Anda di halaman 1dari 13

KONSEP DASAR IMUNOLOGI

Pengertian:
• Immunologi (Latin): Immunis + Logos
• Imunologi (Immunology): Studi tentang mekanisme biologi dari Sel, Molekul serta
fungsi Sistim Imun.
• Sistim Imun (Immune System): Sistim yang terdiri dari Molekul, Sel, Jaringan dan
Organ yang berperan dalam proteksi/ kekebalan tubuh
• Imunitas (Immunity): Proteksi dari Penyakit Infeksi

SISTEM IMUN
Pada dasarnya sistem imun dibagi menjadi 2 :
– Sistem Imun Non Spesifik (SIN) : (Peradangan,demam)
• Fisik/mekanik : kulit, selaput lendir, silia, batuk bersin
• Larut : Biokimia (asam lambung, lisozim, laktoferin, asam neuraminik,
dll), Humoral (komplemen, Interferon, C Reactive Protein (CRP))
• Seluler : Fagosit (Mono Nuklear, PMN), Sel Nol (Sel NK, Sel K), Sel
Mediator (Basofil dan mastosit, trombosit)
– Sistem Imun Spesifik (SIS) : Mengenali, ciri khas antigen(benda asing)
• Humoral/Sel B
• Seluler/Sel T
Sistem Imun Non Spesifik
• Pertahanan tubuh terdepan dalam menghadapi serangan mikroorganisme
• Respon langsung terhadap antigen
• Disebut non spesifik karena tidak ditujukan terhadap mikroorganisme tertentu, telah
ada dan siap berfungsi sejak lahir.

SEL-SEL SISTEM IMUN NON SPESIFIK:


1. Sel Fagosit
• Fagosit mononuklier
– Sel monosit
– Sel makrofag à hasil differensiasi sel monosit di berbagai jaringan à APC
(Antigen Presenting Cell)
• Fagosit polimorfonuklier
– Neutrofil à Soldiers of the body à 7-10 jam
– Eosinofil à melawan infeksi parasit
– Basofil à bagian terkecil à mediator
• Fagosit frustasi à pelepasan lisozim keluar sel
Kandungan sel fagosit
• Lisosom : enzim yang mencerna dan merusak bahan yang dimakan
• Fagolisosom : gabungan fagosom + lisosom à menurunkan pH dan mengaktifkan
protease
• Granul : lisosom khusus dari granulosit à berisikan berbagai protein bakterisidal
• Lisozim : enzim yang mencerna ikatan proteoglikan dalam dinding bakteri Gram
Positif
• Protein kationik : merusak lapisan lipid bagian luar bakteri Gram Negatif
• Defensin : sitotoksik dan bersifat antibakterial luas dan antimikotik
• Laktoferin : mengikat zat besi yang esensial untuk bakteri
2. Sel Nol
• Sel-sel limfoid yang tidak mengandung petanda seperti yang ditemukan pada sel T
dan B
• Berupa Large Granular Lymphocyte (LGL)
• Dibagi menjadi 2 yaitu : Sel NK (Natural Killer) dan Sel K (Killer)
• Sel NK : membunuh sel tumor dan sel yang mengandung virus dengan cara non
spesifik tanpa bantuan antibodi
• Sel K : merupakan efektor dari ADCC (Antibody Dependent Cellular Cytotoxicity) yg
dapat membunuh sel secara non spesifik à hanya terjadi bila sel sasaran dilapisi
antibodi
3. Sel Mediator
• Basofil dan mastosit : mediator yang dapat meningkatkan permeabilitas kapiler dan
respon inflamasi serta mengerutkan otot polos bronkus
• Trombosit : agregasi dinding vaskuler yang rusak, respon inflamasi, dan sitotoksik
4. Sel assesori
• Eosinofil, basofil, sel mastosit, trombosit, dan sel APC

SEL-SEL SISTEM IMUN SPESIFIK


1. Sel T
• Sel asal sel T adalah dari sumsum tulang à memasuki timus à berproliferasi di regio
subkapsuler
• Sel asal itu adalah dari CD4 dan CD 8
• Terdiri dari berbagai subset :
– Sel Th (T helper)
– Sel Ts (T suppressor)
– Sel Tdh/Td (delayed hypersensitivity)
– Sel Tc (cytotoxic)
– Sel limfosit naif (virgin)
– Sel Th0
– Sel Regulator dan efektor
• Fungsi Sel T umumnya :
– Membantu sel B dalam memproduksi antibodi
– Mengenal dan menghancurkan sel yang terinfeksi virus
– Mengaktifkan makrofag dalam fagositosis
– Mengontrol ambang dan kualitas sistem imun

2. Sel B
• Perkembangan Sel B dalam sumsum tulang adalah antigen independen tetapi
perkembangan selanjutnya memerlukan rangsangan dari antigen
• Fungsi utama sel B adalah memproduksi antibodi
• Atas pengaruh Sel T à sel B berberploriferasi dan berdiferensiasi menjadi sel plasma
yang mampu membentuk Ig yang spesifik
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Sistem Imun Non Spesifik
1. Spesies
2. Perbedaan individu dan pengaruh usia
3. Suhu
4. Pengaruh hormon
5. Faktor nutrisi
6. Flora bakteri normal
Pertahanan Fisik/Mekanik: Kulit, selaput lendir, silia saluran napas, batuk dan bersin, akan
mencegah masuknya berbagai kuman patogen ke dalam tubuh.
Pertahanan Biokimia: pH asam dari keringat dan sekresi sebaseus à efek antimikrobal,
Sekresi mukosa saluran napas dan telinga (sekresi lilin),Lisozim dalam keringat, ludah, air
mata dan air susu à melindungi dari berbagai kuman Gram Positif à menghancurkan dinding
sel.
Pertahanan Humoral:
A. Komplemen
a. Fungsi komplemen
 Menghancurkan sel membran banyak bakteri (lisis)
 Melepas bahan kemotaktik yang mengerahkan makrofag ke tempat
bakteri (kemotaksis)
 Mengendap pada permukaan bakteri à memudahkan makrofag untuk
mengenal (opsonisasi) à lalu memakannya
b. Larut dalam keadaan non aktif à diaktivasi oleh antigen, kompleks imun, dsb à
mediator (biologik aktif ataupun mjd enzim untuk reaksi selanjutnya)
c. Jalur aktivasi ini sering pula disertai dengan kerusakan jaringan
• Anafilatoksin adalah bahan dengan berat molekul kecil yang dapat menimbulkan
degranulasi mastosit dan atau basofil dan pelepasan histamin

• Kemotaksin adalah bahan-bahan yang dapat menarik dan mengerahkan sel-sel fagosit
• Adherens imun merupakan fenomen dari partikel antigen yang dilapisi antibodi dan
atas pengaruh komplemen melekat pada berbagai permukaan à mudah dimakan
fagosit
• Opsonisasi adalah proses melapisi partikel antigen oleh antibodi dan/atau oleh
komponen komplemen à lebih mudah dan cepat dimakan fagosit

B. Interferon
Interferon (IFN) adalah suatu glikoprotein yang dihasilkan oleh berbagai sel tubuh
yang mengandung nukleus dan dilepas sebagai respon terhadap infeksi virus à sifat antivirus
à menginduksi sel-sel sekitar sel yang terinfeksi menjadi resisten terhadap virus. Selain itu
IFN juga dapat mengaktifkan sel NK (Natural Killer) .

C. CRP (C-Reactive Protein)


Merupakan protein fase akut à berbagai protein kadarnya meningkat pada infeksi
akut.Mengikat komplemen melalui mekanisme opsonin
Pertahanan Seluler
1. Fagosit
– Pada dasarnya semua sel bersifat fagositosis
– Non spesifik à mononuklier (monosit & makrofag) dan polimorfonuklier atau
granulosit
– Alur : kemotaksis (aktivasi komplemen) à menelan à memakan (fagositosis) à
membunuh à mencerna (lisis)
2. Makrofag
– Dapat hidup lama
– Mempunyai beberapa granul dan melepaskan berbagai bahan : lisozim,
komplemen, interferon, dan sitokin à kontribusi dalam SIN dan SIS
3. LGL (Large Granular Lymphocyte)
– Mengandung banyak sitoplasma, granul sitoplasma azurofilik, pseudopodia,
dan nukleus eksentris
– Bersifat seperti sel NK

SISTEM IMUN SPESIFIK


• SPESIFIK HUMORAL
– Benda asing à sel B berproliferasi dan berkembang menjadi sel plasma à
membentuk antibodi à mentetralisir toksin infeksi ekstraseluler
• SPESIFIK SELULER
– Sel T à Pertahanan terhadap infeksi intraseluler
• SISTEM LIMFOID
– Tempat pematangan sel T dan sel B

ANTIGEN
• Antigen (imunogen) adalah bahan yang dapat merangsang respon imun atau bahan
yang dapat bereaksi dengan antibodi yang sudah ada
• Epitop atau determinan antigen adalah bagian antigen yang dapat merangsang sistem
imun dengan sangat kuat. Satu antigen dapat memiliki satu atau lebih determinan
antigen.
• Hapten adalah antigen yang molekulnya berukuran kecil yang tidak dapat
menginduksi respon imun jika sendirian, tetapi menjadi imunogenik jika bersatu
dengan carrier.

Gambar. ANTIGEN-ANTIBODI KOMPLEK


Gambar. HAPTEN-CARRIER KOMPLEK

ANTIBODI
a. Antibodi (imunoglobulin) merupakan kelas molekul yang dihasilkan oleh sel plasma
dan dibantu oleh limfosit T dan makrofag yang dirangsang oleh antigen asing.
b. Semua molekul imunoglobulin mempunyai 4 rantai polipeptida dasar : 2 rantai berat
dan 2 rantai ringan.
c. Enzim papain memecah molekul antibodi dalam fragmen masing-masing. Fab :
Fragmen Antigen Binding . Fc : Fragmen crystallizable.
d. Ada 5 imunoglobulin : IgG, IgA, IgM, IgD, dan IgE .
– Ig A : Imunoglobulin sekretori (mencegah perlekatan) dan Imunoglobulin
sekretori (mencegah perlekatan)
– Ig D : Dalam serum darah dan limfe relatif sedikit, tetapi banyak ditemukan
dalam limfosit B
– Ig E : Ditemukan dalam konsentrasi darah sangat rendah dan Molekul ini
terikat pada reseptor sel mast dan basofil serta menyebabkan pelepasan
histamin dan mediator kimia lainnya
– Ig G : Mencapai 80% - 85% dari keseluruhan antibodi yang bersirkulasi dan
merupakan satu2nya antibodi yg menembus plasenta dan memberikan
imunitas pada bayi baru lahir
– Ig M : Ab pertama yang tiba di tempat infeksi pada pajanan awal terhadap
antigen dan pajanan kedua peningkatan IgG

Interaksi Ab-Ag
1. Fiksasi komplemen :Ab mengikat komplemen à diaktivasi melalui “jalur klasik” :
• Opsonisasi : Ag diselubungi Ab/komplemen à fagositosis
• Sitolisis : ruptur membran plasma à isi seluser keluar
• Inflamasi : produk komplemen melalui aktivasi sel mast, basofil, dan
trombosit
2. Netralisasi : Ab menutup sisi toksik antigen à no danger
3. Aglutinasi (penggumpalan) : Terjadi jika antigen adalah materi partikulat, seperti
bakteri atau sel-sel merah
4. Presipitasi : Terjadi jika antigen dapat larut
SITOKIN
Sitokin adalah protein yang berfungsi memberikan isyarat antar sel untuk
berkomunikasi dalam respon imun. Autokrin adalah berefek pada sel yang menghasilkannya.
Parakrin adalah berefek pada sel yang berdekatan.
• Peran sitokin dalam aktivasi Sel T
• Peran sitokin dalam aktivitas Sel B
• Peran sitokin dalam aktivitas makrofag dan monosit

REAKSI HIPERSENSITIVITAS
Merupakan reaksi imun yang patologik à respon imun yang berlebihan à kerusakan
jaringan
1. REAKSI HIPERSENSITIVITAS TIPE I

• Sifatnya segera
• Juga disebut Reaksi Anafilaktik
• Patofis : pengikatan Ag dengan IgE pada permukaan sel mast à melepaskan mediator
alergi à vasodilatasi, peningkatan permeabilitas kapiler, kontraksi otot polos, dan
eosinofilia
• Contoh klinis : asma ekstrinsik, rinitis alergika, reaksi sengatan serangga, reaksi
alergi obat/makanan, urtikaria, eczema
2. REAKSI HIPERSENSITIVITAS TIPE II

• Disebut juga Reaksi Lambat


• Patofis : antigen diproses makrofag à dihantarkan pada sel T à sel T melepaskan
berbagai sitokin à akumulasi sel-sel radang
• Contoh klinis : dermatitis kontak, penolakan alograft, sensitivitas obat

DEFISIENSI IMUN

Defisiensi sistem Penyakit yang menyertai


imun

1. Sel B atau Infeksi bakteri rekuren seperti otitis media, pneumonia


2. Antibodi rekuren
3. Sel T Kerentanan meningkat terhadap virus, jamur, dan protozoa
4. Fagosit Infeksi sistemik oleh bakteri yang dalam keadaan biasa
Komplemen mempunyai virulensi rendah, infeksi bakteri piogenik
Infeksi bakteri, autoimunitas
AUTOIMUNITAS
Autoimunitas (hilangnya toleransi) adalah reaksi sistem imun terhadap antigen jaringan
sendiri.
• Ada beberapa teori autoimunitas :
a. Teori forbidden clones à eliminasi klon yang tidak lengkap à klon yang
meloloskan diri kembali dan bermutasi
b. Reaksi silang dengan antigen bakteri à epitop bakteri sama dengan sel
sendiri à reaksi silang
c. Rangsangan molekul poliklonal à stimulasi bakteri/virus kepada sek B untuk
menyerang sel sendiri
d. Kegagalan autoregulasi à pengawasan sel autoreaktif oleh sel T suppresor
yang gagal
INFLAMASI

Inflamasi adalah respon jaringan terhadap cidera akibat infeksi, pungsi, abrasi, terbakar,
objek asing, atau toksin. Ditandai dengan kemerahan, panas, pembengkakan, dan nyeri.
• Rangkaian peristiwa inflamasi :
1. Produksi faktor-faktor kimia vasoaktif meliputi histamin, serotonin,
derivatif asam arakidonat (leukotrien, prostlagandin, dan tromboksan), dan
kinin (protein plasma teraktivasi). Faktor-faktor ini mengakibatkan efek :
a. Vasodilatasi à eritema, nyeri berdenyut, panas
b. Peningkatan permeabilitas kapiler à bengkak
c. Pembatasan area cidera à bekuan fibrin
2. Kemotaksis (gerakan fagosit ke arah cidera) à 1 jam setelah permulaan
inflamasi
a. Marginasi : perlekatan fagosit ke dinding endotelial
b. Diapedesis : migrasi fagosit ke area cidera
3. Fagositosis agens berbahaya
a. Neutrofil & makrofag à terurai dan mati setelah menelan bakteri
b. Membentuk pus terus menerus sampai infeksi teratasi à pus bergerak
ke permukaan tubuh/rongga internal untuk diuraikan/diabsorbsi
c. Abses/granuloma akan terbentuk jika respon inflamasi tidak dapat
mengatasi cidera
a. Abses :kantong pus terbatas dikelilingi jaringan terinflamasi
b. Granuloma : proses inflamasi kronik karena iritasi berulang à
dikelilingi kapsul fibrosa
4. Pemulihan
a. Regenerasi jaringan à mitosis sel-sel sehat
b. Pembentukan jaringan parut à respon alternatif
c. Regenerasi atau pembentukan parut ditentukan oleh sifat jaringan yang
rusak dan luasnya cidera. Kulit à kemampuan regenerasi yang tinggi à
regenerasi lengkap, kecuali jika cidera terlalu dalam

Kesimpulan
Imunologi adalah Studi tentang mekanisme biologi dari Sel, Molekul serta fungsi
Sistim Imun. Sistim Imun adalah Studi tentang mekanisme biologi dari Sel, Molekul serta
fungsi Sistim Imun. Pada dasarnya sistem imun dibagi menjadi Sistem Imun Non Spesifik
dan Sistem Imun Spesifik. Antigen (imunogen) adalah bahan yang dapat merangsang respon
imun atau bahan yang dapat bereaksi dengan antibodi yang sudah ada. Epitop atau
determinan antigen adalah bagian antigen yang dapat merangsang sistem imun dengan sangat
kuat. Satu antigen dapat memiliki satu atau lebih determinan antigen. Hapten adalah antigen
yang molekulnya berukuran kecil yang tidak dapat menginduksi respon imun jika sendirian,
tetapi menjadi imunogenik jika bersatu dengan carrier. Antibodi merupakan kelas molekul
yang dihasilkan oleh sel plasma dan dibantu oleh limfosit T dan makrofag yang dirangsang
oleh antigen asing. Sitokin adalah protein yang berfungsi memberikan isyarat antar sel untuk
berkomunikasi dalam respon imun. Autoimunitas (hilangnya toleransi) adalah reaksi sistem
imun terhadap antigen jaringan sendiri. Inflamasi adalah respon jaringan terhadap cidera
akibat infeksi, pungsi, abrasi, terbakar, objek asing, atau toksin.

Anda mungkin juga menyukai