Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada
kita semua. Selawat dan salam senantiasa kita haturkan kepada nabi kita Muhammad SAW yang
telah membawa kita ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Alhamdulillah penulis telah
dapat menyelesaikan makalah ini yang merupakan tugas dari mata kuliah Obstetri Fisiologi.
Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada dosen pembimbing Prof. Dr. dr.
Yusrawati, SpOG (K) serta kepada semua pihak yang secara langsung atau tidak langsung telah
membantu penuis dalam menyelasaikan makalah ini, semoga Allah senantiasa melimpahkan
Penulis menyadari bahwasanya makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan dimasa yang
akan datang. Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua, terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Tujuan...................................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................3
A. Endometrium Dan Desidua...................................................................................................3
B. Siklus Endometrium.............................................................................................................6
C. Siklus Menstruasi................................................................................................................18
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................23
Kesimpulan................................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................24
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
hal yang unik. Pada wanita usia subur, sel – sel epitel (kelenjer),sel- sel
wanita mengalami regenerasi hampir 500 kali selama usia subur. Pada
manusia tidak ada lagi contoh lain terjadinya pengelupasan dan dan
mengandung paling sedikit tiga kali total kandungan besi tubuh seorang
1
Produksi kumulatif progesteron selama masa subur 38 tahun oleh
korpus luteum dan plasenta pada wanita yang memilih dua kali hamil tetapi
mengalami 450 kali siklus ovarium non fertil adalah sekitar 150. 000 mg
(150G), yang setara dengan jumlah kumulatif kortisol yang dikeluarkan oleh
kortek adrenal selama 38 tahun yang sama. Investasi luar biasa dalam
B. Tujuan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
letaknya superfisial yang akan mengelupas setiap bulan dan lapisan basal
yaitu tempat lapisan fungsional berasal yang tidak ikut mengelupas. Epitel
mengalami fase sekresi. Kerusakan yang permanen pada lapisan basal akan
selama siklus haid ditandai dengan perubahan sekresi dari hormon steroid
ovarium.
Fungsi Endometrium-Desidua
3
2. Desidua berfungsi sebagai jaringan imunologis khusus
(trofoblas).
hormon steroid seks ovariom ini, terjadi lima tahap utama pada siklus
4
yang dihasilkan oleh blastokista yang berimplantasi selama invasi trofoblas
ke endometrium dan pembuluh darahnya. Sel-sel desidua berdeferensiasi dari
sel-sel stroma endometrium dibawah pengaruh progesteron dan rangsangan
lain. Selain itu pada endometrium dan desidua normal terdapat banyak sel
yang berasal dari sum-sum tulang (berbagai limfosit dan leukosit). Arteri-
arteri spirali yang unik terdapat disalah satu bagian desidua (parietalis), tetapi
arteri-arteri ini mengalami invasi dan modifikasi ke trofoblas pada desidua
(basalis) yang terletak dibawah tempat implantasi.
5
Fungsi desidua adalah sebagai jaringan imunologis khusus, desidua
dan arteri spiralis menerima invasi trofoblas dan mempersiapkan nutrisi bagi
mudigah dan janin, desidua menghasilkan berbagai sitokin dan faktor
pertumbuhan yang membantu pertumbuhan dan fungsi plasenta serta
menghambat apoptosis. Desidua dengan sel-selnya yang berasal dari sum-
sum tulang, mula-mula berfungsi menerima, tetapi kemudian membatasi
invasi trofoblas kedalam jaringan maternal.
B. Siklus Endometrium
dua fase secara bergantian : fase folikular yang didominasi oleh keadaan
folikel matang, dan fase luteal yang ditandai adanya korpus luteum. Dalam
keadaan normal, siklus ini berhenti apabila jika terjadi kehamilan dan
berakhir pada menopause. Siklus ovarium berlangsung 28 hari, tetapi hal ini
bervariasi diantara wanita dan diantara siklus pada wanita yang sama.
yang matang yang siap untuk berovulasi pada pertengahan siklus. Korpus
6
Fase folikular (pravulasi atau proliferatif), dan fase pscavolasi
tahap dini dan lanjut. Fase sekretorik normal daur endometrium (menstruasi)
dapat bibagi-bagi lagi secara lebih terinci (hampir hari kehari) dengan kriteria
ketebalannya kurang dari 2 mm. Kelenjer pada tahap ini masih berupa
struktur tubular sempit yang berbentuk hampir lurus dan sejajar (satu sama
mitotik, terutama di epitel kelenjer, dapat terlihat hari ke-5 setelah menstruasi
dimulai, dan aktivitas mitotik baik di epitel maupun stroma menetap sampai 2
atau 3 hari setelah ovulasi. Walaupun pembuluh darah banyak dan tampak
jelas, pada tahap ini tidak terjadi ekstravasasi darah atau infiltrasi leokosit di
7
menghentikan pendarahan endomentrium pada akhir menstruasi, dan kedua
Fase Folikular
estradiol -17β terutama oleh folikel dominan di salah satu ovarium dengan
jumlah semakin meningkat sampai tepat sebelum ovulasi. Dalam fase ini
endometrium tumbuh menjadi setebal ± 3,5 mm. Fase ini berlangsung dari
hari ke 5 sampai hari ke 14 dari siklus haid. Fase proliferasi dapat dibagi
dan sel-sel epitel yang tertinggal adalah terletak di bagian lebih dalam dari
jumlah yang lebih banyak oleh ovarium selama bagian pertama siklus
bulanan, sel-sel stroma dan sel epitel berproliferasi dengan cepat. Permukaan
tahap ini masih berupa struktur tubular sempit yang berbentuk hampir lurus
dan sejajar satu sama lain dari lapisan basal hingga ke permukaan rongga
pada hari ke-5 setelah menstruasi dimulai, dan aktivitas mitotic terutama di
epitel maupun stroma menetap sampai 2-3 hari setelah ovulasi. Walaupun
8
pembuluh darah banyak dan nampak jelas, pada tahap ini tidak terjadi
hiperpalsia kelenjer dan meningkatnya bahan dasar stroma (edema dan bahan-
bahan mengandung protein). Stroma yang longgar tampak jelas, dan kelenjer
sama lain dibandingkan dengan kelenjer yang terletak lapisan yang paling
dalam, yang berimitan dan berkelok-kelok dan stromanya lebih padat. Pada
pertengahan siklus, seiring dekat ovulasi, epitel kelenjer telah semakin tinggi
kelenjar dan meningkatnya bahan dasar stroma (edema dan bahan-bahan yang
lain dibandingkan dengan kelenjar yang terletak di lapisan yang jauh lebih
dalam, yang berimpitan dan berkelok-kelok, dan stromanya lebih padat. Pada
9
pertengahan siklus, seiring dengan mendekatnya ovulasi, epitel kelenjar
endometrium hari demi hari dengan kriteria histologis karena besarnya variasi
di antara wanita dalam lama fase folikular siklus. Fase luteal atau fase
(12 sampai 14 hari), tetapi lama fase proliferatif atau folikular (praovulasi)
sangat bervariasi. Pada wanita subur yang tampak normal, fase folikular
Vaskularisasi Endometrium
10
aliran darah yang memungkinkan terjadinya menstruasi. Karakterisitk penting
mencolok dari arteri bergelung ini, yang pada tahap ini menjadi lebih
kecepatan aliran darah di arteri spiralis penting untuk inisiasi menstruasi dan
estrogen di sel otot polos arteri-arteri uterus, termasuk arteri spiralis. Namun,
dimulai secara bersamaan dengan berkurang nya fungsi korpus luteus selama
resistensi terhadap aliran darah di pembuluh ini juga akan sangat meningkat
satu kandidat vasokonstriktor sel stroma di prediksi oleh markee (Casey and
12
Markee juga menemukan bahwa apabila masing-masing arteri yang
13
Infiltrasi leukosit di endometrium
dua hari sebelum awitan menstruasi. Sel epitel dan stroma endometrium
neutrofil (Arici dkk,1993). IL-8 mungkin merupakan salah satu zat yang
chemoattractant kuat bagi monosit (Arici dkk., 1995) kecepatan sintetis IL-8
sebagian oleh hormon steriod seks dan transforming growth factor-β (Arici
dkk, 1996a,b).
14
Interleukin-15 (IL-15) juga diekspresikan di endometrium dan
terutama selama fase sekretorik (Okada dkk., 2000). Verma dan rekan (2000)
insitu berperan dalam replikasi sel natural killer yang terjadi pada
berkembang dari ovum di buahi selama transfor melalui oviduct. Jika siklus
15
konsepsi yang diberikan secara oral yang analog steriod avarium bekerja pada
Prostaglandin
disintesis oleh sel yang sama dengan sel tempat zat ini bekerja atau oleh sel
di dekatnya, dan ditempat yang jauh, misal paru, dalam suatu reaksi yang
PGF2-α kepada wanita juga menimbulkan gejala yang mirip dengan gejala
16
Besar kemungkinan hal ini disebabkan oleh kontraksi miometrium
dan iskemi uterus. Pemberian PGF2-α kepada wanita tidak hamil juga
hipoksia yang ditimbulkan oleh statis darah di arteri spiralis yang sangat
apa yang diamati oleh Markee sebagai vasodilatasi yang sering disertai oleh
statis aliran darah di arteri spiralis. PGE-2 dan PGi2 (prostasiklin), sama-
Namun, aktifitas enzim ini terutama terbatas pada epitel kelejar dan mungkin
menstruasi.
17
C. Siklus Menstruasi
darah dalam arteri spiralis yang dikendalikan hormone seks steroid. Pada
yang diikuti dengan cepat oleh involusi endometrium sendiri menjadi kira-
kira 65% dari ketebalan semula. Kemudian selama 24 jam sebelum terjadinya
18
Vasospasme, penurunan zat nutrisi endometrium, dan hilangnya
perdarahan akan bertambah besar dengan cepat dalam waktu 24 -36 jam,
perlahan lapisan nekrotik bagian luar dari endometrium akan terlepas dari
uterus pada daerah perdarahan tersebut sampai kira-kira 48 jam setelah terjadi
Massa jaringan deskuamasi dan darah dalam kavum uteri, ditambah efek
kontraksi dari prostaglandai atau zar-zat lainnya di dalam lapisan yang telah
darah akan berhenti karena pada saat ini endometrium sudah mengalami
epitelisasi kembali.
19
Siklus menstruasi terdiri dari tiga fase yaitu fase haid, fase proliferatif dan fase
sekretorik (progestasional) :
1. Fase haid
Fase haid adalah fase yang ditandai oleh pengeluaran darah dan sisa endometrium
dari vagina. Hari pertama haid dianggap sebagai permulaan siklus baru. Saat ini
bersamaan dengan berakhirnya fase luteal ovarium dan dimulainya fase folikular.
Sewaktu korpus luteum berdegenarasi karena tidak terjadi fertilisasi dan implantasi ovum
yang dibebaskan selama silkus sebelumnya, kadar estrogen dan progesteron darah turun
tajam. Karena efek akhir progesteron dan estrogen adalah mempersiapkan endometrium
untuk implantasi ovum yang dibuahi maka terhentinya sekresi kedua hormon ini
menyebabkan lapisan dalam uterus yang kaya vaskular dan nutrien ini kehilangan
hormon-hormon penunjangnya.
Perdarahan yang terjadi melalui kerusakan pembuluh darah ini membilas jaringan
endometrium yang mati kedalam lumen uterus. Sebagian besar lapisan dalam uterus
terlepas selama haid, kecuali sebuah lapisan dalam yang tipis berupa sel epitel dan
kelenjar, yang menjadi asal regenerasi endometrium. Prortaglandin uterus yang sama juga
mengeluarkan darah dan sisa endometrium dari rongga uterus keluar melalui vagina
20
sebagai darah haid. Kontraksi uterus yang terlalu kuat akibat produksi berlebihan
prostaglandin menyebankan kram haid (dismenore) yang dialami oleh sebagian wanita.
Pengeluaran darah rerata selama satu kali haid adalah 50 sampai 150 ml. Darah
rongga uterus, kemudian diproses oleh fibrinolisin, suatu pelarut fibrin yang menguraikan
fibrin pembentuk anyaman bekuan. Karena itu, darah haid biasanya tidak membeku
karena telah membeku didalam uterus dan bekuan tersebut telah larut sebelum keluar
vagina. Namun jika darah mengalir deras melalui pembuluh yang rusak maka darah
menjadi kurang terpajan fibrinolisin sehingga jika darah haid banyak dapat terlihat
bekuan darah. Selain darah dan sisa endometrium darah haid mengandung banyak
leukosit. Sel-sel darah putih ini berperan penting dalam mencegah infeksi pada
2. Fase Proliferatif
Setelah darah haid berhenti, maka fase proliferatif siklus uterus dimulai
bersamaan dengan bagian terakhir fase folikular ovarium ketika endometrium mulai
memperbaiki diri dan berproliferasi dibawah pengaruh estrogen dari folikel-folikel yang
baru berkembang. Saat aliran darah haid berhenti, yang tersisa adalah laipsan
endometrium tipis dengan ketebalan kurang dari 1 mm. Estrogen merangsang proliferasi
sel epitel, kelenjar dan pembuluh darah di endometrium, meningkatkan ketebalan lapisan
ini menjadi 3-5 mm. Fase proliferatif yang didominasi oleh estrogen ini berlangsung dari
akhir haid hingga ovulasi. Kadar puncak estrogen memicu lonjakan LH yang menjadi
penyebab ovulasi.
21
3. Fase Sekretorik
Setelah ovulasi ketika terbentuk korpus luteum baru, uterus masuk ke fase
sekretorik yang bersamaan waktunya dengan fase lutela ovarium. Korpus luteum
endometrium tebal yang telah dipersiapkan estrogen menjadi jaringan kaya vaskular dan
glikogen. Periode ini disebut fase sekretorik, karena kelenjar endometrium aktif
mengeluarkan glikogen yaitu lapisan subur endometrium yang mampu menopang kehidupan
mudigah. Jika pembuahan dan implantasi tidak terjadi maka korpus luteum berdegenerasi
dan fase folikular dan fase haid baru dimulai kembali (Sherwood, 2011).
22
BAB III
PENUTUP
D. Kesimpulan
Siklus yang yang terjadi pada endometrium dibedakan menjadi beberapa fase :
Fase proliferasi : Tebal endometrium 1 -4 mm: kelenjer lurus dan sempit; mitosis pada
setiap lapisan : tidak ada arteri yang berliku- liku pada ketiga diatas, Fase sekretoris : tebal
endometrium 4-6 mm, kelenjer lebar , sinus dan besakulasi, sel epitel panjang dengan bleb
permukaan , edematosa stroma superfisial, mitosis terbatas pada ateri yang berkelok – kelok
yang meluas sampai dekat permukaan,Fase pre menstrual : tebal endometrium 4-5 mm
lumen kelenjar lebar dan tepinnya irreguler , arteri sangat berkelo – kelok , stroma relatif
padat dan dan terinfiltrasi dengan leukosit,Fase menstruasi : tebal endometrium 0,5 – 3 mm
dan epitel permukaan gundul kelenjer kolap dan pendek , darah ekstravasasi pada stroma
Fase siklus endometrial : Fase pra ovulasi (folikuler) adur menstruasi, terjadi
sekresi estradiol -17β- terutama oleh folikel dominan disalah satu ovarium dengan jumlah
semakin meningkat sampai tempat ovulasi, Selama fase pascaovulasi (luteal ) daur
menstruasi, terjadi sekresi progesteron oleh korpus luteum dengan jumlah semakin
meningkat (hingga 40 – 50 mgper minggu) sampai fase midluteal, Mulai sekitar 7 sampai 8
hari setelah oovulasi, laju sekresi progesteron dan estrogen oleh korpus luteum mulai
23
DAFTAR PUSTAKA
Heffner, LJ dan Schust, DJ. 2010. At a Glance Sistem Reproduksi. Edisi 2. Erlangga,
Jakarta.
24