Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Batubara memiliki berbagai penggunaan yang penting di seluruh dunia.
Penggunan yang paling penting adalah untuk membangkitkan tenaga listrik,
produksi baja, pembuatan semen dan proses industri lainnya serta sebagai bahan
bakar cair.
Batu bara memiliki riwayat yang panjang dan beragam. Beberapa ahli
sejarah yakin bahwa batu bara pertama kali digunakan secara komersial di Cina.
Batu bara juga digunakan untuk menghasilkan gas untuk lampu gas di banyak
kota, yang disebut ‘kota gas’. Proses pembentukan gas dengan menggunakan batu
bara ini menunjukkan pertumbuhan lampu gas di sepanjang daerah metropolitan
pada awal abad 19, terutama di London. Penggunaan gas yang dihasilkan batu
bara untuk penerangan jalan akhirnya digantikan oleh munculnya zaman listrik
modern.
Pada tahun 1960-an, minyak akhirnya mengambil alih posisi batu bara
sebagai sumber energi utama dengan pertumbuhan yang pesat di sektor
transportasi. Batu bara masih memainkan peran yang penting dalam kombinasi
energi utama dunia, dimana memberikan kontribusi sebesar 23.5% dari kebutuhan
energi uatam dunia pada tahun 2002, 39% dari kebutuhan listrik dunia, lebih dari
dua kali lipat sumber daya terbesar berikutnya, dan masukan penting sebesar 64%
dari produksi baja dunia.

1.2 TUJUAN DAN MANFAAT


Dari makalah ini, diharapkan makasiswa dapat :
1. Mengetahui manfaat batubara terutama sebagai bahan bakar.
2. Mengetahui proses pembakaran yang tepat untuk batubara dalam
pengolahannya.
3. Mengetahui tahapan pembakaran ataupun combustion.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 TEKNOLOGI PEMBAKARAN BATU BARA


Proses pembakaran batubara akan berlangsung dengan baik jika tersedia
udara dalam jumlah yang cukup. Proses pembakaran dimulai dari terjadinya
oksidasi pada fase uap dan penyalaan volatile matter (zat terbang) yang terlepas
dari batubara yang selanjutnya menyebabkan menyalanya residu bahan padat
(residual char). Tahap penyalaan volatile matter menyebabkan kestabilan flame
(nyala) dan temperatur sehingga residu padat bisa menyala, sementara pada
penyalaan residu padat terjadi mekanisme reaksi-reaksi yang kompleks yang
selanjutnya menghasilkan panas pembakaran.
Batubara dapat dibakar dengan tiga cara yaitu :
1. Pembakaran unggun tetap (fixed bed)
2. Pembakaran unggun terfluidisasi (fluidized bed)
3. Entrained bed

a. Pembakaran Unggun Tetap


Ada tiga pola dasar pengumpanan batubara dan udara yabg telah
dikembangkan:
- Overfeed
Pada pola pengumpanan overfeed, aliran batubara dan udara saling
berlawanan (countercurrent). Bahan bakar diumpankan dari atas unggun
(bed) dan mengalir ke bawah sambil dikonsumsi, sementara udara mengalir
dari atas melewati lapisan abu, kokas dan batubara baru. Batubara baru yang
telah diumpankan dipanaskan lewat kontak dengan batubara yang sudah
terbakar yang ada dibawahnya dan juga oleh gas-gas pembakaran yang
mengalir berlawanan arah. Produk-produk sisa pembakaran yang dihasilkan
selanjutnya turun ke bawah sampai berbatasan dengan grate dan secara
periodik produk sisa pembakaran ini dikeluarkan dengan cara dumping,
shaking dan vibrating dari grate atau pada beberapa stoker dengan cara grate
berjalan secara kontinyu.

- Underfeed
Pada pola pengumpanan underfeed, aliran batubara dan udara terjadi secara
paralel dan biasanya mengalir ke atas. Volatille matter, air, dan udara
pembakaran mengalir melalui lapisan bahan bakar yang terbakar. Tipe ini
menghasilkan lebih sedikit asap selama pengumpanan dan pengoperasian
beban yang rendah.

- Crossfeed
Pola pengumpanan crossfeed merupakan pola pengumpanan udara dan
bahan bakar yang banyak diterapkan. Dalam hal ini batubara sebagai bahan
bakar bergerak secara horizontal, sementara udara bergerak dari bawah ke
atas dengan sudut yang tepat. Pola pembakaran ini terdiri dari stoker uang
dilengkapi dengan hopper untuk tempat pengumpanan, chain grate,
travelling grate dan vibrating, reciprocating atau oscilating grate.

b. Pulverized Coal Combustion


Secara praktis, batubara diumpankan bersama sebagian udara pembakaran.
Udara yang dimasukkan di bagi dua yaitu udara primer dan udara sekunder.
Udara primer dimasukkan bersama-sama dengan batubara sementara udara
sekunder dimasukkan secara terpisah dari udara primer melewati dua pipa
konsentrik ke dalam boiler atau tanur. Pada umunya udara primer bersama
batubara dimasukkan lewat pipa ditengah, sementara udara sekunder
dimasukkan lewat annulus.
Metode pembakaran pulverized coal hampir tidak tergantung pada karakteristik
batubara. Secara umum hampir semua batubara dapat digunakan dengan sistem
ini dengan sistem yang tepat.
- Dry Bottom Firing
Operasi unit abu kering lebih sedefiana clan lebih fleksibel terhadap
perubahan jumlah clan sifat-sifat batubara dibandingkan dengan unit wet
bottom firing. Kerugian utama unit dry bottom firing ini adalah karena
ukuranya lebih besar (sehingga lebih mahal) dan sekitar 80-90% abu.

Gambar 1. Susunan Burner dan Cara Pemasukan Udara Primer pada


Pembakaran Batubara Pulverized
a. Vertikel firing

b. Tangential firing

c. Opposed inclined firing

d. Horizontal firing

Harus dikeluarkan dari boiler dan presipitaor hopper dalam bentuk debu
yang sangat halus

- Wet Bottom Firing


Unit wet bottom firing ini dikembangkan untuk mengatasi masalah
penanganan debu dengan cara membuat abu lebih berat, berbentuk granular
dan tinggal dalam tanur lebih banyak dibandingkan dalam unit abu kering.
Dalam unit web bottom ini aliran leburan abu yang mengalir dari tanur
disemprot dengan air pendingin sehingga terbentuk produk dengan ukuran
yang diinginkan. Sekitar 80% abu bisa tinggal dalam tanur untuk beberapa
unit desain tertentu.
Dibandingkan dengan dry bottom firing, unit wet bottom firing mempunyai
kerugian-kerugian seperti kurang fleksibel terhadap pemilihan batubara,
lebih banyak terjadi fouling dan korosi eksternal, pembentukan NO x yang
lebih tinggi dan uap yang diperoleh lebih sedikit.

c. Slurry Firing
Pembakaran dalam bentuk slurry bertujuan agar bahan bakar lebih mudah
ditransportasikan, disimpan dan digunakan dibandingkan dalam bentuk padat.
Bahan bakar dalam bentuk slurry ini diantaranya coal-water mixtures(CWM)
dan coal-oil Mixtures (COM).

- Coal- Water Mixture(CWM)

CWM merupakan campuran antara batubara berukuran halus dan air dengan
perbandingan tertentu serta dengan penambahan aditif tertentu untuk
menjaga kestabilan fluida agar batubara tidak dapat mengendap. Tujuan
utama CWM adalah agar dapat ditransportasikan dengan pipa-pipa sehingga
lebih murah biaya transportasinya dibandingkan biaya transportasi batubara
dalam keadaan padat. Yang perlu diperhatikan dalam CWM ini adalah
dalam masalah penyimpanan yang membutuhkan tempat khusus, kestabilan
fluida dalam waktu tertentu, masalah dewatering baik secara termal maupun
mekanik, dan masalah keberhasilan dalam pembakaran.

- Coal-Oil Mixtures(COM)
COM merupakan campuranantara batubarahalus dan minyak dengan
perbandingan tertentu. COM tidak terlalu menimbulkan masalah
menyangkut keberhasilan dalam pembakaran, dibandingkan CWM.

d. Tanur Cyclone

Pengembangan metoda pembakaran pulverized coal diantaranya adlah dengan


menginjeksikan udara dan batubara secara tangensial dan dengan kecepatan
tinggi kedalam tanur cyclone horizontal silindris, kemudian membakar
batubara tersebut bergerak mengikuti bentuk spiral. Dibawah kondisi
aerodinamis yang tepat, tanur ini bisa menghasilkan panas mencapai 500.000
Btu/jam ft3 ruang pembakaran (bandingkan dengan sistem dry bottom yang
hanya menghasilkan panas paling tinggi 150.000 dan sistem slag-tap yang
menghasilkan panas 400.000 Btu). Karena temperatur nyala api yang tinggi
(3000oF) maka dihasilkan sekitar 90% abu sebagai abu lebur (molten slag)
yang cenderung menempel pada dinding tanur dengan lengket sehingga masih
menyisahkan partikel-partikel batubara yang terbakar.

e. Fluidized-Bed Combustion

Dalam pembakaran fluidized-bed, ukuran partikel cukup kecil sehingga bisa


diapungkan oleh aliran udara pembakaran yang bergerak dari baah keatas.
Partikel selanjutnya bergerak keatas dan kebawah secara mengelompok.
Gerakan vertikal yang bolak-balik ini menghasilkan pencampuran yang baik
dan distribusi partikel yang merata sehingga partikel-partikel tersebut ‘teraduk’
dengan baik.
Temperatur beg dikendalikan dengan mengatur kedalaman bed, dengan
menambah atau tidak penukar panas(heat exchanger), clan dengan penggunaan
ballast (bahan inert) dalam bed.

Fluidized bed mempunyai banyak alternatif dalam memecahkan masalah-


masalah diatas, sebagai contoh, apakah sistem dijalankan dengan bed agak
panas atau agak dingin.

Pressurized Fluidized-bed Combustion. Pada pembakaran jenis ini tekanan


pembakaran dinaikkan dan ukuran ruang pembakaran jenis ini tekanan
pembakaran bisa lebih diperkecil sehingga menurunkan biaya investasi. Juga,
pada tekanan pembakaran di atas 4-6 atm, turbin gas dapat dijalankan oleh gas
pembakaran untuk menekan udara pembakaran dan menghailkan daya listrik
hasilnya dapat meningkatkan efisiensi dalam menghasilkan listrik.

f. Pengendalian Polusi
Pada umumnya polutan yang ada di udara berasal dari sumber pembakaran
dalam sekitar 90% dan polutan ini berasal dari hanya lima jenis emisi yaitu gas
karbon monoksida, hidrokarbon, partikulat, nitric oxida dan sulfur oksida.
Emisi yang berasal dari batubara disebabkan oleh abu, nitrogen clan sulfur.
Abu yang dihasilkan oleh pembakaran batubara akan mencemari atmosfir jika
terlepas bersama gas pembakaran dan dapat mencemari air tanah atau sumber-
sumber air jika dikeluarkan dari gas dan dibuang di tempat pembuangan.
Lagipula, meskipun terdapat tekni-teknik penangkapan abu yang sangat efektif,
masih ada sebagian kecil abu yang terlepas. Abu yang terlepas ini umumnya
berupa partikel-partikel halus yang sulit dilepaskan dari gas-gas pebakaran
sehingga sangat berpengaruh pada kesehatan.
Batubara juga mengandung sulfur yang terkonversikan menjadi sulfur oksida
SO2 selama pembakaran. Sulfur dalam batubara dapat sebagai ikatan organik
dan anorganik. Sulfur anorgaik lebih mudah dihilangkan (dengan proses
pencucian dsb). Oksida nitrogen NO dan NO 2 (NO2 merupakan sumber
pencemaran nomer tiga yang terdapat dalam pembakaran batubara. NO
terbentuk dari senyawa nitrogen dalam batubara dan dari nitrogen dalam udara
pembakaran.
Emisi dapat dikendalikan dengan salah satu atau lebih dari ke tiga cara berikut
ini:
- Penghilangan substansi yang menyebabkan pencemaran dari bahan bakar
(contoh : de-ashing dan gasifikasi).

- Modifikasi variabel-variabel yang mengendalikan proses pembakaran itu


sendiri.

- Penghilangan substansi yang tidak diinginkan dari effluent.


2.2 PEMANFAATAN BATUBARA
Klasifikasi batubara berdasarkan tingkat pembatubaraan biasanya menjadi
indikator umum untuk menentukan tujuan pengggunaannya. Misalnya, batubara
ketel uap atau batubara termal (steam coal) banyak digunakan untuk bahan bakar
pembangkit listrik, pembakaran umum seperti pada industri bata atau genteng, dan
industri semen, sedangkan batubara metalurgi (metallurgical coal atau coking
coal) digunakan untuk keperluan industri besi dan baja serta industri kimia. Kedua
jenis batubara tadi termasuk dalam batubara bituminus. Adapun batubara antrasit
digunakan untuk proses sintering bijih mineral, proses pembuatan elektroda
listrik, pembakaran batu gamping, dan untuk pembuatan briket tanpa asap.

Gambar 2. Jenis – jenis Batubara dan Pemanfaatannya

(Sumber: The Coal Resource, 2004)


Pemanfaatan Kokas Briket Sebagai Bahan Bakar Industri Pengecoran
Logam

Mengingat kokas merupakan komoditi yang cukup penting, terutama pada industri
logam dan baja, maka usaha pengembangan dan pemenuhan kebutuhan kokas dari
dalam negeri menjadi sangat perlu. Kokas selain digunakan untuk meningkatkan
kandungan karbon dalam besi, juga berfungsi sebagai bahan bakar, bahan
pereduksi maupun penyangga beban. Jadi jelas bahwa batubara bisa diharapkan
sebagai sumber energi alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada impor,
yang tentunya dapat menghemat devisa.

KARBONISASI

Proses karbonisasi dapat merupakan reaksi endoterm atau eksoterm tergantung


pada temperatur dan proses reaksi yang sedang terjadi. Secara umum hal ini
dipengaruhi oleh hubungan temperatur karbonisasi, sifat reaksi, perubahan
fisik/kimiawi yang terjadi. Proses karbonisasi dilakukan melalui dua cara, pertama
dengan pemanasan secara langsung dalam tungku Beehive yang berbentuk kubah.
Tungku Beehive merupakan tungku yang paling tua dimana batubara dibakar pada
kondisi udara terbatas, sehingga hanya zat terbang saja yang akan terbakar. Jika
zat terbang terbakar habis, proses pemanasan dihentikan. Kelemahannya antara
lain terdapat produk samping berupa gas dan cairan yang tidak dapat
dimanfaatkan atau habis terbakar, disamping itu produktivitas sangat rendah.

Cara kedua adalah karbonisasi batubara dengan pemanasan tak langsung atau
sistem destilasi kering. Dalam hal ini batubara ditempatkan pada ruang tegak
sempit dan dipanaskan dari luar (pemanasan tak langsung). Cara ini selain
menghasilkan kokas juga diperoleh produk samping berupa tar, amoniak, gas
methana, gas hidrogen dan gas lainnya. Gas-gas tersebut dapat dimanfaatkan
sebagai bahan bakar. sedangkan produk cair berupa tar, amoniak dan lain-lain
dapat diproses lebih lanjut untuk menghasilkan bahan-bahan kimia, umumnya
berupa senyawa aromatik.

Kegunaan Batubara

Batubara adalah salah satu sumber energi utama alternatif. Namun


penggunaannya masih kurang popular dibandingkan bahan bakar minyak (BBM).

Akan tetapi dibalik kelemahan tersebut, batubara memiliki keunggulan


yaitu, memiliki cadangan yang besar mencapai 57,8 miliar ton, dapat dipakai
langsung, dapat dikonversikan menjadi bahan bakar gas, kualitasnya baik, ramah
terhadap lingkungan serta jenis briket dapat dipergunakan untuk rumah tangga.

Adapun kegunaan batubara sebagai sumber energi adalah :


• Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Batubara merupakan salah satu sumber energi terpenting
dalam Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Pada PLTU, batubara berperan
sebagai sumber energi untuk mendidihkan air sehingga dihasilkan uap air untuk
menggerakan turbin. Misalnya pada PLTU Suralaya ( Banten ) yang menyupalai
listrik untuk wilayah Jawa – Bali.
• Sumber Energi Industri
Beberapa industri – industri menggunakan batubara sebagai
sumber energi baik untuk tenaga penggerak mesin maupun sebagaisumber energi
panas untuk pengolahan bahan baku, seperti pada industri
semen.
• Bahan bakar rumah tangga
Batubara yang digunakan sebagai bahan bakar rumah tangga disebut briket. Di
negara-negara Korea, Cina dan Eropa, briket batubara sebagai bahan bakar untuk
rumah tangga sudah sangat populer, baik untuk keperluan masak maupun untuk
pemanas ruangan. Batubara umumnya apabila dibakar secara langsung akan
berasap dan berbau. Ini berasal dari zat terbang atau volatile matter dan belerang
yang tidak terbakar secara sempurna. Untuk menghindari masalah tersebut
sebelum di briket, batubara dikarbonisasi atau di arangkan dahulu dengan proses
sebagai berikut : batubara dipanaskan tanpa oksigen, zat terbang yang berupa ter,
minyak dan gas akan diuapkan sehingga tersisa arang batubara (semilokas).
Proses karbonisasi ini hanya sebagaian saja, dan masih disisakan sedikit
zat terbang untuk memudahkan proses pembakarannya. Arang batubara yang
dihasilkan bersifat rapuh dan ukurannya tidak seragam, sehingga diperlukan
proses penggerusan dan pem-briketan dengan pemampatan agar diperoleh bentuk
yang seragam, kompak dan sifat fisiknya kuat.

Bentuk dari briket batubara bermacam-macam tergantung dari bentuk


cetakannya : ada yang berbentuk silinder, kubus, segi empat, segi delapan, dan
sebagainya. Untuk briket yang berukuran besar (honey comb atau sarang tawon)
harus berlubang-lubang supaya mudah dibakar. Briket yang pertama kali
dimasyarakatkan berbentuk seperti telur, jengkol, bantal, atau tiram yang
ukurannya kecil. Briket tipe ini dapat dipergunakan oleh segala jenis anglo, jadi
sangat luwes dan mudah dalam penanganannya. Briket tipe ini sarang tawon
pembakarannya dari atas ke bawah. Bahan bakunya berupa batubara tanpa atau
sebagian saja dikarbonisasi. Bahan-bahan lain perlu ditambahkan agar zat
terbangnya dapat terbakar sempurna.

Manfaat dan keuntungan memasak dengan Briket (Arang) Batubara :


- Lebih irit dan hemat
- Panas dari nyala briket relatif lebih tinggi
- Nyala briket lebih bersih (tidak berjelaga)
- Daya tahan nyala briket cukup lama tidak berbau dan tidakberasap
- Rasa, bau dan aroma dari masakan yang dimasak tetapasli/orisinil
- Aman dan tidak meledak

I. PENUTUP
II.

Anda mungkin juga menyukai