PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menambah pengetahuan tentang
kebudayaan batik, terutama tentang motif, corak, teknik, cara pembuatan maupun
alat dan bahan pembuatan batik tradisional Indonesia sehingga batik indonesia
tetap lestari di lingkungan masyarakat.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Seni Batik Tradisional dikenal sejak beberapa abad yang lalu di tanah
Jawa. Bila kita menelusuri perjalan perkembangan batik di tanah Jawa tidak akan
lepas dari perkembangan seni batik di Jawa Tengah. Batik Jogja merupakan
2
bagian dari perkembangan sejarah batik di Jawa Tengah yang telah mengalami
perpaduan beberapa corak dari daerah lain.
Perjalanan “Batik Yogya” tidak bisa lepas dari perjanjian Giyanti 1755. Begitu
Mataram terbelah dua, dan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat berdiri, busana
Mataram diangkut dari Surakarta ke Ngayogyakarta maka Sri Susuhunan
Pakubuwono II merancang busana baru dan pakaian adat Kraton Surakarta
berbeda dengan busana Yogya.
Di desa Giyanti, perundingan itu berlangsung. Yang hasilnya antara lain , Daerah
atau Wilayah Mataram dibagi dua, satu bagian dibawah kekuasaan Sri Paduka
Susuhunan PB II di Surakarta Hadiningrat , sebagian lagi dibawah kekuasaan
Kanjeng Pangeran Mangkubumi yang setelah dinobatkan sebagai raja
bergelar Ngersa Dalem Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kangjeng Sultan
Hamengku Buwana Senopati ing Ngalaga Ngabdul Rachman Sayidin
Panatagama Kalifatullah ingkang jumeneng kaping I , yang kemudian kratonnya
dinamakan Ngayogyakarta Hadiningrat.
Semua pusaka dan benda-benda keraton juga dibagi dua. Busana Mataraman
dibawa ke Yogyakarta , karena Kangjeng Pangeran Mangkubumi yang
berkehendak melestarikannya. Oleh karena itu Surakarta dibawah kekuasaan Sri
Paduka Susuhunan PB III merancang tata busana baru dan berhasil membuat
Busana Adat Keraton Surakarta seperti yang kita lihat sampai sekarang ini.
Ciri khas batik gaya Yogyakarta , ada dua macam latar atau warna dasar kain.
Putih dan Hitam. Sementara warna batik bisa putih (warna kain mori) , biru tua
kehitaman dan coklat soga. Sered atau pinggiran kain, putih, diusahakan tidak
sampai pecah sehingga kemasukan soga, baik kain berlatar hitam maupun putih.
Ragam hiasnya pertama Geometris : garis miring lerek atau lereng , garis silang
atau ceplok dan kawung , serta anyaman dan limaran.Ragam hias yang bersifat
kedua non-geometris semen , lung- lungan dan boketan.Ragam hias yang bersifat
simbolis erat hubungannya dengan falsafah Hindu – Jawa ( Ny.Nian S Jumena )
antara lain : Sawat Melambangkan mahkota atau penguasa tinggi , Meru
melambangkan gunung atau tanah ( bumi ) , Naga melambangkan air , Burung
melambangkan angin atau dunia atas , Lidah api melambangkan nyala atau geni.
3
Sejak pertama sudah ada kain larangan. Setiap Sultan yang bertahta berhak
membuat peraturan baru atau larangan-larangan.
Motif batik larangan : Parang rusak ( parang rusak barong , parang rusak gendreh
Abdidalem yang pangkatnya dibawah abdi dalem Riya Bupati Anom dan yang
bukan pangkat bupati Anom, yakni yang berpangkat Penewu Tua
4
2.3 Motif Batik Yogyakarta dan Maknanya
– Motif Batik Pamiluto
Batik Ciptoning biasa dipakai orang ketika menghadiri acara-acara resmi. Motif
batik Ciptong memberikan kesan bijaksana bagi pemakainya, maka tidak heran
jika filosofi dari batik Ciptong yakni untuk memberi kesan bijak, sopan dan
berwibawa.
Baju batik dengan motif Wahyu Tumurun Cantel merupakan jenis batik yang
khsusus dipakai dalam acara tradisi orang Jawa yaitu Temu Manten, atau
5
pertemuan pengantin. Makna dari motif ini adalah agar pengantin baru tersebut
senantiasa mendapat anugerah Tuhan dan dikaruniai keturunan yang soleh
solehah.
Baju batik jenis ini hampir sama dengan motif sebelumnya, hanya saja batik motif
ini lebih bersifat umum serta dipakai oleh masyarakat baik acara formal maupun
informal. Makna dibalik motif batik yang satu ini juga tidak berbeda jauh yaitu
agar pemakainya selalu mendapat anugerah Tuhan yang maha esa.
Bajua batik motif Udan Liris adalah jenis batik daerah yang juga dikenanan
khalayak umum. Filosofi dari batik Udan Liris ialah agar orang yang memakainya
terhindar dari mara bahaya dan hal-hal buruk lainnya.
6
Motif Batik Yogyakarta dan Maknanya
Truntum berasal dari bahasa Jawa yang artinya menuntun. Motif Truntum Sri
Kuncoro biasa dipakai oleh orang tua pengantin saat acara Temu Manten
berlangsung. Makna terkandung dari batik ini adalah agar orang tua bisa
menuntun anaknya dalam mengarungi bahtera rumah tangga yang akan
dijalaninya.
Motif Triktik Jumputan kerap dijumpai pada batik couple atau batik pasangan
karenan filosofi dari batik ini ialah agar terkesan serasi.
7
– Motif Batik Tirta Teja
Baju batik motif Tirta Teja mempunyai makana agar pemakai batik tersebut
terlihat lebih bercahaya. Filosofi ini bisa kita simpulkan dari asal kata tirta yang
berarti air, dan teja yang berarti cahaya.
Motif batik Yogya selanjutnya ialah Tambal Kanoman. Kanoman atau enom
artinya muda, sehingga baju batik motif ini lebih ditunjukan untuk para kaum
muda.
Batik Soko Rini lebih sering dipakai untuk membuat gendongan bayi atau orang
Jawa menyebutnya jarit. Selain sebagai gendongan bayi, motif batik ini juga
dipakai saat upacara tujuh bulanan.
8
Motif Batik Yogyakarta dan maknanya
Dua kegunaan utama baju batik motif Slobog ialah untuk meleyat orang
meninggal serta saat pelantikan pejabat pemerintah.
9
Motif Batik Sido Mukti Luhur
Motif batik lain yang berhubungan dengan upacara pernikahan, batik Sido Mukti
Ukel Lembat kerap dikenakan oleh pasangan pengantin baru. Motif batik Yogya
lain yang digunakan oleh pasangan pengantin adalah motif Sido Asih Sungut.
Baju batik motif Sido Asih adalah motif bebas yang banyak disukai masyarakat
saat ini. Motif lainnya ada motif Semen Romo Sawat Gurdo, motif Semen
Mentul, motif Semen Gurdo, motif Sekar Polo, motif Kurung, motif Parang
Grompol dan motif Parang Kusumo Ceplok Mangkoro.
Motif Semen Romo Sawat Gurdo Cantel bisa kita temukan pada pakaian-pakaian
pesta. Motif lainnya ialah motif Parang Curigo dan Ceplok Kepet.
10
Motif Batik Semen Romo Sawat Gurdo Cantel
Berbeda dengan motif lainnya motif Semen Kuncoro dipakai oleh keluarga
keraton saja. Ada pula motif Sapit Urang. Sedangkan motif Sekar Keben dipakai
untuk kalangan abdi dalem keraton.
11
– Motif Batik Parang Barong
Dipakai oleh raja atau sultan keraton.
3. 1 Kesimpulan
Batik merupakan salah satu kekayaan warisan budaya bangsa
Indonesia. Batik adalah sebuah proses menahan warna dengan memakai lilin
malam secara berulang-ulang diatas kain
3.2 Saran
Sebaiknya memakai batik perlu ditingkatkan lagi agar cirri khas kiya
sebagai warga Negara Indonesia tidak hilang. Karena beberapa Negara lainnya
sudah mengakui batik Indonesia. Untuk itu kita harus bangga menjadi anak
Indonesia.
12
DAFTAR PUSTAKA
13