Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

EPIDEMIOLOGI

“Penyelidikan Wabah“

Di susun Oleh :
AZALIA SCUNDA FAUZA
GUSTINA SALIM
LIZA FAUZANA MUFIDAH
RONA PRAMULYA
SASMI APRIANTI
VANI SURYA NINGSIH

AKADEMI KEBIDANAN ALIFAH


PADANG
2011
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas karunia, rahmad,
dan petunjuk Nya lah akhirnya makalah ini dapat diselesaikan. Penulisan makalah ini merupakan
syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah epidemiologi pada semester ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan
kemampuan dan pengalaman yang penulis miliki, untuk itu penulis mengharapkan saran dan
kritik membangun untuk kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca dan tak
lupa penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.

Padang, Desember 2011

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN :

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………..


1.2 Tujuan……………………………………………………………………………...

BAB II PEMBAHASAN :

2.1 Pengertian…………………………………………………………………………

2.2 Bentuk wabah……………………………………………………………………..

2.3 Langkah-langkah dalam penyelidikan wabah…………………………………….

2.4 Kegiatan penanggulangan wabah………………………………………………….

BAB III PENUTUP :

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………

3.2 Saran……………………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Istilah epidemic dan wabah serupa dan saling tumpang tindih, namun digunakan dalam
keadaan yang sedikit berbeda. Wabah, secara tidak langsung menyatakan sekumpulan kasus
yang memiliki kedekatan dari segi tempat dan waktu. Istilah wabah digunakan untuk kasus yang
setempat (local), sedangkan epidemic menyatakan kasus yang lebih menakutkan, berlangsung
lebih lama, dan mungkin tersebar lebih luas.
Ada banyak definisi wabah, tetapi wabah didefinisikan paling sederhana sebagai kejadian
penyakit dengan frekuensi yang melebihi jumlah yang biasa diperkirakan didalam area atau
wilayah local tertentu dengan batasan yang jelas. Suatu endemic adalah ketika penyakit selalu
berada pada tingkat insidens yang sama dalam periode waktu yang panjang di suatu area tertentu.

1.2 Tujuan
a.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Wabah, secara tidak langsung menyatakan sekumpulan kasus yang memiliki kedekatan dari
segi tempat dan waktu. Istilah wabah digunakan untuk kasus yang setempat (local), sedangkan
epidemic menyatakan kasus yang lebih menakutkan, berlangsung lebih lama, dan mungkin
tersebar lebih luas. Ketika berbicara kepada masyarakat mengenai masalh kesehatan, lebih bijak
menggunakan istilah wabah karena tidak menimbulkan ketakutan berlebih di masyarakat dan
memudahkan mereka untuk berfokus pada karakteristik kasus daripada ketakutan terhadap
epidemic itu sendiri.

2.2 Bentuk Wabah


Menurut sifatnya wabah dapat dibagi dalam 2 bentuk utama,yakni :

1. Common source epidemic


Keadaan wabah dengan bentuk common source (CSE) adalah suatu letusan penyakit
yang disebabkan oleh terpaparnya sejumlah orang dalam suatu kelompok secara
meyeluruh dan terjadinya dalam waktu yang relative singkat (sangat mendadak).
2. Propagated atau progressive epidemic
Bentuk epidemic ini terjadi karena adanya penularan dari orang ke orang, baik secara
langsung maupun tidak langsung melalui udara, makanan maupun vector. Kejadian
epidemic semacam ini relative lebih lama waktunya sesuai dengan sifat penyakit serta
lamanya masa tunas. Juga sangat dipengaruhi oleh kepadatan penduduk serta penyebaran
anggota masyarakat yang rentan terhadap penyakit tersebut.
2.3 Langkah-langkah dalam penyelidikan wabah
1. Menentukan tujuan investigasi
Menentukan tujuan merupakan langkah yang umum pada penelitian. Seperti semua
upaya penelitian, tujuan investigasi harus diperjelas dari awal. Semua investigasi
wabah memiliki tujuan utama yang sama dan harus cepat dicapai, yaitu menghentikan
penyakit dan promosi kesehatan. Namun, tujuan khusus pada setiap investigasi perlu
diperjelas lebih dari itu.
2. Memastikan keberadaan wabah
Langkah ini merupakan saat tindakan deskriptif mulai berperan. Kita harus selalu
lebih dulu memastikan bahwa apakah memang benar terjadi epidemic.
3. Mengembangkan definisi kasus
Informasi pendahuluan mengenai kasus yang terjadi dapat membantu dalam
pengembangan definisi kasus yang menerangkan dengan metodologi yang cermat apa
kasus tersebut sebenarnya. Definisi kasus merupakan sekumpulan eksplisit criteria
terhadap orang-orang yang di ukur guna melihat apakah mereka termasuk kasus atau
bukan. Definisi kasus digunakan untuk menentukan apakah seseorang memenuhi
definisi ketat mengenai penyakit yang di teliti. Definisi kasus menyatakan secara
metodologi penyakit yang diteliti, memungkinkan sebuah pendekatan sistematik
untuk dapat menemukan orang-orang yang memenuhi definisi kasus tersebut dan
mengategorikan mereka secara seragam.
4. Memastikan diagnosis jika dapat menggunakan metode laboratorium
Jika dapat diperoleh, bukti agens menular yang di duga menyebabkan wabah
merupakan hal yang sangat diharapkan. Jika tidak ada metode laboratorium yang
tersedia bagi penyebab penyakit spesifik (seperti yang kerap terjadi jika penyakitnya
baru atau tidak diketahui), maka langkah alternative atau langkah pengganti dapat
digunakan.
5. Menemukan kasus dan menggambarkannya menurut karakteristik orang, tempat, dan
waktu
Begitu keadaan epidemic telah dipastikan dan definisi kasus telah dibuat, langkah
selanjutnya adalah memulai proses yang sulit dan melelahkan dalam menemukan
kasus dan menggambarkannya menurut karakteristik orang, tempat, dan waktu.
Biasanya data ini dikumpulkan menggunakan suatu format yang disebut daftar baris
(line listing). Semua cara yang dapat dilakukan kemudian ditelusuri untuk
menemukan kasus dan nonkasus. Metode spesifik yang digunakan bergantung pada
penyakit dan konteks penelitian.

6. Menerapkan upaya pencegahan dan pengendalian


Pada tahap ini, setelah mengumpulkan data dan menggambarkan situasi, kita akan
menggunakan informasi dan pengetahuan yang diperoleh dari investigasi untuk
menghentikan wabah yang terjadi dan mencegah yang sama berulang di kemudian
hari.

2.4 Kegiatan penanggulangan wabah


Tindakan diambil berdasarkan hasil analisis dan sesuai dengan keadaan wabah yang terjadi.
Harus diperhatikan bahwa setiap tindakan pemadaman wabah harus disertai dengan berbagai
kegiatan tindak lanjut (follow up) sampai keaadaan sudah normal kembali. Biasanya
keadaan tindak lanjut dan pengamatan dilakukan sekurang-kurangnya 2 kali masa tunas
penyakit yang mewabah. Setelah keadaan normal, maka untuk beberapa penyakit tertentu
yang mempunyai potensi dapat menimbulkan keadaan luar biasa , disusunkan suatu program
pengamatan yang berkesinambungan dalam bentuk surveillans epidemiologi, terutama pada
kelompok dengan resiko tinggi.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ada banyak definisi wabah, tetapi wabah didefinisikan paling sederhana sebagai kejadian
penyakit dengan frekuensi yang melebihi jumlah yang biasa diperkirakan didalam area atau
wilayah local tertentu dengan batasan yang jelas.

Menurut sifatnya wabah dapat dibagi dalam 2 bentuk utama,yakni :

1. Common source epidemic


2. Memastikan keberadaan wabah
3. Mengembangkan definisi kasus
4. Memastikan diagnosis jika dapat menggunakan metode laboratorium
5. Menemukan kasus dan menggambarkannya menurut karakteristik orang, tempat, dan
waktu
6. Menerapkan upaya pencegahan dan pengendalian

Tindakan diambil berdasarkan hasil analisis dan sesuai dengan keadaan wabah yang
terjadi. Harus diperhatikan bahwa setiap tindakan pemadaman wabah harus disertai dengan
berbagai kegiatan tindak lanjut (follow up) sampai keaadaan sudah normal kembali.

3.2 Saran
1. Petugas kesehatan hendaknya menangani wabah secepat mungkin dan efisien, agar
penyebaran wabah tidak meluas.
2. Dalam menangani wabah petugas kesehatan hendak melindungi diri agar tidak tertular
dengan wabah yang sedang ditangani.

Anda mungkin juga menyukai