PENDAHULUAN
- Underfeed
Pada pola pengumpanan underfeed, aliran batubara dan udara terjadi secara
paralel dan biasanya mengalir ke atas. Volatille matter, air, dan udara
pembakaran mengalir melalui lapisan bahan bakar yang terbakar. Tipe ini
menghasilkan lebih sedikit asap selama pengumpanan dan pengoperasian
beban yang rendah.
- Crossfeed
Pola pengumpanan crossfeed merupakan pola pengumpanan udara dan
bahan bakar yang banyak diterapkan. Dalam hal ini batubara sebagai bahan
bakar bergerak secara horizontal, sementara udara bergerak dari bawah ke
atas dengan sudut yang tepat. Pola pembakaran ini terdiri dari stoker uang
dilengkapi dengan hopper untuk tempat pengumpanan, chain grate,
travelling grate dan vibrating, reciprocating atau oscilating grate.
b. Tangential firing
d. Horizontal firing
Harus dikeluarkan dari boiler dan presipitaor hopper dalam bentuk debu
yang sangat halus
c. Slurry Firing
Pembakaran dalam bentuk slurry bertujuan agar bahan bakar lebih mudah
ditransportasikan, disimpan dan digunakan dibandingkan dalam bentuk padat.
Bahan bakar dalam bentuk slurry ini diantaranya coal-water mixtures(CWM)
dan coal-oil Mixtures (COM).
CWM merupakan campuran antara batubara berukuran halus dan air dengan
perbandingan tertentu serta dengan penambahan aditif tertentu untuk
menjaga kestabilan fluida agar batubara tidak dapat mengendap. Tujuan
utama CWM adalah agar dapat ditransportasikan dengan pipa-pipa sehingga
lebih murah biaya transportasinya dibandingkan biaya transportasi batubara
dalam keadaan padat. Yang perlu diperhatikan dalam CWM ini adalah
dalam masalah penyimpanan yang membutuhkan tempat khusus, kestabilan
fluida dalam waktu tertentu, masalah dewatering baik secara termal maupun
mekanik, dan masalah keberhasilan dalam pembakaran.
- Coal-Oil Mixtures(COM)
COM merupakan campuranantara batubarahalus dan minyak dengan
perbandingan tertentu. COM tidak terlalu menimbulkan masalah
menyangkut keberhasilan dalam pembakaran, dibandingkan CWM.
d. Tanur Cyclone
e. Fluidized-Bed Combustion
f. Pengendalian Polusi
Pada umumnya polutan yang ada di udara berasal dari sumber pembakaran
dalam sekitar 90% dan polutan ini berasal dari hanya lima jenis emisi yaitu gas
karbon monoksida, hidrokarbon, partikulat, nitric oxida dan sulfur oksida.
Emisi yang berasal dari batubara disebabkan oleh abu, nitrogen clan sulfur.
Abu yang dihasilkan oleh pembakaran batubara akan mencemari atmosfir jika
terlepas bersama gas pembakaran dan dapat mencemari air tanah atau sumber-
sumber air jika dikeluarkan dari gas dan dibuang di tempat pembuangan.
Lagipula, meskipun terdapat tekni-teknik penangkapan abu yang sangat efektif,
masih ada sebagian kecil abu yang terlepas. Abu yang terlepas ini umumnya
berupa partikel-partikel halus yang sulit dilepaskan dari gas-gas pebakaran
sehingga sangat berpengaruh pada kesehatan.
Batubara juga mengandung sulfur yang terkonversikan menjadi sulfur oksida
SO2 selama pembakaran. Sulfur dalam batubara dapat sebagai ikatan organik
dan anorganik. Sulfur anorgaik lebih mudah dihilangkan (dengan proses
pencucian dsb). Oksida nitrogen NO dan NO 2 (NO2 merupakan sumber
pencemaran nomer tiga yang terdapat dalam pembakaran batubara. NO
terbentuk dari senyawa nitrogen dalam batubara dan dari nitrogen dalam udara
pembakaran.
Emisi dapat dikendalikan dengan salah satu atau lebih dari ke tiga cara berikut
ini:
- Penghilangan substansi yang menyebabkan pencemaran dari bahan bakar
(contoh : de-ashing dan gasifikasi).
Mengingat kokas merupakan komoditi yang cukup penting, terutama pada industri
logam dan baja, maka usaha pengembangan dan pemenuhan kebutuhan kokas dari
dalam negeri menjadi sangat perlu. Kokas selain digunakan untuk meningkatkan
kandungan karbon dalam besi, juga berfungsi sebagai bahan bakar, bahan
pereduksi maupun penyangga beban. Jadi jelas bahwa batubara bisa diharapkan
sebagai sumber energi alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada impor,
yang tentunya dapat menghemat devisa.
KARBONISASI
Cara kedua adalah karbonisasi batubara dengan pemanasan tak langsung atau
sistem destilasi kering. Dalam hal ini batubara ditempatkan pada ruang tegak
sempit dan dipanaskan dari luar (pemanasan tak langsung). Cara ini selain
menghasilkan kokas juga diperoleh produk samping berupa tar, amoniak, gas
methana, gas hidrogen dan gas lainnya. Gas-gas tersebut dapat dimanfaatkan
sebagai bahan bakar. sedangkan produk cair berupa tar, amoniak dan lain-lain
dapat diproses lebih lanjut untuk menghasilkan bahan-bahan kimia, umumnya
berupa senyawa aromatik.
Kegunaan Batubara
I. PENUTUP
II.