Dosen Pengampu:
Ni Wayan Eka Widiastini, S.Pd., M.Pd
Oleh :
Ni Putu Feby Mulia Buana Rosnata NIM 1711031145
Ni Kadek Ledi Anggreni NIM 1711031237
Ketut Intan Widia Sari NIM 1711031246
Gusti Ngurah Komang Wiratama NIM 1711021284
C. Tujuan PPKn di SD
Adapun tujuan PPKn di Sekolah Dasar (SD) adalah sebagai berikut :
1. Mampu berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi
persoalan hidup maupun isu kewarganegaraan di negaranya.
2. Mampu berpartisipasi segala bidang kegiatan, secara aktif dan bertanggung
jawab, sehingga bisa bertindak secara cerdas dalam semua kegiatan.
3. Bisa berkembang secara positif dan demokratis, sehingga mampu hidup
bersama dengan bangsa lain di dunia dan mampu berinteraksi, serta mampu
memanfaatkan tegnologi informasi dan komunikasi dengan baik
Ruang Lingkup PPKn meliputi nilai moral Pancasila, UUD 1945, nilai-nilai
norma luhur budaya Indonesia serta nilai-nilai moral agama (seperti yang diakui
peraturan perundang undangan Negara RI). Ruang Lingkup adalah nilai moral dan
norma Pancasila yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Sesuai dengan Permendikbud No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi, ruang
lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi aspek-aspek
sebagai berikut:
1. Persatuan dan kesatuan bangsa
Aspek pertama adalah persatuan dan kesatuan bangsa yang meliputi: hidup
rukun dalam perbedaan, bangga sebagai bangsa Indonesia, cinta lingkungan,
partisipasi dalam bela negara, sumpah pemuda, keutuhan NKRI, sikap
positif terhadap NKRI.
2. Norma, hukum, dan peraturan
Aspek yang kedua adalah macam-macam norma, hukum, dan peraturan.
Aspek ini meliputi: tata tertib di sekolah, peraturan dalam kehidupan
keluarga, peraturan-peraturan daerah,norma di masyarakat, norma dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, hukum dan peradilan internasional
sistem hukum dan peradilan nasional.
3. Hak asasi manusia
Aspek ketiga ialah Hak asasi Manusia. Aspek ini meliputi: hak dan
kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional HAM,
hak dan kewajiban anak, penghormatan dan perlindungan HAM.
4. Kebutuhan warga negara
Aspek yang berikutnya adalah kebutuhan warga negara yang meliputi: harga
diri sebagai masyarakat, gotong royong, kebebasan untuk berorganisasi,
kemerdekaan untuk mengeluarkan pendapat, menghormati keputusan
bersama, prestasi diri, kesamaan kedudukan warga negara.
5. Konstitusi Negara
Aspek yang selanjutnya yaitu konstitusi negara. Aspek ini meliputi:
konstitusi-konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia, proklamasi
kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, hubungan antara dasar negara
dengan konstitusi.
6. Kekuasaan dan Politik
Aspek yang keenam adalah kekuasaan dan politik yang meliputi: sistem
pemerintahan, pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintahan desa dan
kecamatan, pemerintahan pusat, demokrasi dan sistem politik, budaya
demokrasi menuju masyarakat madani, budaya politik, pers dalam
masyarakat demokrasi.
7. Ideologi Pancasila
Aspek yang berikutnya adalah Pancasila yang merupakan dasar negara.
Aspek ini meliputi: proses perumusan pancasila sebagai dasar negara,
kedudukan pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, pengamalan
nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari, pancasila sebagai ideologi
terbuka.
8. Globalisasi
Aspek yang terakhir adalah globalisasi. Aspek globalisasai meliputi: politik
luar negeri Indonesia di era globalisasi, globalisasi yang terjadi di
lingkungannya, dampak yang ditimbulkan globalisasi, hubungan
internasional dan pengertian organisasi internasional, dan evaluasi
globalisasi.
Berdasarkan ruang lingkup PPKn sesuai dengan kurikulum 2006
sebagaimana diuraikan di atas tampak lebih banyak menekankan pada
pengembangan keterampilan warga negara yang bersifat teoritik. Hal ini tampak
dalam ruang lingkup PPKn yang lebih banyak membahas tentang tema-tema yang
kurang dikaitkan atau kurang gayut dengan implementasinya dalam kehidupan
keluarga, sekolah dan masyarakat. Masih tampak pada upaya untuk memahami
bangsa dan negara, hukum yang berlaku, hak asasi manusia, kebutuhan warga
negara, konstitusi negara, kekuasaan dan politik, Pancasila dan globalisasi, namun
belum jelas bagaimana konsep tersebut menjadi sebuah keyakinan dan pada
akhirnya menjadi sebuah keterampilan yang akan dipraktekkan dalam kehidupan
keluarga, sekolah dan kehiupan masyarakat. Bahkan keberagaman belum tampak
dalam subastansi ruang lingkup PPKn. Sementara secara empirik persoalan
bertalian dengan keberagaman sangat marak terjadi di masyarakat, mulai dari
politik identitas, konflik antar etnis, konflik antar agama, prasangka etnik,
etnosentrisme, aliran fundamentalisme dan terorisme. Hal ini urgen untuk
dipahami dan disadari oleh masyarakat Indonesia sejak dini, sehingga berbagai
persoalan yang bertalian dengan keberagaman tidak terjadi lagi (Suastika, 2016).
Sedangkan ruang lingkup PPKn pada materi kelas III dan IV adalah sebagai
berikut:
1. Makna simbol-simbol Pancasila dan lambang negara Indonesia
2. Hak, kewajiban, dan tanggung jawab warga negara
3. Makna keberagaman personal, sosial, dan kultural.
4. Persatuan dan kesatuan
5. Moralitas sosial dan politik warga negara/pejabat negara, dan tokoh
masyarakat.
Oleh karena itu, sangat penting membelajarkan mata pelajaran PPKn kepada
generasi penerus bangsa. Melalui pembelajaran tersebut siswa akan mampu
menerapkan di kehidupan sosialnya. Materi akan tersampaikan dan dipahami
dengan baik oleh siswa jika dalam proses pembelajaran guru mampu
membelajarkan dengan baik. Dalam sebuah pembelajaran tentunya harus memiliki
strategi dan metode yang tepat dalam proses pembelajaran. Sehingga
pembelajaran PPKn akan bermakna bagi siswa dan mampu dipahami dengan baik.
3. Ceramah bervariasi
Metode ceramah merupakan cara penyajian dan penyampaian materi
pelajaran dari guru kepada siswa secara lisan untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Ciri-ciri dari metode ini diantaranya seorang guru berbicara
terus menerus secara monoton, sedang siswa berperan sebagai pendengar,
sehingga yang terjadi adalah interaksi searah yaitu hanya diwarnai dengan
inisiatif guru kepada siswa bukan sebaliknya.
Metode ceramah merupakan metode yang paling tua, dan konvensional.
Akan tetapi metode ini tetap bertahan hingga saat ini. Metode ceramah tetap dapat
digunakan dan diperlukan dalam pembelajaran, hanya saja perlu diperbaiki dalam
hal penyajiannya agar siswa tidak merasa bosan.
Metode tanya jawab akan lebih tepat digunakan dalam pembelajaran jika:
a. Dikombinasikan dengan metode ceramah atau metode lainnya
b. Murid-murid terhimpun dalam kelas (jumlah) yang relatif kecil
c. Murid sudah dapat menguasai materi pelajaran yang telah diberikan dengan
baik.
Contoh penerapan metode tanya jawab dalam pembelajaran PPKn di sekolah
dasar misalnya untuk mengajarkan kompetensi dasar menyebutkan contoh
organisasi di lingkungan sekolah dan masyarakat. Selama proses belajar mengajar
berlangsung guru melakukan Tanya jawab dengan siswa seputar organisasi di
lingkungan sekolah dan masyarakat. Untuk lancarnya pelaksanaan metode ini,
diharapkan siswa sudah mempunyai bekal membaca materi terkait dengan
organisasi di lingkungan sekolah dan masyarakat terlebih dahulu. Apabila siswa
belum memiliki bekal pengetahuan tentang materi pembelajaran, maka yang
terjadi Tanya jawab antara guru dan siswa menjadi tidak lancar.
5. Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan
menugaskan pelajar atau kelompok pelajar melaksanakan percakapan ilmiah
untuk mencari kebenaran dalam rangka mewujudkan tujuan pelajaran (Soenarjati
dan Cholisin, 1994:121). Peran siswa dalam diskusi adalah berusaha dengan jujur
untuk memperoleh suatu keputusan atau kesimpulan yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan menjadi kesepakatan bersama. Jalannya
diskusi diatur oleh seorang pemimpin sidang (moderator). Hasil diskusi ditulis
oleh seorang notulen.
Metode diskusi tepat digunakan dalam pembelajaran PKn karena dapat
menggali beberapa kemampuan siswa di antaranya:
a. Guru hendak mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir dan
mengemukakan pendapa secara lisan
b. Materi pembelajaran bersifat problematis, bukan merupakan informas.
Dalam pelaksanaan diskusi hendaknya ada pedoman yang jelas dan
disepakati oleh peserta diskusi agar diskusi dapat berjalan dengan lancar. Contoh
penggunaan metode diskusi ini misalnya untuk mengajarkan kompetensi dasar
menampilkan peran serta dalam memilih organisasi di sekolah. Dalam
pelaksanaannya siswa satu kelas dibagi ke dalam beberapa kelompok, dengan
anggota setiap kelompok berjumlah 4-5 orang. Masingmasing kelompok
diberikan tema diskusi terkait dengan materi pembelajaran tersebut. Kepada
masing-masing kelompok diberikan waktu untuk mendiskusikan topik
pembelajaran yang sudah dipilih guru. setelah selesai masing-masing kelompok
diminta mempresentasikan hasil diskusinya, denga dipandu oleh seorang
moderator. Anggota kelompok lain diminta menjadi audience yang bertugas
memberikan tanggapan kepada kelompok penyaji. Demikian dilakukan secara
bergantian.
Daftar Pustaka
Djamarah, dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta
Zasmarina,2015.http://repository.ump.ac.id/7023/3/BAB%20II_ZULFATI
%20ASMARINA_PPKn%2715.pdf. Dilihat 20 Februari 2020.