Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KOMUNIKASI GIZI

Disusun Oleh:
Utami Pinayungan
P07131219035

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA


JURUSAN GIZI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
YOGYAKARTA
2020

1
Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah azza wa jalla, atas limpahan Rahmat-
Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah
Komunikasi. Selain untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi, Makalah ini disusun
untuk menambah wawasan penulis secara khusus, dan menambah wawasan para pembaca
secara umum.

Tak lupa pula penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam proses penyusunan makalah ini, sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Namun
penulis juga mneyadari apabila dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini

Yogyakarta, 5 Maret 2020

Penulis

2
Daftar Isi

Cover ………………………………………………………………………………………….1

Kata pengantar ………………………………………………………………………………...2

Daftar isi ………………………………………………………………………………………3

BAB 1 …………………………………………………………………………………………4

Latar belakang…………………………………………………………………………4

Rumusan masalah ……………………………………………………………………..5

Tujuan …………………………………………………………………………………5

BAB II ………………………………………………………………………………………...6

BAB III ………………………………………………………………………………………10

Daftar pustaka ……………………………………………………………………………….12

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat lepas dari peran orang lain dalam
hidupnya. Untuk dapat hidup berdampingan, manusia membutuhkan suatu sarana
untuk menyampaikan maksud dan tujuannya kepada orang lain. Maka dari itu
timbullah komunikasi.

Sederhananya, komunikasi dilakukan manusia untuk menjembatani segala


bentuk ide yang akan disampaikan kepada orang lain. Tanpa adanya komunikasi,
manusia tidak dapat memahami apa yang dimaksud manusia yang lain. Komunikasi
dianggap berhasil apabila ada respon atau feedback dari komunikan (orang yang
diajak berkomunikasi).

Dalam kehidupan sehaari-hari, komunikasi dibagi menjadi dua bentuk. Yaitu


komunikasi langsung dan komunikasi melalui perantara. Komunikasi langsung
contohnya adalah proses belajar mengajar di kelas antara guru dan murid, rapat
terbatas antara ketua organisasi dengan anggotanya, penjual dan pembeli dalam
sebuah warung, dan sebagainya.

Sedangkan komunikasi melalui perantara atau tak langsung contohnya adalah


percakapan melalui grup whatsapp, surat elektronik, surat konvensional, dan
sebagainya. Komunikasi tak langsung ini memiliki resiko terjadinya missed
communication yang lebih besar daripada komunikasi secara langsung. Hal tersebut
dikarenakan dua pihak yang berkomunikasi tidak saling bertatap muka secara
langsung. Missed communication juga sering terjadi akibat dari ketidak tepatan
penggunaan tanda baca sehingga timbul multi tafsir.

Dalam dunia kesehatan, komunikasi yang baik sangat penting dilakukan.


Konseling gizi dapat dikatakan berhasil jika pesan-pesan gizi dapat sampai ke pasien.
Dalam penyampaiannya tersebut, diperlukan Teknik komunikasi yang tepat sesuai

4
dengan kondisi pasien. Maka dari itu, calon tenaga gizi perlu menguasai hal-hal yang
berkaitan dengan komunikasi.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu komunikasi?

2. Apa tujuan komunikasi kesehatan dan gizi ?

3. Apa manfaat komunikasi dalam program gizi ?

4. Apa pesan komunikasi ?

C. Tujuan

1. Mengetahui definisi komunikasi.

2. Mengetahui tujuan komunikasi kesehatan dan gizi.

3. Mengetahui manfaat komunikasi dalam program gizi.

4. Mengetahui pesan komunikasi.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi

secara etimologi, istilah komunikasi atau dalam Bahasa inggris


communication berasal dari Bahasa latin communication, dan bersumber dari
kata communis yang berarti “sama”. “sama” disini maksudnya adalah
kesamaan makna. Jadi komunikasi dapat terjadi atau berlangsung selama ada
kesamaan makna mengenai apa yang dibicarakan.

Komunikasi merupakan sebuah proses penyampaian pesan dari satu


orang ke orang lain baik menggunakan atau tidak menggunakan media bantu
yang bertujuan untuk merubah pola pikir atau perilaku orang lain.

Unsur-unsur komunikasi antara lain :

1. Komunikator

Komunikator adalah yang hendak menyempaikan pesan kepada


komunikan. Komunikator harus memahami apa yang akan ia
sampaikan kepada komunikan, karena pesan tidak akan
tersampaikan dengan baik apabila komunikator tidak emmahami
apa yang akan ia komunikasikan.

2. Pesan

Pesan yang ingin disampaikan kepada komunikan hendaknya


memiliki makna. Makna yang dimaksud adalah makna yang lugas
sehingga komunikan tidak perlu mencerna lagi pesan yang
disampaikan oleh komunikator.

3. Media

Beberapa bentuk komunikasi akan lebih efektif apabila dalam


penyampaiannya menggunakan bantuan media. Komunikasi yang
akan lebih efektif apabila menggunakan media biasanya
mempunyai sasaran masyarakat luas. Contoh dari media adalah

6
media cetak (koran, tabloid, spanduk, dll) dan media elektronik
(televisi, broadcast via chat, dan sosial media). Dengan
menggunakan bantuan media, komunikator dapat menjangkau
sasaran dengan lebih luas, lebih cepat, dan lebih mudah.

4. Komunikan

Komunikan adalah seseorang yang menerima pesan. Komunikasi


dianggap berjalan apabila pesan yang disampaikan komunikator
dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan (komunikan).

5. Efek

Proses komunikasi dianggap memiliki makna bagi komunikan


apabila ada efek yang terjadi pada komunikan. Baik itu perubahan
sikap, tingkah laku, maupun sudut pandang.

B. Tujuan komunikasi kesehatan dan gizi

1. Mengajak masyarakat untuk melakukan upaya promotive dan preventive


dengan GERMAS dan ISI PIRINGKU.

Germas merupakan produk unggulan dari kementerian kesehatan yang


diharapkan mampu untuk mencegah terjadinya berbagai macam penyakit.
Semboyan “CERDIK” agar masyarakat lebih mudah mengingat esensi dari
germas itu sendiri antara lain Cek kesehatan, Enyahkan asap rokok, Rajin
olahraga, Diet yang seimbang, Istirahat cukup, Kelola stress dengan baik.

Sedangkan ISI PIRINGKU merupakan program yang dirancang untuk


menggantikan 4 sehat 5 sempurna karena semboyan tersebut saat ini dinilai
sudah tidak tepat lagi. ISI PIRINGKU merupakan pembagian porsi dalam
satu piring yang dibagi menjadi makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati,
sayur, dan buah. ISI PIRINGKU apabila diterapkan dengan benar oleh
masyarakat diharapkan dapat menekan angka prevalensi penyakit tidak
menular di Indonesia, angka kematian Ibu dan Bayi, stunting, obesitas, dan
berbagai macam masalah gizi lainnya.

2. Mengoptimalan upaya kuratif.

7
Upaya kuratif dilakukan untuk mengurangi kesakitan penderita, membatasi
agar penyakit tidak bertambah parah, dan mengupayakan penyembuhan
penyakit. Upaya kuratif ini akan berjalan dengan efektif apabila dalam
prosesnya terdapat aksi saling dukung antara tenaga kesehatan dengan
pasien. Kesuksesan upaya kuratif ini dimulai dengan membangun
komunikasi yang baik antara tenaga kesehatan dengan pasien. Komunikasi
yang baik dan mantap akan menumbuhkan rasa percaya dari pasien kepada
tenaga kesehatan, sehingga pengobatan dapat berjalan dengan efektif dan
efisien.

Dalam ranah gizi, upaya kuratif tidak dapat diselesaikan dalam waktu
yang singkat, misalnya stunting. Stunting merupakan masalah yang sudah
merambah lintas generasi. Perlu adanya upaya yang konsisten selama
beberapa generasi untuk menuntaskan Indonesia dari ancaman stunting.
Mulai dari wanita remaja dipersiapkan gizinya secara optimal, hingga
wanita usia produktif harus tetap dijaga status gizinya agar anak yang
dilahirkannya tidak mengalami malnutrisi yang membawa anak tersebut ke
ara stunting.

3. Upaya rehabilitative

Rehabilitative adalah upaya agar pasien dapat diterima kembali


oleh lingkungannya. Biasanya kasus ini terjadi pada pasien yang dulunya
menderita penyakit menular seperti Tubercolusis. Akibat dari kekhawatiran
akan tertular penyakit dari pasien penderita TBC, biasanya ex penderita
TBC mengalami penolakan oleh beberapa orang di lingkungannya.
Disinilah keahlian berkomunikasi diperlukan. Bagaimana petugas
kesehatan bertanggung jawab untuk memberikan penjelasan kepada
masyarakat bahwa ex penderita penyakit menular bukan untuk dijauhi, tapi
untuk diayomi.

C. Manfaat Komunikasi kesehatan

Komunikasi kesehatan secara ideal bermanfaat untuk


meningkatkan taraf kesehatan masyarakat. Untuk mencapai taraf

8
kesehatan yang baik, diperlukan komunikasi yang baik antara dari
berbagai pihak yang terlibat dalam komunikasi kesehatan.

Secara lebih khusus, bagi para profesional kesehatan,


komunikasi kesehatan bermanfaat untuk meningkatkan efektivitas
komunikasi di antara professional kesehatan, professional kesehatan
dengan Lembaga kesehatan, dan professional kesehatan dengan
masyarakat (Fajar Junaedi dan Filosa Gita Sukmono, 2018)

Adapun bagi Lembaga kesehatan, komunikasi kesehatan


bermanfaat untuk meningkatkan efektivitas komunikasi dengan
professional kesehatan yang bekerja di dalam Lembaga bersangkutan.
Meningkatkan efekitvitas komunikasi dengan Lembaga non kesehatan
yang menjadi mitranya dan meningkatkan efektivitas komunikasi
dengan masyarakat yang dilayaninya.

Pada akhirnya, masyarakat mendapatkan manfaat dari


komunikasi kesehatan dalam bentuk meningkatkan kualitas taraf hidup
kesehatan sebagai hasil dari komunikasi kesehatan yang dilakukan oleh
professional kesehatan dan Lembaga kesehatan, termasuk ahli gizi.

D. Pesan komunikasi

Pesan merupakan seperangkat symbol verbal dan atau non


verbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan, atau maksud sumber
tadi. Pesan memiliki tiga komponen, yaitu makna, symbol yang
digunakan untuk menyampaikan makna, dan bentuk atau organisasi
pesan. Symbol terpenting adalah kata-kata (Bahasa) yang dapar
merepresentasikan objek, gagasan, dan perasaan.

Salah satu contoh pesan yang bertujuan untuk mempengaruhi


pola pikir masyarakat dalam ranah gizi adalah ’10 Pesan Gizi
Seimbang’ yang memuat :

1. Nikmati keanekaragaman makanan dan perhatikan


keamanannya

2. Banyak makan sayur dan cukup buah-buahan


9
3. Biasakan mengonsumsi lauk pauk yang mengandung
protein tinggi

4. Biasakan mengonsumsi anekaragam makanan pokok

5. Batasi konsumsi pangan manis, asin, dan berlemak.

6. Biasakan sarapan

7. Biasakan minum air putih yang cukup

8. Biasakan membaca label pada kemasan

9. Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir

10. Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat


badan normal

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Komunikasi merupakan sebuah proses penyampaian pesan dari satu orang


ke orang lain baik menggunakan atau tidak menggunakan media bantu
yang bertujuan untuk merubah pola pikir atau perilaku orang lain.

2. Tujuan dari komunikasi adalah untuk memaksimalkan peran kolaboratif


antara tenaga kesehatan dan seluruh elemen yang bersangkutan dalam
upaya promotive, preventif, kuratif, dan rehabilitative.

3. Manfaat dari komunikasi adalah efetivitas peran masing-masing


masyarakat, professional kesehatan, Lembaga kesehatan, dan Lembaga non
kesehatan sebagai mitra.

4. Pesan merupakan seperangkat symbol verbal dan atau non verbal yang
mewakili perasaan, nilai, gagasan, atau maksud sumber tadi. Pesan
memiliki tiga komponen, yaitu makna, symbol yang digunakan untuk
menyampaikan makna, dan bentuk atau organisasi pesan.

11
Daftar Pustaka

Junaedi, Fajar, dan Filosa Gita Sukmono. 2018. Komunikasi Kesehatan : Sebuah Pengantar
Komprehensif. Jakarta: Prenadamedia Grup.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Strategi Nasional penanggulangan


Tubercolusis 2011-2014. Direktorat Jendral Pengendalian dan Penanggulangan
Penyakit dan Penyehatann Lingkungan.

Noorbaya, Siti, Herni Johan, dan Sri Rahayu. 2018. Komunikasi Kesehatan. Yogyakarta:
Gosyen Publishing.

Syarah, May. Sarwititi Sarwoprasodjo, dan Richard W. E. Lumintang. 2014. Peran


Komunikasi Kesehatan pada Kalangan Masyarakat Miskin. Vol 2 Hal 18 jurnal
Makara Hubs-Asia.

12

Anda mungkin juga menyukai