TIMOR LESTE
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan diploma III
Diajukan Oleh:
NIM : 011710054
RADIOTERAPI BALI
(ATRO BALI)
2019
BAB I
PENDAHULUAN
dengan ditemukanya alat dan metode yang dapat digunakan untuk menegakkan
diagnose terhadap penderita dan dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah
fisiologi dan kelainan orang tubuh dapat terlihat. Sala satu pemriksaan radiologi
yang sering di lakukan di rumah sakit adalah pemeriksaan thorax pada kasus
Pneumoni.
dan bukan pneumonia, berdasarkan ada tidaknya tanda bahaya, tarikan dinding
dada bagian bawah ke dalam dan frekuensi napas, dan dengan pengobatan yang
disebabkan oleh bakteri dan virus. Patogen yang paling umum adalah
resistensi bakteri terhadap antibiotik. Jika kejadian resistensi antibiotic ini tidak
terdeteksi maka akan menibulkan keharapan penyakit dan menjadi sulit untuk
utama jutaan kematian pada semua kelompok (7% dari kematian total dunia)
setiap tahun. Angka ini paling besar terjadi pada anak-anak yang berusia kurang
dari 5 tahun dan dewasa yang berusia lebih dari 75 tahun (Langke, 2016).
adalah melihat keadaan dari keseluruhan paru-paru dan kelainan Pneumonia dari
arah Posteroanterior dan tujuan dari proyeksi Lateral chest adalah melihat paru-
LESTE.”
berikut :
2. Apa saja kelebihan dan kekurangan teknik pemeriksaan radiografi thorax pada
Timor Leste?
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan proposal karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut :
1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan proposal karya tulis ilmiah ini adalah
sebagai berikut :
Memberikan masukan dan saran-saran yang berguna bagi rumah sakit, dalam hal
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Thorax atau rongga dada adalah bagian tubuh yang berbentuk kerucut,
dipisahkan dari abdomen oleh diafrgma. Cavea thoracis melindungi paru dan
tengah disebut mediastinum, dan bagian lateral tempat paru dan pleura. Paru
diliputi oleh selapis membrane tipis yang disebut pleura visceralis yang
Keterangan :
1. Veterbra thorakal I 7. Sternum
2. Klavicula 8. Kosta
6. Scapula
a. Laring
terdiri atas kepingan tulang rawan yang diikat oleh ligament dan
sebagai jakun, yaitu di sebelah depan leher. Laring terdiri atas dua
lekukan berbetuk V.
Laring terdiri dari lima tulang rawan antara lain : 1 bauh kartilago
sewaktu orang menelan, laring dilapisi oleh selaput lendir kecuali pita
suara dan bagian epiglottis dilapisi oleh epitelium berlapis ( Pearce,
2009).
Keterangan :
1. Epiglotis
2. Tulang Hyoid
3. Membran Thyrohyoid
4. Ligmen Krikothyroid
5. Cartilago Thyroid
6. Muskulus Krikothyroid
7. Cartilago Krikorthyroid
8. Trakhea
2.1.1.2 Trakhea
rawan yang diikat bersama oleh jaringan fibrosa dan yang melengkapi
lingkaran di sebelah belakang trachea, selain itu juga membuat beberapa
jaringan otot. Trakhea dilapisi oleh selaput lendir yang terdiri atas
Keterangan :
1. Cartilage
3. Cartilago cricoid
5. Ligament anular
6. Cartilage trakeal
2.1.1.3 Bronchus
Merupakan lanjutan dari trachea, terdiri dari 2 bagian : bronkus
menuju ke paru-paru. Bronkus kanan lebih pendek, lebih lebar dan lebih
letaknya dari yang kiri, sedikit lebih tinggi dari arteri pulmonalis dan
memasuki hilus dan begitu masuk hilus terbagi menjadi lobus medial dan
inferior. Bronkus kanan dan terbagi menjadi bronkus lobus superior dan
Keteragan :
1. Trakea
2. Bronkus principalis
3. Bronkus segmentalis
2.1.1.4 Paru-Paru
berbentuk kerucut dengan apex di atas dan muncul sedikit lebih tinggi
paru, sisi belakang yang menyentuh berupa cincin tulang rawan yang
(Sherwood, 2010)
2.2.1 Definisi
melalui saluran nafas yaitu melalui droplet yang dihasilkan oleh pasien
tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi. Basil tuberkel yang
biasanya di bagian bawah lobus atas paru atau dibagian atas lobus bawah,
Standrige, 2010).
sarang primer akan timbal peradangan saluran getah bening menuju hilus
dan juga diikuti pembesaran kelenjar getah bening hilus. Semua proses
yang dormant.
sekunder dimulai dengan sarang dini yang berlokasi di region atas paru.
Serang dini ini mula-mula juga berbentuk tuberkel yakni suatu granuloma
yang dikeliling oleh sel-sel limfosit dan berbagai jaringan ikat. Sarang
TBC.
menderita TBC.
5. Klasifikasi IV : Perna TBC, tapi saat ini tidak ada penyakit aktif.
minggu atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu
tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan. Gejala-gejala
tersebut diatas dapat dijumpai pula pada penyakit paru selain TB, seperti
lokal dan gejala sistemik. Bila organ yang terkena adalah paru maka
1.Gejala respiratori
b.Batuk darah
c.Sesak nafas
d.Nyeri dada
2.Gejala sistemik
a.Demam
b.Keringat malam.
c.Anoreks ia
2.3.1 Pengertian
melepaskan semua benda opaque dari daerah dada dan leher, termasuk
baju dengan kancing, logam, atau benda lainya yang dapat ditampilkkan
atau obyek lain sekitar leher, jalinan rambut panjang atau diikat bersamaan
karet atau pengikat rambut lainya bisa menyebabkan bayangan yang
2016).
Lateral Chest.
1. Posisi pasien
a. Pasien berdiri tegak dengan kedua kaki dibuka lebar, dan berat
2. Posisi obyek
kaset dan berjarak sama dengan melihat batas thorax lateral dan
angulus scapula.
5. FFD
7. Kriteria Radiografi
bawah.
c. Kolimasi dan CR garis kolimasi sama antara garis atas dan bawah
11 diafragma, tidak ada gerakan terlihat jelas dari garis tepi iga
seluruh paru-paru.
1. Posisi lateral
2. Posisi obyek
CR.
b. Pasien true lateral coronal palne tegak lurus terhadap kaset dan
3. Central ray
4. Central point
Pada pertengahann thorax setara thorakal ke-7 (T7), 3-4 inci atau 8-
5. FFD
Pastikan posisi sudah benar lakukan ekspose pada saat inspirasi dan
tahan nafas.
Gambar 2.8 Posisi pasien lateral (Merrill,2016)
7. Kriteria Radiografi
a. Struktur yang tampak seluruh paru masuk dari apex hingga sudut
thorax anterior.
dimana iga posterior dan sudut costphrenicu berada pada sisi luar
kaset.
1. Posisi pasien
cm dari IR.
menempel IR.
2. Posis obyek
b. Atur jarak 2 inchi dari batas kaset ke bahu saat posisi lordotik.
3. Central point
Bagian kaset harus 3 inchi atau 7-8 cm atas bahu pasien, dimana
4. Central ray
5. FFD
72 nci (180cm)
6. Atur kolimasi sesuai dengan obyek yang diperiksa pastikan posisi
sudah benar lalu eksposi dilakukan pada saat pasien inspirasi dan
tahan nafas.
7. Kriteria radiograf
pertengahan kaset.
radiasi. Untuk mencapai tujuan proteksi radiasi tersebut, ada tiga cara
2. Jarak
1. Perisai
radiasi, aktivitas sumber, dan laju dosis. Perisai ini dibuat dari timbal
bocor dan sinar hambur). Misalnya tabir sarat timbale pada tabir
shield untuk alat reproduksi (testis dan ovarium), dan lead apron
METODE PENELITIAN
3.3.1 Observasi
Mendalam
3.3.2 Dokumentasi
penelitian ini.
3.4 Alat Pengumpulan Data
a. Alat tulis
b. Alat perekam
c. Kamera
d. Pedoman wawancara
subyek masalah yang penulis ambil dan penulis juga melakukan dokumentasi
yaitu pengambilan data dari observasi dan wawancara terhadap responden dengan
digunakan untuk membahas sesuai dengan permasalahan yang ada sehingga dapat
diambil kesimpulan.
3.6 Alur Penelitian
Studi Kasus
Teknik pemeriksaan Thorax dengan kasus
TuberculosisDi Instalasi Radiologi HospitalReferal
Baucau.
Pengumpulan data
1. Observasi
2. Wawancara
3. Dokumentasi
Hasil danPembahasan
DAFTAR PUSTAKA
ATRO Bali 2018. Pedoman Penulis Tugas Akhir Akadeemi Teknik
Denpasar.
NinthyEdition.
Radiodiagnosatik.
Bahar, A, 2012. Tuberculosis dan ilmu Penyakit Dalam, Balai Penerbit Fakultas
Sherwood, 2010. Clinical Anatomy for Medical Students. Data Reproduction Corp,
Philadelphia.