menstimulasi transport kalsium dan fosfat melalui membran dari
mitokondria.
2.5 Mekanisme Kerja Hormon

Mekanisme Kendali yang Teliti

Sebuah sistem yang sangat maju dan teratur telah diciptakan untuk mengatur
jumlah tiroksin yang dilepaskan.Pelepasan tiroksin terjadi lagi sebagai hasil rantai
perintah sekumpulan sel tak sadar yang disusun dalam hirarki yang amat tertib.Saat
cukup hormone tiroid telah dihasilkan, hipotalamus mengehntikan pembentukan
hormone pelepas tiroid.

Saat tiroksin dilepaskan, otak sistem hormonal - hipotalamus -mengirimkan


sebuah perintah (TRH, hormon pelepas tiroid) ke kelenjar tiroid.Kelenjar tiroid,
sebagai titik akhir rantai perintah ini, segera menanggapi dengan melepaskan tiroksin
dan menyebarkannya ke seluruh tubuh melalui darah.

Saat tiroksin dibutuhkan, hipotalamus mengirimkan perintah ke kelenjar


pituitari (TRH).  Kelenjar pituitari yang menerima perintah ini memahami bahwa
kelenjar tiroid harus diaktifkan.  Kelenjar pituitari segera mengirimkan perintah ke
kelenjar tiroid (TSH).  Sesuai dengan perintah yang diterima, kelenjar tiroid segera
menghasilkan tiroksin, dan menyebarkannya ke seluruh tubuh lewat aliran darah.

Jumlah tiroksin yang dilepaskan ditentukan oleh sebuah sistem khusus, Sistem
ini didasarkan pada dua mekanisme arus balik negatif, Saat jumlah tiroksin dalam
darah naik di atas normal, hormon tiroksin mempengaruhi kelenjar pituitari dan
terkadang langsung ke hipotalamus: kelenjar ini mengurangi kepekaan kelenjar
pituitari terhadap hormon TRH.
Fungsi hormon TRH adalah mengaktifkan kelenjar pituitari agar mengirimkan
perintah (berbentuk hormon TSH) ke kelenjar tiroid.Perintah ini adalah titik kedua
dalam rantai perintah produksi hormon tiroksin.

Kerja hormon paratiroid : Hormon paratiroid terikat pada reseptor dalam osteoblas.

Hal ini merupakan sinyal bagi osteoblas untuk menghasilkan suatu faktor perangsang

osteoklas, yang meningkatkan jumlah dan aktifitas osteoklas, dan dengan demikian

memperbanyak absorbsi matriks tulang yang mengalami kalsifikasi dan pelepasan

Ca2+ ke dalam darah. Peningkatan konsentrasi Ca2+ darah menekan pembuatan

hormon paratiroid.

Selain meningkatkan konsentrasi Ca2+, hormon paratiroid menurunkan konsentrasi

fosfat dalam darah. Efek ini adalah akibat dari kerja hormon paratiroid pada sel

tubulus ginjal, yang mengurangi absorpsi fosfat dan menyebabkan peningkatan

ekskresi fosfat dalam urin. Hormon paratiroid secara tidak langsung meningkatkan

absorpsi kalsium dari saluran cerna dengan merangsang sintesis vitamin D, yang

diperlukan untuk absorpsi ion ini. Sekresi sel-sel paraparatiroid diatur oleh kadar Ca2+

darah.

Tampaknya terdapat paling sedikit tiga reseptor PTH yang berbeda. Salah satunya

juga mengikat parathyroid hormone-related-protein (PTHrP) dan dikenal sebagai

reseptor hPTH/PTHrP. Reseptor kedua, PTH2 (hPTH2R), tidak mengikat PTHrP dan

ditemukan di otak, plasenta, dan pancreas. Selain itu, terdapat bukti adanya reseptor

ketiga, yakni CPTH, yang bereaksi dengan terminal karboksil PTH dan bukan dengan
terminal amino. Dua reseptor pertama adalah reseptor berkelok-kelok yang

berpasangan dengan protein Gs, dan melalui protein G heterotrimerik ini kedua

reseptor tersebut mengaktifkan adenilil siklase, yang meningkatkan cAMP intrasel.

Reseptor hPTH/PTHrP juga mengaktifkan PLC melalui Gq, yang meningkatkan Ca+2

intrasel dan mengaktifkan protein kinase C.

Gambar 9. Jalur tranduksi sinyal yang diaktifkan oleh terikatnya PTH atau
PTHrP pada reseptor hPTH/PTHrP. cAMP intrasel meningkat melalui Gs dan
adenilil siklase (AC)
2.6 Gangguan Fungsi Kelenjar Tiroid Dan Paratiroid
1. Hiperfungsi tiroid

Suatu keadaan atau gambaran klinis akibat produksi hormone tiroid yang berlebihan
oleh kelenjar tiroid ysng terlalu aktif disebut hipertiroidisme. Dan suatu keadaan
ketika kelenjar tiroid tidak memproduksi hormon tiroid yang cukup disebut
hipotiroidisme.
Gangguan fungsi tiroid terbagi menjadi 2 :

1. Hipertiroidisme (kelebihan hormon tiroid)


2. Hipotiroidisme (kekurangan hormon tiroid)
1.      Hipertiroidisme (Hyperthyroidism)

Hipertiroidisme adalah suatu keadaan atau gambaran klinis akibat produksi


hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu aktif. Hipertiroidisme
dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid,hipofisis, ataau hipotalamus. Ketika
seseorang mengalami hipertiroidisme, kelenjar tiroid menghasilkan terlalu banyak
hormon.Gejala hipertiroidisme bisa memicu masalah kecemasan.Gejala-gejala
kecemasan ini meliputi kegugupan, keringat berlebih, tangan gemetar, dan denyut
jantung tidak teratur.

Penderita pria mungkin mengalami disfungsi ereksi, sedangkan wanita


berpontesi mengalami gangguan siklus menstruasi.Gejala umum lainnya termasuk
penurunan berat badan yang tak dapat dijelaskan dan diare.Hipertiroidisme paling
sering mempengaruhi wanita berusia antara 20 hingga 40 tahun.

Beberapa penyakit yang menyebabkan hipertiroidisme yaitu :

1. Penyakit Graves

Penyakit Graves terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang kelenjar tiroid.
Penyakit Graves lebih sering terjadi pada wanita antara usia 20 hingga 40 tahun.
Beberapa gejala penyakit Graves mirip dengan hipertiroidisme seperti kecemasan dan
penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan. Penyakit Graves sering disebut
pula sebagai gondok karena kelenjar tiroid membesar dan berpotensi menimbulkan
kesulitan bernapas.Gejala lain penyakit Graves meliputi mata bengkak atau gatal,
keringat berlebihan, sensitivitas panas, dan kelemahan otot.

2. Toxic Nodular Goiter

Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa satu atau
banyak. Kata toxic berarti hipertiroid, sedangkan nodule atau biji itu tidak terkontrol
oleh TSH sehingga memproduksi hormon tiroid yang berlebihan.
3. Minum Obat Hormon Tiroid Yang Berlebihan

Demikian tidak jarang terjadi, karena periksa laboratorium dan kontrol ke dokter
yang tidak teratur. Sehinga pasien terus minum obat tiroid, ada pula yang minum
hormon tiroid dengan tujuan menurunkan badan dan menimbulkan efek samping.

4. Produksi TSH yang Abnormal

Produksi TSH kelenjar hipofisis dapat memproduksi TSH yang berlebihan, sehingga
merangsang tiroid mengeluarkan T3 dan T4 yang banyak.

5. Tiroiditis ( Radang Kelenjar Tiroid)

Tiroiditis sering terjadi pada ibu setelah melahirkan, disebut tiroiditis pasca
persalinan, dimana pada fase awal timbul keluhan hipertiroid , 2-3 bulan kemudian
keluar gejala hipertiroid.

6. Konsumsi Yodium Berlebihan

Bila konsumsi yodium yang berlebihan bisa menimbulkan hipertiroid, kelainan ini
biasanya timbul apabila sebelumnya si pasien memang sudah ada kelainan kelenjar
tiroid.

2.      Hipotiroidisme (Hypothyroidism)

Hipotiroidisme terjadi ketika kelenjar tiroid tidak memproduksi hormon tiroid


yang cukup.Sebagian besar gejala hipotiroidisme merupakan kebalikan dari gejala
hipertiroidisme, meskipun tidak selalu demikian.

Misalnya, seseorang dengan hipotiroidisme menemukan detak jantungnya


melambat, alih-alih meningkat.Pasien mungkin juga merasa sangat lesu, kedinginan,
mengalami peningkatan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, dan sembelit.Pasien
pria mungkin mengalami disfungsi ereksi, dan wanita mengalami gangguan pada
siklus menstruasi.
1. Penyakit Hashimoto

Hashimoto merupakan penyakit dimana sistem kekebalan tubuh menyerang


kelenjar tiroid, seperti penyakit Graves.

Perbedaannya, pada penyakit Hashimoto produksi hormon tiroid menjadi


turun, bukan meningkat. Beberapa gejala penyakit Hashimoto meliputi intoleransi
terhadap cuaca dingin, gondok, kesulitan menelan, penambahan berat badan, dan
kelelahan.Tanda-tanda lain akan termasuk sembelit, rambut beruban, ketidakteraturan
menstruasi pada wanita, dan kesulitan berkonsentrasi.

2. Penyakit Tiroid Lain

Sekitar 5 persen wanita mengalami bengkak kelenjar tiroid selama beberapa


bulan setelah melahirkan.Kebanyakan wanita pada awalnya mengalami gejala seperti
hipertiroidisme, dan kemudian berubah mengalami gejala mirip hipotiroidisme.
Penyakit tiroid lain adalah kanker tiroid. Karena gejala kanker tiroid umumnya hanya
berupa pembengkakan tiroid yang tidak spesifik, penting memeriksakan kelenjar
tiroid secara teratur untuk mendeteksi adanya gangguan atau ketidaknormalan.

 Gejala Penyakit Tiroid

Berikut ini gejala yang muncul jika tubuh kelebihan atau justru kekurangan hormon
tiroid :

Hipertirodisme Hipotirodisme

Denyut jantung yang cepat Denyut nadi yang lambat


Tekanan darah tinggi Suara serak
Kulit lembab dan berkeringat banyak Berbicara menjadi lambat
Gemetaran Alis mata rontok
Gelisah Kelopak mata turun
Nafsu makan bertambah disertai Tidak tahan cuaca dingin
penambahan berat badan
Sulit tidur Sembelit
Sering buang air besar dan diare Penambahan berat badan
Lemah Rambut kering, kasar, tipis

Kulit diatas tulang kering menonjol dan Kulit kering, bersisik, tebal, kasar, kulit
menebal diatas tulang kering menebal dan
menonjol
Mata membengkak, memerah dan Sindroma trowongan karpal
menonjol
Mata peka terhadap cahaya Kebingungan
Mata seakan menatap Depresi
Kebingungan Demensia
1. Hiperfungsi paratiroid.
Suatu keadaan ketika kelenjar paratiroid memproduksi lebih banyak hormon
paratiroid dari biasanya. Jika diekskresi lebih banyak yang di butuhkan
disebut hiperparatiroidisme primer. Bila lebih banyak karena dibutuhkan
disebut hiperparatiroidisme sekunder.
a. Hiperparatiroidisme primer
 Berkurangnya kalsium dalam tulang sehingga timbul fraktur
spontan, sehingga sering nyeri pada tulang, tumor tulang , yang
sering terkena adalah tulang panjang.
 Kelainan traktus urinarius. Defek pada tubuli ginjal biasanya
bersifat reversible (batu ginjal kadang-kadang nefrokalsinosis
[deposisi kalsium dalam nefron]).
 Manifestasi sistem saraf sentral (depresi, konfusi, dan koma).
 Kelemahan neuromuskuler, tenaga otot berkurang , hipotoni otot,
dan keletihan kadang-kadang aritmia kardiak.
 Manifestasi gastrointestinal : kurang nafsu makan, mual, muntah,
dan konstipasi.
b. Hiperparatiroidisme sekunder
Pada penyakit ini terdapat hyperplasia dan hiperfungsi kelenjar
paratiroid yang disebabkan oleh :
 Gagal ginjal kronik ( glomerulonephritis, pielonefritis, dan
anomali kongenital dari traktus orogenitalis pada anak).
 Kurang efektifnya PTH pada beberapa penyakit (defisiensi vitamin
D, kelainan gastrointestinal).
c. Intoksikasi paratiroid akut
Kejadian ini jarang dengan gejala (penderita sangat lemah, mual , dan
muntah). Pada pemeriksaan kalsium sangat tinggi dan fosfor serum
juga tinggi. Penderita dapat koma.
2. Hipoparatiroidisme
Penyakit ini jarang terjadi pada orang dewasa, biasanya anak di bawah umur
16 tahun. Penyakit ini terjadi setelah strumektomi, terjadi paratiroidisme
sekunder. Timbul gejala-gejala reaksi neuromuskuler yang berlebihan akibat
kalsium serumyang sangat rendah, tetani dengan manifestasi spasmus
karpopedal dan kejang pada anggota gerak dan kelumpuhan otot.

3. Hiperkalsemia
Meningginya kadar kalsium dalam darah yang disebabkan oleh :
a. Berhubungan dengan paratiroidisme primer;
b. Berhubungan dengan keganasan (tumor hipokalsemia);
c. Berhubungan dengan vitamin D (abnormalitas metabolisme vitamin D);
d. Berhubungan dengan kegagalan ginjal; dan
e. Intoksikasi vitamin A (terlalu banyak vitamin A).
4. Hipokalsemia
Hipokalsemia subakut terjadi pada pankreatitis akut, mengakibatkan hormon
paratiroksin menjadi rendah. Klasifikasinya adalah.
a. Hormon paratiroid
 Hipoparatiroidisme herediter suatu sindrom kompleks kegagalan dari
adrenal, ovarium dan paratiroid.
 Hipoparatiroidisme didapat : komplikasi strumektomi, kerusakan
kelenjar paratiroid, setelah eksplorasi ginjal.
 Hipomagnesemia primer dan sekunder.
b. PTH tidak akftif
 Gagal ginjal kronik menyebabkan retensi fosfat, mengakibatkan
menurunnya kadar kalsium dalam darah.
 Tidak adanya vitamin D yang aktif menimbulkan penyakit tulang
seperti osteomalasia.
 Vitamin D aktif tetapi tidak efektif, malabsorpsi intestina.

Anda mungkin juga menyukai