1.lempung - Fis-Kimi
1.lempung - Fis-Kimi
KATA PENGANTAR
karena mineral ini merupakan bagian penting dari sistem pertumbuhan tanaman. Dari
aspek pertanian tanah merupakan media utama untuk pertumbuhan tanaman, dari tanah
ini tanaman mengambil air dan hara dan tanaman dapat tumbuh tegak di dalam tanah
mengendalikan sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Mengingat pentingnya peranan
lempung dalam tanah bagi pertumbuhan tanaman pencirian lempung dan sifat-sifatnya
merupakan pengetahuan penting untuk mendalami peran penting tanah sebagai media
tumbuh tanaman. Dengan diketahui ciri dan sifat dari lempung dengan mudah dapat
DAFTAR ISI
Genesis ……………………………………………………………………. 19
Fisika-kimia haloysit ……………………………………………………….19
LEMPUNG TIPE 2:1 ……………………………………………………………….21
Tipe 2:1 kembang kerut ………………………………………………………...21
Monmorilonit ……………………………………………………………...21
Keberadaan ………………………………………………………………21
Genesis ………………………………………………………………… 21
Struktur ………………………………………………………………... 22
Substitusi isomorfik …………………………………………………… 24
Sifat Fisika-kimia ……………………………………………………….25
Identifikasi ………………………………………………………………26
X-ray …………………………………………………………………26
DTA ………………………………………………………………… 27
Mikroskopis elektron ……..………………………………………… 28
Pengaruh terhadap tanah ……………………………………………… 29
Vermikulit …………………………………………………………………30
Keberadaan ………………………………………………………………30
Genesis ………………………………………………………………… 30
Struktur ………………………………………………………………... 31
Sifat Fisika-kimia ………………………………………………………. 32
Identifikasi ……………………………………………………………… 32
Tipe 2:1 tak kembang kerut ……………………………………………………..34
Illit …………………………………………………………………………..34
Keberadaan ……………………………………………………………….34
Struktur ………………………………………………………………... 34
Substitusi isomorfik …………………………………………………… 35
Sifat Fisika-kimia ……………………………………………………….35
Pengaruh terhadap tanah ……………………………………………… 36
Identifikasi ……………………………………………………………… 36
X-ray ………………………………………………………………… 36
DTA ………………………………………………………………… 37
v
Allofan ………………………………………………………………………..55
Pengertian/penamaan ……………………………………………………55
Kehadiran ………………………………………………………………..56
Struktur ………………………………………………………………….56
Genesis …………………………………………………………………..57
Sifat fisik-kimia ………………………………………………………….57
Identifikasi ……………………………………………………………….58
X-ray ……………………………………………………………… 58
DTA ……………………………………………………………….. 58
Imogolit………………………………………………………………………..59
Keberadaan …………………………………………………………… 59
Genesis …………………………………………………………………59
Struktur ………………………………………………………………...59
Sifat Fisika-kimia ……………………………………………………...59
Identifikasi ……………………………………………………………...60
X-ray ………………………………………………………………...60
DTA ………………………………………………………………… 60
Mikroskopis elektron ……..………………………………………… 60
Pengaruh terhadap tanah ……………………………………………… 62
ASPEK KESUBURAN FISIK–KIMIA TANAH AKIBAT KEHADIRAN
LEMPUNG…………………………………………………………………………..64
Pendahuluan …………………………………………………………………...64
Lempung dan Sifat fisik tanah ………………………………………………...64
Berat Jenis Tanah ……………………………………………………….64
Berat Volume Tanah ……………………………………………………64
Struktur tanah ………………………………………………………….. 65
Kembang kerut tanah ………………………………………………….. 66
Permeabilitas Tanah …………………………………………………… 67
Porositas dan Lengas ……………………………………………………68
Erosi tanah ……………………………………………………………... 70
Sifat kimia tanah ……………………………………………………………… 71
vii
pH tanah ………………………………………………………………. 71
KPK tanah …………………………………………………………….. 71
Lempung sebagai reservoir hara ………………………………………. 76
Sematan Amonium dan Kalium ……………………………………….. 77
Sematan fosfat ……………………………………………………….... 78
Lempung dan pelindihan hara …………………………………………. 82
Lempung dan Pencemaran Tanah …………………………………… 83
Lempung sebagai Sumber Silikat …………………………………….. 83
Lempung sebagai bahan pembenah tanah ……………………………. 84
Biologi tanah ………………………………………………………………… 84
PERHITUNGAN MUATAN DAN KPK TEORITIS LEMPUNG ………………. 86
Kelompok smectit …………………………………………………………… .86
Vermikulit …………………………………………………………………… 90
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………… 91
LAMPIRAN …………………………………………………………………………
I. Struktur berbagai jens Lempung
II. Analisis Termal Lempung
III. Analisis Mikroskopis Lempung
IV. Analisis Sinar X Lempung
viii
Koloid tanah merupakan zarah tanah yang mempunyai ukuran tertentu ( 50 A/5nm
– 2 Um ). Zarah tanah ini dapat berupa senyawa anorganik maupun senyawa organik.
Zarah anorganik tanah yang berukuran koloid berupa lempung kristalin maupun amorf,
sedang koloid organik berupa senyawa-senyawa poli elektrolit terutama berupa senyawa
humat. Perlu dibedakan antara mineral lempung dan fraksi lempung,mineral lempung
lebih mengarah mineral sekunder (kaolinit, smektit, clorit dll) yang berukuran lempung
sedang fraksi lempung mengunjuk pada sekelompok partikel tanah yang berukuran
Koloid an organik dalam tanah terutama tersusun oleh fraksi lempung, baik berupa
mineral lempung maupun mineral primer. Mineral lempung mempunyai arti yang sangat
penting dalam menentukan sifat fisik maupun kimia dalam tanah. Kehadiran lempung
Berdasarkan rangkaian tetrahedra SiO4 dalam strukturnya dikenal 6 tipe silikat tanah :
tetrahedra,amfibol,pyroksin,horn )
I.PADATAN
1.1. Mineral
Batu/bongkah -Tersusun oleh mineral jenis dan komposisi kimia tergantung
Krakal jenis batuan penyusun
Krikil -Bersama lempung menjadi tempat bertumpu tanaman
Pasir -Sebagai cadangan hara terutama kation basa,P dan S
Debu -(kekayaan tergantung dari jenis batuan,tingkat pelapukan)
Lempung (Koloid anorganik) -Tipe 2:1 (smektit) , 1:1 (Kaolinit) , alofan, oksida dll
KOMP PENY TANAH -Penentu daya simpan air, KPK tanah (reserfoir hara,kation/anion
sistem buffer).
1.2.Organik
1.2.1 Sisa organik
Bahan segar /seresah -Sumber energi dan kerang ka carbon mikrobia
Humin,Bahan non humat -Sumber hara N.P.K.Ca,Mg,S dll
Bahan humat (Koloid Organik) -Humat, -fulfat
-Penentu daya simpan air, KPK, sistem bufer
1.2.2. Biomasa
Tanaman/akar,
Mikroorganisme
II.CAIRAN
2.1. Cairan /Pelarut : Air
2.2. Zat terlarut : ion/garam terlarut Ca,Mg,S.Fe,Mn.Cu,Mo,B,Si dll, senyawa organik
III.GAS
N2, NH2, CO2 , O2 dll
1.4. Filosilikat dalam tanah :
Mineral filosilikat dalam tanah dibedakan berdasarkan susunan kisi dari Al dan
Si, sehingga dikenal filosilikat tipe 1:1, 2:1, 2:1:1 yang dapat diringkas seperti pada tabel
skema 2 dibawah :
Selain dibedakan atas dasar tipenya ,lempung juga dapat dipilahkan menjadi kelompok
--Dioktahedral :
Trioktahedral :
Beberapa mineral tertentu yang tidak termasuk dalam fillosilikat tapi masuk
Hongkong tempat ini pertama kali ditemukan lempung ini akan tetapi yang ditemukan
-Kaolinit
-Disordered kaolinit
-Dickite
-Nakrite
-Haloysit
-Metahaloysit.
Kaolinit genuine dibedakan dengan Dickite dan Nakrite dalam hal tumpukan antar
unit, pada kaolinit unit 1 tertumpuk dengan unit 2 secara teratur. Sedang pada dickite
Diantara jenis diatas kaolinit yang penyebarannya paling luas dalam tanah. Ia
merupakan fraksi penting dari tanah ultisol, oksisol dan sebagai mineral pelengkap pada
alfisol dan vertisol di daerah tropika. Lempung kaolinit juga diperkirakan hadir pada
endapan marin yang masih berada didasar laut yang jumlahnya relatip besar, kandungan
antara , 10 %-60% ditemukan pada dasar laut sekeliling kepulauan /daratan didunia (lihat
gambar 2 ).
2.1.2.Struktur :
14
umum Al2O3 : SiO2: H2O = 1: 2: 2 atau 2SiO 2.Al2O3. 2H2O per sel unit.. Seperti yang
dinyatakan sebelumnya mineral ini tergolong lempung alumino silikat tipe 1:1.
Kristal kaolinit terdiri dari lembar oktahedral aluminium yang tertumpuk di atas lembar
tetrahedral silika.
Pada gambar 3b. diperlihatkan hexagonal cavity,diatas hexagonal cavity ini hadir OH
Lembar tersebut meluas secara kontinyui kearah a dan b dan menumpuk satu
diatas yang lain ke arah Z dan B. Sel unit tak simetris dengan lembar tetrahedra silika
pada satu sisi dan dan lembar oktahedra aluminium disisi lain. Akibatnya bidang dasar
atom oksigen dalam satu unit kristal berhadapan langsung dengan bidang dasar yang
terdiri dari ion-ion OH pada lapisan berikutnya. Yang terakhir ini menghasilkan dua jenis
permukaan pada mineral tersebut. Kedua lembar pembentuk satu lapis unit dipegang
bersama oleh atom-atom oksigen yang secara bersama digunakan oleh atom-atom silikon
dan aluminium dalam lembar-lembar yang bersangkutan. Lapisan satuan pada gilirannya
diikat bersama oleh ikatan hidrogen, yang menghasilkan ruang antar misel dengan ukuran
yang tetap. Jarak dasar 001 dari kaolnit adalah 7,14 A [ 2,9A,(ketebalan bidang
berhadapan)].
2.1.3.Substitusi isomorfik
Substitusi isomorfik pada kaolinit hampir tidak ada sehingga mineral ini secara
teoritis tak mampu mengadsorpsi kation. Beberapa penulis menyatakan bahwa hasil
analisis yang menyatakan bahwa dalam kaolinit hadir muatan permanen akibat substitusi
isomorfik diduga akibat kontaminasi kaolinit. Muatan kaolinit muncul akibat protonisasi
dan deprotonisasi pada gugus OH yang tersingkap akibat patahnya pinggiran kristal.
2.1.4.Genesis :
Seperti pembentukan lempung pada umumnya kaolinit dapat terbentuk melalui proses
tranformasi dari mineral primer yang telah ada misal pembentukan kaolinit dari mineral
primer batuan beku. Pembentukan lempung kaolinit secara neoformation ; proses ini
Sehubungan dengan proses ini De Conink, 1978 menyatakan bahwa kondisi yang
-Terbentuk dari bahan yang mempunyai rasio Si/Al =1 biasanya bahan ini berasal dari
bahan volkan.
bahwa kaolinisasi terjadi terutama pada batuan felsik yang relatip kaya Si dan agak
miskin besi dan aluminium, dan cenderung mempunyai stabilitas struktur rendah serta
kurang parous. Keadaan ini berakibat terhadap drainase sub soil sering terhambat yang
berakibat pula terhadap pencucian silika juga terhambat. Pada keadaan ini cenderung
berakibat terbentuknya kaolinit. Sebaliknya pada batuan mafik dan ultramafik (contoh
Salah satu sifat fisik penting dari kaolinit yakni luas permukaan spesifik, ikatan
yang kuat antara kisi krisral lempung melalui ikatan hidrogen berakibat terhadap ukuran
partikel kaolinit yang relatip besar. Hal ini akan berakibat terhadap l;uas permukaan
spesifik yang relatip kecil dan tidak hadirnya permukaan dalam. Permukaan pada kaolinit
spesifik yang berbeda. Tabel 3. Dari tabel terlihat bahwa semakin halus ukuran semakin
tinggi luas permukaan spesifiknya dan semakin tinggi nilai KPK nya. Pada tabel ini juga
Tabel 3. Hubungan antara ukuran partikel, ratio kristalitas, luas permukaan serta
KPK pada
Oleh karena kekokohan ikatan struktural pada kaolinit, kaolinit sukar dihancurkan.
Substitusi isomorfik hanya sedikit dan muatan permanen tiap sel satuan jika tidak
nol sangat kecil. Akan tetapi karena terdapat gugus-gugus hidroksil yang terbuka ,kaolinit
mempunyai muatan negatip yang berubah-ubah, atau tergantung pH, posisi gugus OH
muatan yang berubah-ubah, terutama pada bidang gugus hidroksil pada permukaan
terbuka dari situs oktahedral. Akibatnya KPK kaolinit sangat rendah dan terubahkan.
dengan nilai antara 1-10 me% (Siffermann, 1990) dan 3-15 me% (DeConink, 1978)
10 - 5 2,6
4 - 2 3,6
1 - 0,5 3,8
__________________________________________
Penggambaran muatan yang ada pada lembar okta dan tetrahedral pada kaolinit dapat
pada pH linkungan diatas pKa kaolinit yang dapat digambarkan dengan reaksi sebagai
berikut:
Al + H+ Al + H+ Al
OH OH OH2 +
Muatan -1 0 +1
2) Si –O- + H + Si – OH
-1 0
Dengan pKa dari salisilat + maka praktis muatan / KPK hanya berasal dari kisi Al
2.1.6. Identifikasi :
X-ray :
19
Pada difraksi sinar- x jarak dasar 001 sebesar 7,14 A, difraksi order ke2 pada 3,57
dalam contoh terarahkan. Puncak-puncak kurve difraksi tersebut akan menghilang setelah
pemanasan kaolinit ke suhu 500- 550 oC akibat rusaknya kisi akibat dehidroksilasi. Kurve
exotermik muncul pada pemanasan + 930 oC/ 900-1000 oC sebagai akibat terbentuknya J
Elektron mikroskop:
bentuk Heksagonal.
21
Gambar 6 . Hasil analisis mikroskop elektron Kaolinit bentuk buku dan flake
2.2.Haloysite :
2.2.1.Keberadaan :
Haloisit pertama kali dikenal, ditemukan pada tanah coklat kemerahan di Jawa,
Indonesia yang berkembang dari batu gamping, pada tahun 1939 oleh Hardon dan
Favejee. Tahun 1950 Van Du Marel menemukan haloysit dari Sumatra Indonesia yang
berkembang dari batuan Ryolit. Bramao dkk menemukan holoysit pada tanah merah di
Portugal. Setelah tahun 1950 publikasi tentang mineral ini mengalami peningkatan.
1952 Sudo dan Osaka kemudian Sudo dan Nakamura menunjukkan keberadaan haloysit
pada lapukan batuan pumis yang kaya gelas di Jepang. Haloysit juga ditemukan di New
Zealand dan Italia yang berkembang dari batuan volkanik dan sekarang dipercaya
mineral ini dapat terbentuk dalam jumlah besar secara neoformation dari pelapukan
batuan volkanik .
2.2.2.Struktur
Haloysit merupakan mineral lempung yang dimasukkan kedalam tipe 1:1 yang
mempunyai komposisi umum Al2O3. 2 SiO2. 4 H2O. Dengan struktur mirip kaolinit.
22
Perbedaan terletak pada penumpukan lapisan yang tidak teratur, dan kehadiran 2 atau
lebih molekul air dalam ruang antar lapis. Air antar lapis terikat melalui ikatan hidrogen
dengan bidang permukaan lapis yang menujukkan jarak dasar (001) sebesar
120,1A(struktur dapat dilihat pada gambar 4). Pemanasan haloysit pada temperatur
dibawah 100 oC telah mengakibatkan hilangnya lapisan air sehingga jarak dasa turun
menjadi 7,2 A sama dengan jarak dasar kaolinit. Pada pemanasan 50 oC dengan cepat
2.2.3.Identifikasi :
Identifikasi haloysit dapat dilakukan dengan difraksi sinarx, analisis termal DTA
Difraksi sinar-x :
Molekul air yang terangkai satu sama lain dalamm suatu pola heksagonal. Mereka
terikat pada lapisan kristal dengan ikatan H. Oleh karena ada molekul air antar lapis jarak
dasar 001 menjadi sebesar 10,1 A yang dengan pemanasan dapat diturunkan ke 7,2 A (air
hilang). Haloisit telah dilaporkan dapat berubah dengan cepat menjadi metahaloysit pada
pemanasan suhu 50oC. Jarak dasar akan runtuh hanya setelah pemanasan hingga 400oC.
(Hasil analisis dengan difraksi sinr x dapat dilihat pada gambar di bawah.). Pola difraksi
sinar x dari haloysit yang dikeringkan pada suhu 105 oC hampir mirip dengan kaolinit.
Akan tetapi puncak kurve difraksi dasar 001 haloisit biasanya melebar atau kurang
tajam/lancip. akibat penumpukan yang tidak teratur. Haloisit yang terhidratasi secara
partial dapat menampakkan pola difraksi sinar x diantara kedua anggota ujung kelompok
Analisis Termal :
sedang-kuat pada pemanasan temperatur rendah (100-200 oC) sebagai akibat hilangnya
air terjerap antar kisi, puncak endotermik tajam berikutnya terjadi pada temperatur
puncak eksotermik tajam pada temperatur tinggi 900 - 1000 oC pada temperatur ini
Mikroskop elektron :
seperti yang ditunjukkan pada hasil analisis mikroskop elektron gambar di bawah.hal
25
ini sangat berbeda dengan kaolinit yang mempunyai bentuk heksagonal. Akan tetapi
akhir-akhir ini haloysit bentuk lembaran mirip meja atau tubular telah ditemukan pada
beberapa tanah di Texas sehingga bentuk pipa dianggap sebagai lembaran yang
tergulung.Akibat adanya air pada ruang antar lapis ikatan antara O-OH tercegah yang
2.2.4.Pembentukan :
kelengasan tanah. Kondisi lembab dibutuhkan terbentuknya mineral ini. Ada petunjuk
bahwa haloisit dapat dianggap sebagai suatu pengaktip(precursor) dari kaolinit karena
2.2.5.Sifat fisik-kimia :
26
mengandung H2O pada antar lapis. Luas permukaan KPK, platisitas mirip dengan
kaolinit.
Fisika:
fisik yang tak kembang kerut oleh pengaruh lengas. Pada kondisi kering umumnya
bersifat gembur sedang pada kondisi basah keliatannya dan kelekatannya kurang.
Struktur tanah umumnya bersifat remah dan gembur ini terutama pada tanah merah yang
seperti latosol/oksisol , pada tanah ini kaolinit sering berasosiasi dengan besi oksida yang
memberikan warna merah, asosiasi antara kaolinit dan mineral besi pada tanah-tanah
merah sering membentuk mikro-agregat yang mantap. Peran lempung kaolinit group
pada kemantapan agregat lebih banyak diperankan oleh hadirnya oksida besi.
Daya simpan lengas dan lengas tersedia umumnya tergolong cukup baik. Porositas yang
Kimia :
Kapasitas tukar kation pada tanah-tanh dengan lempung kaolinit umumnya relatip
rendah sebagai akibat rendahnya muatan dan besarnya ukuran lempung kaolinit/
menurun. KPK tanah yang relatip rendah berakibat pelindihan kation basa relatip besar.
Kaolinit mempunyai jerapan ion negatip relatip besar, jerapan P pada kaolinit
diduga berkaitan dengan ratio Si/Al rendah (Al tinngi) dan tidak hadirnya substitusi
isomofik pada mineral lempungnya. Jerapan spesifik fosfat pada kaolinit diduga akibat
Fiksasi kation K dan NH 4 absen karena lempung ini tidak mempunyai ruang antar
Prancis. Silikat tipe ini telah banyak dianalisis sejak 1847 oleh Damour dan Salvetat,
Kemudian oleh oleh Lechatelier 1887.Struktur monmorilonit telah dipelajari oleh Ross,
Monmorilonit merupakan tipe lempung 2:1 atau dalam kelompok smektit yang cukup
penting, tipe lempung ini sering disebut bentonit, monmorilonit kualitas komersial sering
dinamankan bentonit. Monmorilonit dalam bentuk endapan lempung (bentonit) juga telah
ditemukan dalam jumlah besar di Amerika serikat. Monmorilinit banyak ditemui pada
28
tanah terutama grumusol/vertisol, pada horison B Alfisol dan Ultisol. Sedang pada
-Monmorilonit,
-Beidelit,
-Nontronit
3.1.1.2.Pembentukan :
dengan drainase terhambat umumnya adalah daerah datar. Musim hujan dan kemarau
yang tegas dan hadirnya kation basa yang cukup. Diduga di daerah datar pencucian Si
terbatas sehingga rasio Si/Al + 2. Lingkungan pH tanah netral sampai basis diduga
Kehadiran monmorilonit pada lahan miring diduga bahan ini merupakan bahan endapan
dari tempat lain, begitu juga hadirnya monmorilonit endapan pada daerah aluvial pantai
3.1.1.3.Struktur
sebagai Al2O3. 4SiO2. H2O + x H2O. Apabila pada rumus umumnya monmorilonit
0,66. Nama monmorilonit dikhususkan untuk spesies silikat alumina terhidrasi dengan
sedikit substitusi..
Kedua hipotesis tersebut mempunyai kesamaan dalam hal struktur sel unit yang
dianggap simetri, yang berlawanan dengan yang ada pada kolinit. Yakni satu lembat
oktahedra diapit oleh dua lembar tetrahedra silika.. Lapisan-lapisan kristal dilaporkan
tertumpuk secara acak sedang beberapa dari mineral tersebut bahkan berbentuk serat
Ikatan yang terbentuk antar lapisan relatip lemah karena diikat oleh kation yang
ditarik oleh muatan negatip antar kedua lapisan, kation-kation ini dapat menarik air
(hidrasi) sehingga akan mengakibatkan terbentuknya ruang antar misel yang akan
Pada struktur Edelmann dan Favajee terdapat satu susunan alternatip dari tetrahedra
silika denga ikatan SI-O-Si bersudut 180o dengan bidang dasar yang terdiri dari gugus-
Dari ketiga struktur smectit dengan anggota monmorilonit, beidelit dan nontronit
terlihat bahwa Pada monmorilonit Al disubstitusi Mg, sedang pada nontronit Si diganti
diganti Mg. Pada genuin monmorilonit 0,66 Al diganti Mg (Perhitungan muatan dapat
Perbedaan antar dan inter kelompok monmorilonit dan saponit digambarkan sebagai
berikut:
-Hektorit
-Saponit.
Kimia :
32
Muatan pada monmorilonit terutama merupakan muatan tetap yang dihasilkan dari
substitusi isomorfik. Muatan terubahkan yang ada hanya sedikit karena semua gugus
hidroksil yang tersedia terletak dalam bidang bawah permukaan yang tertutup oleh
jaringan atom oksigen.Van olphen 1977, menyebutkan suatu muatan yang setara dengan
KPK 70 me% untuk monmorilonit khas. Dengan luas permukaan spesifiknya sebesar
700-800 m2 /g.
Potensi mengembang dan mengkerut yang tinggi mengakibatkan mineral ini dapat
menerima dan menyemat ion-ion logam dan senyawa organik. Jerapan bahan organik
membentuk ikatan organomineral. Ion –ion organik diyakini mampu mengganti kation-
kation anorganik dalam posisi antar lapis. Lapisan senyawa organik dapat berupa lapisan
tunggal maupun ganda dijerap tergantung pada ukuran kation dan defisit muatan dari
lapisan mineralnya.
Fisik :
Adanya ikatan yang lemah antar kisi mengakibatkan ukuran mineral ini jauh lebih
halus dibanding kaolinit, adanya ikatan yang lemah antar kisi dan terisi kation dengan
ikatan lemah maka akan terbentuk luas permukaan dalam. Sebagai akibat ukuran yang
halus dan terbentuknya lapisan dalam maka luas permukaan montmorilonit sangat besar.
Tingginya luas permukaan spesifik ini yang terbuka dalam dispersi oleh air monmorilonit
menunjukkan sifat plastisitas dan kelekatan yang tinggi dalam keadaan basah.. Sifat
mineral yang berupa butiran sangat halus sedang lapisan penyusunnya tidak terikat
pengembangan antar lapis yang menyebabkan volumenya meningkat menjadi dua kali
lipat. Pengembangan dari jarak dasar ini bersifat seragam dan bertahap akibat penyerapan
3.1.1.6.Identifikasi :
33
Difraksi sinar X :
puncak difraksi jarak dasar 001 sebesar 10 A, pada kondisi kering angin antar kisi terisi
air jarak dasar antara 12,4 - 14A (tergantung kation penjenuh). Setelah penyisipan dengan
pada temperatur rendah (100-250 oC), suatu puncak kurve endotermik antara 600 dan
34
700o.dan cekungan kecil antara 800 dan 900oC yang diikuti puncak kurve endotermik
Mikroskop elektron :
fisiko-kimia tanah :
Pengaruh fisik :
35
Vertisol maupun grumusol merupakan jenis tanah paling umum yang sifat-sifatnya
banyak dirajai akibat hadirnya mineral ini. Diantara berbagai spesies mineral lempung
kembang kerut yang tinggi dari jenis mineral ini membuat tanah-tanah yang dirajai
lempung ini bersifat plastik dalam kondisi basah dan keras apabila kering. Rekahan yang
lebar akan terbentuk pada saat tanah mengering atau musim kemarau. Akibatnya pada
musim kemarau tanah-tanah ini mempunyai rekahan yang lebar dan mengalami
Sifat kembang kerut ini juga berakibat pada tanah yang keras bila kering dan
lekat/plastis pada keadaan basah sehingga menyulitkan untuk diolah. Morfologi tanah
permukaan berupa relief gilgai dan terbentuknya slicken slide/cermin sesar dan struktur
Kemantapan agregat pada tanah ini cenderung tidak mantap karena dengan keberadaan
air bogkah tanah hancur akibat pengembangan. Daya simpan air tinggi akan tetapi lebih
banyak hadir pada ruang antar kisi sehinggi titk layu permanen juga tinggi.
tanah ini sangat lambat, sehingga kehadiran lempung ini pada tanah dengan kemiringan
akan rentan terhadap erosi. Kestabilan tanah terhadap pengaruh air menjadi tidak mantap
yang berakibat tanah ini sulit dikontruksi untuk jalan atau bangunan. Rusaknya bangunan
irigasi dan bocornya air merupakan masalah yang sering muncul pada tanah-tanah ini.
Pengaruh kehadiran monmorilonit terhadap sifat kimia tanah terutama dari aspek
muatan, muatan yang terbentuk pada monmorilonit merupakan hasil substitusi isomorfik
sangat kecil. Ukuran partikel yang halus dan terbentuknya permukaan dalam
mengakibatkan tanah ini mempunyai luas permukaan spesifik dan KPK yang besar. Pada
Adanya KPK yang tinggi mengakibatkan tanah-tanah yang dirajai lempung ini
mempunyai cadangan hara tinggi dan tersediakan. Adanya muatan yang besar berakibat
terhadap daya sangga tanah terhadap perubahan pH cukup besar sehingga tanah tidak
mengalami goncangan pH yang ekstrim bila lingkungannya berubah, akan tetapi bila
37
lempung ini hadir pada tanah masam maka dibutuhkan kapur dalam jumlah besar untuk
menaikkan pH nya.
Sifat kembang kerut dari monmorilonit dan hadirnya ruang antar lapis beberapa
katio dapat terjerap dan terfiksasi, K dan NH4 merupakan kation yang dapat tersekap
Jerapan aion pada tanah yang dirajai oleh monmorilonit kecil akibat muatan yang
terbentuk negatip. Akibatnya jerapan fosfat relatip kecil. Vertisol yang mempunyai kadar
kapur tinggi jerapan dapat terjadi akibat terbentuknya endapan Ca-fosfat bukan dari sisi
lempungnya..
3.1.2.Vermikulit
3.1.2.1.Penamaan :
Vermikulit sejati atau primer pembentuk batuan tidak dimasukkan sebagai mineral
opertama kali pada tanah Skotlandia.. Walter(1975) menyatakan bahwa mineral ini belum
pernah dipisahkan sebagai eka mineral. Vermikulit biasanya terdapat sebagai mineral
,mineral ini juga berasal dari rubahan mika tapi bukan hasil rubahan biotit seperti
Mineral ini umumnya terbentuk lebih banyak pada tanah yang berdrainase baik,yang
oktahedral diantara 2 lembar tetrahedra silika. Sejumlah besi dapat juga dijumpai pada
mineral tersebut.
Struktur ini mirip dengan struktur klorit bedanya pada ruang antar lapis pada klorit
terisi brusit sedang pada illit terisi molekul air setebal lapisan sekitar 5 A.
Dalam banyak kasus penyelingan dengan Al hidroksi juga terjadi. Dalam lapis tetrahedra
terjadi cukup banyak substitusi Si oleh Al, sehingga vermikulit mempunyai muatan
negatip tinggi.
3.1.2.4.Sifat fisik-kimia :
- Karena terdapat molekul air cukup tebal maka vermikulit dapat kembang
- Lempung ini mempunyai muatan paling besar sehingga mempunyai KPK paling
Menurut Douglas (1977) KPK vermikulit dioktahedral adalah 1,05 kali KTK
vermikulit trioktahedral 1,5 kali lebih tingi dibanding trioktahedral. Nilai CEC
mempunyai mintakat baji yang sangat selektip untuk fiksasi K+,NH4+dan katon
lain.
-Nilai fiksasi kalium dan amonium yang tinggi pada banyak tanah lebih disebabkan
3.1.2.5.Identifikasi :
contoh yang terorientasikan, puncak kurve difraksi sinar x jarak dasar (001) adalah 14 A.
Puncak kurve ini tidak bergeser atau merosot dengan solvasi, tapi setelah pemanasan
hingga 700oC, jarak dasar d-nya biasanya merosot ke 11,8 atau 9,3 A.
40
Kehadiran vermikulit yang berselang-seling dengan monmorilonit, klorit illit dan biotit
Perlakuan dengan KCl dapat menghasilkan suatu mineral dengan struktur mika.
Illit digolongkan kedalam lempung tipe 2:1 yang tidak mengembang dan
mengkerut. Akan tetapi ada yang tidak memasukkan sebagai lempung tanah, akan tetapi
berupa mineral mika yang berukuran lempung. Sedang USDA memasukkan dalam
kelompok mineral lempung. Perbedaan dengan mika bahwa Illit mempunyai K dan Si
yang lebih rendah (7-8 % K) dibanding mika sehingga diduga illit merupakan hasil
lapukan mika.
Beberapa penulis berpendapat ada seri kontinue dari spesies Illit antara muskovit-
3.2.1.2.Struktur :
Substitusi isomorfik pada illit terjadi baik pada lembar tetrahedral maupun
sedang pada lembar Oktahedral terjadi substitusi isomorfik Al diganti Mg/Fe. Pada
ruang antar lapis untuk mengisi defisit muatan diimbangi oleh K akibatnya antar lapis
terikat lebih kuat dibanding monmorilonit. Perhitungan mengenai muatan pada illit dapat
Akibat antar kisi terikat kuat bersama-sama sehingga illit tidak mengembang
Illit berbutir halus telah ditemukan terkonsentrasi dalam fraksi lempung kasar (2- 0,1
Sifat illit mirip kaolinit ketimbang monmorilonit. Akan tetapi kemudahannya dalam
Inseptisol dan Entisol. Pada daerah dengan presipitasi tinggi mineral ini cenderung
berubah menjadi monmorilonit, sedang dibawah iklim yang lebih panas dan temperatur
tinggi stuktur illit menjadi tak teratur dan akan terbentuk kaolinit.
Illit merupakan lempung yang tak kembang kerut sehingga tanah-tanah yang mineralogi
3.2.1.6. Identifikasi :
Defraksi sinar x :
bergeser dngan pemanasan 5000C atau setelah solvasi dengan gliserol, glikol
Gambar 22. Difraksi sinar X dari Illit asosiasi dengan kaolinit dan kuarsa
44
Secara kimia :
Dengan analisa elemental K juga dipkai untuk identifikasi illit. Konsentrasi teoritik
antara 9-10 % K,kadar K sebesar 5-8 % sering dijumpai pada lempung illitik,dengan
100-200 oC akibat kehilangan air terjerap dan endoterm pada 600oC sebagai akibat
IV. LempungTipe 2 : 1: 1
4.1. Klorit
4.1.1. Penamaan :
Klorit merupakan silikat magnesium dan aluminium terhidrasi yang berhubungan
dengan mineral mika dalam hal kenampakannya. Namanya berasal dari warna hijau dari
berbagai spesimen klorit yang banyak mengandung besi dalam bentuk ferro.
4.1.2. Struktur :
Dari segi struktur klorit berhubungan dengan talkum,atau lempung tipe lapis 2:1 dan
menunjukkan hubungan yang erat dengan vermikulit. Akan tetapi para pakar lebih suka
memakai istilah 2:2 untuk klorit. Lembar oktahedra yang terdiri dari Mg(OH) 2 diapit 2
lembar tetrahedra silika. Ruang antar misel juga ditempati oleh lembar brusit sehingga
muncul istilah lapis 2:2. Komposisi kimia beragam secara umum dirumuskan :
(Mg,Fe,Al)6 (Si,Al)4O10(OH) 8
46
tetrahedal dapat diganti Al, sedang Fe/atau Al dapat menggantikan Mg pada posisi
oktaheral.
Tingkat substitusi dinyatakan oleh Foster(1962) sebagai rasio Fe2+/R2+, dan berdasarkan
2.Intermediet
Tipe klorit lain yakni klorit yang mengembang atau klorensit,mengembang bila basah
mineral ini lebih dianggap sebagai mineral berlapis campuran yang terdiri dari klorit-
Penggantian Mg oleh Al yang terjadi pada lembar brusit yang merupakan penyebab
timbulnya muatan positip, muatan positip ini praktis menetralisir muatan negatip dari
lapisan mika. Oleh karena itu klorit hanya mempunyai muatan yang sangat kecil sehingga
KTK rendah.
Pengisian ruang antar lapis dengan hidroksi besi akan banyak menyemat fosfor akan
tetapi hadirnya lapisan penyeling ini akan menurunkan penyematan K+ dan atau NH4+
47
Identifikasi :
Kimia :
Trioktahedral klorite mudah dilarutkan dengan perlakuan 1N HCl pada 80oc (semalam).
perlakuan ini dimaksudkan untuk memisahkan klorit dari mineral lain. Mineral yang
resisten terhadap perlakuan biotit, muskovit, kaolinit. Penetapan ekstrak jumlah Al, Mg
dan Fe++ memberikan hasil jumlah relatip dari ketiga unsur ini dalam mineral.
Termal Analisis :
tergantung dari kation pada lembar interlayer hidroksi dan lembar oktahedral dari
Untuk lempung tanah DTA sering tidak bisa digunakan untuk identifikasi
rendah. DTA bisa dipakai untuk konfirmasi hadirnya material hidroksi jika mineral ini
dominan. Dua puncak endotermik pada DTA sekitar 360 dan 470 untuk menandai
Defraksi Sinar X
Basal spasing d (001) pada 1.4 - 1,44 nm tergantung dari species. Substitusi Al untuk
Si dalam tetrahedral dan Fe untuk Mg 2+ atau Al 3+ pada sisi oktahedral dari beberapa
species klorit memberikan pengaruh pada jarak d XRD dari klorit dapat dilihat pada pada
lain seperti kaolinit. mineral 2:1 dll untuk memperoleh hasil yang memadai, mengingat
Sifat Kimia :
KPK dari klorit relatip kecil dengan variasi antara 10-40 me%. Muatan 2:1 dari
klorit sama dengan muatan pada mika. Muatan negatip terutama berasal dari substitusi
Sifat Fisik :
Sifat fisik terutama stabilitas struktur oleh Al dan Fe oksida-hidroksida
dipengaruhi oleh hadirnya hidroksi interlayer dari phasa hidroksida. Telah diperlihatkan
bahwa sifat mengembang daya hantar hdraulik pada tanah yang kaya sesquioksida sangat
50
dan kemampuan Al interlayer lebih besar dibanding Fe. Dengan demikian ditemukan
monmorilonit dan mencegah dispersi oleh ion Na. Besdarnya reduksi dalam
pengembangan atau dispersi oleh Al lebih besar dibanding Fe dalam interlayer berkaitan
dengan keseragaman distribusi dalam ruang interlayer dan besarnya stabilitas komponen
Al interlayer.
51
seragamnya penumpukan lempung di alam, lempung ini tidak bisa dipisahkan dengan
5.1. Pembentukan :
- Pola teratur
- Pola acak
Lempung ini dapat berupa hasil dari suatu proses segregasi dalam suatu kristal
didalam suatu mintakat-mintaat dari suatu mineral yang lain Pembentukan lempung
lapis campuran dapat terjadi akibat pengendapan, pembentukan dan pertumbuhan kristal
dalam ruang antar lapis. Contoh : Lembar gibsit dapat terbentuk dari pengendapan dan
kristalisasi dalam ruang antar misel. Akibat penggantian ion-ion tertukarkan dan
5.2. Identifikasi :
52
monomineral.
Analisis sinar X juga menghasilkan sekuen difraksi sinar –x yang teratur dengan
campuran lempung yang teratur. Diidentifikasi dari puncak difraksi dasar (001) yang
dua lapisan lempung vermikulit 14 A akan menghasilkan jarak dasar d = 2x14 =28 A.
untuk komponen monmorilonit kering udara). Dengan asumsi komponen belum berubah
Untuk lempung lapis acak sulit diidentifikasi dan tidak menampakkan seri yang
integral dari pola difraksi dasar (001). Perlakuan pendahuluan seperti solvasi,penjenuhan
tersebut. Sebaliknya lempung yang tercampur secara fisik dapat denga mudah
diidentifikasi,karena difraksi jarak dasar (001) dari bidang utama akan tampak semuanya
dalam analisis sinar –x. masing-masing puncak difraksi dapat di identifikasikan dengan
cara biasa.
Lempung lapis campuran telah dideteksi banyak terdapat dalam kawasan iklim
sedang,iklim dingin dan iklim tropik. Ewan dan Amil 1975. Berpendapat bahwa
pelapisan campuran kurang umum terjadi di tropika. Pada tanah kawasan iklim sedang
kawasan sub tropik Amerika serikat. Di daerah tropik basah terjadi stratifikasi sequen
53
Sifat-sifat tanah yang terjadi akibat keberadaan lempung lapis campuran sangat
fisik dan kimia yang terpengaruh oleh monmorilonit, sifat fisik terutama lebih banyak
dipengaruhi oleh monmoriloninya ketimbanh illit atau klorit. Hal yang sama terjadi pada
pada stratifikasi monmorilonit-kaolinit maka sifat fisfik dan kimia tanah dirajai oleh
pengaruh monmorilonitnya.
54
6.1. Pengertian :
Mineral silika adalah mineral yang seluruhnya terdiri dari silika,mereka terdapat
secara luas di alam dan sering merupakan anasir penting dari fraksi lempung tanah. Akan
tetapi partikel silika kasar sering hadir pada fraksi debu dan pasir.
6.2. Struktur :
Mineral ini tidak tergolong dalam phyllosilikat yang dicirikan oleh struktur
lembar,tetapi mereka dibedakan sebagai tetapi mereka dibedakan sebagi mineral denga
Ke 4 atom O dari tetrahedron silika mempunyai hubungan dengan lang sung dengan
atom-atom silikon tetangganya yang menghasil;kan koordinasi lapis 4 yang secara listrik
seimbang.
- Kwarsa
- Tridimit
- Kristobalit
55
Tergantung dari temperatur ketiganya dapat berada dalam bentuk Alpha, beta dan gama,
perubahan ini dapat terjadi secara spontan dan reversibel dan disertai oleh perubahan
Gambar 28. Perubahan struktur yang berkaitan dengan konversi kuarsa alpha ke
beta
6.4. Sifat-sifat :
Mineral ini dianggap sebagai lembaran inert, atau bahan tak aktip. Luas permukaan 2-
3 m2/g.Tanah yang dirajai mineral silika mempunyai KPK, daya pegang air,
muatan/KPK rendah. Tidak kembang kerut dan tak plastik. Mineral silika tak dapat larut
56
pada pH rendah, kelarutannya tidak meningkat, jika pH dinaikkan misal dari 3-9. Pada
Secara umum kelarutan silika berhubungan dengan kerapatan tumpukan tetrahedra silika.
Kuarsa < kristobalit < Opal (silika dari tanaman = silika biogen) < silika amorf
6.5.Identifikasi :
X-ray
Identifikasi sinar –x kwarsa menghasilkan jarak d (100) sebesar 4,26 A ini sering
Dengan DTA kwarsa menunjukakan endotermik yang kecil tapi tajam pada 573 oC
pelapukan. Kwarsa umumnya merupakan mineral penting yang terdapat dalam spodosol
(bahan induk kaya silika). Pada ultisol dan alfisol kuarsa dapat hadir dalam horison
argilik. Pada Oksisol karena pelapukan dan pelindihan lanjut silika absen. Secara umum
tanah-tanah yang didominasi kwarsa mempunyai sifat fisik dan kimiawi yang buruk.
Tekstur yang kasar dari pasir kwarsa berakibat terhadap daya simpan air yang
57
rendah.Kwarsa memiliki muatan dan luas permukaan yang sangat rendah sementra
pelapukan batuan yang banyak mengandung kwarsa relatip miskin hara. Dominasi pasir
kwarsa berakibat terhadap pelindihan hara . Batuan dengan kandungan kwarsa tingi
melainkan berupa oksida besi dan Aluminium yang mengandung air yang berasosiasi
dengannya.. Dua bentuk utama monohidrat kristalin dari oksida besi yaitu goetit dan
lepidokrosit, dan dua oksida besi anhidrous kristalin juga ditemukan dalam tanah (hematit
dan maghemit). Struktur dan Komposisi mineral besi dapat dilihat pada tabel dan gambar
31 dibawah :
Limonit merupakan mineral oksida besi yang penting, akan tetapi sekarang tidak
dianggap mineral tanah. Mineral oksida besi hidrous yakni Ferrihidrit, semakin dianggap
penting. Secara struktural goetiti dibentuk oleh atom-atom oksigen yang tertumpuk rapat
dalam suatu pola heksagonal. Dipihak lain lepidokrosit mempunyai suatu pola struktur
Pada lepidokrosit mempunyai pola struktur yang lebih rumit substitusi isomorfik
oleh Al dan atau Mn atas beberapa atom Fe sering terjadi. Substitusi Al dari Fe yang
7.2.2. Struktur :
Struktur oksida hidrous Al tersusun oleh lapisan-lapisan yang terdiri dua lembar
hidroksil yang tertumpuk rapat dengan aluminiumnya terletak dalam koordinasi lipat 6
Gugus hidroksil disusun dalam posisi yang agak polar didalam struktur
tersebut.Ion-ion Al menempati 2/3 dari ruang antara oktahedral yang mungkin lowong.
Gugus hidroksil satu lapisan hampir langsung berhadapan dengan gugus hidroksil dari
lapisan terdekat. Lapisan-lapisan tersebut terikat secara bersam-sama oleh ikatan ikatan
Mineral oksida besi hadir pada hampir semua jenis tanah. Fe merupan salah satu
unsur pembentuk batuan yang dalam pelapukan cenderung melonggok dan meningkat
prosentasenya akibat kelarutan dan pencucian unsur ini relatip rendah. Tanah yang
berkembang dari bahan induk batuan basis atau ultra basis memiliki kadar Fe yang relatip
lebih besar dibanding yang berkembang dari batuan masam. Oksida besi banyak hadir
pada tanah-taah merah yakni pada alfisol, ultisol maupun oksisol/latosol tua. Plintit atau
Goetit,hematit dan gibsit bentuk oksida besi dan Al yang dijumpai pada tanah yang
telah mengalami pelapukan lanjut.Warna merah dan kuning dari tanah-tanah yang
-Goetit merupakan mineral besi oksida penting dalam banyak tanah yanagmenyebabkan
tanah yang bersangkutan menjadi berwarna coklat kemerahan. Dipihak lain hematit
kurang penting tapi dapat dijumpai pada tanah tropik dan subtropik. Mineral ini
Gibsit merupakan mineral utama tanah-tanah Ultisol dan oksisol dengan pelapukan
lanjut dikawasan tropik dan subtropik. Mineral-mineral besi dan aluminium oksida
60
bersifat amfoter Pada kondisi masam mempunyai muatan elektronegatip yang lemah dan
pada kondisi basa dapat membentuk muatan elektropositip.. pada kondisi pH tertentu
dapat menjadi tak bermuatan, nilai pH yang mineral tersebut tak bermuatan disebut
Kapasitas jerapan mineral ini antara 30-300 Umol/g dan berbanding cukup baik
dengan kapasitas tukar kation mineral silikat. Jerapan non spesifik menyangkut ikatan
elektrostaik sedang jerapan spesifik/erapankimia ion oleh mineral besi terkait dengan
Jerapan spesifik terjadi atas ion fosfat dan kation logam berat seperti Cu, Zn. Mn dan Pb
yang menghasilkan reaksi seperti retensi atau fiksasi. Jerapan ion fosfat meningkatkan
Mineral Fe oksida berpengaruh terhadap sifat fisik tanah, terdapat petunjuk bahwa
oksida besi dijerap oleh mineral kaolinit,yang mendorong pengaruh sementasi dan
menghasilkan pementukan agregat partikel tanah yang kuat dan pembentukan konkresi
kristal yang baik, dengan difraksi sinar –x menunjukkan pola yang tidak teratur,
beberapa ahli kurang sependapat mengenai istilah amorf karena bisa jadi beberapa
material dari yang disebutkan amorf sebenarnya material tersebut telah memiliki bentuk
kristal yang halus yang tak terdeteksi dengan baik oleh difraksi sinar –x.
8.2.Pengelompokan :
Pengelompokan fraksi lempung amorf meliputi fraksi yang terdiri bahan primer
Oksida Amorf :
Contoh : - Al(OH)3 amorf
- Fe2O3 amorf
Alumino silikat amorf :
Contoh :
- Allofan
- Immogolit
8.3. Allofan :
62
teratur/tanpa pola pada difraksi sinar-x. Allofan pertama kali diperkenalkan oleh
Stromeyer dan Hausmann 1861 untuk alumino silikat hidrous yang terdapat di alam jadi
tidak hanya terbatas pada nama lempung yang sekarang ini disebut allofan.
Sejak saat tersebut istilah allofan digunakan untuk berbagai bahan lempung yang yang
8.3.2.Kehadiran :
Lempung ini hadir terutama pada tanah-tanah yang berkembang dari bahan induk
abu volkan. Lempung ini terutama hadir pada tanah andosol (ando=hitam) karena horison
A berwarna hitam yang mempunyai kandungan BO sangat tinggi. Diduga bahan amorf
ini yang menyebakan daya tahan terhadap dekomposisi dari bahan organik oleh mikrobia.
8.3.3.Struktur :
Komposisi kimia dicirikan oleh rasio molekular Al:Si =1:1 atau 1:2 Rumus kimia yang
diusulkan adalah
Gambaran dua tipe struktur lempung ini dapat dilihat pada gambar 33. dibawah
63
8.3.4.Pembentukan :
Allofan terutama hadir pada tanah-tanah yang berkembang dari bahan induk abu
vokanik baik yang bersifat masam intermediate maupun basis. Hadirnya glass volkanik
pada bahan abu volkan yang relatip besar diduga allofan terbentuk dari bahan ini.
Ukuran abu yang relatip halus merupakan kondisi yang cukup baik untuk pembentukan
allofan dalam jumlah besar hal ini berlainan dengan batuan yang bersifat kompak.
organik pada lapis permukaan Andosol yang cukup tinggi. Penggambaran pembentukan
Pelindihan basa
64
8.3.4. Sifat fisiko-kimia: Sifat amorf dari allofan berakibat bahan ini
mempunyai permukan jenis yang tinggi.struktur sponggi atau porous dari alofan
berakibat bahan ini mampu menyimpan air dalam jumlah besar serta mempunyai BV
Muatan yang terbentuk pada allofan terutama adalahmuatan terubahkan sebagai hasil
proses protonisasi dan deprotonisasi yang dapat digambarkan sebagai berikut. Pada pH
negatip terubahkan (Variable charge), sebaliknya pada pH rendah akan terjadi protonisasi
Desosiasi H ini akan mengakibatkan KPK dan KPA allofan cukup besar.
8.3.5. Identifikasi :
Analisis Xray
Analisis sinar x dari allofan menunjukkan pola yang tak jelas/tak teratur seperti
pada bahan amorf umumnya, sehingga identifikasi dengan X ray untuk allofan sulit
dilakukan.
Analisis termal :
Kurve DTA dari Allofan dicirikan oleh puncak endotermik yang besar dan tajam
antara 50 dan 200 oC yang diakibatkan oleh hilangnya air terjerap, dan suatu puncak
eksotermik yang tajam pada 900 hingga 1000oC akibat pembentukan Alumina J atau
mulit.
65
8.4. Imogolit :
8.4.1.Keberadaan :
Tipe lempung amorf yang kedua setelah allofan yaitu imogolit lempung ini
mempunyai ciri-ciri yang mirip dengan allofan, Immogolit mempunyai bentuk kristal
mirip rambut atau mirip spagheti. Istilah parakristalin disarankan untuk menyatakan
struktur immogolit.
8.4.2.Pembentukan/genesa :
elektron dan kehadirannya dibawah lingkungan yang mirip atau berasosiasi dengan
terbentuknya Imogolit.
8.4.3. Struktur
Struktur kimia dari imogolit diduga tidak berbeda jauh dengan allofan yakni berupa
aluminosilikat dengan perbedaan pada imogolit telah nampak struktur kristal mirip spagheti.
Sifat fisik Imogolit tidak jauh berbeda dengan allofan,yakni mempunyai luas
permukaan tinggi, daya simpan air tinggi dan bersifat tiksotropi. Struktur allofan dan
imogolit yang memperlihatkan sifat porous yang tinggi memberikan konskuensi bahan ini
Dari sifat kimia menunjukkan KPK immogolit lebih tinggi dibanding allofan. Wada
memperkirakan KPK Imogolit sebesar 135 me% lempung dan KPA berkisar 5 –30 me
% lempug.
66
8.4.5. Identifikasi :
Analisis Xray Imogolit telah menampakkan puncak kurve difraksi sinarX yang
lebar pada 12A, 7,8-8,0 A dan pada 5,5 A pada contoh yang terorientasikan (Yoshinaga
dan Aomine,1962). Tapi dengan defraksi sinar-x tersebut untuk dapat meyakinkan
elektron.
Analisis termal:
67
Identifikasi imogolit melalui analisis termal menunjukkan bahwa kurve DTA dari
imogolit menghasilkan puncak endotermik pada 390 hingga 420oC akibat dehidroksilasi
Immogolit mempunyai bentuk kristal yang lebih jelas. Mikroskopi elektron memberikan
petunjuk adanya bentuk-bentuk kristal mirip rambut atau mirip spagheti. Istilah
Sebagai akibat porousnya struktur allofan, serta luasnya permukaan spesifik, tanah-
tanah yang banyak mengandung allofan dicirikan oleh kerapatan lindak (berat volume)
yang rendah biasanya < 0,8 g/cm3, tanah ini juga mempunyai BJ yang lebih rendah
terutama pada horison A, dan mempunyai plastisitas yang tinggi, meskipun tanah tersebut
bersifat tak lekat bila basah. Kapasitas mengikat air meningkat dengan hadirnya allofan.
kemantapan agregat yang tinggi, tanah bersifat sangat gembur dan pengolahan tanah
ringan.
Lempung amorf allofan imogolit mempunyai luas permukaan yang tinggi dan
hampir tak terjadi substitusi isomorfik akibatnya tanah-tanah yang dirajai lempung
allofan mempunyai muatan positip dan negatip terubahkan yang besar. Akibatnya tanah
mempunyai nilai KPK dan KPK yang cukup besar.Hadirnya lempung allofan yang
69
mempunyai KPK berkisar 20 –50 me% dan Imogolit mempunyai KPK sebesar 135 me
allofan mempunyai KPK tinggi. Pada andosol kehadiran BO yang tinggi pada
fungsi kehadiran BO yang tinggi dan bahan amorf/allofan. Hadirnya muatan negatip yang
Jerapan anion pada allofan dibagi kedalam jerapan non spesifik (elektrostatik) dan
spesifik (terfiksasi, kovalen), besarnya jerapan anion secara tak spesifik meningkat
dengan menurunnya pH. Jerapan spesifik mengacu pada ikatan kovalen dalam kulit
koordinasi atom Al/Fe bersifat kuat dan tak tertukarkan.Beberapa penulis berpendapat
bahwa jerapan anion fosfat pada andisol tidak hanya sekadar faktor ikatan kimia akan
berganti dengan yang baru hal ini akan berakibat anion yang terjerap walaupun tak
spesifik menjadi tersekap dan sulit terjangkau akar tanaman.terbentuknya pori mikro
pada struktur allofan juga diduga menjadi penyebab anion fosfat tersekap dan sulit
terhadap jerapan non spesifik.Ion fosfat yang terjerap secara non spesifik lambat laun
yang sangat besar terhadap sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Sebagai media tumbuh
untuk tanaman, lempung bersama bahan organik tanah sebagai penentu kelengasan
tanah, kemudahan tanah terolah, aerasi tanah, bersama bahan organik pula lempung
menjadi sumber dan reservoir hara yang setiap saat menyediakan hara dan air untuk
kelanggengan pertumbuhan tanaman. Tampilan fisik dan kimia dari tubuh tanah secara
Berat jenis tanah merupakan perbandingan antara massa padatan tanah dengan
volume padatan tanah. Peranan lempung dalam menentukan BJ tanah tidak terlalu besar
mengingat BJ lempung hampir sama dengan BJ tanah pada umumnya, akan tetapi
beberapa tanah yang telah mengalami pelapukan lanjut sering dirajai mineralogi berupa
oksida besi seperti pada tanah laterit mempunyai BJ yang relatip lebih tinggi sementara
pada Andisol adanya kecenderungan bahan amorf bereaksi kuat dengan bahan organik
tanah ini cenderung mempunyai BJ yang lebih rendah dari tanah umumnya. Lempung
setara dengan komponen mineral tanah pada umumnya yakni sekitar 2,1-2,3.
71
Berat volume tanah merupakan perbandingan antara berat tanah dengan volume
bongkah tanah (volume padatan + volume udara). Peranan lempung dalam menentukan
berat volume tanah berbeda-beda tergantung dari jenis lempungnya. Kelompok lempung
amorf seperti allofan dan imogolit cenderung menurunkan kerapatan bongkah, hal ini
diduga akibat dari struktur lempung allofan yang sarang atau sponggi struktur. Disamping
lempungnya sendiri l;empung tipe amorf cenderung bereaksi kuat dengan bahan organik
yang dirajai lempung amorf. Keadaan ini banyak terjadi pada tanah tanh abu volkan
Lempung tipe 2:1 yang kembang kerut memberikan pengaruh yang berbeda terhadap BV
tanah. Tanah-tanah yang dirajai lempung 2:1 yang kembang kerut cenderung mempunyai
BV yang tinggi dalam kondisi kering mengingat lempung ini cenderung mengkerut dan
memadat pada pada kondisi kering. Tanah-tanah jenis Vertisol yang dirajai lempung 2:1
Penilaian struktur tanah dapat dilihat dari tipe dan derajat stabilitanya atau kemantapan
agregatnya. Lempung mempunyai peranan dalam menentukan tipe struktur tanah maupun
tertentu pula. Tanah-tanah yang kadar fraksi lempungnya sedikit/ rendah cenderung
lepas-lepas dan tidak berstruktur atau mempunyai kemantapan agregat yang rendah.
Lempung 2:1 yang kembang kerut , tanah-tanah yang dirajai lempung tipe 2:1 seperti
kurang mantap. Pada kondisi kering vertisol bersifat keras dan sulit dihancurkan
sebaliknya bila dibasahi agregat akan hancur. Keadaan ini diakibatkan oleh sifat mineral
lempung yang mengkerut pada kondisi kering dan mengembang pada saat dibasahi.
Keadaan agregasi yang buruk ini dapat diperbaiki dengan penambahan bahan organik.
Diduga bahan organik akan menekan kembang kerut akibat masuknya senyawa organik
pada antar kisi maupun penyelimutan bahan organik pada partikel lempung.
Peran lempung oksida dalam pembentukan agregat dan kemantapannya sangat besar.
Lempung oksida seperti Fe oksida dan Al oksida berperanan dalam pembentukan agregat
kemantapan agregat yang tinggi baik makro maupun mikro akibat keberadaan oksida ini.
Akan tetapi pembentukan batu besi yang sangat kuat kemantapannya juga kurang baik
Lempung amorfus. Hadirnya lempung amorfus seperti Allofan / Imogolit pada andosol/
andisol tidak diragukan lagi dalam membentuk agregat yang mantap. Interaksi antara
perombakan bahan organik sehingga terjadi pelonggokan bahan organik. Keadaan ini
mendorong terbentuknya agregat yang mantap akibat interaksi lempung- bahan organik.
Chelat logam –organik dan allofan-organik merupakan agensia pembentuk agregat yang
mantap.
kerut tanah. Tanah yang dirajai oleh lempung yang kembang kerut akan mengakibatkan
tanah menjadi retak-retak pada kondisi kering, menutup dan mengembang apabila
kondisi basah. Keadaan ini sering kurang menguntungkan terhadap putusnya akar rambut
tanaman. Kondisi fisik seperti ini juga berakibat terhadap rusaknya bangunan irigasi,jalan
73
dan bocornya saluran irigasi. Beberapa usaha yang dilakukan untuk mengurangi kembang
kerut diantaranya dengan menambahkan calsium maupun bahan organik yang diharapkan
dapat masuk ke ruang antar kisi sehingga daya kembang kerutnya akan menurun.
Permeabilitas tanah merupakan ukuran laju gerakan air dalam tanah, permeabilitas
sangat ditentukan oleh imbangan ruang pori dalam tanah dan kesinambungannya. Tanah
yang pori makronya besar maka permeabilitasnya akan besar dan sebaliknya yang dirajai
pori mikro permeabilitasnya rendah. Lempung mempunyai peranan yang besar dalam
menentukan permeabilitas. Ukuran lempung yang paling halus diantara zarah tanah
berakibat terbentuknya mikro pori sehingga semakin besar kuantitas lempung dalam
Di samping faktor kuantitas faktor kualitas atau jenis lempung akan berpengaruh
terhadap permeabilitas tanah. Lempung 2:1 yang kembang kerut seperti monmorilonit
yang mantap sehingga terjadi imbangan pori mikro dan makro akibatnya pada tanah-
tanah dengan lempung ini permeabilitasnya cukup baik sekalipun kandungan lempung
tinggi. Lempung oksida cederung berasosiasi dan berinteraksi dengan lempung tipe 1:1
Permeabilas yang cukup baik juga terjadi pada tanah yang dirajai lempung amorf
tipe allofan/ imogolit seperti pada andisol. Lempung amorf yang berinteraksi dengan
74
berpermeabilitasnya medium.
Ukuran lempung yang halus berakibat terhadap ruang yang dibentuk antar partikel
lempung relatip kecil dan berukuran mikro. Peranan lempung dalam menentukan
porositas ditentukan oleh jumlah dan kuantitas lempungnya. Semakin tinggi kadar
lempung dalam tanah imbangan pori mikronya besar sebaliknya semakin rendah kadar
lempung semakin meningkat pori makronya. Daya simpan lengas sangat tergantung dari
imbangan pori mikro dan pori makronya, semakin tinggi pori mikro semakin besar pula
pori mikronya.
Gambar 38. Kurve pF dari tanah pasiran (lempung rendah) dan tanah lempungan
Gaya menahan lengas sebagai akibat sifat bahan padat tanah dinamakan energi
potensial matrik. Hubungan kandungan lengas tanah dengan tenaga menahan lengas oleh
tanah( yang dinyatakan sebagai logaritma pangkat sepuluh tinggi kolom air bebas(pF)
75
dapat dirupakan dalam bentuk kurve yang disebut kurve pF. Pengaruh lempung terhadap
kurve lengas tanah dapat dilihat dari perbandingan antara kurve lengas tanah pasiran dan
Dari grafik terlihat bahwa pada tanah pasiran mempunyai kurve pF yang
membesar pada pF rendah sedang pada lempungan peralihan kadar lengas antara daerah
Keadaan ini diakibatkan oleh karena pada tanah pasiran imbangan pori makronya lebih
besar sehingga kandungan lengas akan menyolok membesar pada pF rendah (air banyak
mengisi pada pori makro dibanding pori mikro). Sebaliknya pada tanah lempung
perubahan tidak menyolok mengingat kandungan pori makronya sedikit sehingga jumlah
air yang mengisi pori makro relatip kecil sehingga kumulatip air yang tersimpan pada pF
Tanah dengan lempung 2:1 yang kembang kerut mempunyai daya simpan lengas
yang tinggi akan tetapi pori mikro yang terbentuk pada antar kisi dalam partikel relatip
sangat kecil dan cenderung tak tersedia karena terikat kuat, hanya tanaman tertentu yang
mampu memanfaatkan air yang terikat kuat ini. Pada tanah dengan lempung ini yang
merajai mempunyai kadar lengas titik layu yang relatip tinggi dibanding tanah pasiran.
yang besar dengan pri mikro yang besar pula, akan tetapi sebagai akibat interaksinya
dengan bahan organik sedang bahan organik mempunyai kemampuan mengikat air
sangat besar diperkirakan sebesar 3 X beratnya maka air tersediakan akan tetap
besar,walaupun kadar air pada titik layu permanen cukup tinggi. Allofan sendiri diduga
mempunyai pori mikro dalam strukturnya sehingga mempunyai kemampuan mengikat air
Pada tanah pasiran imbangan pori makro yang menonjol berakibat daya simpan air
Penambahan fraksi lempung akan meningkatkan pori mikro dan menurunkan pori makro
yang berarti kemampuannya dalam mengikat lengas dan menyediakan lengas akan
meningkat.
Erosi tanah :
Erosi tanah merupan peristiwa terangkutnya tanah ketempat lain melalui agensia
air atau angin. Erosivitas tanah sangat tergantung dari faktor internal tanah itu sendiri dan
faktor lingkungan. Erodibilitas tanah atau kemudahan tanah tererosikan ditentukan oleh
beberapa faktor diantaranya adalah tekstur tanah dan kemantapan agregat, lempung
merupakan zarah tanah yang berukuran paling kecil dan paling ringan, secara teoritis
yang paling mudah terangkut. Akan tetapi kepekaan lempung tererosikan juga
tergantung dari kekuatan ikatan zarah lempung dengan partikel tanah yang lain dalam
bentuk kekuatan agregasi, semakin kuat keberadaan lempung dalam agregasi semakin
sulit lempung tersebut tererosikan, sebaliknya semakin tinggi lempung terdispersi atau
berada diluar agregasi semakin mudah tererosikan. Ada kecenderungan lempung tipe 2:1
cederung lebih mudah tererosikan karena membentuk agregasi yang lemah sehingga
mudah terdisper. Lempung tipe oksida yang sering berasosiasi dengan tipe kaolinit
cenderung membentuk agregasi yang mantap dan relatip tahan terhadap dispersi dan
erosi. Lempung amorf seperrti allofan diyakini tidak mudah tererosi mengingat reaksinya
dengan bahan organik membentuk agregasi yang kuat sehingga tidak mudah tererosikan.
Pengaruh lempung terhadap reaksi tanah dapat dibilang tidak ada walaupun ada
kecenderungan lempung kaolinit dan oksida cenderung hadir pada tanah yang bereaksi
masam dan lempung 2:1 yang hadir pada tanah yang bereaksi netral sampai alkalis.
Lempung lebih berperan dalam hal penyanggaan pH tanah, baik dari segi kwantitas
dalam tanah meningkat maka tanah tidak akan banyak mengalami perubahan pH apabila
menyangga pH lebih besar dibanding kaolinit dan oksida sehingga apabila monmorilonit
hadir pada tanah masam dibutuhkan kapur dalam jumlah yang lebih besar dibanding
apabila diduduki kaolinit atau oksida untuk mengubah pada kisaran pH yang sama.
Keadaan ini berkaitan dengan besarnya H+ yang teradsorpsi pada koloid lempung.
tanah mempunyai andil yang sangat besar terhadap nilai KPK tanah disamping
komponen ke dua yakni bahan organik. Tanah-tanah pasiran miskin bahan organik
bahan organik yang sama. Peran lempung dalam menentukan KPK tanah tergantung dari
jumlah maupun tipe lempungnya. Sifat lempung yang berukuran halus (<2 mikron) akan
mempunyai luas permukaan persatuan berat yang tinggi, tergantung dari kepadatan
muatannya semakin tinggi luas permukaan dan semakin tinggi kepadatannya akan
78
semakin besar KPKnya, sehingga keadaan ini dapat dirumuskan dengan persamaan
permukaan efektip sehingga tanah yang dirajai lempung ini mempunyai KPK yang
luas permukaan spesifik dan kepadatan muatan yang tinggi berakibat terhadap tingginya
Ada dua tipe muatan yang terbentuk pada lempung yakni muatan permanen
(permanent charge) dan muatan terubahkan (variable charge). muatan permanen sebagai
hasil dari subsitusi isomorfik sedang muatan terubahkan dihasilkan dari protonisasi dan
deprotonisasi dari mineral seperti kaolinit , oksida-oksida maupun bahan amorf seperti
allofan imogolit (Van Wambeke 1992: Van Rant 1993). Kapasitas pertukaran kation
dalam tanah merupakan fungsi dari luas permukaan spesifik (S) dan kepadatan muatan
(V). Tanah yang mengandung campuran bahan yang bermuatan permanen dan
terubahkan maka besarnya KPK tanah dapat diekspresikan dengan menjumlahkan dari
masing-masing KPK nya (KPK = SpVp + Sv.Vv), p dan v adalah permanen dan
variabel/terubahkan. Muatan permanen positip dapat juga terjadi pada lempung tipe
oksida besi sebagai konsekuensi dari subsitusi isomorfik misal Fe oleh Ti (Uehara and
Gillman, 1981).
dengan faktor yang berpengaruh dapat digambarkan dengan menggunakan teori Gouy
Chapman dan Nernst yang dirumuskan sebagai berikut (Uehara dan Gilman, 1981)
1/2
79
2nEkT
o v ={ } sinh 1.15 (pHo – pH)
z
K = konstanta Boltzmann
T = temperatur absolut
Z = valensi conter ion dan pHo = pH dimana net muatan variabel nol.
Apabila kita hanya memandang bahan yang bermuatan terubahkan maka besarnya
KPK tanah dipengaruhi oleh pHo tanahnya, konsentrasi elektrolit dan valensi conter ion
serta pH larutan tanah. pHo dari tanah sangat tergantung dari tipe mineralnya. Kaolinit
mempunyai pHo sekitar 5 sedang beberapa oksida seperti TiO2 = 4,5, MnO2 = 4, Fe2O3
antara 6,5 sampai 8, Al2O3 antara 7,5 dan 9,5 (Greenland dan Mott, 1978). Kaolinit
mempunyai KPK mendekati nol pada nilai pH sekitar 5 sementara ferihidrit mempunyai
pHo 6,9 dan geotite 8,1 (Van Breeman, et al 1992) sedang bahan organik mempunyai
Uehara dan Gillman, 1981 menyatakan bahwa mineral lempung atau oksida pada
nilai pH lingkungan lebih besar dari pHo nya akan bermuatan negatip sebaliknya apabila
sama tak bermuatan dan bermuatan positip apabila pH tanah atau pH lingkungan lebih
rendah dari pH nolnya. Sebagai konsekuensinya tanah yang tersusun oleh mineral
lempung atau oksida yang relatip tinggi, dan hadir pada pH tanah yang rendah akan
KPK tanah yang dirajai lempung oksida relatif rendah. Penelitian beberapa jenis
intergrade pada pH 4,9 dengan kandungan bahan organik 2% mempunyai KPK tanah
CaOAc pH 7 sebesar 6 me/100 gram tanah sedang orthok dengan mineralogi Geothit
dengan pH 5.1 dengan kandungan bahan organik 10% mempunyai KPK 17 me%
(Sanchez, 1976).
Pada sistem campuran antara muatan pemanen dan terubahkan dikenal istilah
“point of zero net charge” yaitu nilai pH saat total muatan negatif (permanen plus
variabel) sama dengan KPA (Kapasitas pertukaran Anion). Pada nilai pH tanah di atas
PZNC akan terjadi net muatan negative (KPK > KPA) sebaliknya apabila pH tanah di
bawah PZNC akan terjadi net muatan positive (KPA lebih besar KPK) (Van Ranst 1993:
Van Wambeke, 1992). Tanah yang dirajai mineral lempung 2:1 mempunyai PZNC antara
2 dan 3, apabila kaolinit dominan PZNC antara 4 dan 5 sedang tanah dengan kandungan
oksida tinggi mempunyai PZNC sekitar 6 atau lebih. Tanah Oksisol yang termasuk dalam
Acrudoxic dan Acrustoxic mempunyai pH yang lebih rendah dari PZNC dan pada
kondisi ini tanah nyaris tak mempunyai KPK (Van Wambeke, 1992).
Bahan organik mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap besarnya KPK
tanah mengingat bahan organik mempunyai pHo relatip rendah <4 dan KPK bahan
organik sekitar 200 me/100 gr BO. Oleh karena itu bahan organik sering dipakai untuk
meningkatkan KPK pada tanah yang KPK dirajai oleh lempung dengan muatan rendah.
Hubungan antara pH dengan muatan tanah, pHo dan PNZC dapat digambarkan seperti
Hubungan antara KPK tanah dengan susunan mineralogi yang dimilikinya dapat
Tabe l 7. KPK beberapa jenis tanah dengan mineralogi fraksi lempung berbeda
Lempung dalam tanah mempunyai KPK akibat hadirnya muatan negatip maupun
positip yang dapat menahan anion dan kation hara yang ada dalam tanah. Kation dan
anion hara yang tertahan pada muatan lempung secara elektrostatik dan setiap saat dapat
menahan /menampung hara tergantung dari nilai KPK dan KPA nya. Lempung dengan
KPK/KPA tinggi akan mampu menahan kation dan anion hara yang tinggi pula. Sebagai
gambaran besarnya tanah menampung hara dapat dilihat pada tabel di bawah :
Tabel Contoh kesetaraan KPK dengan jumlah hara yang dapat ditampung
Dari tabel terlihat bahwa tanah yang mempunyai KPK 50 me% akan mampu
menampung kation yang setara dengan 1200 kg Calsium /ha atau 2340 kg Kalium /ha
pada kedalaman lapis olah (20 cm) atau dua kalinya pada kedalaman 40 cm.
Sematan (fixation) amonium dan kalium terutama terjadi pada lempung yang
mempunyai kemampuan kembang kerut. Sematan terjadi apabila kation ini terjebak
dalam ruang antar lapis seperti pada monmorilonit, vermikulit dan illit. Sematan kalium
83
terjadi akibat ukuran keduanya sama dengan ukuran ruang yang terbentuk oleh jaringan
oksigen pada Si tetrahedral yang akan tertarik secara elektrostatik lebih besa.
Berdasarkan posisinya pada unit lempung kalium dibagai kedalam, posisi pada
permukaan mudah tertukarkan (p) posisi pinggir (e) dan posisi tengah antar
P total tanah :
Tahana fosfor dalam meliputi total fosfor, fosfor potensial tersedia, fosfor tersedia
dan P larutan tanah nilainya sangat tergantung dari bahan induk dan lanjutnya proses
pembentukan tanah. Total fosfor dalam tanah sangat dipengaruhi oleh bahan induk serta
tingkat perkembangan tanah, tanah yang berkembang dari bahan induk batuan basis yang
mempunyai kandungan apatit lebih tinggi akan mempunyai total fosfor lebih tinggi
dibanding tanah yang berkembang dari bahan induk batuan masam pada tingkat
perkembangan yang sama. Diperkirakan kandungan total P2O5 pada kerak bumi 0,29 %
sementara pada batuan basis sebesar 0,4 % (basalt) dan batuan masam sebesar 0,2 % pada
granit. Pada tanah yang telah berkembang lanjut misal Oksisol/Ferralsol Cameron yang
berkembang dari basalt ditemukan kandungan total P2O5 sebesar 0,1 % sedang pada
batuan induknya sebesar 0,2% ( Siffermann 1983, tak diterbitkan ), kandungan P total
pada Oksisol umumnya rendah yakni < 200 ppm walaupun ada beberapa yang ektrim
tinggi seperti yang ditemukan pada eutrustok Brasil yakni sebesar 3760 ppm ( Moura et
Tahana fosfor tersedia dalam tanah mempunyai hubungan erat dengan mineralogi
fraksi lempung. Mineral lempung silikat mempunyai kemampuan menyemat fosfat lebih
rendah dibanding bentuk oksida besi maupun Al, tanah-tanah dengan lempung dominan
lempung oksida. Ada petunjuk bahwa tanah-tanah yang telah mengalami pelapukan
fosfat yang tinggi. Kaolinit dan oksida Al/Fe mempunyai kemampuan menyemat fosfor
dalam jumlah besar yang berakibat tahana fosfor tersedia tanah kahat. Sematan fosfat
(Sanchez, 1976).
Intensitas sematan P kaitannya dengan tipe mineralogi dapat digambarkan sebagai berikut
Oksida amorf > oksida kristalin > lempung silikat tipe 1:1 > lemp silikat tipe 2:1
(termasuk allofan) (gibsit,goetit dll)
Jerapan fosfat pada kaolinit sebagai fungsi pH dapat dilihat pada gambar
Kemampuan menyemat fosfat pada Oksisol tergantung pada bentuk oksida dan
lebih besar dibanding bentuk kristalin. Diantara bentuk amorf yang ada bentuk amorf
aluminium mempunyai kemampuan menyemat lebih tinggi dibanding bentuk amorf besi
oksida (Syers et al. cit.Sanchez, 1976). Sebagai contoh untuk memperoleh kandungan 0,2
ppm P dalam larutan tanah diperlukan penambahan P sebesar 395 ppm pada Oksisol yang
dirajai kaolinit dengan kadar lempung 36 % dan diperlukan 900 ppm untuk memperoleh
konsentrasi yang sama pada kandungan lempung 78% (Sanchez, 1976). Jerapan
maksimum P sebesar 525 ppm pada Haplustok dengan pH 6,8 dan meningkat menjadi
Jerapan P yang tinggi pada Oksisol sangat terkait dengan mineralogi maupun
Al2O3 33-40%, dan Fe2O3 sebesar 17-19 % dengan mineralogi berupa goetit, hematit
Sebagai perbandingan kurve serapan fosfor pada Oksisol, Andept dan Molisol
ditunjukkan pada gambar 2.1. dari kurve terlihat bahwa Andept/Andisol menjerap P jauh
Gambar 1. Kurve jerapan fosfor pada Oksisol, Molisol dan Andept dengan
perbedaan komposisi mineralogi (Sumber : Fox. Cit. Van Rant 1993).
Dari gambar terlihat bahwa H 2PO4 menggantikan posisi OH pada struktur oksida,
Hara kation seperti Na +, K+ , Ca++, Mg++, NH4+ dapat ditahan oleh lempung yang
bermuatan negatip melalui ikatan elektrostatik dengan kekuatan yang berbeda tergantung
muatan dan jaraknya terhadap pusat muatan lempung. Dengan demikian lempung
mempunyai kemampuan menahan kation dari pelindihan air perkolasi. Lempung yang
bermuatan positip akan meretensi ion hara negatip seperti fosfat, nitrat, sulfat maupun
clorida. Disamping melalui muatan lempung juga berperan dalam menekan laju
permeabilitas pada tanah pasiran dengan menurunkan pori makro/pori drainase, yang
berarti akan menekan laju permeabilitas tanah dan mengurangi pelindihan kation terlarut.
Overdosis pemupukan sering terjadi pada tanah pasiran yang diberi pupuk, karena
KPK tanah ini rendah maka sebagian besar hara kation akan berada pada larutan tanah,
akibatnya sering terjadi over dosis. Dengan hadirnya lempung hara kation akan
teradsorpsi pada lempung dan akan berdifusi kledalam larutan apabila hara dalam larutan
tanah menurun akibat penyerapan oleh tanaman, dengan demikian pupuk dapat diberikan
dalam jumlah yang relatip besar tanpa dikawatirkan terjadi over dosis dan secara otomatis
tanah dapat mengakibatkan pencemaran terhadap air tanah maupun tanaman yang
tumbuh pada tanah tersebut. Pada tanah-tanah pasiran penambahan lempung akan
bereaksi dengan bahan organik seperti humat dan fulvat dan pertisida sehingga akan
mengurangi pencemaran senyawa humat dan pestisida pada air tanah. Beberapa jenis
logam berat dapat tertahan oleh lempung sehingga akan menahan logam dan mencegah
graminae seperti padi, tebu, jagung dan gandum. Tanaman ini menggunakan si sebagai
penguat batang dan menjaga osmose sel. Tanaman gramineae ini tumbuh kurang baik
apda tanah-tanah yang berkadar Si rendah seperti pada tanah-tanah tua latosol-oksisol
baik pada lahan kering maupun sawah . Pemberian Si pada tanah oksisol ternyata dapat
meningkatkan pertumbuhan dan peningkatan prosuksi gula. Lempung dengan kadar Si/Al
Struktur tanah, daya simpan lengas sementara dari aspek kimia lempung diperankan
untuk meningkatkan KPK sumber keharaan tanaman terutama Si dan bahan ikutan
seperti Ca, Mg, K dan lain-lain. Penggunaaan lempung sebagai bahan amandemen dapat
berasal dari lempung tanah maupun endapan/deposit seperti bentonit dan zeolit. Pengaruh
lempung Zeolit terhadap beberapa sifat kimia tanah dapat dilihat pada tabel
90
Hubungan lempung dengan biota tanah mungkin tidak dapat digambarkan secara
langsung,akan tetapi merupakan hubungan tak langsung lempung terhadap daya simpan
lengas dan retensi hara yang akan berpengaruh terhadap populasi mikroba tanah maupun
pertumbuhan mikroba. Tanah lempungan cenderung meiliki kadar bahan organik lebih
tinggi dibanding tanah pasir,keadaan ini akan berpengaruh terhadap populasi dan
zasad mikro dan sumber energi sumber. Zasat mikro dalam tanah akan mendegradasi
bahan organik dan mentranformasi hara serta menghasil kan senyawa humat yang
berperan terhadap perbaikan sifat fisik dan kimia tanah. Mikrobia berupa bakteri dan
jamur bersama lempung dan pasir dapat berperan dalam pembentukan struktur yang
mantap.
91
terbentuk dari protonisasi /deprotonisasi. Kepadatan muatan pada lempung ini sulit untuk
dihitung secara teoritis. Sebaliknya pada muatan permanen muncul akibat substitusi
isomorfik baik pada tetrahedral maupun oktahedral, apabila besar dan macam kation
pensubstitusi diketahui maka secara teoritis muatan persatuan unit kristal dapat dihitung
dan KPK lempung secara teoritis dapat dihitung. Sebagai gambaran dapat dilihat pada
muatan positip, sehingga tidak terjadi defisit muatan atau unit sel tak bermuatan listrik
divalen) sehingga terjadi defisit muatan positip akibatnya lempung akan bermuatan
negatip yang akan dinetralisir oleh kation berupa kation yang teradsorpsi. Rumus kimia
menjadi (3,34 Al + 0,66 Mg). Dari perhitungan berat molekul dari unit sel sebesar 718
mol gram dan dari sini terlihat bahwa dalam 1 unit sel terjadi kekurangan muatan positip
0,66 atau terbentuk muatan negatip sebesar 0,66 equivalen tiap 718 gram lempung =
660 me/718 gram lempung = 660 x 100/718 = 92 me/ 100 gram lempung = 92 me
10.1.2. Beidelit
silikon disubstitusi oleh Al, dan 4 Al oktahedrik disubstitusi sebgaian oleh Fe+++ atau
Dari struktur ini akan timbul defisit muatan –44 + 43,2 = -0,80 /unit sel, dengan
menghitung mol berat per unit maka KPK teoritis dapat dihitung.
Pada beidelit sering terjadi masuknya aluminoous pada lapisan oktahehral sehingga
jumlah Al melampaui 4 per unit, pada kasus ini sebaran muatan dan besarnya KPK dapat
Defisit muatan dapat dihitung sebesar 43,32-44= -0,68. Dan berat molekul per unit dapat
Pada nontronit ini terjadi substitusi Al oleh Fe +++ (ferri), dan terjadi substutusi Si
oleh Al +++ dengan rumus molekul dan struktur seperti tergambar dibawah :
Dari gambar terlihat bahwa muatan negatip sebesar - 44 sementara setelah terjadi
substitusi muatan positip sebesar + 43,36 ini berarti terjadi defisit muataan positip 0,64
atau muncul muatan negatip sebesar - 0,64 equivalen / sel unit, berdasarkan perhitungan
mol berat dari nontronit sebesar 852,2 sehingga KPK secara teoritis dapat dihitung
yakni sebesar
852,2
dibawah, dan apabila x = 0,7 , maka KPK unit senya dapat dihitung.
Dalam satu sel unit terjadi kekurangan muatan positip sebesar 1,4 atau
terbentuk muatan negatip sebesar – 1,4 /sel unit ( 42,6-44), sehingga dengan menghitung
berat mol persel unit dapat dihitung besarnya KPK secara teoritis. Dari nilai defisit
muatan positip ini KPK efektip dari vermikulit sebesar 100 – 150 me%.
SENARAI PUSTAKA
Buringh, P, 1970. Introduction study of soil in tropical and subtropical region. Center to
agriculture publishing and documentation, Wageningen the Netherlands.
De Conink, Fr, 1978. Physicho chemical aspect of pedogenesis. Rijks universiteit Gent
International Training Center for post graduate sol scientists.
Duchaufour, P, 1982. Pedology, Pedogenesis and Classification, translated by T.R.
Paton. George Allen Unwin, Sydney, Australia.
Fanning, D.S, and M.C.B. Fanning 1989. Soil Morphology Genesis, and Classification.
John Willey and Sons New York.
Huang,P.M. and M.Schitzer. (1986) Interactions of Soil Minerals with Naural Organics
and Microbes. SSSA Special publication Number 17. Madison,Wisconsin,USA.
-----------, 1993, Managing Soils of the humid Tropics as related to their mineralogical
properties International Training Centre for post graduate Soil Scientists State
University Gent Belgium.
---------------- 1995. Clay Mineralogy. Laboratory of Soil Science,Rijk Universiteit
Gent, Belgium
Van Wambeke, A, 1992. Soil of tropics, Properties and Appraisal. McGraw-Hill,
Inc. New York.
Wilding, LP: N.E. Smeck and GF. Hall, 1983. Pedogenensis
and soil taxonomy I. Concept and interaction. Elseiver
Amsterdam-Oxford-New York.
muatan permanen. Muatan terubahkan seperti pada kaolinit terbentuk dari protonisasi
/deprotonisasi pada pinggiran kristal yang patah. Kepadatan muatan pada lempung ini
sulit untuk dihitung secara teoritis. Sebaliknya pada muatan permanen muncul akibat
substitusi isomorfik baik pada tetrahedral maupun oktahedral, apabila besardan macam
kation pensubstitusi diketahui maka secara teoritis KPK dapat dihitung. Sebagai
muatan positip, sehingga tidak terjadi defisit muatan atau unit sel tak bermuatan listrik
divalen) sehingga terjadi defisit muatan positip akibatnya lempung akan bermuatan
negatip. Rumus kimia dari struktur dari monmorilonit dapat digambarakan sebagai
menjadi (3,34 Al + 0,66 Mg). Dari perhitungan berat molekul dari unit sel sebesar 718
mol gram dan dari sini terlihat bahwa dalam 1 unit sel terjadi kekurangan muatan positip
0,66 atau terbentuk muatan negatip sebesar 0,66 equivalen tiap 718 gram = 660 me/718
gram = 660 x 100/718 = 92 me/ 100 gram = 92 me%. Jadi dengan melihat
besarnya substitusi pada monmorilonit KPK lempung monmorilonit secara teoritis dapat
Pada beidelit ini terjadi substitusi Al oleh Fe +++ (ferri), dan terjadi substutusi Si
oleh Al +++ dengan rumus molekul dan struktur seperti tergambar dibawah :
Dari gambar terlihat bahwa muatan negatip sebesar - 44 sementara setelah terjadi
substitusi muatan positip sebesar + 43,36 ini berarti terjadi defisit muataan positip 0,64
atau muncul muatan negatip sebesar -0,64 equivalen / sel unit sehingga KPK secara
852,2
dibawah :
Dalam satu sel unit terjadi kekurangan muatan positip sebesar 1,4 atau terbentuk
muatan negatip sebesar – 1,4 /sel unit sehingga dengan menghitung berat mol persel unit
dapat dihitung besarnya KPK secara teoritis. Dan KPK efektipnya yakni sebesar 100 –
150 me%.
105
LAMPIRAN I
106
LAMPIRAN II
107
LAMPIRAN IV
108
LAMPIRAN III
ANALISIS MIKROSKOPIS LEMPUNG
(Electron microskop Determination)
110
Type lempung Luas permukaan Muatan KPK (me%)* Batas plastis* Batas cair *
KATA PENGANTAR
karena mineral ini merupakan bagian penting dari sistem pertumbuhan tanaman. Dari
aspek pertanian tanah merupakan media utama untuk pertumbuhan tanaman, dari tanah
ini tanaman mengambil air dan hara dan tanaman dapat tumbuh tegak di dalam tanah
mengendalikan sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Mengingat pentingnya peranan
lempung dalam tanah bagi pertumbuhan tanaman pencirian lempung dan sifat-sifatnya
merupakan pengetahuan penting untuk mendalami peran penting tanah sebagai media
tumbuh tanaman. Dengan diketahui ciri dan sifat dari lempung dengan mudah dapat
DAFTAR ISI
Kaolinit …………………………………………………………………………. 5
Haloysit ………………………………………………………………………… 15
Monmorilonit ………………………………………………………………21
Vermikulit ………………………………………………………………… 30
Illit ……………………………………………………………………… 34
Klorite ………………………………………………………………………… 38
Pembentukan …………………………………………………………………...44
Identifikasi …………………………………………………………………….44
Pengertian ……………………………………………………………………..47
Struktur ……………………………………………………………………….47
Identifikasi …………………………………………………………………… 49
Pengelompokan ………………………………………………………………55
Allofan ………………………………………………………………………..55
Imogolit……………………………………………………………………….59
LEMPUNG…………………………………………………………………………..64
Pendahuluan …………………………………………………………………...64
Vermikulit …………………………………………………………………… 90
LAMPIRAN …………………………………………………………………………
V. Struktur berbagai jens Lempung
VI. Analisis Termal Lempung
VII. Analisis Mikroskopis Lempung
VIII. Analisis Sinar X Lempung