Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pompa adalah suatu mesin konversi energi yang berfungsi memindahkan
fluida zat cair dimana dalam prosesnya terjadi perubahan tekanan. Dalam konsep
termodinamika pompa merupakan suatu sistem dimana fluida yang mengalir
didalamnya mengalami tingkat keadaan berupa peningkatan tekanan, laju aliran
dan temperatur.
PT. Perkebunan Nusantara V - Sei Pagar dalam proses produksinya
didukung oleh mesin pompa jenis sentrifugal yang berfungsi untuk memindahkan
fluida dari satu tempat ketempat yang lain dengan adanya perbedaan tekanan.
Salah satunya pompa sentrifugal digunakan untuk mensuplai crude oil dari crude
oil tank ke continue settling tank (CST) dan kemudian diteruskan keseluruh
mesin-mesin pengolahan. Untuk mengetahui seluruh kerusakan dan gangguan
pompa terhadap kinerja pompa menjadi salah satu bahasan pokok dan utama
dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada. Dengan demikian,
perancangan pompa dan perhitungan efisiensi pompa begitu penting untuk
mengetahui sejauh mana kinerja yang mampu dicapai pompa tersebut dalam
memenuhi kebutuhan debit maupun tekanan fluida.
1.2 Permasalahan
Batasan masalah dalam penulisan laporan Kerja Praktek ini adalah
Perancangan Pompa Sentrifugal yang mengalirkan crude oil dari crude oil tank ke
continue settling tank yang kemudian disalurkan pada mesin-mesin pengolahan
lainnya, serta factor-faktor yang mempengaruhi kerja pompa. Untuk merancang
pompa tersebut, data yang dibutuhkan yaitu tekanan keluar dan tekanan masuk
pompa, debit pompa, dayapompa.
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan laporan Kerja Praktek ini adalah merancang pompa
dan menghitung efisiensi kinerja pompa, serta mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi pompa di PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Dasar Pompa


Menurut Samsudin, dkk (2008) pompa adalah mesin konversi energy yang
digunakan untuk memindahkan fluida dari suatu tempat yang rendah ke tempat
yang lebih tinggi, atau dari suatu tempat yang bertekanan rendah ke tempat yang
bertekanan lebih tinggi dengan melewatkan fluida tersebut pada system perpipaan.
Dengan demikian dalam instalasi pompa, peralatan yang diperlukan adalah :
1. Pompa
2. Pipa hisap dan pipa tekan
3. Alat-alat bantu lainnya
Menurut Riman Sipahutar (2005) untuk merancang instalasi pompa perlu
diperhatikan letak pompa terhadap permukaan zat cair yang dihisap dan posisi
pompa sebisa mungkin tidak terlalu jauh dengan tadah hisap serta tidak
memerlukan terlalu banyak belokan. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan agar
kerugian head hisap dapat dikurangi sehingga kesulitan yang mungkin timbul
pada waktu operasi dapat diminimalkan. Pada gambar 2.1. dibawah ini merupakan
variasi instalasi pompa menurut tadah hisap.

Gambar 2.1 (a) pemasukan dengan hisapan (b) pemasukan dengan


dorongan/tekanan
Pada gambar 2.1.(a) diatas merupakan instalasi pompa dengan hisapan,
dimana untuk operasi pompa ini agak sulit dipakai untuk operasi pompa secara
otomatis disebabkan karena saluran hisapannya belum terisi fluida ataupun terjadi
kebocoran pada sistem perpipaan di saluran hisap, kecuali dengan pompa vakum
untuk menghisap fluida. Sedangkan pada gambar 2.1.(b) merupakan kondisi kerja
pompa dengan dorongan atau tekanan, dimana operasi pompa ini dapat beroperasi
secara otomatis sebab saluran hisap selalu terisi dengan fluida yang dipompakan.
2.2 Prinsip Kerja Pompa
Pada gambar 2.2. dibawah ini merupakan prinsip kerja pompa dimana
aliran air didalam pompa akan ikut berputar karena gaya sentrifugal dari impeler
yang berputar.

Gambar 2.2 (a) penampang impeler (b) perubaha nenergi pompa


Pada pompa terdapat kelopak impeler yang berfungsi mengangkat zat cair
dari tempat yang lebih rendah ketempat yang lebih tinggi. Impeler dipasang pada
poros pompa yang berhubungan dengan motor pengerak, biasanya motor listrik
atau motor bakar.
Poros pompa akan berputar apabila pengeraknya berputar. Karena poros
pompa berputar impeler dengan kelopak impeler berputar zat cair yang ada
didalamnya akan ikut berputar sehingga tekanan dan kecepatannya naik dan
terlempar dari tengah pompa kesaluran yang berbentuk volut atau spiral dan
disalurkan keluar melalui nosel. Jadi fungsi impeler pompa adalah merubah
energy mekanik yaitu putaran impeler menjadi energi fluida (zat cair). Jadi, zat
cair yang masuk pompa akan mengalami pertambahan energi. Pertambahan energi
pada zat cair mengakibatkan pertambahan head tekan, head kecepatan dan head
potensial. Jumlah dari ketiga bentuk head tersebut dinamakan head total. Head
total pompa juga bias didefinisikan sebagai selisih head total (energy persatuan
berat) pada sisi hisap pompa dengan sisi keluar pompa.
2.3 Klasifikasi Pompa
Menurut Samsudin, dkk (2008) klasifikasi pompa dilihat berdasaran head
atau berdasarkan debit. Untuk positif displacement pump, yang diinginkan adalah
debit dan untuk dynamic pump, yang diinginkan adalah head. Untuk klasifikasi
pompa dapat dilihat pada gambar 2.3. dibawah ini.

Gambar 2.3 Klasifikasi Pompa


1. Pompa Perpindahan Positif (Positive Displacement Pumps)
Pompa ini bekerja dengan mengalirkan fluida dimana fluida dimasukkan
dalam sebuah rongga yang dapat mengekspansikan kemudian fluida tersebut
dipaksa keluar (diekspansikan) melalui bagian outlet yang berukuran lebih kecil
sehingga tekanan fluida menjadi tinggi. Adapun kelebihan dari pompa
perpindahan positif yaitu :
a) Performance fleksibilitas yang tinggi.
b) Ukuran relatif kecil.
c) Efisiensi volumetrik yang tinggi.
d) Menghasilkan tekanan fluida yang tinggi.

Pompa perpindahan positif ini dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu :
a. Rotary
Pompa rotary adalah pompa perpindahan positif dimana energi mekanis
ditransmisikan dari mesin penggerak kecairan dengan menggunakan elemen yang
berputar (rotor) didalam casing pompa. Adapun pembagian rotary yaitu :
1) Gear pumps
Cara kerja pompa ini secara umum adalah pertama tekanan atmosfir dalam
tangki memaksa fluida masuk melalui port inlet dan masuk kedalam selah-selah
roda gigi yang berputar kearah luar. Gambar gear pump dapat dilihat pada gambar
2.4. dibawah ini.

Gambar 2.4 Gear Pump (a) pompa roda gigi luar


(b) pompa roda gigi dalam
2) Vane pumps
Pada pompa vane ini, rotornya berupa elemen berputar yang dipasang
eksentrik dengan casing pompa. Pada keliling rotor terdapat alur-alur yang diisi
bilah-bilah sudu yang dapat bergerak bebas. Ketika rotor diputar sudu-sudu
bergerak dalam arah radial gaya sentrifugal sehingga salah satu ujung sudu selalu
kontak dengan permukaan dalam rumah pompa membentuk sekat-sekat didalam
pompa. Gambar vane pump dapat dilihat pada gambar 2.5. dibawah ini.

Gambar 2.5 Vane Pump

3) Screw pumps
Pompa skrup ini mempunyai satu, dua, atau tiga skrup yang berputar
dalam casing pompa yang diam. Tersedia sejumlah besar desain untuk berbagai
penggunaan. Gambar screw pump dapat dilihat pada gambar 2.6. dibawah ini.

Gambar 2.6 Screw Pump


4) Lobe pumps
Pompa cuping (lobe pumps) ini mirip dengan pompa jenis pompa roda gigi
dalam hal aksinya dan mempunyai dua rotor atau lebih dengan dua, tiga cuping
atau lebih pada masing-masing rotor. Pompa ini biasa digunakan pada berbagai
macam jenis aplikasi industri karena:
 Memberikan kualitas yang baik dalam kesehatan.
 Efisiensi tinggi.
 Tahan uji.
 Tahan terhadap korosi.
 Kebersihan ditempat baik.

Gambar 2.7 Lobe Pump


b. Reciprotating.
Pompa reciprotating adalah pompa dimana energi mekanik dari penggerak
pompa diubah menjadi energi aliran dari cairan yang dipompa dengan
menggunakan elemen yang bergerak bolak-balik di dalam silinder.
1) Diaphragm Pump
Pompa diaphragm ini memiliki daya hisap yang baik, beberapa
diantaranya merupakan pompa bertekanan rendah dengan laju aliran yang rendah
pula, terdapat pula pompa yang memungkinkan untuk laju aliran yang tinggi,
tergantung diameter kerja efektif diaphragm dan lebar langkah. Gambar
diaphragm pump dapat dilihat pada gambar 2.8. dibawah ini.

Gambar 2.8 Diaphragm Pump


2. Non Positive Displacement Pump (Dynamic Pump)
Pompa dinamik atau dynamic pumps merupakan pompa yang bekerja
dengan cara memutar impeler yang akan merubah energi kinetik menjadi tekanan
atau kecepatan yang diperlukan untuk memompa fluida. Pompa ini terdiri dari
centrifugal pumps (pompa sentrifugal) dan special effect (khusus).
2.4 Teori Dasar Pompa Sentrifugal
Pompa sentrifugal adalah pompa yang menggunakan prinsip gaya
sentrifugal dalam operasinya. Tenaga ini bekerja pada semua bagian yang
berputar pada suatu sumbu. Daya dari luar diberikan kepada poros pompa untuk
memutar impeler di dalam fluida. Maka fluida yang ada di dalam impeler oleh
dorongan sudu-sudu ikut berputar. Karena timbulnya gaya sentrifugal maka fluida
mengalir dari tengah impeler keluar melalui saluran di antara sudu-sudu. Disini
head tekanan fluida menjadi lebih tinggi. Demikian juga head kecepatannya
bertambah besar karena zat cair mengalami percepatan. Fluida yang keluar dari
impeler dan disalurkan keluar pompa melalui nosel. Di dalam nosel ini sebagian
head kecepatan aliran diubah menjadi head tekanan.
Pompa sentrifugal (gambar 2.1) dapat mengubah energi mekanik dalam
bentuk kerja poros menjadi energi fluida. Dalam hal ini pompa sentrifugal disebut
juga mesin kerja sedangkan impeler pompa berfungsi memberikan kerja kepada
fluida sehingga energi yang dikandungnya menjadi tambah besar. Selisih energi
per satuan berat atau head total zat cair antara pipa hisap (suction) dan pipa keluar
(discharge) pompa disebut head total pompa.
2.5 Klasifikasi Pompa Sentrifugal
1. Berdasarkan bentuk impelernya
a) Pompa aliran radial
Pompa aliran radial mempunyai impeler yang membuang cairan ke dalam
casing spiral yang secara berangsur-angsur berkembang. Hal ini bertujuan untuk
mengurangi kecepatan cairan sehingga dapat dirubah menjadi tekanan statis.
Pompa radial mempunyai kontruksi yang mengakibatkan zat cair keluar dari
impeler arah alirannya akan tegak lurus dengan poros pompa.

Gambar 2.9 Pompa Aliran Radial


b) Pompa aliran aksial
Pompa aliran aksial menghasilkan tekanan tinggi oleh propeler akibat aksi
pengangkatan baling-baling pada cairan. Diameter sisi buang sama besar dengan
diameter sisi masuk. Pompa aksial mempunyai kontruksi yang mengakibatkan zat
cair keluar dari impeler arah alirannya akan sejajar dengan poros pompa.

Gambar 2.10 Pompa Aliran Aksial


c) Pompa aliran radial dan aksial (aliran campur)
Pompa aliran campuran menghasilkan tinggi tekanan atau head sebagian
oleh pengangkatan baling-baling pada cairan. Arah aliran berbetuk kerucut
mengikuti bentuk impelernya. Diameter sisi buang baling-baling lebih besar dari
diameter sisi masuk.

Gambar 2.11 Pompa Aliran Campur


d) Peripheral
Cairan pada jenis ini diatur oleh baling-baling impeler dengan kecepatan
yang tinggi selama hampir satu putaran di dalam saluran yang berbentuk cincin.
Energi ditambahkan ke cairan dalam sejumlah impuls.
2. Berdasarkan bentuk rumah pompa
a) Pompa volut
Pada pompa ini diperlihatkan sebuah impeler mengeluarkan cairan ke
dalam rumah berbentuk spiral, untuk mengurangi secara proporsional kecepatan
cairan. Dengan demikian, sebagian energi kecepatan cairan diubah ke bentuk
energi tekanan.

Gambar 2.12 Pompa Volut


b) Pompa diffuser
Sudu-sudu pengaur stasioner mengelilingi impeler dalam pompa jenis
diffuser. Saluran yang membesar bertahap ini mengubah arah aliran cairan dan
mengubah energi kecepatan kepada head tekan.

Gambar 2.13 Pompa Difuser


3. Berdasarkan jumlah aliran yang masuk
a) Pompa satu aliran masuk
b) Pompa dua aliran masuk
4. Berdasarkan posisi poros
a) Pompa horizontal, pompa poros horizontal mempunyai poros dengan
posisi mendatar.
b) Pompa vertikal, pompa poros tegak mempunyai poros dengan posisi tegak.
2.6 Bagian-bagian Utama Pompa Sentrifugal

Gambar 2.14 Bagian-bagian Utama Pompa Sentrifugal


1. Stuffing Box, berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah dimana
poros pompa menembus casing.
2. Packing, digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari
casing pompa melalui poros. Biasanya terbuat dari asbes atau teflon.
3. Shaft (poros), poros adalah alat yang berfungsi untuk menyalurkan momen
putar atau gaya putar dari penggerak pompa kepada impeler. Poros harus
berukuran cukup guna menahan beraneka macam beban yang disalurkan
oleh penggerak, impeler, packing dan lain-lain. Sumbu pompa dibuat
sebagai sumbu sambungan tunggal dan sambungan ganda. Sumbu
sambungan ganda menjorok melalui kedua bantalannya melalui pompa
horizontal dan diputar dari salah satu penggerak utama.
4. Shaft sleeve, berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan
keausan pada stuffing box. Pada pompa multi stage dapat sebagai leakage
joint, internal bearing dan interstage atau distance sleever.
5. Vane, sudu dari impeler sebagai tempat berlalunya cairan pada impeler.
6. Casing, merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai
pelindung elemen yang berputar, tempat kedudukan diffuser (guide vane),
inlet dan outlet nozel serta tempat memberikan arah aliran dari impeler dan
mengkonversikan energi kecepatan cairan menjadi energi dinamis (single
stage). Casing pompa biasanya terbuat dari besi tuang.
7. Eye of Impeller, merupakan bagian sisi masuk pada arah isap impeler.
8. Impeller, biasanya terbuat dari besi cor. Untuk fluida-fluida khusus,
impeler ini dapat dibuat dari baja tahan karat, timah hitam, kaca atau
bahan-bahan sesuai dengan keperluannya. Macam-macam impeler yaitu :
a) Impeler terbuka yaitu impeler yang mempunyai baling-baling yang
dipasang pada pusat poros dengan dinding yang relatif kecil.
b) Impeler semi terbuka, yaitu impeler yang mempunyai selubung atau
dinding pada satu sisi saja.
c) Impeler tertutup, yaitu impeler yang mempunyai selubung atau dinding
pada kedua sisinya untuk menutup aliran fluida
9. Wear Ring, berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang melewati
bagian depan impeler maupun bagian belakang impeler, dengan cara
memperkecil celah antara casing dengan impeler.
10. Bearing, atau bantalan berfungsi untuk menumpu dan menahan beban dari
poros agar dapat berputar, baik berupa beban radial maupun beban aksial.
Bearing juga memungkinkan poros untuk dapat berputar dengan lancar
dan tetap pada tempatnya, sehingga kerugian gesek menjadi kecil.
11. Discharge Nozzle and Suction line
1. Daerah Hisap (Suction Line)
Pada suction line dilengkapi dengan basket stainer yang berfungsi
untuk menyaring cairan dari pasir kotoran sebelum masuk ke dalam
pompa, yang bisa menyebabkan pompa rusak atau kemampuannya
menjadi berkurang. Stainer ini harus di drainer secara berkala untuk
menghindari terjadinya pemadatan pasir dalam tabung stainer yang
akan menghalangi aliran cairan menuju pompa. Caranya dengan
membuka drain stainer, operator harus membuka stainer tersebut,
karena dalam stainer terdapat keranjang kotoran yang terbawa. Bila
stainer tersebut tersumbat akan terjadi hal-hal sebagai berikut :
 Pompa akan mengalami low suction pressure.
 Kapasitas pompa akan berkurang.
 Pompa akan mengalami getaran yang tidak normal.
 Cairan yang datang tidak seimbang dengan yang dipompa.
2. Daerah Buang (Discharge Line)
Untuk mengatur tekanan yang diinginkan pada discharge line pompa
dipasang Pressure Control Valve (PCV) yang berhubungan langsung
dengan tekanan discharge line.
2.7 Aplikasi Pompa Sentrifugal
1. Pompa Serba Guna (General Purpose Pumps)
Pompa jenis ini biasanya dirancang untuk pemompaan cairan jernih
dinding pada suhu sedang atau kadang-kadang ada yang tingkat tunggal tetapi ada
juga yang tingkat ganda dan menghasilkan tekanan yang cukup untuk pompa air
dan oli.
2. Pompa Non Cloging
Menggunakan impeler tanpa atau dengan sudu, untuk pompa ini
menangani pembuangan limbah, kotoran dan cairan jenis lainnya.
3. Pompa Sambungan Tertutup (Close Coupled Pump)
Mengkombinasikan motor dan pompa dalam unit tunggal, merupakan
pompa yang kompak dan kuat. Dirancang untuk menangani aneka jenis cairan
kimia. Karena tenaganya relatif rendah.
4. Pompa Multi Tingkat (Multi Stage Pumps)
Unit-unit horizontal rancangan dibuat dengan kedua jenis dan rumah belah
horizontal. Jenis dinding belah adalah yang umum banyak dirancang untuk
tekanan head dengan empat tingkat atau lebih.
5. Pompa Vertikal
Sejumlah rancangan dari pompa vertikal bisa didapatkan untuk bermacam-macam
aplikasi seperti : pompa oli, pompa sumur dalam dan pompa kebakaran. Jenis
pompa ini digunakan untuk tekanan yang moderat dan head, tergantung jumlah
tingkatnya. Yang umum dirancang dengan multi tingkat dan impeler jenis terpadu.
Jadi banyaknya aliran yang dihasilkan oleh pompa jenis ini relatif head juga.
2.8 Pengoperasian Pompa
1. Pengoperasian pompa sentrifugal tersusun seri
Pengoperasian pompa sentrifugal tersusun seri merupakan pengoperasian
dua pompa atau lebih. Dimana pada sistem kerjanya, dischange pompa satu
masuk ke suction pompa dua dan seterusnya. Untuk pengoperasian pompa
tersusun seri dapat dilihat pada gambar 2.15. dibawah ini.

Gambar 2.15 Pengoperasian Pompa Sentrifugal Tersusun Seri


Dari pengoperasian pompa tersusun seri maka didapat grafik yang
berbanding lurus. Dimana head yang diperoleh akan bertambah, hal ini terjadi
karena head yang dihasilkan merupakan penjumlahan dari nilai head pompa yang
beroperasi. Untuk grafik pengoperasian pompa tersusun seri dapat dilihat pada
gambar 2.16.

Gambar 2.16 Grafik Pompa Sentrifugal Tersusun Seri


2. Pengoperasian pompa sentrifugal tersusun paralel
Pengoperasian pompa tersusun paralel merupakan pengoperasian dua
pompa atau lebih. Dimana dalam sistem kerjanya untuk suction pompa satu, dua
dan seterusnya tersendiri sedangkan untuk semua dischange pompa digabungkan
menjadi satu. Untuk pengoperasian pompa tersusun paralel dapat dilihat pada
gambar 2.17.

Gambar 2.17 Pengoperasian Pompa Sentrifugal Tersusun Paralel


Untuk pengoperasian pompa yang tersusun paralel pada gambar diatas
maka didapat grafik yang berbanding lurus. Dimana debit yang dihasilkan
meningkat, hal ini terjadi karena debit yang dihasilkan merupakan penjumlahan
dari seluruh debit pada masing-masing pompa yang beroperasi. Untuk grafik
pengoperasian pompa tersusun paralel dapat dilihat pada gambar 2.18.
Gambar 2.18 Grafik Pompa Sentrifugal Tersusun Paralel

Anda mungkin juga menyukai