Anda di halaman 1dari 5

1.

Gejala Dermatitis

Menurut Suria Djuanda dan Sri Adi S (2002: 126), pada umumnya penderita dermatitis mengeluh gatal.
Kelainan kulit bergantung pada stadium penyakit, batasnya dapat tegas dapat pula tidak tegas,
penyebaran dapat setempat, generalisata, bahkan universalis.

Pada stadium akut kelainan kulit berupa eritema, edema, vesikel atau bula, erosi dan eksudasi, sehingga
tampak basah (madidans). Stadium sub-akut, eritema berkurang, eksudat mengering menjadi krusta.
Sedangkan pada stadium kronis tampak lesi kering, skuama, hiperpigmentasi, likenifikasi, dan papul,
mungkin juga terdapat erosi atau ekskoriasi karena garukan. Stadium tersebut tidak selalu berurutan,
bisa saja sejak awal suatu dermatitis memberi gambaran klinis berupa kelainan kulit stadium kronis.
Demikian pula jenis efloresensinya tidak selalu harus polimorfi, mungkin hanya oligomorfi (Suria
Djuanda dan Sri Adi S, 2002: 126).

2. Gejala Dermatitis Kontak Akibat Kerja

a. Dermatitis Kontak Iritan (DKI)

Gejala singkat dermatitis kontak iritan (DKI) biasanya timbul kelainan kulit beberapa saat sesudah kontak
pertama dengan kontaktan eksternal, penderita akan mengeluh karena merasa panas, nyeri atau gatal.
(R.S. Siregar, 2006).

Lokasi kulit dimana saja dapat terkena, akan tetapi yang terbanyak adalah tangan. Gejala klinis baru
terlihat jika kerusakan yang terjadi melebihi “ambang manifestasi” tertentu, yang akan berbeda untuk
setiap individu. Nilai ambang bukan angka yang tetap bagi individu, tetapi dapat menurun jika ada suatu
penyakit.(Denis S,2008)

Berdasarkan jenis bahan iritan maka, dermatitis kontak iritan juga ada dua macam yaitu :

1) Dermatitis Kontak Iritan Akut

Pada dermatitis kontak iritan akut, reaksi bisa beraneka ragam dari nekrosis (korosi) hingga
keadaan yang tidak lebih daripada sedikit dehidrasi (kering) dan kemerahan. Kekuatan reaksi
tergantung dari kerentanan individunya dan pada konsentrasi serta ciri kimiawi kontaktan,
adanya oklusi dan lamanya serta frekuensi kontak. Derajat kelainan kulit yang timbul bervariasi
ada yang ringan ada pula yang berat. Pada yang ringan mungkin hanya berupa eritema
(kemerahan) dan edema (bengkak) yang lebih hebat disertai pula vesikel atau bula (tonjolan
berisi cairan) yang bila pecah akan terjadi erosi dan eksudasi (cairan). Lesi cenderung menyebar
dan batasnya kurang jelas. Dalam fase ini keluhan subyektif berupa gatal. (Taylor JS, et.all.
2008).

Dermatitis iritan akut terjadi setelah satu atau beberapa kali olesan bahan-bahan iritan kuat,
sehingga terjadi kerusakan epidermis yang berakibat peradangan. Biasanya dermatitis iritan
akut terjadi karena kecelakaan kerja. Bahan-bahan iritan ini dapat merusak kulit karena
terkurasnya lapisan tanduk, denaturasi keratin, dan pembengkakakan sel. Tipe reaksinya
tergantung pada bahan apa yang berkontak, konsentrasi bahan kontak, dan lama berkontak,
reaksi dapat berupa kulit menjadi merah atau coklat.Terjadi edema dan rasa pansa, atau ada
papula, vesikula, puntula, kadang-kadang berbentuk bula yang perulen dengan kulit disekitarnya
normal. Contoh bahan kontak yang menyebabkan dermatitis iritasi akut adalah asam dan basa
keras yang sering digunakan pada industri(Harahap, 2000).

2) Dermatitis Kontak Iritan Kronis

Dermatitis kontak iritan kronis disebabkan oleh kontak dengan iritan lemah yang berulang-ulang
dan mungkin bisa terjadi oleh karena kerjasama berbagai macam faktor. Bisa jadi satu bahan
secara sendiri tidak cukup kuat menyebabkan dermatitis kontak iritan, tetapi bila bergabung
dengan faktor lain baru mampu untuk menyebaban dermatitis kontak iritan. Gejala klasik
berupa kulit kering, eritema, skuama, lambat laun kulit tebal dan terjadi likenifikasi, batas
kelainan tidak tegas. (A. Djuanda, .2006)

Dermatitis ini terjadi karena kulit berkontak dengan bahna-bahna iritan yang tidak terlalu kuat,
seperti sabun, deterjen, dan larutan antiseptik. Gejala klasik berupa kulit kering, eritema, dan
skuama, lambat laun kulit tebal (hiperkeratosis) dan likenifikasi, difusi. Bila kontak terus
menerus akhirnya kulit dapat retak seperti luka iris (fisur), misalnya pada kulit tumit tukang cuci
yang mengalami kontak terus menerus dengan detergen. Keluhan pad apenderita pada
umumnya rasa gatal atau nyeri karena kulit retak. Ada kalanya kelainan hanya berupa kulit
kering atau skuama tanpa eriteme, sehingga diabaikan oleh penderita, setelah mengganggu
baru mendapat perhatian (Harahap, 2000).

b. Dermatitis Kontak Alergi

Gejala singkat penyakit biasanya kemerahan pada daerah kontak, kemudian timbul eritema, papula,
vesikel, erosi dan penderita selalu mengeluhkan rasa gatal (Robin Graham B.2007).

Kelainan kulit yang timbul bergantung pada keparahan dermatitis dan lokalisasinya. Wujud kelainan kulit
yang timbul dibagi menjadi :

1) Fase akut : dimulai dengan bercak eritematosa yang berbatas jelas kemudian diikuti edema,
papulovesikel, vesikel atau bula. Vesikel atau bula ini dapat pecah sehingga menjadi erosi dan
terdapat eksudasi (basah), bila menjadi kering akan timbul krusta.

2) Fase kronis: kulit terlihat kering, berskuama, papul, likenifikasi dan mungkin terbentuk fisura,
batasannya tidak jelas(Denis S. 2008).

Data Mengenai Gejalan Dermatitis

1. Hubungan Lama Kontak dengan Bahan Baku terhadap Gejala Dermatitis Kontak
Hasil analisis bivariate dengan uji chi square Pada Nelayan di Desa Lamanggau Kecamatan Tomia
Kabupaten Wakatobi Tahun 2016 di peroleh nilai = 0,000 < 0,05. Oleh karena p value lebih kecil dari α,
maka Ho ditolak dan Ha di terima yaitu ada hubungan yang signifikan (nyata) antara lama kontak dengan
dermatitis kontak iritan pada nelayan di Desa Lamanggau Kecamatan Tomia Kabupaten Wakatobi. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Irawan (2014) yang
menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara lama kontak dengan gejala dermatitis kontak
pada pekerja di PT.X Cirebon.

Pekerja yang berkontak dengan bahan kimia menyebabkan kerusakan sel kulit lapisan luar, semakin
lama berkontak dengan bahan kimia maka akan semakin merusak sel kulit lapisan yang lebih dalam dan
memudahkan untuk terjadinya dermatitis kontak.

2. Hubungan Masa Kerja terhadap Gejala Dermatitis Kontak

Berdasarkan hasil penelitian oleh Imma Nur Cahyawati masa kerja ternyata menjadi faktor yang
berhubungan secara signifikan dengan kejadian dermatitis pada nelayan yang bekerja di tempat
pelelangan ikan, terbukti dari nilai p = 0,001. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Erliana (2008) pada pekerja paving blok, mengungkapkan adanya hubungan yang
bermakna antara masa kerja dengan dermatitis kontak. Dalam penelitian tersebut juga dapat diketahui
bahwa pekerja yang mengalami dermatitis kontak paling banyak adalah pekerja dengan masa kerja ≥ 8
tahun.

Masa kerja seseorang menentukan tingkat pengalaman seseorang dalam menguasai pekerjaannya.
Sama halnya dengan pekerjaan sebagai nelayan yang ada di tempat pelelangan ikan Tanjungsari
Kecamatan Rembang. Dimana sebagian besar (75%) nelayan penderita dermatitis memiliki masa kerja 2
tahun atau kurang, sebaliknya yang tidak menderita dermatitis semuanya memiliki masa lebih dari dua
tahun sebesar (25%).

3. Hubungan Usia terhadap Gejala Dermatitis Kontak

Hasil uji Chi Square oleh Arie Retnoningsih 2007 menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara usia dengan kejadian dermatitis kontak pada nelayan, dengan nilai p=0.062. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan pada pekerja Binatu, hasil uji Chi Square
didapatkan nilai p= 0,833 (p>0,05), sehingga variabel usia tidak memiliki hubungan yang bermakna
dengan terjadinya dermatitis kontak.

Dalam konteks determinan, kejadian dermatitis kontak dapat menyerang semua kelompok umur,
artinya umur bukan merupakan faktor risiko utama terhadap paparan bahan-bahan penyebab
dermatitis kontak.

REFERENSI
Afifah, Adilah. 2012. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Dermatitis Kontak Akibat Kerja Pada
Karyawan Binatu. Skripsi Universitas Diponegoro.Semarang.

Arief Manjoer, 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta: Media Aesculapius.

Astrianda. 2012. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Dermatitis Kontak Pada Pekerja
Bengkel Motor di Wilayah Ciputat Timur Tahun 2012. Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.

Brown, Robin Graham; Johnny Bourke. 2007. Dermatology. Inggris: Mosby elsevier.

Cahyawati, Imma Nur. 2010. "Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Dermatitis Pada Nelayan Yang
Bekerja Di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tanjungan Kecamatan Rembang. Skripsi Fakultas Ilmu
Keolahragaan. Universitas Negeri Semarang.

Djuanda, A.2006. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.Jakarta.

Djuanda, 2007. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Edisi kelima.Balai Penerbit FKUI.Jakarta

Erliana. 2008. Hubungan Karakteristik Individu Dan Penggunaan Alat Pelindung Diri Dengan Kejadian
Dermatitis Kontak Pada Pekerja Paving Block Cv. F. Lhoksemawe. Tesis Universitas Sumatera Utara.
Medan.

Fatma, Lestari & Hari Suryo Utomo. 2007. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Dermatitis Kontak
pada Pekerja di PT Inti Pantja Press Industri. Depok: FKM UI. Jakarta

Harahap, Marwali. 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Cetakan pertama. Jakarta: Hipokrates

Kabulrachman. 2003.Penyakit Kulit Alergi. Semarang: Balai Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Keputusan Menteri Kesehatan No. 1405/MenKes/SK/XI/2002 tentang Nilai Ambang Batas Kesehatan
Lingkungan Kerja.

Retnoningsih, Arie.2017.Analisis Faktor-Faktor Kejadian Dermatitis Komtak pada


Nelayan.FKM.Universitas Muhammadiah Semarang.

R.S. Siregar, 2006, Saripati Penyakit Kulit Edisi 2, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Sasseville, Denis.2008. Occupational Contact Dermatitis. Allergy, Asthma, and Clinical Immunology, Vol
4, No 2: 59-65.

Suria Djuanda dan Sri Adi S, 2003, Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin, Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Susanto, R.C, Ari, GA.M. 2013. Penyakit kulit dan kelamin. Yogyakarta: Nuha medika
Taylor JS, Sood A, Amado A.2008. Occupational skin diseases due to irritans and allergens. Dalam :
Fitzpatricks et al, editors. Dermatology in general medicine vol.2 7th ed. New York: Mc Graw Hill
Medical.

Anda mungkin juga menyukai