Anda di halaman 1dari 18

HAKIKAT MANUSIA

(Tela’ah Istilah Manusia Versi Al-Qur’an dalam Perspektif


Filsafat Pendidikan Islam)
Eliana Siregar
elianasiregar@uinib.ac.id
Universitas Islam Negeri Imam bonjol Padang

Abstrak : Hakikat manusia yang digambarkan dengan istilah al-basyar, al-


insan,bani Adam dan al-nas merupakan kausa prima yang secara fitrah sebagai
potensi dasar manusia sekaligus menjadi karakter personalitas dari eksistensi
manusia. Manusia sebagai kausa material terdiri atas dua substansi, yaitu (1)
Substansi jasad / materi, yang bahan dasarnya adalah dari materi yang merupakan
bagian dari alam semesta ciptaan Allah Swt. dan dalam pertumbuhan dan
perkembangannya tunduk dan mengikuti sunnatullah (aturan, ketentuan hukum
Allah yang berlaku di alam semesta); (2) Substansi immateri non jasadi yaitu
penghembusan / peniupan ruh (ciptaan-Nya) ke dalam diri manusia sehingga
manusia merupakan benda organik yang mempunyai hakikat kemanusiaan serta
mempunyai berbagai alat potensial dan fitrah. Pendidikan Islam untuk mencapai
tujuannya sangat bergantung pada sejauh mana kemampuan umat Islam dalam
mereinterpretasikan (menterjemahkan kembali) dan merealisasikan konsep
tentang filsafat penciptaan manusia dan fungsi penciptaannya di dalam alam
semesta ini. Untuk menjawab hal itu, maka pendidikan Islam dijadikan sebagai
sarana yang kondusif bagi proses transformasi moral, ilmu pengetahuan, teknologi
dan budaya Islami dari satu generasi kepada generasi berikutnya.

Kata Kunci : Hakikat Manusia, Tela‟ah Istilah Manusia, al-Qur‟an, al-Basyar, al-
Insan, Bani-Adam dan al-Nas serta Filsafat Pendidikan Islam.

A. PENDAHULUAN ini, sepertinya dunia pendidikan Islam


Allah SWT memang tidaklah dapat dikatakan merupakan salah satu
menciptakan „‟manusia‟‟ di atas dunia upaya manusia yang sengaja
ini sebagai aksesoris belaka dan secara dipersembahkan ke arah
kebetulan saja, melainkan dengan pengembangan potensi yang dimiliki
tugas pokok untuk menyembah Sang oleh manusia tersebut secara
Khaliknya. Disamaping itu, manusia maksimal, sehingga dapat diwujudkan
juga bertugas untuk mengelola dan dalam bentuk konkrit, atau dengan kata
memanfaatkan kekayaan alam yang lain, manusia berkemampuan untuk
terdapat di bumi Allah SWT ini agar menciptakan sesuatu yang bermanfaat
manusia tersebut dapat hidup sejahtera bagi dirinya, masyarakat dan
dan makmur lahir dan batin. Maka, lingkungan paling tidak dimana ia
untuk melaksanakan fungsinya sebagai tinggal, sebagai realisasi dari fungsi
„‟khalifah‟‟ di bumi Allah SWT ini, dan tujuan penciptaan manusia sebagai
manusia tersebut dibekali dengan khalifah Allah SWT di muka bumi.
seperangkat potensi. Dalam konteks

44
Eliana Siregar, Hakekat Manusia… 45

Hal ini sama sekali berbeda Pengetahuan tentang asal-usul kejadian


dengan „‟alam semesta‟‟ yang secara manusia adalah amat penting dalam
apriori menerima ketentuan Sang merumuskan tujuan pendidikan bagi
Maha Pencipta untuk tunduk, patuh manusia. Asal-usul kejadian manusia
dan pasrah kepada-Nya. Maka, alam ini justru harus dijadikan pangkal tolak
raya dalam hubungannya dengan Allah dalam menetapkan pandangan hidup
Sang Maha Pencipta, tidaklah bagi orang Islam. Pandangan tentang
mempunyai masalah apapun malah kemakhlukan manusia cukup
sebaliknya manusialah yang dalam hal menggambarkan hakikat manusia.
itu merupakan makhluk bermasalah. Manusia adalah makhluk (ciptaan),
Islam meyakini bahwa apa pun yang Allah SWT adalah salah satu hakikat
diperbuat oleh Allah SWT adalah atas wujud manusia (Ahmad Tafsir, 2007 :
Kodrat dan Irodat-Nya untuk semua 34).
hikmah atau kebijaksanaan. Hikmah Pendidikan Islam dapat
bertalian dengan penegasan Allah dimaknai sebagai suatu proses untuk
SWT bahwa Dia tidaklah menciptakan membina dan menjadikan manusia
manusia dengan sia-sia, tanpa makna agar dapat melaksanakan paling tidak
dan tujuan. Maka, dengan sendirinya ada tiga aspek, yaitu : aspek tata-
tawaran Allah kepada manusia untuk keimanan, aspek tata-peribadatan dan
menerima amanat kebebasan dan aspek tata-muamalah yang tercakup
dibiarkannya manusia menerima dalam ajaran Islam tersebut. Untuk
amanat itu adalah untuk suatu hikmah dapat terlaksananya tugas pendidikan
yang agung. Hikmah itu merupakan Islam tersebut secara operasional,
bagian dari hakikat manusia sebagai maka kurikulumnya sangat berperan
makhluk dengan harkat dan martabat penting dalam merencanakan apa
yang tinggi, yakni setinggi-tinggi tujuan pendidikan yang akan dicapai,
ciptaan Allah (Ensiklopedia, 2002 : apa materi pelajaran yang akan
197-198). diberikan, bagaimana cara atau
Menurut Abuddin Nata, Kajian metodenya yang tepat, dan bagaimana
tentang manusia telah banyak sistem evaluasi dapat dilaksanakan,
dilakukan para ahli yang selanjutnya yang disesuaikan dengan ketiga aspek
dikaitkan dengan berbagai kegiatan, ajaran Islam tersebut. Untuk itu al-
seperti politik, ekonomi, sosial, Syaibani mengatakan, bahwa segala
budaya, pendidikan, agama dan lain sistem yang ada dalam masyarakat,
sebagainya. Hal tersebut dilakukan termasuk sistem pendidikan dan
karena manusia selain sebagai subjek kurikulumnya, harus menjadikan Islam
(pelaku), juga sebagai objek (sasaran) sebagai dasarnya (Al-Syiahbani : 524).
dari berbagai kegiatan tersebut, Sedangkan filsafat pendidikan
termasuk dalam kajian Ilmu Islam merupakan kajian secara
Pendidikan Islam. Pemahaman filosofis mengenai berbagai masalah
terhadap manusia menjadi sangat yang terdapat dalam kegiatan
penting agar proses pendidikan pendidikan yang didasarkan pada al-
tersebut dapat berjalan dengan efektif Qur‟an dan al-Hadis (sebagai sumber
dan efisien (Abuddin Nata, 2009 : 27). primer) dan pendapat para ahli,
Senada dengan Abuddin Nata khususnya filosof muslim (sebagai
di atas, menurut Ahmad Tafsir sumber sekunder), (Abuddin Nata,
46 Majalah Ilmu Pengetahuan dan Pemikiran Keagamaan Tajdid,
Vol. 20, No. 2, November 2017

2005 : 15). Filsafat pendidikan Islam, termasuk bidang pendidikan


pada hakikatnya, adalah berfikir (Zulmuqim, 2013 : 13).
tentang kependidikan yang Walaupun berpikir dan bernalar
bersumberkan atau berdasarkan ajaran diakui sebagai salah satu kemampuan
al-Qur‟an dan al-Hadis tentang hakikat dasar manusia, namun kemampuan
kemampuan manusia untuk dapat untuk menemukan jalan kebenaran
dibina dan dikembangkan serta tidaklah mutlak tanpa petunjuk Ilahi,
dibimbing menjadi manusia muslim pikiran dan penalaran dalam
yang seluruh pribadinya dijiwa oleh perkembangannya memerlukan
ajaran Islam (M. Arifin, 1991 : xi). pengarahan dan latihan yang bersifat
Filsafat pendidikan Islam juga dapat kependidikan yang sekaligus
diartikan sebagai studi tentang mengembangkan fungsi-fungsi
pandangan filosofis dari sistem dan kejiwaan lainnya dalam pola
aliran filsafat dalam Islam terhadap keseimbangan dan keserasian yang
masalah-masalah kependidikan dan ideal. Dalam Al-quran, manusia
bagaimana pengaruhnya terhadap berulang kali diangkat derajatnya, dan
pertumbuhan dan perkembangan umat berulangkali juga direndahkan.
Islam (Zulmuqim, 2013 : 17). Di Manusia dinobatkan jauh mengungguli
samping itu, filsafat pendidikan Islam alam surga bahkan malaikat, tapi pada
juga merupakan studi tentang saat yang sama mereka tak lebih
penggunaan dan penerapan metode dan berarti dengan setan terkutuk dan
sistem filsafat Islam dalam binatang melata sekalipun. Manusia
memecahkan problematika pendidikan dihargai sebagai Khalifah dan makhluk
umat Islam dan selanjutnya yang mampu menaklukan alam.
memberikan arah dan tujuan yang jelas Namun, posisi ini bisa merosot ke
terhadap pelaksanaan pendidikan umat tingkat yang paling rendah dari segala
Islam (Zuhairini dkk, 1992 : 128). yang paling rendah.
Dengan demikian, dapat Menurut Abdul Karim al-khatib
diambil suatu pengertian bahwa filsafat dalam bukunya al-muslimun wa
adalah ilmu pengetahuan komprehensif risalatuhum fi al-hayat dengan
yang berusaha memahami berbagai menguraikan tentang kedudukan
persoalan yang timbul dalam manusia dalam Islam mengatakan,
keseluruhan ruang lingkup pengalaman manusia sebagaimana Allah Ta‟ala
manusia. Artinya, filsafat sangat ciptakan adalah makhluk yang
dibutuhkan manusia dalam upaya istimewa, yang tegak di atas kakinya
menjawab berbagai pertanyaan yang sendiri di antara makhluk-makhluk
timbul dalam berbagai lapangan yang lainnya, dalam kejadiannya telah
kehidupan manusia. Semua jawaban terkumpul unsur-unsur makhluk yang
itu merupakan hasil fikir murni lain, tapi ia bukan bagian dari padanya
(reflective- thingking) yang dilakukan dan tidak serupa dengan-Nya (Abdul
secara logis, sistematis, universal dan Karim, 1982 : 24).
radikal. Berbagai jawaban itu Oleh karena itu pendidikan
digunakan untuk menyelesaikan Islam tidak hanya menekankan pada
berbagai masalah yang menyangkut pengajaran. Dimana orientasinya
berbagai bidang kehidupan manusia, hanya kepada intelektualisasi dan
penalaran, tetapi lebih menekankan
Eliana Siregar, Hakekat Manusia… 47

pada pendidikan dimana sasarannya


adalah pembentukan kepribadian yang B. PENGERTIAN HAKIKAT
utuh dan bulat. Maka, pendidikan MANUSIA
Islam pada hakekatnya adalah Menurut bahasa, hakikat berarti
menghendaki kesempurnaan kebenaran atau sesuatu yang sebenar-
kehidupan yang tuntas sesuai dengan benarnya dari segala sesuatu. Dapat
firman Allah dalam kitab suci Al- juga dikatakan, bahwa hakikat itu
Qur‟an yang berbunyi : adalah inti dari segala sesuatu atau
yang menjadi jiwa sesuatu. Di
Artinya: Wahai orang-orang yang kalangan dunia tasawuf orang mencari
beriman! Masuklah kamu ke dalam hakikat diri manusia yang sebenarnya,
Agama Islam (dengan mematuhi) karena itu muncul kata-kata mencari
segala hukum-hukumnya; dan sebenar-benar diri, atau sama dengan
janganlah kamu menurut jejak langkah mencari hakikat jasad, hati, roh, nyawa
Syaitan; sesungguhnya Syaitan itu dan rahasia. Jadi, hakikat manusia
musuh bagi kamu yang terang nyata adalah kebenaran atas diri manusia itu
(QS. Al-Baqarah 2 : 208). sendiri sebagai makhluk yang
Menurut Daniel Djuned, bahwa diciptakan oleh Allah SWT
para ulama klasik, baik filsuf, (http://www.tugasku4u.com/2013/05/m
mutakallimin, ataupun ahli ushul akalah-hakikat-manusia-menurut-
melihat manusia hanya sebagai hamba islam.html (diakses tanggal 03
Allah yang diberi akal dan dilengkapi september 2016). Pada Pukul 22.07).
dengan sejumlah potensi atau Secara Umum Ada Beberapa
istitha’ah, kebebasan memilih atau Hakikat Manusia1 yang Harus Kita
berkehendak (freewill) dan bebas Pahami yaitu :
bertindak (freeact) yang berimplikasi 1. Makhluk yang memiliki
dengan adanya tanggungjawab, tenaga dalam yang dapat
meskipun mereka sedikit berbeda menggerakkan hidupnya
dalam analisis tentang bagaimana untuk memenuhi kebutuhan-
potensi itu diberikan Tuhan (Daniel kebutuhannya.
Djuned, 2011 : 88). Berdasarkan cara 2. Individu yang memiliki sifat
pandang ini, dengan berdalilkan Al- rasional yang bertanggung
qur‟an dan Hadist, muncul kesimpulan jawab atas tingkah laku
dikalangan filsuf misalnya bahwa intelektual dan sosial.
manusia nasibnya ditentukan oleh 3. Seseorang yang mampu
dirinya sendiri, contohnya jika ingin mengarahkan dirinya ke
kaya harus bekerja, jika ingin pintar tujuan yang positif mampu
harus belajar, jika ingin menjadi filsuf mengatur dan mengontrol
harus belajar filsafat dan mau berpikir dirinya dan mampu
serius, jika ingin menjadi apa saja ia menentukan nasibnya.
harus berusaha ke arah itu maka
mereka menempatkan manusia pada
tataran yang sama sebagai manusia, 1
http://skripsi-
tanpa melihat realitas antropologisnya tarbiyahpai.blogspot.co.id/2014/05/pengerti
(Daniel Djuned, 211 : 89). an-dan-definisi-pendidikan-islam.html
(diakses tanggal 04 september 2016) Pada
Pukul 11.40.
48 Majalah Ilmu Pengetahuan dan Pemikiran Keagamaan Tajdid,
Vol. 20, No. 2, November 2017

4. Makhluk yang dalam proses untuk memastikan asal mula manusia,


menjadi berkembang dan sebagai berikut :
terus berkembang tidaka. Teori Asal Mula Manusia Versi
pernah selesai selama Charles Darwin
hidupnya. Pernyataan Darwin mendukung
5. Individu yang dalam hidupnya bahwa manusia modern berevolusi dari
selalu melibatkan dirinya sejenis makhluk yang mirip kera.
dalam usaha untuk Selama proses evolusi tanpa bukti ini
mewujudkan dirinya sendiri, yang diduga telah dimulai dari 5 atau 6
membantu orang lain dan juta tahun yang lalu, dinyatakan bahwa
membuat dunia lebih baik terdapat beberapa bentuk peralihan
untuk ditempati. antara manusia modern dan nenek
6. Individu yang mudah moyangnya. Ditetapkanlah empat
terpengaruh oleh lingkungan kelompok dasar sebagai berikut di
terutama dalam bidang sosial. bawah ini :
Menurut Pemahaman a. Australophithecines
Jalaluddin tentang manusia, bahwa b. Homo Habilis
manusia merupakan bagian dari kajian c. Homo Erectus
filsafat. Oleh karena itu, tak d. Homo Sapiens
mengherankan jika banyak sekali Genus yang dianggap sebagai
kajian atau pemikiran yang telah nenek moyangnya manusia yang mirip
dicurahkan untuk membahas tentang kera tersebut oleh kaum Evolusionisme
manusia. Walaupun demikian, digolongkan sebagai Australopithecus,
persoalan tentang manusia akan tetap yang berarti "kera dari selatan".
menjadi misteri yang tak sepenuhnya Australophitecus, yang tidak lain
terselesaikan, karena keterbatasan adalah jenis kera purba yang telah
pengetahuan para ilmuan untuk punah, ditemukan dalam berbagai
menjangkau segala aspek yang bentuk. Beberapa dari mereka lebih
terdapat dalam diri manusia, juga besar dan kuat serta tegap, sementara
manusia sebagai makhluk ciptaan yang lain lebih kecil dan rapuh serta
Allah SWT yang istimewa, agaknya lemah. Dengan menjabarkan hubungan
memang memiliki kehidupan yang dalam rantai tersebut sebagai
penuh rahasia (Jalaluddin, 2003 : 11). "Australopithecus > Homo Habilis>
1. Asal Mula Manusia Homo Erectus > Homo Sapiens,"
Jika kita berdebat tentang asal kaum Evolusionisme secara tidak
mula manusia, maka yang terpikir langsung menyatakan, bahwa setiap
pertama kali adalah teori evolusinya jenis ini adalah nenek moyang jenis
Charles Darwin. Dalam teori evolusi selanjutnya2.
Charles Darwin ini dijelaskan, bahwa b. Asal Mula Manusia Versi Al-
manusia pertama adalah kera, Qur'an
sedangkan dalam kitab suci umat Islam
yaitu Al-Qur'an, dijelaskan bahwa
manusia pertama adalah Nabi Adam 2

a.s. Namun, hingga saat ini para http://tugaskuliah15.blogspot.co.id/2015/10/


ilmuwan masih terus mencari bukti hakikat-manusia-menurut-islam.html
(diakses pada tanggal 04 september 2016)
Pada Pukul 11.50.
Eliana Siregar, Hakekat Manusia… 49

Saat Allah SWT merencanakan Adam dan Hawa bertaubat. Allah yang
penciptaan manusia, dan saat itulah maha pengasih dan maha penyayang
Allah mulai bercerita tentang asal-usul menerima Taubat mereka. Namun,
manusia, oleh sebab itu Malaikat Jibril demi kemuliaan Allah SWT Adam dan
sangat khawatir karena takut manusia Hawa pun tetap diturunkan ke muka
akan berbuat kerusakan di muka bumi. bumi dan menetap di sana.
Dengan demikian ayat itu diabadikan Adam adalah ciptaan Allah
didalam kitab suci al-Qur‟an yang yang memiliki akal sehingga memiliki
berbunyi: kecerdasan, bisa menerima ilmu
pengetahuan dan bisa mengatur
kehidupan sendiri. Inilah keunikan
manusia yang Allah ciptakan untuk
menjadi penguasa didunia, untuk
menghuni dan memelihara bumi yang
Allah ciptakan. Dari Adam inilah cikal
Artinya: Dan (ingatlah) ketika bakal manusia diseluruh permukaan
Tuhanmu berfirman kepada para bumi. Melalui pernikahannya dengan
malaikat, Sesungguhnya, Aku akan Hawa, Adam melahirkan keturunan
menciptakan seorang manusia dari yang menyebar ke berbagai benua
tanah liat kering (yang berasal) dari diseluruh penjuru bumi; menempati
lumpur hitam yang diberi bentuk. lembah, gunung, gurun pasir dan
Maka, apabila Aku telah wilayah lainnya diseluruh penjuru
menyempurnakan kejadiannya, dan bumi.
telah meniupkan ke dalamnya ruh Hal ini dijelaskan dalam firman
(ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu Allah SWT yang berbunyi:
kepadanya dengan bersujud (QS. Al-
Hijr, :15 28-29).
Firman inilah yang membuat
malaikat bersujud kepada manusia,
sementara Iblis tetap dalam Artinya: Dan sesungguhnya Kami
kesombongannya dengan tidak muliakan anak-anak Adam; Kami
melaksanakan firman Allah. Inilah angkut mereka didaratan dan di lautan;
dosa yang pertama kali dilakukan oleh Kami berikan mereka rezeki dari yang
makhluk Allah yaitu kesombongan. baik-baik dan Kami lebihkan mereka
Karena kesombongan tersebut Iblis dengan kelebihan yang sempurna atas
menjadi makhluk paling celaka dan kebanyak makhluk yang telah Kami
sudah dipastikan masuk neraka. ciptakan (QS. Al-Isra‟, 17 : 70).
Kemudian Allah menciptakan Hawa Demikianlah dua pendapat
sebagi teman hidup Adam. Allah tentang asal mula manusia. Tentang
berpesan pada Adam dan Hawa untuk siapa sebenarnya manusia pertama di
tidak mendekati salah satu buah di bumi. Penulis lebih memilih bahwa
surga, namun Iblis menggoda mereka Adam a.s adalah manusia pertama
sehingga terjebaklah Adam dan Hawa sesuai dengan apa yang ada dalam Al-
dalam kondisi yang menakutkan. Allah Quran. Apakah pembaca setuju bahwa
menghukum Adam dan Hawa sehingga Nabi Adam a.s adalah nenek
diturunkan kebumi dan pada akhirnya
50 Majalah Ilmu Pengetahuan dan Pemikiran Keagamaan Tajdid,
Vol. 20, No. 2, November 2017

moyangnya manusia? Tergantung pada itu sendiri. Sebab, dalam pengertian itu
kepercayaan diri masing-masing..... terkandung indikator-indikator esensial
2.hakikat Manusia Secara Umum dalam pendidikan. Pengertian
dan Secara Islam pendidikan dengan seluruh totalitasnya
a. Hakikat Manusia Menurut dalam konteks Islam inheren dengan
Pandangan Umum konotasi istilah tarbiyah, ta’lim dan
Hakikat manusia menurut ta’dib yang harus dipahami secara
pandangan umum mempunyai arti bersama-sama. Ketiga istilah ini
bermacam-macam, karena tedapat mengandung makna yang mendalam
berbagai ilmu dan perspektif yang menyangkut manusia dan masyarakat
memaknai hakekat manusia itu sendiri. serta lingkungan yang dalam
Seperti dalam perspektif filsafat hubungannya dengan Tuhan saling
menyimpulkan bahwa manusia berkaitan satu sama lain. Istilah-istilah
merupakan hewan yang berpikir itu pula sekaligus menjelaskan ruang
karena memiliki nalar intelektual. lingkup pendidikan Islam tersebut ;
Dalam perspektif ekonomi mengatakan informal, formal dan non formal
bahwa manusia adalah makhluk (Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir,
ekonomi. Perspektif Sosiologi melihat 2006 : 9).
bahwa manusia adalah makhluk sosial Menurut kajian Zulmuqim
yang sejak lahir hingga matinya tidak mengenai kurikulum pendidikan Islam,
pernah lepas dari manusia lainnya. pada hakikatnya hal tersebut adalah
Sedangkan, perspektif antropologi kajian yang tidak bisa dilepaskan dari
berpendapat manusia adalah makhluk kajian Islam itu sendiri, karena
antropologis yang mengalami kurikulum pendidikan Islam
perubahan dan evolusi. Dan dalam merupakan bagian dari pendidikan
perspektif psikologi, manusia adalah Islam. Pendidikan Islam akan berjalan
makhluk yang memiliki jiwa3. dengan baik dan mencapai sasarannya
b. Hakikat Manusia Menurut (Zulmuqim : 7)
Pandangan Islam yaitu : Jadi, definisi pendidikan Islam
1. Manusia adalah Makhluk Ciptaan dapat dimaknai sebagai pengenalan
Allah SWT. dan pengakuan yang secara berangsur-
2. Kemandirian dan Kebersamaan angsur ditanamkan ke dalam diri
(Individualitas dan Sosialita). manusia, tentang tempat-tempat yang
3. Manusia Merupakan Makhluk yang tepat dari segala sesuatu di dalam
Terbatas. tatanan penciptaan, sehingga dapat
membimbing ke arah pengenalan dan
C. PENGERTIAN PENDIDIKAN pengakuan tempat Tuhan yang tepat di
ISLAM DAN RELEVANSINYA dalam tatanan wujud dan kepribadian
DENGAN FILSAFAT manusia. Jadi, pendidikan ini hanya
Pemahaman tentang pendidikan berlaku untuk makhluk Allah SWT
Islam dapat diawali dari penelusuran yng bernama „ manusia‟ saja.
terhadap pengertian pendidikan Islam Namun, hemat penulis, dengan
masuknya peran Filsafat ke dunia
3
http://www.tugasku4u.com/2013/05/makalah- pendidikan Islam, dimana ia
hakikat-manusia-menurut-islam.html merupakan usaha yang dilakukan oleh
(diakses tanggal 04 sepetember 2016), Pada manusia untuk mendapatkan
Pukul 11.22.
Eliana Siregar, Hakekat Manusia… 51

kebenaran, kebijaksanaan dan kearifan manusia pertama adalah Adam yang


secara logis di bidang pendidikan sengaja diciptakan oleh Tuhan dengan
Islam ini, maka Filsafat Pendidikan salah satu tujuannya untuk menjadi
Islam akan memainkan tugas dan “khalifah” dimuka bumi serta untuk
fungsinya untuk mengkritisi teori lama berketurunan atau bergenerasi bersama
yang sudah tidak relevan lagi untuk dengan istirinya yang bernama Hawa.
terus dipakai, kemudian menghasilkan Sebagaimana Mahmoud Rajabi yang
teori baru yang lebih sesuai dengan menyatakan bahwa, manusia menjadi
tuntutan dan perkembangan zaman generasi manusia sampai saat ini dan
misalnya dan bisa juga dalam rangka seterusnya sampai yang akan datang,
mencarikan solusi baru bagi berbagai karena manusia pertama berasal dari
permasalahan pendidikan yang ada yang bernama Adam dengan istrinya
(berperan sebagai problem solver). yang populer bernama Hawa
(Mahmoud Rajabi, 2006 : 91).
D. TELAAH MENGENAI ISTILAH Sebagaimana firman Allah
MANUSIA DALAM AL-QUR’AN yang berbunyi :
DAN HUBUNGANNYA DENGAN
PENDIDIKAN ISLAM
Telaah yang dilakukan terhadap
ayat-ayat suci al-Qur‟an yang berbicara
tentang „‟manusia‟‟, telah memberikan
gambaran kontradiktif yang
menyangkut keberadaannya. Manusia
dalam satu sisi al-Quran seringkali
mendapatkan pujian dari Tuhannya
yang telah menciptakannya dalam Artinya : “Hai anak-anak Adam,
bentuk dan keadaan yang sebaik- janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu
baiknya, serta Dia menjadikan manusia oleh syetan, sebagaimana Ia telah
tersebut menjadi makhluk yang paling mengeluarkan ibu-bapakmu dari
mulia dibandingkan dari kebanyakan surga” (QS. Al-A‟raf, 7 : 27).
makhluk-makhluk lainnya. Tetapi di Hal tersebut serupa dengan
sisi lain, manusia juga sering firman Allah yang menciptakan Adam
mendapatkan celaan dari Tuhannya dari tanah dan menciptakan Isa bin
misalnya, nikmat yang diberikan oleh Maryam, dalam beberapa firman-Nya
Allah SWT kepada manusia, malah yang salah satunya yaitu :
manusia menganiayanya,
mengingkarinya, dan banyak
membantah serta bersifat keluh kesah
lagi kikir kepada-Nya4.
Meskipun demikian manusia
tetaplah menjadi makhluk Tuhan yang Artinya: Sesungguhnya perumpamaan
paling mulia dan sempurna karena Isa di sisi Allah adalah semisal Adam.
Allah menciptakan-Nya dari tanah,
4 kemudian berfirman kepadanya,
http://jafarmusaddad.blogspot.co.id/2013/02/
makalah-manusia-dalam-perspektif-al.html „Jadilah‟ maka jadilah dia (QS. Ali
(diakses 04 september 2016) Pada Pukul Imran, 3 : 59).
11.46.
52 Majalah Ilmu Pengetahuan dan Pemikiran Keagamaan Tajdid,
Vol. 20, No. 2, November 2017

Namun demikian upaya yang malaikat. Hal ini seperti yang tertera
telah manusia lakukan untuk didalam al-Qur‟an QS. Adz-Dzariyaat
melanggenggkan al-Qur‟an dan 51 : 56. Yang berbunyi :
membumikan ajarannya bukan saja
melalui upaya dalam memelihara
autentisitasnya yaitu dengan seperti ; Artinya: “Dan (ingatlah) Aku tidak
hafalan, tulisan, dan rekaman tetapi menciptakan jin dan manusia
juga dengan memahami atau menelaah melainkan untuk mereka menyembah
pesan-pesannya yang harus dan beribadat kepada-Ku”.
disesuaikan dengan perkembangan Secara etimologi, al-insan
positif masyarakat tanpa menyimpang dapat diartikan harmonis, lemah
dari teks atau keluar dari Ushuluddin lembut, tampak, atau pelupa. Menurut
(prinsip-prinsip pokok ajaran agam) Quraish Shihab, manusia dalam al-
(Rif‟at Syauqi Nawawi, 2014 : 272). Qur‟an disebut dengan al-Insan. Kata
1. Istilah Manusia dalam Al- insan terambil dari kata uns yang
Qur’an berarti jinak, harmonis dan tampak.
Kitab suci al-qur'an Pendapat ini jika ditinjau dari sudut
menegaskan bahwa, kualitas dan nilai pandang al-Qur‟an lebih tepat dari
manusia dengan menggunakan macam- yang berpendapat bahwa ia terambil
macam istilah yang satu dengan istilah dari kata nasiya (yang berarti lupa),
yang lainnya saling berhubungan, atau nasa-yansu (yang berarti
yakni al-insaan, an-naas, al-basyar, bergoncang). Kata insan digunakan
dan banii Aadam. Berikut dalam al-Qur‟an untuk menunjukkan
penjelasannya : kepada manusia dengan seluruh
1. Manusia disebut al-insaan karena totalitas, jiwa dan raga. Manusia
dia sering menjadi pelupa sehingga berbeda antara seseorang dengan yang
diperlukan teguran dan peringatan. lain, akibat perbedaan fisik, mental dan
Adapun penamaan manusia kecerdasannya (M. Quraish Shihab,
dengan kata al-insan yang berasal dari 1994 : 280).
kata al-uns, dinyatakan dalam al- Adapun kata al-Insan
Qur‟an sebanyak 73 kali dan tersebar digunakan dalam al-Qur‟an untuk
dalam 43 surat. Hal ini telah menunjukkan totalitas manusia sebagai
disebutkan dalam al-Qur‟an yaitu : makhluk jasmani dan rohani.
Harmonisasi kedua aspek tersebut
dengan berbagai potensi yang
dimilikinya, mengantarkan manusia
Artinya: “Maka hendaklah manusia sebagai makhluk Allah yang unik dan
memperhatikan dari apakah dia istimewa sempurna, dan memiliki
diciptakan ?” (At-Taariq, 86 : 5). diferensiasi individual antara satu
Dalam al-Qur‟an istilah insan dengan yang lain, dan sebagai makhluk
digunakan untuk diperbandingkan dinamis, sehingga mampu
dengan istilah jin atau jan. Jin menyandang predikat “khalifah Allah
merupakan makhluk yang tidak di muka bumi”. Perpaduan antara
tampak, sementara manusia adalah aspek fisik dan psikis telah membantu
makhluk yang tampak. Makhluk jenis manusia untuk mengekspresikan
lain yang tidak tamapk adalah dimensi al-insan dan al-bayan, yaitu
Eliana Siregar, Hakekat Manusia… 53

sebagai makhluk berbudaya yang dari kebutuhan materi dan berupaya


mampu berbicara, mengetahui baik dan untuk memenuhinya, manusia juga
buruk, dan lain sebagainya. dituntut untuk sadar dan tidak
Adanya kemampuan ini, melupakan tujuan akhirnya, yaitu
manusia akan mampu mengemban kebutuhan immateri (spiritual). Untuk
amanah Allah di muka bumi secara itu manusia diperintahkan untuk
utuh, yakni akan dapat membentuk dan senantiasa mengarahkan seluruh aspek
mengembangkan diri dan amaliahnya pada realitas ketundukan
komunitasnya sesuai dengan nilai-nilai pada Allah, tanpa batas, tanpa cacat,
insaniah yang memiliki nuansa Ilahiah dan tanpa akhir. Sikap yang demikian
dan hanif. Integritas ini akan tergambar akan mendorong dan menjadikannya
pada nilai-nilai iman dan bentuk untuk cenderung berbuat kebaikan dan
amaliahnya. Dengan kemampuan ini, ketundukan pada ajaran Tuhannya (M.
Namun demikian, manusia sering lalai Quraish Shihab, 1994 : 69-70).
bahkan melupakan nilai-nilai insaniah Menurut Aisyah Binti Syati,
yang dimilikinya dengan berbuat bahwa term al-insan yang terdapat
berbagai bentuk mafsadah (kerusakan) dalam al-Qur‟an menunjukkan kepada
di muka bumi. Kata al-insan juga ketinggian derajat manusia yang
digunakan dalam al-Qur‟an untuk membuatnya layak menjadi khalifah di
menunjukkan proses kejadian manusia bumi dan mampu memikul beban berat
sesudah Adam. Kejadiannya dan aktif (tugas keagamaan) dan
mengalami proses yang bertahap amanah kehidupan. Hanya manusialah
secara dinamis dan sempurna di dalam yang dibekali keistimewaan ilmu
rahim. (QS. al-Nahl (16): 78; QS. al- (punya ilmu pengetahuan), al-bayan
Mukmin-n (23): 12-14. Penggunaan (pandai bicara), al-‘aql (mampu
kata al-insan dalam ayat ini berpikir), al-tamyiz (mampu
mengandung dua makna, yaitu: menerapkan dan mengambil
Pertama, makna proses biologis, yaitu keputusan) sehingga siap menghadapi
berasal dari saripati tanah melalui ujian, memilih yang baik, mengatasi
makanan yang dimakan manusia kesesatan dan berbagai persoalan
sampai pada proses pembuahan. hidup yang mengakibatkan kedudukan
Kedua, makna proses psikologis dan derajatnya lebih dari derajat dan
(pendekatan spiritual), yaitu proses martabat berbagai organisme dan
ditiupkan ruh-Nya pada diri manusia, makhluk-makhluk lainnya (Aisyah
berikut berbagai potensi yang Binti Syati : 7-8).
dianugerahkan Allah kepada manusia. Sedangkan kata an-naas
Makna pertama (terambil dari kata an-naws yang
mengisyaratkan bahwa manusia pada berarti gerak; dan ada juga yang
dasarnya merupakan dinamis yang berpendapat bahwa ia berasal dari kata
berproses dan tidak lepas dari unaas yang berarti nampak) digunakan
pengaruh alam serta kebutuhan yang untuk menunjukkan sekelompok
menyangkut dengannya. Keduanya manusia baik dalam arti jenis manusia
saling mempengaruhi antara satu atau sekelompok tertentu dari manusia.
dengan yang lain. Sedangkan makna Penamaan manusia dengan kata
kedua mengisyaratkan bahwa, ketika An-Nas dalam al-Qur‟an disebutkan
manusia tidak bisa melepaskan diri sebanyak 241 kali dan tersebar dalam
54 Majalah Ilmu Pengetahuan dan Pemikiran Keagamaan Tajdid,
Vol. 20, No. 2, November 2017

55 surat (Muhammad Fu‟ad Abdul H.al ini telah disebutkan dalam al-
Baqi : 895-899). Qur‟an yaitu :
Hal ini telah disebutkan dalam
al-Qur‟an yaitu : Artinya: Katakanlah (wahai
Muhammad): "Sesungguhnya aku
hanyalah seorang manusia seperti
kamu, diwahyukan kepadaku bahawa
Tuhan kamu hanyalah Tuhan Yang
Satu; Oleh itu, sesiapa yang percaya
dan berharap akan pertemuan dengan
Tuhannya, hendaklah ia mengerjakan
Artinya : “Dan sesungguhnya Kami amal yang soleh dan janganlah ia
telah menciptakan manusia dari pati mempersekutukan sesiapapun dalam
(yang berasal) dari tanah; Kemudian ibadatnya kepada Tuhannya" (QS. Al-
Kami jadikan "pati" itu (setitis) air Kahfi, 18 : 110).
benih pada penetapan yang kukuh; Istilah basyar digunakan untuk
Kemudian Kami ciptakan air benih itu menggambarkan manusia yang
menjadi sebuku darah beku. lalu Kami merupakan makhluk yang telah
ciptakan darah beku itu menjadi memiliki kedewasaan yang mampu
seketul daging; kemudian Kami mengemban tanggung jawab ataupun
ciptakan daging itu menjadi beberapa amanat. QS. Al-Ruum 30:20 telah
tulang; kemudian Kami balut tulang- menyebutkan penjelasan basyar, yang
tulang itu dengan daging. Setelah berbunyi:
sempurna kejadian itu Kami bentuk dia
menjadi makhluk yang lain sifat Artinya: “Dan di antara tanda-tanda
keadaannya. Maka nyatalah kelebihan kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan
dan ketinggian Allah sebaik-baik kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba
Pencipta” (QS. Al-Mukminuun, 23 : kamu (menjadi) manusia yang
12-14). berkembang biak” (QS. Ar-Rum, 30 :
Kitab suci al-Qur‟an 20).
menerangkan dengan jelas bahwa pada Secara etimologi al-basyar
jenis keturunan nabi Adam as. Kata berarti kulit kepala, wajah, atau tubuh
An-Nas menunjuk manusia sebagai yang menjadi tempat tumbuhnya
makhluk sosial dan kebanyakan rambut. Penamaan ini menunjukkan
digambarkan sebagai kelompok makna bahwa secara biologis yang
manusia tertentu yang sering mendominasi manusia adalah pada
melakukan mafsadah (kerusakan) kulitnya, dibanding rambut atau
(Samsul Nizar : 12). bulunya. Pada aspek ini terlihat
2. Manusia disebut al-basyar, perbedaan umum biologis manusia
karena dia cenderung perasa dan dengan hewan yang lebih didominasi
emosional sehingga perlu disabarkan bulu atau rambut. Al-Basyar, juga
dan didamaikan. dapat diartikan mulasamah, yaitu
Penamaan manusia dengan kata
al-Basyar dinyatakan dalam Al-Qur‟an
sebanyak 36 kali dan tersebar dalam 26
surat.
Eliana Siregar, Hakekat Manusia… 55

persentuhan kulit antara laki-laki kata yang sama lahir kata basyarah
dengan perempuan. yang berarti kulit. Manusia dinamakan
Makna etimologi dapat basyarah karena kulitnya tampak jelas
dipahami adalah bahwa manusia dan berbeda dengan kulit binatang
merupakan makhluk yang memiliki lainnya. Al-Qur‟an menggunakan kata
segala sifat kemanusiaan dan ini sebanyak 36 kali dalam bentuk
keterbatasan, seperti makan, minum, tunggal dan 1 kali dalam bentuk
seks, keamanan, kebahagiaan, dan lain musanna (dua) untuk menunjukkan
sebagainya. Penunjukan kata al-basyar manusia dari aspek lahiriah serta
ditujukan Allah kepada seluruh persamaannya dengan manusia
manusia tanpa terkecuali, termasuk seluruhnya (M. Quraish Shihab, 1998 :
eksistensi Nabi dan Rasul. 277).
Eksistensinya memiliki kesamaan Dengan demikian dapat
dengan manusia pada umumnya, akan disimpulkan, bahwa penelitian
tetapi juga memiliki titik perbedaan manusia dengan menggunakan kata
khusus bila dibanding dengan manusia basyar, artinya anak keturunan Adam
lainnya. Adapun titik perbedaan banu adam , mahkluk fisik atau
tersebut dinyatakan al-Qur‟an dengan biologis yang suka makan dan berjalan
adanya wahyu dan tugas kenabian ke pasar. Aspek fisik itulah yang
yang disandang para Nabi dan Rasul. menyebut pengertian basyar mencakup
Sedangkan aspek yang lainnya dari anak keturunan Adam secara
mereka adalah kesamaan dengan keseluruhan. Oleh karena itu, al-
manusia lainnya. Hanya saja kepada Basyar mengandung pengertian bahwa
mereka diberikan wahyu, sedangkan manusia akan berketurunan yaitu
kepada manusia umumnya tidak mengalami proses reproduksi seksual
diberikan wahyu. Firman Allah SWT dan senantiasa berupaya untuk
(Muhammad Fu‟ad Abdul Baqi, 1988 : memenuhi semua kebutuhan
153-154). biologisnya, memerlukan ruang dan
waktu, serta tunduk terhadap hukum
Artinya: Katakanlah: Sesungguhnya alamiahnya, baik yang berupa
Aku Ini manusia biasa seperti kamu, sunnatullah (sosial kemasyarakatan),
yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa maupun takdir Allah (hukum alam).
Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Nampaknya, semua itu merupakan
Tuhan yang Esa". Barangsiapa konsekuensi logis dari proses
mengharap perjumpaan dengan pemenuhan kebutuhan manusia
Tuhannya, Maka hendaklah ia tersebut. Untuk itu, Allah Swt.
mengerjakan amal yang saleh dan memberikan kebebasan dan kekuatan
janganlah ia mempersekutukan kepada manusia sesuai dengan batas
seorangpun dalam beribadat kepada kemampuan dan potensi yang
Tuhannya (Departemen Agama RI, dimilikinya untuk mengelola dan
1998 : 460). memanfaatkan alam semesta, sebagai
Penjelasan di atas sama dengan salah satu tugas kekhalifahannya di
pendapat M. Quraish Shihab, kata muka bumi.
basyar terambil dari akar kata yang Manusia disebut sebagai banii
pada umumnya berarti menampakkan Aadam, karena dia menunjukkan pada
sesuatu dengan baik dan indah. Dari asal-usul yang bermula dari nabi Adam
56 Majalah Ilmu Pengetahuan dan Pemikiran Keagamaan Tajdid,
Vol. 20, No. 2, November 2017

as sehingga dia bisa tahu dan sadar ditetapkan atau diwajibkan untuk
akan jati dirinya, misalnya dari mana dilaksanakan (Muhammad Alim, 2006
dia berasal, untuk apa dia hidup, dan : 171).
ke mana ia akan kembali. 2. HUBUNGANNYA DENGAN
Istilah bani Adam menunjukkan PENDIDIKAN ISLAM
bahwa seluruh manusia adalah anak Al-Qur‟an sendiri ternyata
dari manusia ciptaan Allah yang telah memberikan sejumlah isyarat,
pertama yaitu Adam. Hal ini telah bahwa pendidikan Islam sangatlah
disebutkan di dalam al-Qur‟an yaitu: penting. Jika al-Qur‟an dikaji secara
Artinya: “Dan (ingatlah wahai lebih mendalam lagi, maka kita akan
Muhammad) ketika Tuhanmu menemukan beberapa prinsip dasar
mengeluarkan zuriat anak-anak Adam mengenai pendidikan Islam, yang
(turun-temurun) dari (tulang) belakang selanjutnya bisa kita jadikan sebagai
mereka, dan Ia jadikan mereka saksi sumber inspirasi untuk dikembangkan
terhadap diri mereka sendiri, (sambil Ia dalam rangka membangun pendidikan
bertanya dengan firmanNya): Islam yang bermutu tinggi.
"Bukankah Aku tuhan kamu?" Mereka Istilah pendidikan Islam bisa
semua menjawab: "Benar (Engkaulah ditemukan dalam al-Qur‟an dengan
Tuhan kami), kami menjadi saksi". istilah at-Tarbiyah, at-Ta’lim, dan at-
Yang demikian supaya kamu tidak Tadhib, tetapi lebih banyak kita
berkata pada hari kiamat kelak: temukan dengan ungkapan kata rabbi,
"Sesungguhnya kami adalah lalai kata at-Tarbiyah adalah bentuk masdar
(tidak diberi peringatan) tentang dari fi’il madhi rabba, yang
(hakikat tauhid) ini” (QS. Al-A‟raf, 7 : mempunyai pengertian yang sama
172). dengan kata rabb yang berarti nama
Penamaan manusia dengan kata Allah. Dalam al-Qur‟an tidak
Bani Adam di sebutkan dalam al- ditemukan kata at-Tarbiyah, tetapi ada
Qur‟an sebanyak 9 kali. Di antaranya istilah yang senada dengan itu yaitu;
pada surat Yasin ayat 60 (Muhammad ar-rabb, rabbayani, murabbi,
Fu‟ad Abdul Baqi : 32). Adam di rabbiyun, rabbani. Sebaiknya dalam
dalam al-Qur‟an mempunyai hadis digunakan istilah rabbani.
pengertian manusia dengan Semua fonem tersebut mempunyai
keturunannya yang mengandung konotasi makna yang berbeda-beda.
pengertian Basyar, Insan dan An-nas Beberapa ahli tafsir berbeda pendapat
(Moh. Hasyim dan Zaki Mubarok : 1- dalam mengartikan kata-kata di atas.
3). Kata Bani Adam lebih ditekankan Sebagaimana dikutip dari Ahmad
pada aspek amaliah manusia, sekaligus Tafsir bahwa pendidikan merupakan
pemberi arah ke mana dan dalam arti dari kata Tarbiyah kata tersebut
bentuk apa aktivitas itu dilakukan berasal dari tiga kata yaitu; rabba-
(Samsul Nizar : 14). yarbu yang berarti bertambah, tumbuh,
Secara etimologi al-Qur‟an dan rabbiya- yarbaa berarti menjadi
artinya bacaan. Kata dasarnya qara-a, besar, serta rabba-yarubbu yang
yang artinya membca. Al-Qur‟an berarti memperbaiki, menguasai
bukan hanya untuk dibaca, akan tetapi urusan, menuntun, menjaga dan
isinya harus diamalkan, oleh karena itu memelihara.
al-Qur‟an dinamakan kitab; yang
Eliana Siregar, Hakekat Manusia… 57

Para ahli memberikan definisi tidak diketahuinya . At-ata’lim


at-Tarbiyah, bila diidentikan dengan menyangkut aspek pengetahuan
arrab sebagai berikut : dan keterampilan yang
1. Menurut al-Qurtubi, bahwa; arti dibutuhkan seseorang dalam
ar-rabb adalah pemilik, tua, Maha hidup serta pedoman prilaku
memperbaiki, Yang Maha yang baik. At-ta’lim merupakan
pengatur, Yang Maha mengubah, proses yang terus menerus
dan Yang Maha menunaikan. diusahakan semenjak dilahirkan,
2. Menurut louis al-Ma‟luf, ar-rabb sebab menusia dilahirkan tidak
berarti tuan, pemilik, mengetahui apa-apa, tetapi dia
memperbaiki, perawatan, tambah dibekali dengan berbagai potensi
dan mengumpulkan. yang mempersiapkannya untuk
3. Menurut Fahrur Razi, ar-rabb meraih dan memahami ilmu
merupakan fonem yang seakar pengetahuan serta
dengan al-Tarbiyah, yang memanfaatkanya dalam
mempunyai arti at-Tanwiyah kehidupan (Jalal Abdul Fattah,
(pertumbuhan dan perkembangan) 1977 : 29).
(Fahrur Razi, 2005 : 31). 2. Munurut Rasyid Ridho, at-ta’lim
4. Al-Jauhari memberi arti at- adalah proses transmisi berbagai
Tarbiyah, rabban dan rabba ilmu pengetahuan pada jiwa
dengan memberi makan, individu tanpa adanya batasan
memelihara dan mengasuh (Al- dan ketentuan tertentu . Definisi
Jauhari, 1988 : 12). ini berpijak pada firman Allah
Kata dasar ar-rabb, yang al-Baqoroh ayat 31 tentang
mempunyai arti yang luas antara lain; allama Allah kepada Nabi Adam
memilki, menguasai, mengatur, as, sedangkan proses tranmisi
memelihara, memberi makan, dilakukan secara bertahap
menumbuhkan, mengembangkan dan sebagaimana Adam menyaksikan
berarti pula mendidik. dan menganalisis asma-asma
Apabila pendidikan Islam yang diajarkan Allah kepadanya.
diidentikkan dengan at-ta’lim, maka Dari penjelasan ini disimpulkan
para ahli cenderung untuk memberikan bahwa pengertian at-ta’lim lebih
pengertian sebagai berikut; luas/lebih umum sifatnya
1. Abdul Fattah Jalal, daripada istilah at-tarbiyah yang
mendefinisikan at-ta’lim sebagai khusus berlaku pada anak-anak.
proses pemberian pengetahuan, Hal ini karena at-ta’lim
pemahaman, pengertian, mencakup fase bayi, anak-anak,
tanggung jawab, dan penanaman remaja, dan orang dewasa,
amanah, sehingga penyucian atau sedangkan at-tarbiyah, khusus
pembersihan manusia dari segala pendidikan dan pengajaran fase
kotoran dan menjadikan diri bayi dan anak-anak.
manusia berada dalam kondisi 3. Sayed Muhammad an Naquid al-
yang memungkinkan untuk Atas, mengartikan at-ta’lim
menerima al-hikmah serta disinonimkan dengan pengajaran
mempelajari apa yang tanpa adanya pengenalan secara
bermanfaat baginya dan yang mendasar, namun bila at-ta’lim
58 Majalah Ilmu Pengetahuan dan Pemikiran Keagamaan Tajdid,
Vol. 20, No. 2, November 2017

disinonimkan dengan at- dengan at-tarbiyah, karena at-


tarbiyah, at-ta’lim mempunyai ta’lim hanya merupakan upaya
arti pengenalan tempat segala menyiapkan individu dengan
sesuatu dalam sebuah sistem . mengacu pada aspek-aspek
Menurutnya ada hal yang tertentu saja, sedangkan at-
membedakan antara at-tarbiyah tarbiyah mencakup keseluruhan
dengan at-ta’lim, yaitu raung aspek-aspek pendidikan Islam
lingkup at-ta’lim lebih umum (Muhammad Athiya al-Abrasy,
daripada at-tarbiyah, karena at- 1967 : 122).
tarbiyah tidak mencakup segi 5. Masih tentang pengertian
pengetahuan dan hanya mengacu pendidikan Islam dari berbagai
pada kondisi eksistensial dan tokoh pemikir Islam, tetapi
juga at-tarbiyah merupakan cukuplah pendapat di atas untuk
terjemahan dari bahasa latin mewakili pemahaman kita
edukation, yang keduanya tentang konsep pendidikan Islam
mengacu kepada segala sesuatu (al-Qur‟an ). Konsep filosofis
yang bersifat fisik-mental, tetapi pendidikan Islam adalah
sumbernya bukan dari wahyu. bersumber dari hablum min
Pengunaan at-ta’dib, menurut Allah (hubungan dengan Allah)
Naquib al-Attas lebih cocok dan hablum min al-nas
untuk digunakan dalam (hubungan dengan sesama
pendidikan Islam, konsep inilah manusia) dan hablum min al-
yang diajarkan oleh Rasul. At- alam (hubungan dengan manusia
ta’dib berarti pengenalan, dengan alam sekitar) yang
pengakuan yang secara selanjutnya berkembang ke
berangsur-angsur ditanamkan berbagai teori yang ada seperti
kepada manusia tentang tempat- sekarang ini, dengan Inprirasi
tempat yang tepat dari segala dasar yaitu berasal dari al-
sesuatu dalam tatanan penciptaan Qur‟an.
sedimikian rupa, sehingga Banyak pelajaran yang bisa kita
membimbing kearah pengenalan petik dari al-Qur‟an. Semakin kita kaji
dan pengakuan kekuasaan dan sepertinya semakin luas dan besar
keagungan Tuhan dalam tatanan kandungannya. al-Qur‟an banyak
wujud dan keberadaanya . Kata mengajarkan konsep/prinsip-prinsip
addaba yang juga berarti dasar yang harus kita kaji dan
mendidik dan kata ta’dib yang kembangkan lagi sendiri. Nantinya al-
berarti pendidikan Islam adalah Qur‟an akan hadir secara fungsional
diambil dari hadits Nabi untuk menjawab problem-problem
“Tuhanku telah mendidikku dan mendasar keummatan termasuk di
dengan demikian menjadikan dunia pendidikan Islam, khususnya di
pendidikanku yang terbaik”. Indonesia sebagai ummat yang
4. Menurut Muhammad Athiyah al- mayoritas, Aamiin YRA…
Abrasy, pengertian at-ta’lim Demikianlah, marilah kita
berbeda dengan pendapat diatas, semua menyadari dengan sepenuh hati,
beliau mengatakan bahwa; at- bahwa pendidikan Islam merupakan
ta’lim lebih khusus dibandingkan persoalan yang sangat penting dan
Eliana Siregar, Hakekat Manusia… 59

strategis bagi bangsa kita ini. penghembusan / peniupan ruh


Pendidikan Islam bukan saja penting (ciptaan-Nya) ke dalam diri manusia
bagi upaya untuk melahirkan individu sehingga manusia merupakan benda
dan masyarakat yang terpelajar, tetapi organik yang mempunyai hakekat
juga untuk membangun generasi baru kemanusiaan serta mempunyai
yang siap menghadapi tantangan masa berbagai alat potensial dan fitrah.
depan. Selain itu, pendidikan juga Pendidikan Islam dalam mencapai
menjadi bekal utama sebagai persiapan tujuannya sangat bergantung pada
memasuki kompetisi global, sebuah sejauh mana kemampuan umat Islam
persaingan antarbangsa yang demikian dalam mereinterpretasikan
ketat dan berpengaruh terhadap semua (menterjemahkan kembali) dan
dimensi kehidupan: ekonomi, politik, merealisasikan konsep tentang filsafat
sosial, dan budaya. Pada akhirnya penciptaan manusia dan fungsi
pendidikan juga akan menentukan penciptaannya di dalam alam semesta
kualitas sebuah bangsa, serta ini. Untuk menjawab hal itu, maka
berpengaruh signifikan dalam pendidikan Islam dijadikan sebagai
mendorong proses transformasi sosial sarana yang kondusif bagi proses
menuju kehidupan yang maju dan transformasi moral, ilmu pengetahuan,
modern di mata Dunia, dan teknologi dan budaya Islami dari satu
bermartabat di Sisi Allah SWT, generasi kepada generasi berikutnya..
Aamiin YRA….
DAFTAR KEPUSTAKAAN
E. KESIMPULAN Al-Qur‟an, Al-baqarah 2 : 208.
Terminologi “ manusia” yang Al-Qur‟an, Al-Baqarah 2 ; 33-39.
digambarkan dengan istilah al-basyar, Al-qur‟an, ali Imran, 3 : 102.
al-insan, bani Adam dan al-nas Al-Qur‟an, Al-Hijr 15 ; 28-29.
merupakan kausa prima yang secara Al-Qur‟an, Al-Isra’ 17 ; 70.
fitrah sebagai potensi dasar manusia Al-Qur‟an, Al-A’raf 7 : 27.
sekaligus menjadi karakter personalitas
dari eksistensi manusia. Konsep kausa Al-Qur‟an, Al-A’raf 7 ; 172.
material ini sepenuhnya menjadi Al-Qur‟an, Ali Imran 3 : 59.
keistimewaan manusia yang Al-Qur‟an, Ar-Ruum, 30 : 20.
membedakannya dengan makhluk lain Al-Qur‟an, Al-Kahfi, 18 : 110.
di muka bumi serta berimplikasi Al-Qur‟an, At-Taariq, 86 : 5.
kepada adanya peran dan tugas Al-Qur‟an, Adz-Dzariyaat, 51 : 56.
kekhalifahan. Manusia sebagai kausa Al-Qur‟an, Al-Mukminuun, 23 : 12-14.
material terdiri atas dua substansi, Al-Zarqani, Manahil al-Irfan ulum al-
yaitu (1) Substansi jasad / materi, yang Qur’an, Mesir ; Isa al-Baby, t.t.
bahan dasarnya adalah dari materi Arifin, M, Filsafat Pendidikan Islam,
yang merupakan bagian dari alam Jakarta ; Bumi Aksara, 1991.
semesta ciptaan Allah Swt. dan dalam Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam
pertumbuhan dan perkembangannya Perspektif Islam, Bandung :
tunduk dan mengikuti sunnatullah Remaja Rosdakarya,cet. VII,
(aturan, ketentuan hukum Allah yang 2007.
berlaku di alam semesta); (2) Substansi
immateri non jasadi yaitu
60 Majalah Ilmu Pengetahuan dan Pemikiran Keagamaan Tajdid,
Vol. 20, No. 2, November 2017

Al-Atas, Syeh Muhammad al- Naquib. Falsafatuha, Isa al-Baby al-


Aims and Objektive of Islamic Halaby, Qahirah, 1969.
education. Muhammad Fu‟ad Abdul Baqi, Al-
Aisyah Bintu Syati… Mu’jam al-Mufahras li alfadz al-
Al-Jauhari, Konsep Pendidikan Dalam Qur’an al-Karim, Qahirah : Dar
Islam, Mizan ; Bandung, 1988. al-Hadist.
Al-syaibani… Muhammad Fu‟ad „Abdul Baqi, al-
Al-Qurtubi Ibnu Abdillah Muahammad Mu’jam al-Mufahras li Alfazh al-
bin Ahmad al-Ansari, tt. Tafsir al Qur’an al-Karim, Qahirah : Dar
Qurtubi, Durusy ; Cairo. al-Hadits, 1988.
Djuned, Daniel, antropologi al-qur’an, M. Quraish Shihab, Wawasan Al-
Jakarta ; Ciracas, 2001. Qur’an Tafsir Maudu’i atas
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Berbagai Persoalan Umat,
Terjemahan, Surabaya: Al- Bandung : Mizan, 1998.
Hidayah, 1998. Muhammad Alim, Pendidikan Agama
Ensiklopedia Tematis dunia Islam, Islam, Upaya Pembentukan
Akar dan awal, Jakarta ;Ichtiar Pemikiran dan Kepribadian
Baru Van Hoeve, 2002. Muslim, Bandung ; Remaja
Fattah, Jalal Abdul. Min al-Usuli al- Rosdakarya, 2006.
Tarbawiyah fi al-Islam. Darul Manna‟ al-Qaththan, Mabahits Fi
Kutub Misriyah ; Mesir, 1977. Ulum al-Qur’an, (Mesir :
Jalaluddin, Teologi Pendidikan, Jakarta Mansyurat al-Ashr al-Hadist, t.t),
; RajaGrafindo Persada, cet. I, II h., 20 dalam Abudin Nata, al-
dan III, 2003. Qur’an dan Hadist, Dirasah
Karim, Abdul, Al-muslimun wa Islamiyah I, (Jakarta ; Raja
risalatuhum fi al-hayat, dar al- Grafindo Persada, 1998) h., 55.
kitab al-araby ; Beirut, 1982. Lihat pula Abudin Nata,
Khallaf, Abdul Wahab, Ilmu Ushul al- Metodologi Studi Islam, (Jakarta
fiqh, Jakarta ; al-Majalis al-Ala ; Raja Grafindi Persada, 1998) h.,
al-Indonesia Li al-Da‟wah al- 68. Lihat pula Muhammad Alim,
Islamiyah, 1972. Pendidikan Agama Islam,Upaya
Langgulung, Hasan, Peralihan Pembentukan Pemikiran dan
Paradigma dalam Pendidikan Kepribadian, (Bandung ; Remaja
Islam dan Sains, Jakarta ; Gaya Rosdakarya, 2006).
media Pratama, cet. Ke-1, 2002. Mujib, Abdul dan Jusuf, Mudzakkir,
Mahmoud Rajabi, Horison Manusia, Ilmu pendidikan Islam, Jakarta ;
Al-Huda, 2006. Kencana, 2006.
Muhammad Fu‟ad Abdul Baqi, Al- Nata, Abuddin, Perspektif Islam
Mu’jam al-Mufahras li alfadz al- tentang Strategi Pembelajaran,
Qur’an al-Karim… Jakarta : Prenada Media Group,
Moh. Hasyim dan Zaki Mubarok, 2009.
Akidah Islam. Nata, Abudin, pendidikan dalam
M. Quraish Shihab, Membumikan al- perspektif Al-qur’an, Jakarta ;
Qur’an, Bandung : Mizan, 1994. UIN Press, cet., ke-1, 2005.
Muhammad Athiya al-Abrasy, At-
Tarbiyah al-Islamiyah wal
Eliana Siregar, Hakekat Manusia… 61

Nata, Abuddin, Filsafat Pendidikan http://jafarmusaddad.blogspot.co.id/20


Islam, Jakarta ; Gaya Media 13/02/makalah-manusia-dalam-
Pratama, 2005. perspektif-al.html (diakses 04
Rif‟at Syauqi Nawawi, Kepribadian september 2016) Pada Pukul
Qur’ani, Jakarta ; Amzah, Ed. I 11.46
cet. II, 2014.
Rasyid Ridho. 1373 H Tafsir al-
Manar. Dar al-Manar..
Razi, Fahrur. Aktualisasi Nilai-nilai
Qur’ani: Dalam Sistem
Pendidikan Islam, Ciputat Press ;
Ciputat, 2005.
Samsul Nizar, M.A., Filsafat
Pendidikan Islam, Pendekatan
Historis, Teoritis dan Praktis…
Samsul Nizar, M.A., Filsafat
Pendidikan Islam, Pendekatan
Historis, Teoritis dan Praktis…
Zulmuqim, Filsafat Pendidik Islam
(Konsepsi, Prinsip, dan
Aplikasi), (padang ; Hayfa
Press).
Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan
Islam, Jakarta ; Bumi Aksara,
1992.
http://www.tugasku4u.com/2013/05/ma
kalah-hakikat-manusia-menurut-
islam.html (diakses tanggal 03
september 2016). Pada Pukul
22.07.http://skripsi-
tarbiyahpai.blogspot.co.id/2014/
05/pengertian-dan-definisi-
pendidikan-islam.html (diakses
tanggal 04 september 2016) Pada
Pukul 11.40.
http://tugaskuliah15.blogspot.co.id/201
5/10/hakikat-manusia-menurut-
islam.html (diakses pada tanggal
04 september 2016) Pada Pukul
11.50.
http://www.tugasku4u.com/2013/05/ma
kalah-hakikat-manusia-menurut-
islam.html (diakses tanggal 04
sepetember 2016), Pada Pukul
11.22.

Anda mungkin juga menyukai