PROPOSAL1
PROPOSAL1
PROPOSAL
OLEH :
PIRANA
NPM : 172426024DP
i
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DENGAN ASFIKSIA
DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TINGKAT III
BENGKULU TAHUN 2020
PROPOSAL
OLEH :
PIRANA
NPM : 172426024DP
i
HALAMAN PERSETUJUAN
PROPOSAL
OLEH :
PIRANA
NPM : 172426024DP
Disetujui Oleh:
Mengetahui,
Ketua Program Studi Keperawatan (DIII)
iiiii
KATA PENGANTAR
penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada
bayi dengan Asfiksia yang dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat III
Bengkulu tahun 2020”. Proposal Karya Tulis Ilmiah ini merupakan bagian yang tak
yang diwajibkan untuk mempereoleh gelar Ahli Madya Keperawatan pada Program
Selanjutnya, tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah banyak membantu sehingga Proposal Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan.
1. Bapak Prof. Dr. agr. Ir. Johan Setianto selaku Rektor Universitas Dehasen
Bengkulu
2. Ibu Dr. Ida Samidah S. Kp, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Dehasen Bengkulu
3. Ibu Ns. Berlian Kando Sianipar, S.Kep, M.Kes selaku Wakil Dekan I Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Dehasen Bengkulu sekaligus selaku Pembimbing
Utama yang telah membimbing dan mengarahkan penulis tentang pembuatan
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini sehingga dapat selesai pada waktunya
4. Ibu Dra. Hj Ice Rakizah Syafrie, M.Kes selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Dehasen Bengkulu
5. Ibu Ns. Des Metasari, S.Kep, M.Kes selaku Ketua Prodi Keperawatan (D.III)
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Dehasen Bengkulu.
iii
6. Ibu Syami Yulianti, SST, M. Keb selaku Pembimbing Pendamping yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis tentang pembuatan Karya Tulis Ilmiah
ini sehingga dapat selesai pada waktunya.
7. Seluruh dosen dan staf Administrasi Program Studi Keperawatan (DIII)
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Dehasen Bengkulu, yang telah banyak
membantu baik secara langsung maupun tidak langsung demi kelancaran dalam
penyusunsn Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Dr. Aminudin Efendi, Sp. AN. M. Kes selaku Kepala Rumah Sakit
Bhayangkara Tingkat III Bengkulu.
9. Rekan- rekan satu angkatan 2017 Program Studi Keperawatan (DIII) Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Dehasen
10. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu penulisan selama pengerjaan penelitian ini.
penulisan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak terdapat kekurangan dan
kelemahan yang disebabkan oleh keterbatasan penulis. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
demi kesempurnaan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini sehingga akan lebih
bermanfaat.
Penulis
Pirana
iv
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 4
C. Tujuan Studi Kasus........................................................................ 5
D. Manfaat Studi Kasus...................................................................... 6
E. Implikasi Studi Kasus Terhadap Keperawatan.............................. 6
v
2
k. Penanganan Asfiksia............................................................ 23
l. Pencegahan........................................................................... 31
m. Perogram pemerintah terkait penyakit................................. 32
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Asfiksia
1. Pengkajian.................................................................... 35
2. Diagnosa Keperawatan................................................ 42
3. Intervensi Keperawatan................................................ 43
4. Implementasi Keperawatan.......................................... 47
5. Evaluasi Keperwatan.................................................... 47
6. Rencana Discharger Planning...................................... 48
7. Follow Up Care............................................................ 48
vi
3
DAFTAR BAGAN
vii
4
DAFTAR TABEL
DAFTARviii
LAMPIRAN
Lampiran 2 Surat Pra Penelitian dari RS. Bhayangkara Tingkat III bengkulu
Lampiran 3 Data Morbiditas Pasien Rawat Inap dengan Asfiksia RS.
Bhayangkara
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sangat penting karena pada masa ini dianggap sebagai masa yang rawan dan
terjadi gangguan atau kecacatan seperti berat bayi lahir rendah, kematian neonatal,
kelainan kogenital, dan asfiksia pada bayi. Asfiksia adalah keadaan dimana bayi
baru lahir tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur. Ibu dengan riwayat
abortus sebelum lahir, umumnya akan mengalami asfiksia pada saat lahirkan.
Masalah ini erat hubungannya dengan gangguan kesehatan ibu hamil, kelainan tali
pusat, atau masalah yang mempengaruhi kesejahteraan bayi selama atau sesudah
Asfiksia bayi baru lahir terjadi ketika bayi tidak cukup menerima oksigen
sebelum, selama atau setelah kelahiran. Faktor yang menyebabkan asfiksia antara
lain faktor keadaan ibu, faktor keadaan bayi, faktor plasenta dan faktor persalinan.
Faktor keadaan ibu meliputi hipertensi pada kehamilan (preeklamsi dan eklamsi)
(24%), perdahan antepartum (plasenta previa, solusio plasenta) (28%), anemia dan
Kekurangan Energi Kronis (KEK) berkisar kurang dari 10%, infeksi berat (11%)
1
2
dan kehamilan postdate. Faktor keadaan bayi meliputi prematuritas (15%), Berat
bercampur mekonium. Faktor plasenta meliputi, lilitan talipusat, tali pusat pendek,
simpul tali pusat, prolapsus tali pusat. Faktor neonatus meliputi depresi pernapasan
karena obat-obatan anestesi atau analgetik yang diberikan pada ibu, dan trauma
partus lama atau macet (2,8-4,9%), persalian dengan penyulit (letak sungsang,
kembar, distosia bahu, vakum ektraksi, vorsep) (3-4%) dan ketuban pecah dini
dan Budi, 2018) diperkirakan sekitar 900.000 kematian bayi baru lahir setiap tahun
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 AKN sebesar 19/1000 kelahiran hidup,
AKB sebesar 32/1000 kelahiran hidup, AKABA sebesar 40/1000 kelahiran hidup.
Angka ini masih jauh dari target Milenium Development Goals (MDGs) tahun
2015-2019 yaitu AKB diharapkan turun menjadi 23/1000 kelahiran hidup dan
Redistribusi sirkulasi yang ditemukan pada pasien hipoksia dan iskemia akut
telah memberikan gambaran dampak Asfiksia yang jelas mengapa terjadi disfungsi
berbagai organ tubuh pada bayi asfiksia. Gangguan fungsi berbagai organ pada
bayi asfiksia tergantung pada lamanya asfiksia terjadi dan kecepatan penanganan,
3
gangguan disfungsi berbagai organ tubuh seperti sistem kardio terjadi gagal
jantung seperti, takipnu, takikardia, pembesaran hati dan irama derap, dampak
pada sistem pencernaan adalah Bayi asfiksia mempunyai risiko terjadinya iskemia
saluran cerna dan Enterokolitis Nekrotikan (EKN), dan dampak pada paru
akibat hipoksia dan asidosis, pembentukan otot arteriol paru pada masa pranatal,
paru, edem paru karena gagal jantung, Acute Respiratory Distress Syndrome,
HMD sekunder akibat gangguan produksi surfaktan karena asfiksia, dan aspirasi
dilakukan karena dengan adanya perawatan yang baik bayi dapat terhindar dari
dan kolaps pada alveoulus sehingga paru-paru menjadi kaku dan terjadi perubahan
fisiologi paru dan pernafasan menjadi berat sehinnga terjadi hipoksimia berat,
penderita asfiksia selama bulan Januari sampai Desember 2017 diperkirakan 625
penderita, peningkatan tersebut terjadi pada asfiksia sedang, hal ini disebabkan
oleh beberapa faktor diantaranya antara lain faktor keadaan ibu, faktor keadaan
bayi, faktor plasenta dan faktor persalinan (Dinkes, 2018). Data di Rumah Sakit
Bhayangkara tingkat III Provinsi Bengkulu. Pada tahun 2017 jumlah bayi dengan
pada bayi dengan Asfiksia. Peneliti tertarik dan berkeinginan untuk melihat
secara nyata dalam melaksanakan Asuhan perawatan pada bayi dengan Asfiksia.
B. Rumusan Masalah
fisik dan pemerikasaan lainnya yang berguna untuk menunjang dalam pemberian
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
asuhan keperawatan yang terjadi pada bayi dengan Asfiksia di Rumah Sakit
2. Tujuan Khusus
kasus pada bayi dengan Asfiksia di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat III
1. Bagi Masyarakat
Asfiksia
3. Bagi Penulis
gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan untuk bayi dengan Asfiksia,
pendidikan kesehatan.
7
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Proses Asuhan Keperawatan Pada Bayi dengan Asfiksia.
a. Pengertian Asfiksia
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernafas
secara spontan dan teratur. Ibu dengan riwayat aburtus sebelum lahir,
umumnya akan mengalami asfiksia pada saat lahirkan. Masalah ini erat
hubungannya dengan gangguan kesehatan ibu hamil, kelainan tali pusat, atau
baru lahir yang mengalami gagal bernafas secara spontan dan teratur segera
setelah lahir, sehingga bayi tidak dapat memasukan oksigen dan tidak dapat
Asfiksia adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir yang tidak dapat
bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Keadaan ini
8
9
Asfiksia Neonatorum merupakan salah satu kegawatan bayi baru lahir, yang
paru-paru (Fitriani, 2016). Asfiksia sedang adalah kegagalan bayi baru lahir
b. Insiden Asfiksia
(AKB) masih tinggi yaitu 40/2.000 Kelahiran Hidup, sekitar 60% kematian
terjadi pada periode sangat dini yaitu di masa neonatal. Target SDG’s tahun
Hidup.
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya antara lain faktor keadaan ibu,
10
faktor keadaan bayi, faktor plasenta dan faktor persalinan (Dinkes, 2018).
Data di Rumah Sakit Bhayangkara tingkat III Provinsi Bengkulu. Pada tahun
2017 jumlah bayi dengan Asfiksia sedang yang dirawat di Rumah Sakit
c. Etiologi Asfiksia
Menurut Pida dan Maya, (2012) penyebab asfiksia adalah sebagai berikut :
1) Faktor ibu
anastesia dalam.
pendarahan.
3) Faktor Plasenta
Pertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh luas dan kondisi
sebagainya.
11
4) Faktor Fetus
gas antara ibu dan janin. Gangguan ini dapat ditemukan pada keadaan tali
pusat melilit leher, kompresi tali pusat antara janin dan jalan lahir dan lain
sebagainya.
kesulitan kelahiran.
dipengaruhi oleh keadaan ibu. Jika aliran oksigen ke janin berkurang, akan
mengakibatkan gawat janin. Hal ini dapat menyebabkan asfiksia pada bayi
baru lahir. Akan tetapi, bayi juga dapat mengalami asfiksia tanpa didahului
tanda gawat janin. Gawat janin, banyak hal yang dapat menyebabkan bayi
tidak bernapas saat lahir. Sering kali hal ini terjadi ketika bayi sebelumnya
mengalami gawat janin. Akibat gawat janin, bayi tidak menerima oksigen
yang cukup. Gawat janin adalah reaksi janin pada kondisi di mana terjadi
1) Frekuensi bunyi jantung janin kurang dari 100 atau lebih dari 180 kali
per menit.
12
2) Berkurangnya gerakan janin (janin normal bergerak lebih dari 10 kali per
hari).
kehijauan.
1) Keadaan Ibu :
3) Keadaan Bayi
vakum, forcep).
13
c) Kelainan bawaan
Menurut Towel dalam Vivian (2014) Asfiksia bisa disebabkan oleh beberapa
1) Ibu
2) Plasenta
Pertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh luas dan kondisi
3) Fetus
4) Neonatus
Depresi pusat pernafasan pada bayi baru lahir dapat terjadi karena
terdiri dari rongga hidung, sinus paranasal dan faring sedangkan saluran
(Muttqin, 2008)
1. Rongga hidung
rongga hidung. Rongga hidung adalah dua kanal sempitan yang satu
oleh mukosa respirasi serta epitel batang, barsilia dan lapisan semu,
15
hidung yang berasal dari kelenjar air mata jika seseorang menangis.
2. Sinus paranasal
3. Faring
dan batas tulang rawan krikoid. Faring terdiri atas tiga bagian yang
1. Laring
oleh 9 kartilago yang disatukan oleh ligamen dan otot rangka pada
2. Trakhea
3. Bronkhus
pun lebih kecil dan runcing. Bentuk anatomi yang khusus ini
dan lebarnya.
4. Paru-Paru
darah besar. Paru kanan dan dua lobus pada paru kiri. Selain itu,
paru juga dibagi menjadi tiga lobus, satu lobus pada paru kanan dan
5. Pleura
kuat pada paru disebut pleura viseralis dan lapisan paru yang
a. Ventilasi
b. Transpor Oksigen
pernafasan selular.
c. Transportasi Gas
f. Patofisiologi Asfiksia
otak dan organ yang irevesibel, yang akibatnya akan ditanggung sepanjang
hidup. Pada awalnya, frekuensi jantung dan tekanan darah akan meningkat
apnea primer akan mulai melakukan usaha napas lagi. Stimulasi terdiri atas
kematian jika bayi tidak benar-benar didukung oleh pernapasan buatan, dan
21
bila diperlukan, dilakukan kompresi jantung. Warna bayi, berubah dari biru
ke putih karena bayi baru lahir menutup sirkulasi perifer sebagai upaya
adrenal. Efek hipoksia terhadap otak sangat terlihat pada hipoksia awal,
hipoksia berlanjut, maka tidak akan terjadi penyesuaian akibat hipoksia pada
sel-sel otak.
penilaian skor APGAR. Biasanya dinilai 1 menit setelah bayi lahir lengkap
g. Pathway
Bagan 2.1 Pathway
(Nurarif, 2015)
23
Menurut Sondakh, (2013) Beberapa tanda dan gejala yang dapat muncul
1) Tidak ada pernapasan (apnea) atau pernafasan lambat (kurang dari 30 kali
a) Apnea primer : pernapasan cepat, denyut nadi menurun, dan tonus otot
neuromuskular menurun.
3) Tangisan lemah
6) Denyut jantung tidak ada atau perlahan (kurang dari 100 kali per menit).
Menurut vivian, 2014 tanda dan gejala yang dapat muncul pada asfiksia
persalinan.
i. Klasifikasi Asfiksia
Skore 0 1 2
A : Appearance Biru , pucat Badan merah Seluruhnya
(warna kulit) muda, merah muda
ekstremitas biru
P: Pulse (denyut Tidak ada Lambat Diatas 100
nadi) (dibawah kali/menit
100x/menit)
G: Grimace
(refleks)
1. Respon Tidak ada Menyeringai Batuk atau
terhadap kateter respons bersin
diadalam
lubang hidun
(dicoba setelah
orofaring
25
dibersihkan)
2. Tangensial foot Tidak ada Menyeringai Menangis
siap respons dan menarik
kaki
A: Activity Pincang Beberapa Fleksi
(tonus otot) ekstremitas dengan baik
pincang
R: Respiration Tidak ada Tangisan lemah Tangisan
(usaha hipoventilasi kuat
bernapas)
terkendali.
2) Asfiksia ringan
3) Asfiksia Sedang
100/menit, tonus otot kurang baik atau baik, sianosis, reflek iritabilitas
4) Asfiksia Berat
dikalbonas 7,5% dengan dosisi 2,4 ml/kg berat badan, dan cairan glukosa
40% 1-2 ml/kg berat bedan, diberikan via vena umbilika. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi jantung kurang dari 100/menit,
tonus otot buruk, sianosis berat, dan kadang-kadang pucat, reflek
iritabilitas tidak ada.
j. Test Diasnostik
61%.
kondisi hematolik.
27
k. Penanganan
sebagai berikut :
1) Prinsip
sebagai berikut :
a) Pengaturan Suhu
tubuh ibunya. Bayi dan ibu sebaiknya diselimuti dengan baik, namun
obat).
b) Memulai Pernapasan
2) Resusitasi
pernapasan
1. Perlengkapan penghisap
a) Suction karet
100% oksigen.
L/menit).
3. Lain-lain
b) Lampu penghangat
d) Jam
f) Stetoskop
Langkah awal ini perlu diselesaikan secara tepat dan cepat (dalam waktu
30 detik). Bagi sebagian besar bayi baru lahir, 6 langkah dibawah ini
2. Selimuti bayi dengan kain tersebut, dada dan perut tetap terbuka,
3. Pindahkan bayi ke atas kain di tempat resusitasi yang datar, rata, keras,
c) Mengisap lendir
Gunakan alat penghisap lendir Dee Lee dengan cara sebagai berikut :
1. Isap lendir dari mulut dulu, kemudian hisap lendir dari hidung.
2. Lakukan pengisapan saat alat pengisap ditarik keluar, tidak pada saat
memasukkan.
akan terisap)
a) Keringkan bayi mulai dari wajah, kepala dan bagian tubuh lainnya
tangan.
a) Ganti kain yang telah basah dengan kain bersih dan kering yang baru.
b) Selimut bayi dengan kain tersebut, jangan menutupi bagian muka dan
bernafas.
ventilasi bayi.
Tahap 2 : Ventilasi
volume udara ke dalam paru dengan tekanan positif untuk membuka alveoli
paru agar bayi bisa bernapas spontan dan teratur. Langkah-langkah ventilasi
1. Pasang sungkup
Pasang dan pegang sungkup agar menutupi dagu, mulut dan hidung.
2. Ventilasi 2 kali
sangat penting untuk membuka alveoli paru agar bayi bisa mulai
mengembang :
bocor.
3. Periksa cairan atau lendir di mulut. Bila ada lendir atau cairan
2. Hitung frekuensi napas per menit, dengan cara : jika bernapas >40
kali permenit dan tidak ada retraksi berat (jangan ventilasi lagi,
letakkan bayi dengan kontak kulit ke kulit pada dada ibu dan
resusitasi
a. Jelaskan pada ibu apa yang terjadi, apa yang anda lakukan dan
mengapa.
d. Catat keadaan bayi pada formulir rujukan dan rekam medis persalinan.
dipastikan denyut jantung bayi tidak terdengar dan pulsasi tali pusat tidak
denyut jantung tetap tidak terdengar dan pulsasi tali pusat tidak teraba.
permanen.
35
l. Pencegahan Asfiksia
trutama pada ibu hamil baik, komplikasi saat kehamilan, persalinan dan
lainnya. Untuk itu perlu kerja sama banyak pihak sektoral yang saling
penanganan untuk situasi yang tidak diduga dan tidak biasa yang dapat
lebih lanjut. Pada setiap kelahiran, tenaga medis harus siap untuk
baik terhadap resiko, lebih dari separuh bayi baru lahir yang memerlukan
neonatal meliputi:
reasksi dan respon unuk individu pada suatu kelompok atau perorangan
(Deswani, 2009)
kesehatannya
1) Pengkajian
2) Diagnosa keperawatan
3) Intervensi keperawatan
diharapkan dari klien, dan atau tindakan yang harus dilakukan oleh
4) Implementasi keperawatan
5) Evaluasi keperawatan
Menurut Sondakh, (2013) Asuhan keperawatan pada bayi dengan Asfiksia terdiri
dari :
1. Pengkajian
untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan keperawatan yang
dihadapi pasien baik fisik, mental, social maupun spiritual dapat ditentukan.
Tahap ini mencakup tiga kegiatan, yaitu pengumpulan data, analisa data, dan
a. Data biografi.
Meliputi nama lengkap, tempat tinggal, jenis kelamin, tanggal lahir, asal
b. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan yang dikaji meliputi data saat ini dan yang telah
yang membuat kondisi sejarang ini, riwayat kesehatan masa lalu, riwayat
1) Keluhan utama
41
Bayi tidak bisa bernafas dengan spontan, warna kulit kebiruan, kejang,
a. Kehamilan.
4) Riwayat kelahiran
antara kehamilan 28-37 minggu, seta terjadi lilitan tali pusat, persalinan
6) Imunisasi lengkap
42
Campak Dan Hepatitis, biasa hanya diberikan injeksi Vit. K dan salap
mata saja.
menggunakan NGT
8) Pola eliminasi
9) Pola aktifitas
Sensori meliputi daya penciuman, daya rasa, daya raba, daya lihat dan
1) Pemeriksaan fisik
Suhu : ≤36oC
Nadi : ≤80X/m
2) Kepala
3) Mata
4) Telingga
Bentuk semetris kanan dan kiri, pendengaran baik, tidak ada serumen.
5) Hidung
hidung
6) Mulut
44
Gigi belum ada, mukosa bibir tanpak kering, tongsil tidak hiperemi, reflek
7) Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar firgio, kelenjar limfe dan tidak ada distensi
vena jugularis
8) Torak
Cor bising kurang pulmo : gerakan dada simetris, suara pernafasan vesikuler,
adanya kesuliatan pernafasan, ronci (+), whezzeng (-), taktil fremitus teraba,
9) Abdomen
Terjadi penonjolan abdomen saat ekspirasi akibat dari retraksi, tidak ada
10) Ekstremitas
Terdapat sianosis pada ektremitas yang pengisian kapiler tertunda lebih dari
3-4 detik
11) Kulit
2. Analisa data
45
meningkat
3. DS : Penurunan Ketidakefektifan
- Keluarga mengatakan pengembangan paru bersih jalan
tampak sesak nafas
- Keluarga mengatakan Peningkatan
tampak sekret dimulut produksi sekret
- Keluarga mengatakan
anaknya sesak Ketidakefektifan
DO : bersih jalan nafas
- Suhu : ≤36oC
- RR : ≤30 X/m
- Nadi : ≤80X/m
- Anak tanpak rewel
- Terdengar suara
ronchi
- Tampak terdapat
sekret pada mulut bayi
4. DS : suplai oksigen ke Resiko cidera
- Orang tua mengatakan paru menurun
mencemaskan
anaknya
DO : kerusakan otak
- Suhu : ≤36oC
- RR : ≤60 X/m kematian bayi
- Nadi : ≤80X/m
- Bayi tampak diam Resiko cidera
3. Diagnosa keperawatan
47
muncul maka diagnosa keperawatan yang sering muncul pada pasien dengan
Asfiksia adalah :
alveoli
yang telah direncanakan dalam rencana tindakan keperawatan. Dalam tahap ini
tindakan, pemahaman tentang hal-hal dari pasien serta dalam memahami tngkat
6. Evaluasi
keperawatan pada kriteria hasil. Pada tahap evaluasi ini terdiri dari dua kegiatan
berlangsung atau menilai dari respons klien disebut evaluasi proses, dan
53
7. Discharger Planning
f. Intruksikan untuk kontrol ulang dan Jelaskan faktor penyebab Asfiksia dan
8. Follow Up Care
BAB III
A. Kerangka Konseptual
54
55
B. Kerangka Kerja
Tidak Berhasil
Evaluasi Implementa
Berhasil si
56
BAB IV
Dalam penulisan Proposal karya tulis ilmiah (KTI) ini penulis menggunakan
metode studi kasus yaitu melakukan Asuhan Keperawatan bayi dengan Asfiksia
Subyek dalam penelitian ini adalah pasien bayi baru lahir dengan Asfiksia yang
diambil secara purposive sampling yang ditentukan dengan kriteria inklusi dan
eksklusi
C. Fokus Studi
Fokus Studi adalah kajian utama dari masalah yang akan dijadikan titik acuan
studi kasus. Fokus studi adalah asuhan keperawatan pada klien dengan Asfiksia
56
57
Variabel Definisi
Jenis Instrumen Studi Kasus yang digunakan pada asuhan keperawatan pada
data melalui proses pengkajian yang terdiri dari data biografi, riwayat kesehatan,
April 2020
berfikir dan penalaran yang dipengaruhi oleh latar belakang ilmu dan pengetahuan,
dengan konsep, teori dan prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan dalam
yang akan diteliti dengan menekankan pada masalah etika penelitian yang
meliputi :
1. Lembar persetujuan
menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan serta dampak
yang mungkin terjadi sebelum dan sesudah penelitian. Jika bersedia menjadi
mereka menolak untuk dijadikan responden, maka peneliti tidak akan memaksa
namanya pada lembar pengumpulan data, tetapi cukup member kode pada
3. Confidentiality (Kerahasian)
sekelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai hasil
penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Pratama Andik, Hanum Latifah, dkk (2018). Angka kejadian Asfiksia Neonaturum
pada bayi dengan badan lahir rendah di Rs Gueteng Taroenadibrata
Purbalingga. Volume 1 nomor 2 Oktober 2018 diakses tanggal 29 Januari 2019
http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/HMJ/article/viewFile/3098/2207.
Peratuan Perawat Nasional Indonesia. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia. Jakarta Selatan : Dewan Pengurus Pusat PPNI
Rekam Medik Asfiksia 2019). Morbiditasi Pasien Asfiksia rawat inap di RS
Bhayangkara Tingkat III Polda Bengkulu.
Vivian Nanny Lia Dewi. (2014), Asuhan Neonatus bayi dan balita, Jakarta : Salemba
Medika