net/publication/331476975
CITATIONS READS
0 350
1 author:
Andre Setiawan
Brawijaya University
18 PUBLICATIONS 6 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Andre Setiawan on 02 July 2019.
OLEH:
ANDRI SETIAWAN
NIM: 176070100011002
1.2 Tujuan
3.1 Hasil
Hasil reaksi antigen-antibodi dengan menggunakan metode dot blot
dengan tujuan untuk mengetahui titer pengenceran dengan reaksi terkuat dapat
dilihat pada Gambar 1 Protein yang berfungsi sebagai antigen adalah pili
protein sedangkan yang berfungsi sebagai antibodi primer adalah serum yang
diambil dari mencit yang telah diimunisasi secara intraperitoneal dengan
antigen protein.
Antibodi Primer
1 2 3 4
3.2 Pembahasan
Dot Blot merupakan metode immunoblotting dengan cara memaparkan
langsung protein pada suatu membrane.Tahap awal yang harus dilakukan
adalah mempetakan sampel yang akan dimasukkan pada dot blot apparatus,
misalkan pada baris pertama dimasukan antigen saja dengan konsentrasi
Pada Dot blotting tampak sebagai gambaran dot biru keunguan. Warna
dot biru keunguan yang muncul pada membran NC menunjukkan protein pili
diikat oleh antibodi anti pili protein. Dot biru keunguan pada membran NC
menunjukkan respons antigen-antibodi spesifik. Besarrnya titer antibodi
ditentukan oleh nilai pengenceran tertinggi yang masih memiliki konsistensi
ketebalan warna dot sama atau mendekati pengenceran yang pertama. Warna
biru keunguan yang semakin tipis di membran nitroselulosa pada pengenceran
tertinggi, menandakan titer antibodi yang semakin kecil. Kualitas warna dot
yang ditampilkan menunjukkan seberapa tinggi titer antibodi terhadap antigen
yang dicoatingkan pada membrane nitroselulosa.
Hasil dari dot blot dilakukan kuantifikasi dengan program software Corel
Photo Paint. Intensitas warna yang terlihat menunjukkan kuatnya ikatan antara
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
1. Dot blot merupakan uji serologis yang fungsinya sama dengan western
blott, yaitu untuk mendeteksi kespesifikan reaksi antara antigen dan
antibodi.
2. Inkubasi Antigen, blocking Non Spesific Area, Inkubasi antibodi primer,
Inkubasi antibodi sekunder, Inkubasi enzim AP, Inkubasi substrat, stop
reaksi.
3. Hasil positif apabila terbentuk dot-dot pada membran nitroselulose.
Kualitas hasil dilihat berdasarkan gradasi warna.
Kurien, B. T., Dorri, Y., Dillon, S., Dsouza, A., & Scofield, R.H. (2011). An
Overview of Western Blotting for Determining Antibody Specificities for
Immunohistochemistry. Signal Transduction Immunohistochemistry:
Methods and Protocols, Methods in Molecular Biology, 717:55-67.
Manzila, I., Jumanto H., Rusmilah Suseno, dan S. Hendrastuti H. 2005. Produksi
antibody poliklonal peanut stripe virus. Jurnal Bioteknologi Pertanian. Vol.
10, No.2, pp. 39-44.
Pratiwi.wara. 2004. Sensitivitas dan Spesifisitas metode Dot Blot menggunakan
Antigen Outer Membrane Protein Klebsiella pneumoniae yang Direspon
Secretory-Immunoglobulin A Sputum Penderita Terinfeksi Klebsiella
pneumoniaeJurnal Kedokteran Brawijaya,
Shalahudin, H.D. 2001. Pengembangan Uji Penapisan Antibodi terhadap Simian
Retrovirus Tipe-D Serotipe-2 (SRV-2) dengan Teknik Dot Blot Immunoassay
(DBIA). Skripsi. IPB. Bogor.
Smith J., Mabuchi M., Nadler T., et al. 2012. Rapid Screening of the Epidermal
Growth Factor Receptor Phosphosignaling Pathway via Microplate-Based
Dot Blot Assays. International Journal of Proteomics.