TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Persalinan
2.1.1 Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin atau uri) yang telah
cukup bulan atau hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain,
(Power), keadaan jalan lahir (Passage), dan keadaan janin (Passanger). Apabila ada
penyimpangan dan hal-hal normal dari persalinan dapat dikatakan bahwa persalinan
kelambatan persalinan itu dinamakan distosia, distosia berpengaruh buruk bagi ibu
maupun janin, pengenalan dini dan penanganan yang tepat dapat menentukan
secara spontan, beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap selama proses
persalinan. Bayi dilahirkan secara spontan dalam persentase belakang kepala usia
kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu, setelah persalinan ibu dan bayi dalam
8
9
Persalinan patologis disebut dengan dystocia berasal dari bahasa Yunani. Dys
atau dus artinya jelek atau buruk, tocos artinya persalinan. Persalinan patologis adalah
persalinan yang membawa satu akibat buruk bagi ibu dan anak (Maryunani, 2016).
2.1.2 Etiologi
Etiologi terjadinya persalinan belum diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa
1. Faktor Hormonal
dimulai, terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron yang bekerja
sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh
darah sehingga timbul his (kontraksi pada rahim) bila kadar progesteron turun
(Kosasih, 2017).
progesteron dan estrogen sehingga menyebabkan kekejangan pembuluh darah. Hal ini
Rahim yang menjadi besar dan meregang akan menyebabkan iskemia otot-otot
ganglion ini digeser dan ditekan, misalnya oleh kepala janin akan timbul kontraksi
Persalinan kala II dimulai dengan pembukaan lengkap dari serviks (10 cm) dan
sebagai berikut:
a. Terjadi lightening, yaitu: kepala turun memasuki pintu atas panggul (PAP)
b. Perut kelihatan lebih besar atau melebar, fundus uteri terlihat menurun.
c. sering berkemih karna kandung kemih tertekan oleh bagian bawah janin.
g. Pecahnya ketuban.
11
2. Tanda Persalinan
e. Perineum menonjol.
Sectio caesarea adalah suatu proses persalinan buatan yang dilakukan melalui
pembedahan dengan cara melakukan insisi pada dinding perut dan dinding rahim ibu,
dengan syarat rahim harus dalam keadaan utuh, serta janin memiliki bobot badan
diatas 500 gram, jika bobot janin dibawah 500 gram maka tidak perlu dilakukan
Istilah caesarea sendiri berasal dari bahasa latin caedere yang artinya
melahirkan bayi melalui tindakan pembedahan dengan membuka dinding perut dan
dinding rahim. Menurut sejarah operasi caesarea, bayi terpaksa dilahirkan melalui
cara ini apabila persalinan alami sudah dianggap tidak efektif ( Kasdu, 2016).
12
Melahirkan dengan cara bedah atau operasi caesarea tidak bisa diputuskan
begitu saja oleh dokter karena risiko yang mungkin dialami akibat pembedahan harus
dipertimbangkan, baik dari segi kesehatan ibu maupun bayinya. Operasi caesarea ini
sebaiknya dilakukan jika keadaan medis memerlukannya. Artinya, janin atau ibu
dalam keadaan gawat darurat dan hanya dapat diselamatkan jika persalinan dilakukan
dengan jalan operasi. Itu sebabnya harus ada alasan yang jelas untuk melakukan
tindakan pembedahan, hal ini karena bentuk operasi apapun selalu mengandung risiko
Menurut (Mochtar, 2016) jenis persalinan operasi Sectio Caesarea terdiri dari 2
bagian yaitu Sectio Caesarea Abdominalis (Abdomen) dan Sectio Caesarea Vaginalis
(Vagina).
sepanjang 10 cm. Kelebihan antara lain, pengeluaran janin lebih cepat, tidak
menyebar secara intra abdominal karena tidak ada reperitonealisasi yang baik,
pada persalinan berikutnya lebih mudah menjadi rupture uteri spontan. Saat ini
pada kasus tertentu, seperti pada kasus-kasus operasi berulang, yang memiliki
rahim (Low Cervical Trasversal) kira-kira sepanjang 10 cm. kelebihan dari jenis
Sectio ini antara lain, penjahitan luka lebih mudah, penutupan luka dengan
repetonealisasi yang baik, tumpang tinding peritoneal flap sangat baik untuk
dibandingkan dengan cara klasik, kemungkinan rupture uteri spontan lebih kecil.
Sedangkan kekurangannya adalah, luka dapat melebar ke kiri kanan dan bawah
dalam jumlah yang banyak, dan tingginya keluhan pada kandung kemih setelah
pembedahan.
Menurut arah sayatan dari rahim, Sectio Caesarea dapat dilakukan sebagai
berikut:
Terdapat dua jenis Sectio Caesarea yaitu insisi uterus yang melibatkan segmen
atas uterus (korpus/fundus), jenis ini juga dikenal dengan jenis insisi vertikal dan
dikenal sebagai insisi klasik atau sectio caesarea, insisi uterus yang hanya melibatkan
segmen bawah uterus yang tidak dapat berkontraksi, jenis sectio caesarea ini juga
dapat melibatkan baik insisi trans versal bawah maupun insisi vertikal bawah.
(Varney, 2016 ).
Seorang ibu yang akan melahirkan perlu dilakukan tindakan persalinan sectio
caesarea tentu berdasarkan indikasi terlebih dahulu. Indikasi tersebut dapat dilakukan
dengan alasan medis antara lain: karena ibu ataupun bayinya beresiko tinggi, bukan
karena alasan pribadi dari ibu sendiri/ elektif. Adapun indikasi dilakukannya sectio
1. Faktor Ibu
berat dan Eklamsia, gagal proses persalinan, sectio ulang, plasenta previa,
solutio plasenta, tumor jalan lahir yang menimbulkan obstruksi, ruptura uteri,
adanya keinginan untuk melahirkan pada hari yang telah ditentukan, disfungsi
uterus, usia ibu lebih dari 35 tahun, herpes genital aktif (Solehati, 2017).
2. Alasan Janin
ganda, adanya bobot bayi yang ukurannya lebih dari normal (Solehati, 2017).
15
Menurut Lowdermilk, Perry, dan Bobak (2000), masalah yang biasanya muncul
pulmonari, perdarahan, infeksi pada luka, gangguan rasa nyaman, nyeri, infeksi
uterus, infeksi pada traktus urinarus, cedera pada kandung kemih, tromboflebitis,
infark dada, dan pireksia. Apabila masalah-masalah tersebut tidak segera diatasi,
maka masalahnya menjadi panjang dan dapat menimbulkan masalah baru seperti:
menunjukkan bahwa kira-kira 1-2 kematian maternal per 1000 kelahiran melalui
keinginan pasien yang tidak mau menanggung rasa sakit. Hal ini karena risiko operasi
caaesarea lebih besar daripada persalinan alami. Demikian disebutkan dalam buku
Obstetrics and gynecology. Didalamnya dijelaskan, dalam kondisi ibu dan bayi yang
sehat dan tidak ada kesulitan, bedah caesar memiliki risiko. Misalnya kondisi pasien
dan 0,58% (sesudah dikoreksi), sedangkan kematian janin 14,5%. Pada 774
persalinan berikutnya, terjadi 1,03% rupture uteri (rahim robek). Risiko ini bisa
Persalinan dengan operasi memiliki kemungkinan risiko lima kali lebih besar
terjadi komplikasi dibandingkan persalinan normal. Faktor risiko paling banyak dari
operasi caesar adalah akibat tindakan anastesi, jumlah darah yang dikeluarkan oleh
(penyumbatan pembuluh darah), paru-paru dan pemulihan bentuk serta letak rahim
Risiko-risiko yang dialami oleh wanita yang melahirkan secara sectio caesarea:
1. Alergi
2. Perdarahan
3. Cedera pada organ lain
4. Parut dalam rahim
5. Demam
6. Mempengaruhi produksi ASI (Kasdu, 2016).
17
Tabel 2.1
Perbedaan Persalinan Alami dan Caesarea
Persalinan Alami Operasi Caesar
Usia reproduksi yang ideal bagi seorang ibu adalah antara 20-35 tahun. Usia
dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun akan meningkatkan risiko kehamilan dan
persalinan. Dari segi psikologis, pada wanita usia kurang dari 20 tahun perkembangan
kejiwaannya masih belum matang untuk menjadi seorang ibu. Dari segi fisik, pada
usia muda organ-organ reproduksi seorang wanita belum sempurna sehingga dapat
Sedangkan diatas usia 35 tahun memiliki risiko tiga kali lebih besar untuk
dibawah 35 tahun. Usia lebih dari 35 Tahun termasuk kedalam golongan usia
beresiko tinggi dalam kehamilan dan persalinan. Pada usia ini, berbagai masalah
sering kali menyertai kehamilannya, seperti plasenta previa totalis, preeklamsi berat,
menemukan, bahwa terdapat hubungan antara usia ibu diatas 35 Tahun dan persalinan
(Solehati, 2017).
Sedangkan menurut Maryunani 2016, usia wanita 15 Tahun atau kurang lebih
rentan terhadap terjadinya preeklamsi (suatu keadaan yang ditandai dengan tekanan
darah tinggi, protein dalam air kemih dan penimbunan cairan selama kehamilan) dan
eklamsia ( kejang akibat preeklamsia). Dan juga lebih mungkin melahirkan bayi
Wanita yang usia 35 Tahun atau lebih, lebih rentan terhadap tekanan darah
tinggi, diabetes atau fibroid didalam rahim serta lebih rentan terhadap gangguan
Berat bayi lahir 4.000 gram atau lebih (giant baby), menyebabkan bayi
sulit keluar dari jalan lahir. Umumnya, pertumbuhan janin yang berlebihan
Kelainan letak janin dalam rahim, yaitu letak sungsang dan letak lintang.
Sekitar 3-5% atau 3 dari 100 bayi terpaksa lahir dalam posisi sungsang.
Keadaan janin sungsang apabila letak janin didalam rahim memanjang dengan
kepala berada dibagian atas rahim, sementara pantat berada dibagian bawah
Risiko bayi lahir sungsang pada persalinan alami diperkirakan 4 kali lebih
besar dibandingkan lahir dengan letak kepala yang normal. Oleh karena itu,
Sedangkan pada letak lintang letak yang menyebabkan poros janin tidak
sesuai dengan arah jalan lahir. Penanganan untuk kelainan letak lintang ini
sifatnya sangat individual. Kelainan letak janin dapat disebabkan oleh banyak
faktor baik dari janinnya sendiri maupun keadaan ibu. Diantaranya, adanya
tumor dijalan lahir, panggul sempit, kelainan dinding rahim, kelainan bentuk
rahim, plasenta previa, cairan ketuban yang banyak, kehamilan kembar dan
Persalinan dikatakan lama bila lebih dari 24 jam untuk primigravida dan lebih
Menurut Kasdu (2005) dalam penelitian Veibymiaty dkk, ketika persalinan tiba,
tetapi kontraksi yang terjadi tidak sesuai dengan harapan maka perlu di lakukan
tindakan induksi, jika kontraksi masih tetap berlangsung kurang baik maka persalinan
di bantu dengan alat forcep (vakum) namun jika cara tersebut tidak berhasil maka
Partus tak maju yaitu suatu persalinan dengan his yang adekuat yang tidak
menunjukkan kemajuan pada pembukaan serviks, turunnya kepala dan putar vaksi
selama 2 jam terakhir. Persalinan pada primi biasanya lebih lama. pendapat umum
ada yang mengatakan persalinan banyak terjadi pada malam hari, ini disebabkan
kenyataan bahwa biasanya persalinan berlangsung selama 12 jam atau lebih, jadi
Sebab-sebab terjadinya partus lama ini adalah multikomplek, dan tentu saja
2. Kelainan-kelainan panggul
3. Kelainan his
6. Primitua
21
Ketuban pecah dini merupakan keadaan dimana selaput ketuban pecah sebelum
persalinan mulai atau bila persalinan sudah dimulai akan tetapi pembukaan kurang
segera dilahirkan. Kondisi ini membuat air ketuban merembes ke luar sehingga
tinggal sedikit atau habis. Air ketuban adalah cairan yang mengelilingi janin dalam
rahim. Sekitar 60-70% bayi-bayi yang kehamilannya mengalami pecah ketuban dini
akan lahir dengan sendirinya paling lama 2 x 24 jam. Apabila bayi tidak lahir juga
lewat waktu itu, barulah dokter melakukan tindakan, yaitu bedah caesar (Kasdu,
2016).
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen
bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh jalan permukaan lahir.
Implantasi plasenta yang normal, yaitu pada dinding depan atau dinding belakang
Plasenta previa terbagi menjadi tiga, yaitu plasenta previa marginalis, plasenta
previa partialis, dan plasenta previa totalis. Kehamilan dengan plasenta previa
marginalis yaitu, pinggir plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan. Plsenta
previa partialis yaitu, sebagian permukaan tertutup oleh jaringan, tetapi persalinan
masih dapat dilakukan dengan cara pervaginam, asalkan dilakukan oleh orang yang
sudah terlatih. Kehamilan dengan plasenta previa totalis, yaitu pinggir plasenta
berada tepat pada pinggir pembukaan . pada kondisi seperti ini persalinan tidak dapat
dilakukan dengan pervaginam, tetapi melalui sectio caesarea karna plasenta menutupi
Letak janin ynag tidak normal menyebabkan partus akan menjadi patologik,
bila pada plasenta previa lateralis ketuban pecah atau dipecahkan dapat terjadi
prolapse funikuli, sering dijumpai unertia primer dan perdarahan (Maryunani, 2016).
adalah Preeklamsi berat dan Eklamsia, gagal proses persalinan, sectio ulang,
plasenta previa, solutio plasenta, tumor jalan lahir yang menimbulkan obstruksi,
pervaginam, adanya keinginan untuk melahirkan pada hari yang telah ditentukan,
disfungsi uterus, usia ibu lebih dari 35 tahun, herpes genital aktif .
Ancaman gawat janin (fetal distres) Persalinan sebelumnya dengan operasi caesar
Faktor Predisposisi
Umur
o Paritas
Faktor Pemungkin
o Ekonomi
Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini adalah lihat pada Gambar 2.3:
Usia Ibu
Plasenta previa
Makrosomia
2.6. Hipotesis
1. Ada pengaruh antara usia ibu dengan persalinan sectio caesarea di Rumah
2. Ada pengaruh antara kelainan letak janin dengan persalinan sectio caesarea di
3. Ada pengaruh antara partus lama dengan persalinan sectio caesarea di Rumah
4. Ada pengaruh antara ketuban pecah dini dengan persalinan sectio caesarea di