Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ANSIETAS DAN CEMAS PADA ANAK

Dosen pembimbing: Ns. Astuti Ardi Putri, M.Kep

Di susun oleh: Rudiyanto

Nim: 1701011004

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS DHARMAS INDONESIA
TAHUN AJARAN
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam menyusun ansietas
dan cemas pada anak.Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………………………………………


DaftarIsi ………………………………………………………………………………….
Bab I Pendahuluan…………………………………………………………………………….
A. Latar Belakang ………………………………………………………………………….
B. Rumusan masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
C. Tujuan ……………………………………………………………………………………..
Bab II Tinjauan Teori………………………………………………………………………….
A. Definisi Ansietas…………………………………………………………………………
B. Etiologi...........................…………………………………………………………………
C. Pertumbuhan dan perkembanagan anak…………………………………………….
D. Gangguan motorik kasar dan halus pada anak………………………………........……..
E. Penatalaksanaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
     
a.Ansietas

Takut dan Cemas merupakan suatu perasaan yang bisa dialami oleh setiap orang dalam
kehidupannya setiap hari. Setiap orang akan mengalaminya pada waktu yang berbeda-beda.
Takut dan cemas sering berhubungan erat. Saat orang merasa takut akan sesuatu, orang
tersebut sering merasa cemas juga. Walaupun perasaan cemas dan takut keduanya
berhubungan erat, keduanya berbeda.
Ansietas merupakan satu keadaan yang ditandai oleh rasa khawatir disertai dengan gejala
somatik yang menandakan suatu kegiatan berlebihan dari Susunan Saraf Autonomic (SSA).
Ansietas merupakan gejala yang umum tetapi non-spesifik yang sering merupakan satu
fungsi emosi.
Rasa khawatir, gelisah, takut, waswas, tidak tenteram, panik dan sebagainya merupakan
gejala umum akibat cemas. Namun sampai sebatas mana situasi jiwa berupa cemas itu dapat
ditoleransi oleh seorang individu sebagai kesatuan utuh. Karena seringkali ”cemas”
menimbulkan keluhan fisik berupa berdebar-debar, berkeringat, sakit kepala, bahkan
gangguan fungsi seksual dan beragam lainnya.
Kecemasan pada umumnya berhubungan dengan adanya situasi yang mengancam atau
membahayakan. Dengan berjalannya waktu, keadaan cemas tersebut biasanya akan dapat
teratasi sendiri. Namun, ada keadaan cemas yang berkepanjangan, bahkan tidak jelas lagi
kaitannya dengan suatu faktor penyebab atau pencetus tertentu. Hal ini merupakan pertanda
gangguan kejiwaan yang dapat menyebabkan hambatan dalam berbagai segi kemampuan dan
fungsi sosial bagi penderitanya. Tidaklah mudah untuk membedakan cemas yang wajar dan
cemas yang sakit. Karena keduanya merupakan respons yang umum dan normal dalam
kehidupan sehari-hari.
B. Perkembangan dan pertumbuhan anak
             Memonitor tumbuh kembang anak, penting dilakukan. Tujuannya agar bisa diketahui
sejak dini, jika ada kelainan yang terjadi, sehingga penanganan antisipatif bisa dengan cepat
diambil. Waktu terbaik untuk melakukan skrining tumbuh kembang adalah pada usia 0-3
tahun. Masa 0-3 tahun juga waktu terbaik untuk melakukan intervensi dini penyimpangan
tumbuh kembang anak.
Dalam tumbuh kembang anak, ada beberapa hal yang bisa menjadi masalah dan menghambat
perkembangan anak. Jika masalah tidak cepat ditanganni, bisa merugikan anak dilingkungan
keluarga dan sosial kelak.
C. Gangguan motorik kasar dsn halus pada anak
            Motorik adalah terjemahan dari kata “motor” yang menurut Gallahue adalah suatu
dasar biologi atau mekanika yang menyebabkan terjadinya suatu gerak. Dengan kata lain,
gerak (movement) adalah kulminasi dari suatu tindakan yang didasrkan oleh proses motorik.
Karena motorik (motor) menyebabkan terjadinya suatu gerak (movement), maka setiap
penggunaan kata motorik selalu dikaitkan denga gerak dan didalam penggunaan sehari-hari
sering tidak dibedakan antara motorik dengan gerak. Namun yang harus selalu diperhatikan
adalah bahwa gerak yang dimaksudkan disini bukan hanya semata-mata berhubungan dengan
gerak seperti yang kita lihat sehari-hari, yakni geraknya anggota tubuh (tangan, lengan, kaki,
dan tungkai) melalui alat gerak tubuh (otot dan rangka). Tetapi gerak yang didalamnya
melibatkan fungsi motorik seperti otak, saraf, otot dan rangka.
Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerakan
tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh
yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Perkembangan motorik beriringan
dengan proses pertumbuhan secara genetis atau kematangan fisik anak, Contohnya
kemampuan duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga dan sebagainya. Sedangkan
motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh
tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan
memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis
dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang
dengan optimal.
Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh organ dan fungsi system susunan saraf pusat
atau otak. Sistem susunan saraf pusat yang sangat berperanan dalam kemampuan motorik dan
mengkoordinasi setiap gerakan yang dilakukan anak. Semakin matangnya perkembangan
sistem saraf otak yang mengatur otot memungkinkan berkembangnya kompetensi atau
kemampuan motorik anak. Perkembangan motorik anak dibagi menjadi Keterampilan atau
gerakan kasar seperti berjalan, berlari, mmelompat, naik turun tangga. Keterampilan motorik
halus atau keterampilan manipulasi seperti menulis, menggambar, memotong, melempar dan
menangkap bola serta memainkan benda-benda atau alat-alat mainan

B. Rumusan Masalah
Apa pengertian dari Ansietas?
Apa penyebab Ansietas?
Apa yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak
Apa yang dapat mempengaruhi gangguan motorik kasar dan halus pada anak

C.Tujuan
Untuk Mengetahui pengertian dari Ansietas
Untuk Mengetahui penyebab Ansietas
Untuk mengetahui adanya penyebab dan gangguan tumbuh kembang anak
Untuk mengetahui adanya penyebab dan gangguan motorik pada anak
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Ansietas

Banyak para ahli yang menguraikan definisi ansietas, namun dari sekian banyak
definisi yang dikemukakan pada dasarnya pengertian ansietas akan mengarah pada suatu
kesimpulan yang sama.
Kata ansietas berasal dari bahasa latin, angere yang berarti tercekik atau tercekat. Gangguan
ansietas adalah keadaan tegang yang berlebihan atau tidak pada tempatnya yang ditandai oleh
perasaan khawatir, tidak menentu atau takut. (Maramis, 2009)
Ansietas adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, berkaitan dengan perasaan
tak berdaya dan tidak pasti, tidak memiliki objek yang spesifik, dialami secara subyektif dan
dikomunikasikan secara interpersonal. Ansietas merupakan suatu sensasi distress psikologis
(buku keperawatan jiwa edisi 5 hal 144).
Menurut Capernito (2001) kecemasan adalah keadaan individu atau kelompok mengalami
perasaan gelisah (penilaian atau opini) dan aktivitas sistem saraf autonom dalam berespons
terhadap ancaman yang tidak jelas, non spesifik.
Kecemasan merupakan unsur kejiwaan yang menggambarkan perasaan, keadaan emosional
yang dimiliki seseorang pada saat menghadapi kenyataan atau kejadian dalam hidupnya
(Rivai,2000). Kecemasan adalah perasaan individu dan pengalaman subjektif yang tidak
diamati secara langsung dan perasaan tanpa objek yang spesifik dipacu oleh ketidak tahuan
dan didahului oleh pengalaman yang baru (Stuart dkk,1998)
Berdasarkan definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kecemasan adalah
perasaan yang tidak menyenangkan, tidak enak, khawatir dan gelisah. Keadaan emosi ini
tanpa objek yang spesifik, dialami secara subjektif dipacu oleh ketidak tahuan yang didahului
oleh pengalaman baru, dan dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal.

B.Penyebab Ansietas
Gangguan ansietas pada dasarnya mempunyai penyebab multifaktorial, baik dari diri
sendiri, faktor biologis, faktor sosial, psikologis, penyalahgunaan/pemakaian obat tertentu
secara berlebihan, maupun gejala yang timbul dari suatu penyakit lain. (Fracchione:2004).  
a. Faktor Predisposisi :
1.     Dalam pandangan psikoanalitik ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara dua
elemen kepribadian id dan superego. Id mewakili dorongan insting dan implus primitif
seseorang. Sedangkan superego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh
norma-norma budaya seseorang. Ego atau Aku. Berfungsi menengahi tuntutan dari dua
elemen yang bertentangan, dan fungsi ansietas adalah mengigatkan ego bahwa ada bahaya.
2.     Menurut pandangan interpersonal ansietas timbul dari perasaan takut terdapat tidak
adanya pnerimaan dan penolakan interpersonal. Ansitas juga berhubungan dengan
perkembangan trauma, seperti perpisahan dan kehilangan, yang menimbulkan kelemahan
spesifik. Orang dengan harga diri rendah terutama mudah mengalami perkembanag ansietas
yang berat.
3.     Menurut pandanagan prilaku ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu
yang menggangu kemampuan seseorang utuk mencapai tujuan yang diinginkan. Ansietas
dapat disebabkan karena frustasi, konflik, tekanan, krisis, ketakutan yang terus menerus yang
disebabkan oleh kesusahan dan kegaglan yang bertubi-tubi, adanya kecenderungan-
kecenderungan harga diri yang terhalang, respressi terdapat macam-macam masalah
emosional, akan tetapi bisa berlangsung secara sempurna(incomplete repress), atau dorongan-
dorongan seksual yang tidak terdapat kepuasan dan terhambat,sehingga mengakibatkan
banyak konflik batin (Cameroon,2004).
4.     Kajian keluarga menunjukkan bahwa gangguan ansietas merupakan hal yang biasa
ditemui dalam suatu keluarga. Ada tumpang tindih dalam gangguan ansietas dan antara
gangguan ansietas dengan depresi. Ansietas juga dapat disebabkan karena ada pengaruh
faktor genetik dari keluarga. Penelitian telah melaporkan bahwa dua pertiga sampai tiga
perempat pasien yang tertekan ansietas memiliki sekurang-kurangnya satu anak saudara
derajat pertama dengan ansietas spesifik tipe spesifik yang sama(Brust,2007)
5.     Kajian biologis menunjukan bahwa otak mengandung reseptor khusus untuk
benzodiazepines. Reseptor ini mungkin membantu mengatur ansietas. Penhambat asam
aminobutirik-gamma neroregulator (GABA) juga mungkin memainkan peran utama dalam
mekanisme biologis berhubungan dengan ansietas, sebagaimana halnya dengan endorfin.
6.     Penyalahgunaan atau penggunaan obat/zat tertentu yang berlebihan juga merupakan salah
satu penyebab utama ansietas. Seperti alkoholisme, intoksikasi kafein, hipertiroidisme, dan
feokromositoma harus disingkirkan dalam mengatasi gejala ansietas ini (Brust, 2007). Karena
sebagai besar orang akan berlari ke hal-hal tadi untuk menhadapi ansietas yang timbul pada
dirinya.
b.Menurut Teori neurobiology
1.     Kimia otak dan factor perkembangan Penelitian menunjukkan bahwa sistem syaraf
otonom atau noradrenergic yang menyebabkan seseorang mengalami kecemasan lebih besar
tingaaktannya dari orang lain
2.     Abnormalitas regulasi substansia kimia otak seperti serotonin dan GABA (gamma-
aminobutyric acid) berperan dalam perkembangan cemas
3.     Amygdala sebagai pusat komunkasi antara bagian otak yang memproses input sensori dan
bagian otak yang menginterpretasikan input (amygdala mengidentfikasi informasi sensori
yang masuk sebagai ancaman dan kemudian menimbulkan perasaan cemas/takut). Amygdala
berperan dalam phobia, mengkoordiasikan rasa takut, memory, dan emosi, dan semua respon
fisik terhadap situasi yang penuh dengan stressor
4.     Locus ceruleus, adalah satu area otak yang mengawali respon terhadap suatu bahaya dan
mungkin respon tersebut berlebihan pada beberapa individu sehingga mneyebabkan
seseorang mudah mengalami cemas khususnya PTSD (post traumatic sindrom disorder)
5.     Hippocampus, bertanggung jawab terhadap stimuli yang mengancam dan berperan dalam
pengkodean informasi ke dalam memori
6.     Striatum, berperan dalam control motorik, terlibat dalam OCD (obsessive compulsive
disorder)
7.     Jaras saraf assendens yang mengandung noradrenalin dan 5-hidroksitriptamin
menginervasi lobus limbic dan neokorteks. Meningkatnya aktivitas saraf noradregenik akan
menimbulkan meningkatnya keterjagaan; meningkat nya aktivitas saraf 5-hidroksitriptamin
akan meningkatkan respon terhadap stimulus yang bersifat aversif. (Maramis, 2009)
8.     Penyakit fisik
9.     Exposure of subsntace
10. Paparan bahaya/trauma fisik dan psikologis.

c. Menurut Teori psikologi

1.    Harga diri rendah


2.    Pemalu pada masa kanak-kanak
3.    Orang tua yang pemarah, terlalu banyak kritik
4.    Ketidaknyamanan dengan agresi
5.    Sexual abuse
6.    Mengaami peristiwa yang menakutkan
7.    Teori kognitif : cemas sebagai manifstasi dari penyimpangan berpikir dan membuat
persepsi/kebiasaan/perilaku individu memandang secara berlebihan terhaap suatu bahaya.

d.Beberapa Faktor Resiko Ansietas

1.     Wanita 2x lebih besar dari pada laki-laki


2.     Etnik
3.     Perpisahan
4.     Pernah mengalami kekerasan fisik saat anak-anak, sexual abuse
5.     Status sosial dan ekonomi rendah
6.     Riwayat keluarga (pernah adanya penyimpangan yang hampir sama)
7.     Substance or stimulant abuse

e.Tingkat ansietas
Beberapa teori membagi ansietas kedalam emapt tingkat sesuai dengan rentang respon
ansietas yaitu :
1.    Ansietas ringan.
Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan akan kehidupan sehari-hari. Pada tingkat ini
lapang persepsi meningkat dan individu akan berhati-hati dan waspada. Pada tingkat ini
individu terdorong untuk belajar dan akan menghasilkan pertumbuhan dan ktreativitas.
2.    Ansietas sedang
Pada tingkat ini lapang persepsi terhadap lingkungan menurun. Individu lebih memfokuskan
pada hal yang penting saat itu dan mengesampingkan hal lain.
3.    Ansietas berat
Pada ansietas berat, lapang persepsi menjadi sangat menurun. Individu cenderumng
memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal yang lain. Individu tidak mampu
berfikir berat lagi dan membutuhkan banyak pengarahan.
4.    Ansietas panic
Pada tingkat ini individu sudah tidak dapat mengontrol diri lagi dan tidak dapat melakukan
apa-apa lagi walaupun sudah diberi pengarahan.
C.Pertumbuhan dan perkembangan anak
Hambatan pertumbuhan pada anak adalah suatu keadaan dimana berat badan anak
atau pertambahan berat badan anak secara signifikan berada dibawah berat badan anak
lain yang usia dan jenis kelaminnya sama.
Gangguan perkembangan pada anak adalah hambatan dalam pertumbuhan fungsi dan
kemampuan anak.
Tumbuh kembang anak tergantung dari kombinasi 3 faktor yaitu genetik (keturunan),
nutrisi dan lingkungan.
Pertumbuhan pada bayi dan anak-anak ditandai dengan adanya kegagalan menambah berat
badan dan tinggi badan. Pada usia remaja tubuh terlihat pendek dan perkembangan
seksualnya kurang.
Gangguan perkembangan anak berupa hambatan dalam berbicara atau berjalan. Gangguan
perkembangan ini bisa mempengaruhi kemampuan dalam memikir sesuatu, mengingat,
memusatkan perhatian, memecahkan masalah, berbahasa atau berinteraksi dengan social.
Intrinsic (berasal dari dalam diri anak) :
–          Kelainan kromosom, misalnya syndrome down & syndrome turner
–          Kelainan pada system organ utama
–          Kelainan pada system endokrin, misalnya kekurangan hormone pertumbuhan
–          Anemia atau penyakit darah lainnya
–          Kerusakan pada otak dan system saraf pusat
–          Kelainan pada system jantung dan pernafasanyang bisa menyebabkan mekanisme
penghantaran oksigen dan zat gizi ke seluruh tubuh
–          Masalah fisik pada anak, misalnya tidak dapat mendengar sehingga menghambat
kemampuan berbicara
–          Keturunan
Ekstrinsik :
–          Factor psikis dan social, misalnya tekanan emosional akibat penolakan atau
kekerasan dari orangtua. Depresi bisa menyebabkan nafsu makan anak berkurang
–          Factor ekonomi
–          Factor lingkungan (termasuk paparan infeksi, racun atau parasite). Selain itu
stimulasi mental juga bisa mempengaruhi perkembangan anak
Beberapa factor resiko lain :
–          Penyakit yang diderita anak tapi tidak terdiagnosis
–          Kemiskinan
–          Lingkungan emosional yang negatif
–          Tempat tinggal yang berdesakan serta kumuh
–          Tinggi badan, berat badan dan lingkar kepala tidak berkembang secara normal
berdasarkan tabel pertumbuhan standar
–          Kemampuan fisik (seperti berguling, duduk, berdiri dan berjalan) berjalan dengan
lambat
–          Kemampuan mental dan social yang tertunda
–          Perkembangan ciri seksual sekunder yang tertunda (pada wanita)
Diagnosa :
–          Pengukuran tinggi badan dan berat badan, dengan melihat grafik pertumbuhannya
–          Pemeriksaan darah
–          Analisa air kemih
–          Pemeriksaan hormone, misalnya hormone tiroid
–          Rontgen untuk menentukan usia tulang
D.Gangguan Motorik Kasar dan Halus pada Anak
            Pengertian Motorik kasar mencakup gerakan otot – otot besar seperti otot tungkai dan
lengan pada bayi berupa gerakan menendang, menjejak, meraih, mengangkat leher dan
menoleh. Pertumbuhan kemampuannya harus terus dipantau dan distimulasi agar anak dapat
tumbuh dan berkembang optimal.  Menggerakkan kaki,Urutan perkembangan motorik kasar
pada anak :  tangan saat berbaring Sejak lahir bayi sudah memiliki refleks untuk
menggerakkan kaki dan tangannya secara sederhana. Menginjak usia 1 bulan  Mengangkat ia
mulai belajar menggerakkan kaki dan tangannya ke atas.  kepala telungkup Mengangkat
kepala saat telungkup umumnya baru bias dilakukan bayi pada usia 2 bulan, namun tidak
menutup kemungkinan jika  Memiringkan badan saat telungkup sebelum usia 2 bulan bahkan
1 bulan.  Memiringkan badan saat telungkup umumnya sudah dapat dilakukan bayi usia 3-4
bulan. Latihlah gerakan ini dengan membunyikan mainan dari arah  Telungkup sendiri Bayi
berusaha untuk samping atau memanggil namanya.  telungkup sendiri pada umumnya dapat
dilakukan usia 45 bulan dan membutuhkan bantuan orang tua, menstimulasi berulang kali
sampai  Duduk Di usia 4-6 bulan bayi bias duduk sendiri,melakukannya sendiri.  namun
orang tua sudah bias memposisikannya duduk saat si kecil digendong. Usia 6-7 bulan mampu
duduk sendiri meski cuma sebentar tanpa dibantu.Usia 8 bulan sudah dapat duduk kurang
lebih 10 menit dan usia  Merangkak Kemampuan merangkak bayi usia 8-10 ,9-10 bulan
duduk sendiri.  bulan meski beberapa kali sudah dapat 1 merangkak pada usia 6-7 bulan ,tapi
tidak semua bayi dapat merangkak melalui tahapan kemampuan ini sebelum berdiri dan
berjalan.  Berdiri Di usia 4-5 bulan, bayi sangat senang bila dibedirikan diatas pangkuan kita.
Berdiri sendiri mulai belajar dilakukannya pada usia 9 bulan lalu usia 10-12 bulan sudah
berdiri sendiri tanpa bantuan. Berjalan Umumnya anak dapat berjalan di rentang usia 13-15
bulan.

 Penyebab keterlambatan motorik kasar menunjukan adanya kerusakan pada susunan


saraf pusat seperti cerebral palsy (gangguan motorik yg di sebabkan oleh kerusakan
bagian otak yg kurang asupan nutris, terserang mengatur otot-otot tubuh)
 Penyebab keterlambatan motorik halus dapat berkembang lebih lambat, keterampilan
ini terkait erat dengan perkembangan kognitif, perkembangan itu bisa karena lahir
prematur, kelainan tonus, penyakit neuromuskular, kurangnya stimulus (sering di
gendong atau di letakan di baby walter)

Stimulasi motorik kasar


a) Jalan Sebelum orang tua memberikan stimulasi pada anak pastikan anak sudah melalui
perkembangan sebelumnya, seperti duduk, merangkak dan berdiri. Pada emampuan motorik
kasar ini, yang harus distimulasi adalah kemampuan berdiri, berjalan ke depan, berjalan
kebelakang, berjalan berjingkat, melompat/ meloncat, berlari, berdiri satu kaki, menendang
bola dan lainnya, berjalan seharusnya dikuasai saat anak berusia 1 tahun sementara berdiri
dengan 1 kaki dikuasai saat anak berusia 2 tahun. Untuk berjalan, perkembangan yang harus
dikuatkan adalah keseimbangan dalam hal berdiri. Ini berarti si kecil tidak hanya dituntut
sekedar berdiri,namun juga berdiri dalam waktu yang lebih lama ( ini berkaitan dengan
lamanya otot bekerja dalam hal ini otot kaki ) Bila perkembangan jalan tidak dikembangkan
dengan baik anak akan mengalami gangguan keseimbangan. Si kecil jadi cenderung kurang
percaya diri dan ia pun selalu menghindari sktivitas yang melibatkan keseimbangan seperti
main ayunan, seluncuran, dan lainnya.
Sebaliknya anak lebih memilih aktivitas yang pasif seperti membaca buku ,main playstasion
dan seagainya.
Stimulasi : Orang tua berdiri dengan jarak dengan anak sambil memegang mainan yang
menarik. Gunakan karpet bergambar atau tempelkan gambar – gambar yang menarik di
lantai. Minta anak untuk menginjak karpet/ lantai , misalnya “ ayo dik, injak gambar
gajahnya”. Mainan seperti mobil-mobilan atau troli yang bias didorong juga bisa membantu
anak belajar berjalan.  
b) Lari Perkembangan lari akan mempengaruhi perkembangan lompat dan lempar serta
kemampuan berkonsentrasi anak kelak. Pada tugas perkembangan ini dibutuhkan
keseimbangan tubuh ,kecepatan gerak kaki, ketepatan 4 pola kaki thed strike, bertumpu pada
tumit toe off,telapak kaki mengangkat kemudian kaki bertumpu pada ujung-ujung jari kaki
Swing kaki berayun dan landing setelah mengayuni kaki, menapak pada alas dan motor
planning ( perencanaan gerak. Jika perkembangan lari tidak dikembangkan dengan baik anak
akan bermasalah pada keseimbangan , seperti mudah capek dalam beraktivitas fisik, sulit
berkonsentrasi, cenderung menghindari tugas-tugas yang melibatkan konsentrasi dan
aktivitas yang melibatkan kemampuan mental :
seperti memasang pasel, tidak mau mendengarkan saat guru bercerita ( anak justru asyik
kemana-mana ) dan lainnya.
Stimulasi Stimulasi lari bisa dimulai ketika anak berada pada fase jalan sekitar usia 12 bulan
ke atas ,aktivitasnya bisa berupa menendang bola, main sepeda ( mulai roda 4 sampai toda 3
dan kemuadian roda 2 ) serta naik turun tangga
c) Lompat Kemampuan dasar yang harus dimiliki anak adalah keseimbangan yang baik,
kemampuan koordinasi motorik dan motor planning ( perencanaan gerak ). Contoh ketika
anak ingin melompati sebuah tali, ia harus sudah punya rencana apakah akan mendarat
dengan satu kaki atau dua kaki. Jika anak tidak adekuat dalam perkembangan melompat,
biasanya akan menghadapi kesulitan dalam perencanaan tugas yang terorganisasi. Stimulasi
Lompat di tempat atau di trampoline. Jangan melompat di tempat tidur karena meski melatih
motorik namun mengacaukan kognitif.
d) Lempar Pada fase ini yang berperan adalah sensori keseimbangan, rasa sendi
( proprioseptif ),serta visual.peran yang paling utama adalah propriosertif, bagaimana sendi
merasakan suatu gerakan atau aktivitas . jika kemampuan melempar tidak dikembangkan
dengan baik , anak akan bermasalah dengan aktivitas yang melibatkan gerak ekstremitas atas.
Stimulasi Main lempar tangkap bola ( gradasikan tingkat kesulitannya ) yaitu posisi ,besar
bola, dan jenis lambungan. Pada posisi bisa dilakukan sambil duduk kaki lurus, duduk kaki
bersila. Pada jenis lambungan bisa dilakukan dengan lambungan dari atas, sejajar, atau
lambungan dari bawah.

Perkembangan motorik kasar pada anak


 a) Pada usia 1 tahun   Anak bisa bergerak di tempat yang rata Berdiri dan berjalan beberapa
langkah Berjalan lancer atau cepat Bisa langsung duduk saat jatuh Merangkak di tangga
Menarik dan mendorong benda yang besar Melempar bola  Meloncat Berjalan mundur
b) Pada usia 2 tahun  Menendang bola Memanjat sofa Berjalan jinjit Berdiri sebelah kaki
Bangun tidur langsung duduk Naik tangga Duduk di sepeda Mengayuh sepeda
c) Tugas perkembangan motorik kasar pada usia 3 tahun  Berjinjit sambil berjalan tanpa jatuh
Melompat dengan satu kaki Melompat dengan satu kaki lebih dari 5 detik Berjalan menyusuri
papan titian Melempar bola jarak jauh Melempar bola besar Mengendarai sepeda roda 3 
Sudah boleh menuruni tangga Berjalan
d) Pada anak usia 4 tahun  mundur dengan lurus
Penyebab keterlambatan motorik kasar
Keterlambatan motorik kasar menunjukkan adanya kerusakan pada susunan syaraf pusat
seperti cerebral palsy ( gangguan motorik yang disebabkan oleh kerusakan bagian otak yang 
Kurang asupan nutrisi, terserang mengatur otot –otot tubuh )  penyakit infeksi selama hamil
Bayi terlalu lama di jalan lahir, bayi terjepit di jalan lahir, bayi menderita caput sesadonium,
bayi menderita cepal hematom.
Kurang asupan nutrisi ( ASI ) ,menderita penyakit infeksi, asfiksia, ikterus. Gejala – gejala
keterlambatan perkembangan motorik kasar pada anak :
Bayi terlalu kaku Perhatikan bila si kecil terus berbaring tanpa melakukan gerakan apapun
sertakepalanya tidak dapat di angkat saat digendong , ini menunjukkan motorik kasar si kecil
terlalu parah.
Gerakan anak kurang aktif Perhatikan bila gerak anak kurang aktif jika dibandingkan dengan
anak sebayanya.

E.Penatalaksanaan
 1) Pola asuh Bila penyebabnya karena masalah perbedaan pola asuh atau protektif, maka
pertama-tama yang harus diubah adalah sikap orang tua. Orang tua harus membiarkan
anaknya bergerak bebas sebatas tidak membahayakan si kecil.
2) Kelainan tubuh Kalau penyebab keterlambatan tersebut karena kelainan tertentu maka
harus dikonsultasikan dengan dokter anak . melalui berbagai pemeriksaan dokter dapat
mendiagnosa penyebabnya dan mengatasi gangguannya.
3) Kurang bergerak Keterlambatan perkembangan motorik kasar si kecil dapat pula
disebabkan kurangnya ia bergerak atau kurangnya rangsangan . kalau hal ini yang terjadi ,
tata laksana yang dapat dilakukan adalah dengan rehabilitasi medic antara lain dengan
fisioterapi dengan melatih otot-otot si kecil.
4) Kecukupan gizi Gizi yang seimbang harus diberikan dengan baik agar pertumbuhan fisik
anak optimal. Kondisi ini memungkinkan kemampuan motorik akan terasah dengan baik,
5) Kematangan otot Bayi yang memiliki kematangan otot sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan motorik kasarnya. Hal ini akan sulit pula menstimulasi. Yang perlu dilakukan
hanyalah memberikan fisioterapi okupasi ditambah terafi obat – obatan jika memang
dianggap perlu.
6) Berat tubuh Berat tubuh berlebihan kemungkinan membuat bayi menjadi sulut
mengembangakan motorik kasarnya. Yang diperlukan adalah menjaga asupan makanan si
kecil agar berat badannya mendekati angka ideal.
7) Kenyamanan Kekurang nyamanan bisa disebabkan ada sesuatu yang melekat di tubuh
bayi. Terkadang bayi menjadi sulit bergerak karena terikat bedong. Saat belajar berjalan
sebaiknya lepaskan kaos kaki atau kenakan kaos dan sepatu yang tidak licin.
8) Pengalaman negatif Pengalaman negatif misalnya saat berjalan merangkak si kecil pernah
terjatuh yang membuat gusinya berdarah. Hal ini dapat membuatnya trauma dan enggan
melaukan latihan sehingga kemampuannya terlambat muncul.
9) Sakit Bayi sering sakit diantaranya infeksi telinga, batuk, pilek, maupun radang
tenggorokan yang akan membuat perkembangan motoriknya terlambat dibandingkan bayi
seusianya.
DAFTAR PUSTAKA
Kaplan, Harold I, dkk. 1998. Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat. Widya Medika : Jakarta

Mansjoer, A., 1999, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid 1, Penerbit Aesculapius :
Jakarta.
Nurjannah, I., 2004, Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa Manajemen, Proses
Keperawatan dan Hubungan Terapeutik Perawat-Klien, Penerbit MocoMedia : Yogyakarta.
Stuart, G.W., dan Sundden, S.J., 1995, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 3, EGC : Jakarta.

Suliswati, dkk., 2005, Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa, EGC : Jakarta.

Videbeck, S.J., 2008, Buku Ajar sKeperawatan Jiwa, EGC : Jakarta.

Amstrong, Thomas. 2002. The Seven Kinds of Smart. Jakarta : Gramedia


http://dokteranakku.com/?p:207”>perkembangan motorik kasar http//Rully.blogdetik.com
Anonym . 2002.Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Citra Pendidikan 13 

Anda mungkin juga menyukai