Anda di halaman 1dari 4

Orang tua membawa anaknya ke Rumah Sakit Muhammadiyah Gombong karena mengeluh

sakit kepala sudah beberapa hari tak kunjung sembuh. Orang tua cemas melihat kondisi anaknya yang
mengerang kesakitan. Kemudianorang tua mendaftarkan anaknya ke bagian administrasi.

Ibu : “Pak tunggu di sini sebentar ya sama Dhita, Ibu mau mendaftar ke bagian

adminstrasi terlebih dahulu”.

Bapak : “Iya bu, cepat.”

Admisi : “Selamat siang bu, ada yang bisa saya bantu ?”

Ibu : “Begini mba, saya mau memeriksakan anak saya. Sudah bebrapa hari anak saya

merasakan sakit kepala.”

Admisi : “Baik bu, kalo begitu saya data dulu ya.”

Ibu : “Iya mba.”

Admisi : “Nama anaknya siapa bu?”

Ibu : “Rifki Ardhita Pramesti.”

Admisi : “Umurnya berapa?”

Ibu : “15 tahun.”

Admisi : “Berarti masih SMP ya bu?”

Ibu : “Iya mba.”

Admisi : “Alamatnya dimana bu?”

Ibu : “Kebumen Jl. Pemuda No. 20.”

Admisi : “Nomer handphonenya berapa ya bu?”

Ibu : “081234567910.”

Admisi : “Agamanya apa bu?”

Ibu : “Islam mba.”

Admisi : “Baik bu. Nanti tunggu nomer antrian untuk pemeriksaannya ya?”

Ibu : “Iya mba.”

Setelah mendaftar di administrasi, klien menunggu di ruang tunggu lalu perawat memanggil
klien ke ruangan untuk melakukan tindakan pemeriksaan.

Perawat 1 : “Assalamu’alaikum.”

Ibu : “Wa’alaikum salam. Mana dokternya mba?”

Perawat 1 : “Maaf ya bu sebelumnya, saya perawat () yang sedang berjaga siang hari ini saya
akan memeriksa tekanan darah anak ibu dulu ya?”

Bapak : “Lah kemana dokternya mba?”

Perawat 1 : “Maaf pak, dokter masih menangani pasien sebelumnya.”

(Sang anak mengerang kesakitan)

Bapak : “Lah giman sih mba ini anak saya sudah mengerang kesakitan.”

Perawat 1 : “Iya pak saya periksa tekanan darah anak bapak dulu ya.”

Ibu : “Iya suda, cepat mba!”

(sambil memeriksa tekanan darah)

Dita : “Aduh.... Sakit mah, sakit.”

Ibu : “Gimana sih mba ini anak saya jadi nangis.”

Perawat 1 : (Kebingungan) “Maaf bu.”

Dita : “Gimana sih sus aku dah pusing kok malah tambah sakit sih ini juga tensinya kok

kenceng banget.”

Bapak : “Udah lah mba dokternya suruh kesinin saja.”

(Karena terdengar keributan di ruang pemeriksaan, perawat 2 menghampiri)

Perawat 2 : “Maaf pak, bu, ini ada apa ya kok ribut-ribut?”

Ibu : “Begini sus anak saya kesakitan ditensi sama perawat itu.”

Perawat 2 : “Oh iya bu, kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Nanti anaknya biar saya

tensi ulang ya bu?”

Bapak : “Alah nggak usah sus, nanti anak saya kesakitan lagi malah tambah nangis.”

Perawat 2 : “Maaf bu kalo tidak ditensi tidak ada data yang masuk untuk pemeriksaan lebih

lanjut.”

Ibu : “Iya udah nggak papa, tapi jangan sampai bikin anak saya kesakitan dan nangis

lagi.”

Perawat 2 : “Baik bu. (Perawat 2 melakukan tensi dan perawat 1 tetap mendampingi)

Tekanan darah anak ibu 90/70 mmHg. Tunggu sebentar ya bu, Pak nanti dokter

akan segera kesini untuk pemeriksaan lebih lanjut.”

Bapak : “Iya sus.”


Perawat 1 : “Maaf bu tadi saya membuat anak ibu menangis.”

Ibu : “Lain kali jangan gitu lagi ya sus.”

Perawat 1 : “Baik bu sekali lagi saya minta maaf.”

Perawat 2 : “Baik pak, bu, kami permisi dulu. Apakah ada yang ditanyakan?”

Bapak : “Tidak mba.”

Perawat 2 : “Baik kalo begitu, kami permisi dulu. Jika ada yang dibutuhkan bisa menghubungi

kami di ruang perawat. Wassalamu’alaikum.”

Ibu & Bapak : “Wa’alaikum salam.”

Setelah kejadian itu kepala ruangan mendapatkan informasi bahwa ada klien yang komplain
dan membuat keributan. Lalu perawat 1 & 2 dipanggil untuk menemui kepala ruangan.

Pearwat 2 : “Assalamu’alaikum.”

KA ruangan : “Wa’alaikum salam.”

Perawat 2 : “Ada apa pak, bapak memanggil kami kesini?”

KA ruangan : “Tadi saya mendapat informasi bahwa kalian terlibat dalam keributan. Kenapa kok

bisa?”

Perawat 1 : “Oh iya maaf pak sebelumnya memang benar kami terlibat dalam keributan karena

saya terlalu keras saat memompa tensinya dan saya kurang memahami keadaan

pasien yang sedang pusing sehingga pasien marah-marah.

KA ruangan : “Kalian kan sudah tahu SOP di Rumah Sakit ini, seharusnya kamu menrapkan 3S

dan kamu juga harus paham kondisi pasien, walaupun pasien yang salah kalian

harus mengalah.

Perawat 1 : “Baik pak, maaf atas kekacauan yang saya buat saya tidak akan mengulanginya

lagi.”

KA Ruangan : “Baik kalau begitu kalian boleh kembali ke ruangan.”

Perawat 1&2 : “Baik Pak, terimakasih. Assalamu’alaikum.”

KA Ruanagan : “Wa’alaikum salam.”

Anda mungkin juga menyukai