Bab 1,2,3
Bab 1,2,3
PENDAHULUAN
Dalam hal ini perawat dituntut untuk dapat profesional dalam menangani hal-
hal yang terkait dengan hipotirod misalnya saja dalam memberikan asuhan
keperawatan harus tepat dan cermat agar dapat meminimalkan komplikasi yang
terjadi akibat hipotiroid.
1.3 Tujuan
2.1 Pengertian
Kelenjar Tiroid merupakan kelenjar kecil, dengan diameter sekitar 5 cm dan
terletak di leher, tepat dibawah jakun.Kedua bagian tiroid dihubungkan oleh ismus,
sehingga bentuknya menyerupai huruf H atau dasi kupu-kupu. Dalam keadaan
normal, kelenjar tiroid tidak terlihat dan hampir tidak teraba, tetapi bila membesar,
dokter dapat merabanya dengan mudah dan suatu benjolan bisa tampak dibawah atau
di samping jakun.
Kelenjar tiroid terletak pada leher bagian depan, tepat di bawah kartilago
krikoid, disamping kiri dan kanan trakhea. Pada orang dewasa beratnya lebih kurang
18 gram.
Kelenjar ini terdiri atas dua lobus yaitu lobus kiri kanan yang dipisahkan oleh
isthmus. Masing-masing lobus kelenjar ini mempunyai ketebalan lebih kurang 2 cm,
lebar 2,5 cm dan panjangnya 4 cm. Tiap-tiap lobus mempunyai lobuli yang di
masing-masing lobuli terdapat folikel dan parafolikuler.
Di dalam folikel ini terdapat rongga yang berisi koloid dimana hormon-
hormon disintesa.kelenjar tiroid mendapat sirkulasi darah dari arteri tiroidea superior
dan arteri tiroidea inferior.Arteri tiroidea superior merupakan percabangan arteri
karotis eksternal dan arteri tiroidea inferior merupakan percabangan dari arteri
subklavia.Lobus kanan kelenjar tiroid mendapat suplai darah yang lebih besar
dibandingkan dengan lobus kiri.Dipersarafi oleh saraf adrenergik dan kolinergik.saraf
adrenergik berasal dari ganglia servikalis dan kolinergik berasal dari nervus vagus.
kelenjar ini terletak tepat dibelakang kelenjar tiroid. Satu di belakang tiap kutub atas
dan tiap di belakang kutub bawah setiap kelenjar tiroid. Setiap kelenjar paratiroid
kira-kira panjang 6 mm, lebar 3 mm, dan tebal 2 mm, dan mempunyai gambar
makroskopik lemak coklat tua, oleh karena itu, sukar ditentukan tempatnya. Kelenjar
paratiroid orang dewasa terutama mengandung sel utama (chief cell) dan sel oksifil
dalam jumlah sedikit sampai cukup banyak, tetapi pada sebagian besar binatang dan
manusia muda, sel oksifil ini tidak ditemukan. Sebagian besar PTH diyakini disekresikan
oleh sel utama. Fungsi sel oksifil masih belum jelas, namun sel-sel ini mungkin
merupakan modifikasi atau sisa sel utama yang tetap mengsekresi sedikit hormon.
2.3 Hormon yang Dihasilkan Kelenjar Tiroid dan Paratiroid
Kelenjar tiroid menghasilkan tiga jenis hormon yaitu T3, T4 dan sedikit
kalsitonin.Hormon T3 dan T4 dihasilkan oleh folikel sedangkan kalsitonin dihasilkan
oleh parafolikuler.Bahan dasar pembentukan hormon-hormon ini adalah yodium yang
diperoleh dari makanan dan minuman. Yodium yang dikomsumsi akan diubah
menjadi ion yodium (yodida) yang masuk secara aktif ke dalam sel kelenjar dan
dibutuhkan ATP sebagai sumber energi. Proses ini disebut pompa iodida, yang dapat
dihambat oleh ATP- ase, ion klorat dan ion sianat.
Sebuah sistem yang sangat maju dan teratur telah diciptakan untuk mengatur
jumlah tiroksin yang dilepaskan.Pelepasan tiroksin terjadi lagi sebagai hasil rantai
perintah sekumpulan sel tak sadar yang disusun dalam hirarki yang amat tertib.Saat
cukup hormone tiroid telah dihasilkan, hipotalamus mengehntikan pembentukan
hormone pelepas tiroid.
Jumlah tiroksin yang dilepaskan ditentukan oleh sebuah sistem khusus, Sistem
ini didasarkan pada dua mekanisme arus balik negatif, Saat jumlah tiroksin dalam
darah naik di atas normal, hormon tiroksin mempengaruhi kelenjar pituitari dan
terkadang langsung ke hipotalamus: kelenjar ini mengurangi kepekaan kelenjar
pituitari terhadap hormon TRH.
Fungsi hormon TRH adalah mengaktifkan kelenjar pituitari agar mengirimkan
perintah (berbentuk hormon TSH) ke kelenjar tiroid.Perintah ini adalah titik kedua
dalam rantai perintah produksi hormon tiroksin.
Kerja hormon paratiroid : Hormon paratiroid terikat pada reseptor dalam osteoblas.
Hal ini merupakan sinyal bagi osteoblas untuk menghasilkan suatu faktor perangsang
osteoklas, yang meningkatkan jumlah dan aktifitas osteoklas, dan dengan demikian
hormon paratiroid.
fosfat dalam darah. Efek ini adalah akibat dari kerja hormon paratiroid pada sel
ekskresi fosfat dalam urin. Hormon paratiroid secara tidak langsung meningkatkan
absorpsi kalsium dari saluran cerna dengan merangsang sintesis vitamin D, yang
diperlukan untuk absorpsi ion ini. Sekresi sel-sel paraparatiroid diatur oleh kadar Ca2+
darah.
Tampaknya terdapat paling sedikit tiga reseptor PTH yang berbeda. Salah satunya
reseptor hPTH/PTHrP. Reseptor kedua, PTH2 (hPTH2R), tidak mengikat PTHrP dan
ditemukan di otak, plasenta, dan pancreas. Selain itu, terdapat bukti adanya reseptor
ketiga, yakni CPTH, yang bereaksi dengan terminal karboksil PTH dan bukan dengan
terminal amino. Dua reseptor pertama adalah reseptor berkelok-kelok yang
berpasangan dengan protein Gs, dan melalui protein G heterotrimerik ini kedua
Reseptor hPTH/PTHrP juga mengaktifkan PLC melalui Gq, yang meningkatkan Ca+2
Gambar 9. Jalur tranduksi sinyal yang diaktifkan oleh terikatnya PTH atau
PTHrP pada reseptor hPTH/PTHrP. cAMP intrasel meningkat melalui Gs dan
adenilil siklase (AC)
2.6 Gangguan Fungsi Kelenjar Tiroid Dan Paratiroid
1. Hiperfungsi tiroid
Suatu keadaan atau gambaran klinis akibat produksi hormone tiroid yang berlebihan
oleh kelenjar tiroid ysng terlalu aktif disebut hipertiroidisme. Dan suatu keadaan
ketika kelenjar tiroid tidak memproduksi hormon tiroid yang cukup disebut
hipotiroidisme.
Gangguan fungsi tiroid terbagi menjadi 2 :
1. Penyakit Graves
Penyakit Graves terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang kelenjar tiroid.
Penyakit Graves lebih sering terjadi pada wanita antara usia 20 hingga 40 tahun.
Beberapa gejala penyakit Graves mirip dengan hipertiroidisme seperti kecemasan dan
penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan. Penyakit Graves sering disebut
pula sebagai gondok karena kelenjar tiroid membesar dan berpotensi menimbulkan
kesulitan bernapas.Gejala lain penyakit Graves meliputi mata bengkak atau gatal,
keringat berlebihan, sensitivitas panas, dan kelemahan otot.
Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa satu atau
banyak. Kata toxic berarti hipertiroid, sedangkan nodule atau biji itu tidak terkontrol
oleh TSH sehingga memproduksi hormon tiroid yang berlebihan.
3. Minum Obat Hormon Tiroid Yang Berlebihan
Demikian tidak jarang terjadi, karena periksa laboratorium dan kontrol ke dokter
yang tidak teratur. Sehinga pasien terus minum obat tiroid, ada pula yang minum
hormon tiroid dengan tujuan menurunkan badan dan menimbulkan efek samping.
Produksi TSH kelenjar hipofisis dapat memproduksi TSH yang berlebihan, sehingga
merangsang tiroid mengeluarkan T3 dan T4 yang banyak.
Tiroiditis sering terjadi pada ibu setelah melahirkan, disebut tiroiditis pasca
persalinan, dimana pada fase awal timbul keluhan hipertiroid , 2-3 bulan kemudian
keluar gejala hipertiroid.
Bila konsumsi yodium yang berlebihan bisa menimbulkan hipertiroid, kelainan ini
biasanya timbul apabila sebelumnya si pasien memang sudah ada kelainan kelenjar
tiroid.
2. Hipotiroidisme (Hypothyroidism)
Berikut ini gejala yang muncul jika tubuh kelebihan atau justru kekurangan hormon
tiroid :
Hipertirodisme Hipotirodisme
Kulit diatas tulang kering menonjol dan Kulit kering, bersisik, tebal, kasar, kulit
menebal diatas tulang kering menebal dan
menonjol
Mata membengkak, memerah dan Sindroma trowongan karpal
menonjol
Mata peka terhadap cahaya Kebingungan
Mata seakan menatap Depresi
Kebingungan Demensia
1. Hiperfungsi paratiroid.
Suatu keadaan ketika kelenjar paratiroid memproduksi lebih banyak hormon
paratiroid dari biasanya. Jika diekskresi lebih banyak yang di butuhkan
disebut hiperparatiroidisme primer. Bila lebih banyak karena dibutuhkan
disebut hiperparatiroidisme sekunder.
a. Hiperparatiroidisme primer
Berkurangnya kalsium dalam tulang sehingga timbul fraktur
spontan, sehingga sering nyeri pada tulang, tumor tulang , yang
sering terkena adalah tulang panjang.
Kelainan traktus urinarius. Defek pada tubuli ginjal biasanya
bersifat reversible (batu ginjal kadang-kadang nefrokalsinosis
[deposisi kalsium dalam nefron]).
Manifestasi sistem saraf sentral (depresi, konfusi, dan koma).
Kelemahan neuromuskuler, tenaga otot berkurang , hipotoni otot,
dan keletihan kadang-kadang aritmia kardiak.
Manifestasi gastrointestinal : kurang nafsu makan, mual, muntah,
dan konstipasi.
b. Hiperparatiroidisme sekunder
Pada penyakit ini terdapat hyperplasia dan hiperfungsi kelenjar
paratiroid yang disebabkan oleh :
Gagal ginjal kronik ( glomerulonephritis, pielonefritis, dan
anomali kongenital dari traktus orogenitalis pada anak).
Kurang efektifnya PTH pada beberapa penyakit (defisiensi vitamin
D, kelainan gastrointestinal).
c. Intoksikasi paratiroid akut
Kejadian ini jarang dengan gejala (penderita sangat lemah, mual , dan
muntah). Pada pemeriksaan kalsium sangat tinggi dan fosfor serum
juga tinggi. Penderita dapat koma.
2. Hipoparatiroidisme
Penyakit ini jarang terjadi pada orang dewasa, biasanya anak di bawah umur
16 tahun. Penyakit ini terjadi setelah strumektomi, terjadi paratiroidisme
sekunder. Timbul gejala-gejala reaksi neuromuskuler yang berlebihan akibat
kalsium serumyang sangat rendah, tetani dengan manifestasi spasmus
karpopedal dan kejang pada anggota gerak dan kelumpuhan otot.
3. Hiperkalsemia
Meningginya kadar kalsium dalam darah yang disebabkan oleh :
a. Berhubungan dengan paratiroidisme primer;
b. Berhubungan dengan keganasan (tumor hipokalsemia);
c. Berhubungan dengan vitamin D (abnormalitas metabolisme vitamin D);
d. Berhubungan dengan kegagalan ginjal; dan
e. Intoksikasi vitamin A (terlalu banyak vitamin A).
4. Hipokalsemia
Hipokalsemia subakut terjadi pada pankreatitis akut, mengakibatkan hormon
paratiroksin menjadi rendah. Klasifikasinya adalah.
a. Hormon paratiroid
Hipoparatiroidisme herediter suatu sindrom kompleks kegagalan dari
adrenal, ovarium dan paratiroid.
Hipoparatiroidisme didapat : komplikasi strumektomi, kerusakan
kelenjar paratiroid, setelah eksplorasi ginjal.
Hipomagnesemia primer dan sekunder.
b. PTH tidak akftif
Gagal ginjal kronik menyebabkan retensi fosfat, mengakibatkan
menurunnya kadar kalsium dalam darah.
Tidak adanya vitamin D yang aktif menimbulkan penyakit tulang
seperti osteomalasia.
Vitamin D aktif tetapi tidak efektif, malabsorpsi intestina.