Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdirinya Negara ini tidak hanya ditandai oleh Proklamasi dan keinginan untuk
bersatu bersama, akan tetapi hal yang lebih penting adalah adanya UUD 1945 yang
merumuskan berbagai masalah kenegaraan. Atas dasar UUD 1945 berbagai struktur dan
unsur Negara mulai ada. Undang-undang dibuat harus sesuai dengan keperluan dan harus
peka zaman, artinya aturan yang dibuat oleh para DPR kita sebelum di sahkan menjadi
undang-undang sebelumnya harus di sosialisasikan dahulu dengan rakyat, apakah tidak
melanggar norma-norma adat atau melanggar hak-hak asasi manusia. Salah satu bukti
bahwa undang-undang yang sudah tidak relevan lagi dengan kondisi zamanya adalah
undang-undang dasar 1945. Dengan mengalami empat kali perubahan yang masing-
masing tujuanya tidak lain hanya untuk bisa sesuai dengan kehendak rakyat dan bangsa
kita, dalam arti bisa mewakili aspirasi rakyat yang disesuaikan zamannya.
Dalam praktek bernegara pemerintahan, pembagian kekuasaan dalam Negara (sharing
of power) merupakan suatu hal yang tak terelakan, bahkan pembagian kekuasaan itu tidak
dapat dipisahkan dengan esensi hidup bernegara atau tujuan didirikannya Negara.

1.2 Rumusan Masalah

Untuk mempersempit lingkup pembahasan dalam penyusunan makalah ini, maka


penyusun membatasi masalah-masalah yang akan dibahas diantaranya:

1. Apa arti dari Surastuktur dan Insprastruktur Politik?


2. Apa bagian –bagian yang termasuk di lembaga- lembaga negara?

1.3 Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui suprastruktur dan infastruktur politik di Indonesia.
2. Untuk mengetahui lembaga-lembaga Negara Republik Indonesia Menurut UUD
NKRI Tahun 1945.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Suprastruktur dan Infrastruktur politik di Indonesia


Suprastruktur dan infrastruktur ada hubungannya dengan demokrasi.
Demokrasi atau lengkapnya sistem pemerintahan demokrasi berkaitan dengan faktor-
faktor seperti adanya sistem perwakilan, adanya pemilihan umum secara berkala,
adanya keterbukaan dan adanya pengawasan sosial dari rakyat atau masyarakat.
Beberapa hal tersebut merupakan bagian dari ciri khas demokrasi. Namun, hakikat dan
prasyarat dari semua itu adalah terdapatnya kondisi seimbang antara “suprastruktur
politik” dengan “infrastruktur politik”. Sistem perwakilan dan juga sistem pengawasan
yang dilakukan oleh masyarakat akan kurang berfungsi, jika berlangsung dalam
suasana atau lingkungan tanpa keseimbangan antara suprastruktur dengan
infrastruktur. Demikian pula penyelenggaraan pemilihan umum dan pengembangan
kondisi keterbukaan akan kurang mampu memberikan hasil (output) sebagaimana
yang diharapkan, jika belum disertai terdapatnya kondisi cukup seimbang dan saling
mengisi antara suprastruktur dengan infrastruktur.
Demokrasi dapat dikatakan sebagai pemerintahan dari bawah, pemerintahan
dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Walaupun memang tidak semua rakyat atau
setiap orang ikut memerintah karena merupakan sesuatu yang mustahil dan justru
merupakan bentuk anarki jika setiap orang ikut menjalankan kekuasaan. Pemerintah
dari bawah artinya rakyat yang sebagian besar mempunyai suara untuk ikut
menentukan serta memengaruhi proses perumusan kebijakan pemerintah, melalui
saluran-saluran yang disediakan pada peringkat infrastruktur politik. Contohnya,
melalui partai-partai politik, kelompok kepentingan, kelempok penekan dan media
massa serta pendapat umum.
Suprastruktur di pegang oleh beberapa orang yang disebut pemerintah, dengan
disertai berbagai badan dan aparatur yang membantu pemerintah untuk
terselenggaranya pemerintahan. Sementara itu, yang tidak termasuk suprastruktur
disebut rakyat yang secara otomatis tergolong infrastruktur. Namun, perlu disadari

2
bahwa dalam system  pemerintahan demokrasi, infrastruktur bukan sekedar rakyat
yang sepenuhnya tunduk dan patuh terhadap suprastruktur. Infrastruktur seharusnya
ikut berpartisipasi dan di dengar serta di perhatikan aspirasinya dalam perumusan
kebijakan pemerintah. Bahkan, infrastruktur di tempatkan pada posisi yang mampu
memengaruhi apa yang dilaksanakan oleh lembaga suprastruktur, termasuk pula untuk
bersama-sama ikut bertanggung jawab atas kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh
suprastruktur.
2.2 Suprastruktur Politik
Suprastruktur politik yaitu struktur politik pemerintahan yang berkaitan dengan
lembaga-lembaga negara yang ada serta hubungan kekuasaan antara lembaga satu
dengan lainnya. Hal ini terutama dapat diketahui dari UUD dasarnya dan peraturan
perundangan lainnya. Bagi Negara Republik Indonesia, suprastruktur politik yaitu
lembaga-lembaga Negara seperti MPR, DPR, Presiden, BPK dan MA. Suprastruktur
politik dapat pula dinyatakan sebagai kelompok orang yang jumlah anggotanya hanya
sedikit, terdiri atas tokoh politik, tetapi memegang kekuasaan pemerintahan negara.
Kelompok ini merupakan mesin politik resmi dari suatu negara yang merupakan
penggerak politik formal. Suprastruktur berfungsi untuk menetapkan kebijakan.
Namun, tidak sepenuhnya serta berdaulat guna menetapkan kebijakan-kebijakannya
tanpa persetujuan mayoritas rakyat. Segi saling mengisi antara suprastruktur politik
dengan infrastruktur politik inilah, yang paling diandalkan sebagai keunggulan serta
kebaikan sistem pemerintahan demokrasi. Khususnya, jika dibandingkan dengan
interaksi antara suprastruktur dengan infrastruktur pada sistem-sistem pemerintah
yang lain (monarki, otoritarian dan otalitarian).
2.3 Infrastuktur politik
Infrastruktur politik yaitu suasana kehidupan politik rakyat yang berhubungan
dengan kehidupan lembaga-lembaga kemasyarakatan. Dalam kegiatannya dapat
memengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap kebijakan
lembaga-lembaga kenegaraan dalam menjalankan fungsi dan kekuasaannya masing-
masing. Kelompok ini jumlahnya sangat banyak, tetapi dengan sukarela mereka
bersedia diatur dan diperintah. Oleh karena jumlahnya yang relatif sangat besar,
mereka tidak dapat seluruhnya menjadi anggota parlemen. Untuk menyalurkan

3
aspirasi dan berbagai kepentingannya, dibentuklah partai-partai politik yang membawa
aspirasi mereka ke lembaga parlemen (legislatif). Selain partai politik resmi, ada pula
organisasi abstrak yang tidak resmi, tetapi sangat menguasai keadaan sebagai elite
power. Kelompok ini disebut kelompok penekan (prssure groups) dan kelompok yang
mempunyai kepentingan (interest groups) dalam penyelenggaraan pemerintahan
negara. Kelompok-kelompok ini mengadakan kegiatan atau gerakan-gerakan politik
untuk merespons kebijakan pemerintah yang dianggap merugikan atau mengganggu
kepentingan kelompok atau rakyat banyak. Aksi kelompok ini juga sering didukung
atau diikuti kelompok lain atau unsur masyarakat yang bersimpati dengan tuntutan
mereka. Semua tergantung pada tujuan dan kepentingan masing-masing. Beberapa
contoh organisasi yang termasuk infrastruktur politik adalah organisasi pelajar,
mahasiswa, serikat buruh, LSM, PGRI, serikat tani dan partai politik. Antara bagian-
bagian suprastruktur politik dengan unsur-unsur infrastruktur politik terdapat suatu
hubungan yang saling memengaruhi sehingga menumbuhkan suasana kehidupan
politik yang serasi. Unsur-unsur infrastruktur politik berfungsi memberi masukkan
kepada suprastruktur politik. Dengan memerhatikan masukan-masukan yang di terima
dari infrastruktur politik, suprastruktur politik atau bagiannya dapat menentukan
kebijakan umum atau keputusan politik. Peranan politik sangat penting dalam
memengaruhi kebijakan politik adalah sekelompok warga negara yang terorganisir,
wakil-wakil yang duduk dalam lembaga legislatif (DPR, DPRD) dan lembaga
eksekutif di pusat maupun daerah. (Intan Pariwara, 2010: 232)
2.4 Lembaga-lembaga Negara Republik Indonesia menurut UUD 1945
Menurut kamus hukum, Lembaga adalah badan atau organisasi yang bertujuan
untuk melakukan suatu penyelidikan keilmuan atau melakukan suatu usaha. (Kamus
Hukum; Drs. Sudarsono, S.H., M.Si)
Sebagai negara demokrasi, pemerintahan  Indonesia menerapkan teori trias
politika. Trias politika adalah pembagian kekuasaan pemerintahan menjadi tiga bidang
yang memiliki kedudukan sejajar. Ketiga bidang tersebut yaitu: 
1. Legislatif bertugas membuat undang-undang. Bidang legislatif adalah
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

4
2. Eksekutif bertugas menerapkan atau melaksanakan undang-undang. Bidang
eksekutif adalah Presiden dan Wakil Presiden.
3. Yudikatif bertugas mempertahankan pelaksanaan undang-undang. Adapun
unsur yudikatif terdiri atas Mahkamah Agung (MA) dan Mahkamah
Konstitusi (MK).  (Asa generasiku, 2012, Lembaga Negara,
http://asagenerasiku.blogspot.co.id/2012/04/lembaga-negara-fungsi-
dan.html.
2.4.1 Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
Anggota MPR terdiri atas anggota DPR dan anggota DPD yang dipilih
melalui pemilihan umum untuk masa jabatan selama lima tahun dan berakhir
bersamaan pada saat anggota MPR yang baru mengucapkan sumpah/janji yang
dipandu oleh Ketua Mahkamah Agung dalam sidang paripurna MPR. Sebelum
UUD 1945 di amandemen, MPR berkedudukan sebagai lembaga tertinggi
negara. Namun, setelah UUD 1945 istilah lembaga tertinggi negara tidak ada
yang ada hanya lembaga negara. Dengan demikian, sesuai dengan UUD 1945
yang telah di amandemen maka MPR termasuk lembaga negara.  Sesuai
dengan Pasal 3 Ayat 1 UUD 1945 MPR amandemen mempunyai tugas dan
wewenang sebagai berikut :
1. Mengubah dan menetapkan undang-undang dasar
2. Melantik presiden dan wakil presiden
3. Memberhentikan presiden dan wakil presiden dalam  masa
jabatannya menurut undang-undang dasar.

MPR bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun di ibu kota negara

Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, anggota MPR mempunyai hak

berikut ini:

1. Mengajukan usul perubahan pasal-pasal undang-undang dasar


2. Menentukan sikap dan pilihan dalam pengambilan keputusan
3. Memilih dan dipilih
4. Imunitas

5
5. Keuangan dan administrative

Anggota MPR mempunyai kewajiban sebagai berikut:

1. Mengamalkan Pancasila
2. Melaksanakan UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan
3. Menjaga Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Dan Kerukunan Nasional
4. Mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi,
kelompok dan golongan
5. Melaksanakan peranan sebagi wakil rakyat dan wakil daerah
2.4.2 Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
DPR merupakan lembaga perwakilan rakyat yang berkedudukan sebagai
lembaga negara. Anggota DPR berasal dari anggota partai politik peserta pemilu
yang dipilih berdasarkan hasil pemilu. DPR berkedudukan di tingkat pusat,
sedangkan yang berada di tingkat provinsi disebut DPRD provinsi dan yang berada di
kabupaten/kota disebut DPRD kabupaten/kota. Berdasarkan UU Pemilu Nomor 10
Tahun 2008 ditetapkan sebagai berikut:
1. Jumlah anggota DPR sebanyak 560 orang.
2. Jumlah anggota DPRD provinsi sekurang-kurangnya 35 orang dan
sebanyak- banyak 100 orang.
3. Jumlah anggota DPRD kabupaten/kota sedikitnya 20 orang dan sebanyak-
banyaknya 50 orang.

Keanggotaan DPR diresmikan dengan keputusan presiden. Anggota DPR


berdomisili di ibu kota negara. Masa jabatan anggota DPR adalah lima tahun dan
berakhir pada saat anggota DPR yang baru mengucapkan sumpah/janji yang dipandu
oleh Ketua Mahkamah Agung dalam sidang paripurna DPR.

Dewan Perwakilan Daerah (DPD) lahir pada tanggal 1 Oktober 2004, ketika
128 anggota DPD yang terpilih untuk pertama kalinya dilantik dan diambil
sumpahnya. Pada awal pembentukannya, masih banyak tantangan yang dihadapi oleh
DPD. Tantangan tersebut mulai dari wewenangnya yang dianggap jauh dari memadai

6
untuk menjadi kamar kedua yang efektif dalam sebuah parlemen bikameral, sampai
dengan persoalan kelembagaannya yang juga jauh dari memadai. Tantangan-
tantangan tersebut timbul terutama karena tidak banyak dukungan politik yang
diberikan kepada lembaga baru ini.

2.4.3 Dewan Perwakilan Daerah (DPD)


Dewan Perwakilan Daerah (DPD) merupakan lembaga negara baru yang
sebelumnya tidak ada. DPD merupakan lembaga perwakilan daerah yang
berkedudukan sebagai lembaga negara. DPD terdiri atas wakil-wakil dari provinsi
yang dipilih melalui pemilihan umum. Jumlah anggota DPD dari setiap provinsi tidak
sama, tetapi ditetapkan sebanyak-banyaknya empat orang. Jumlah seluruh anggota
DPD tidak lebih dari 1/3 jumlah anggota DPR. Keanggotaan DPD diresmikan dengan
keputusan presiden. Anggota DPD berdomisili di daerah pemilihannya, tetapi selama
bersidang bertempat tinggal di ibu kota Republik Indonesia. Masa jabatan anggota
DPD adalah lima tahun.
Sesuai dengan Pasal 22 D UUD 1945 maka kewenangan DPD, antara lain sebagai
berikut:
1. Dapat mengajukan rancangan undang-undang kepada DPR yang berkaitan
dengan otonomi daerah, hubungan pusat dengan daerah, pembentukan dan
pemekaran, serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan
sumber daya ekonomi lainnya.
2. Ikut merancang undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah,
hubungan pusat dengan daerah, pembentukan dan pemekaran, serta
penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya
ekonomi lainnya.
3. Dapat memberi pertimbangan kepada DPR yang berkaitan dengan rancangan
undang-undang, RAPBN, pajak, pendidikan dan agama.
4. Dapat melakukan pengawasan yang berkaitan dengan pelaksanaan undang-
undang otonomi daerah, hubungan pusat dengan daerah, pembentukan dan
pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan
sumber daya ekonomi lainnya.
2.4.4 Presiden dan Wakil Presiden

7
Presiden adalah lembaga negara yang memegang kekuasaan eksekutif yaitu
presiden mempunyai kekuasaan untuk menjalankan pemerintahan. Presiden
mempunyai kedudukan sebagai kepala pemerintahan dan sekaligus sebagai kepala
negara. Sebelum adanya amandemen UUD 1945, presiden dan wakil presiden dipilih
oleh MPR, tetapi setelah amandemen UUD1945 presiden dan wakil presiden dipilih
secara langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum. Presiden dan wakil presiden
memegang jabatan selama lima tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali hanya
untuk satu kali masa jabatan. Presiden dan wakil presiden sebelum menjalankan
tugasnya bersumpah atau mengucapkan janji dan dilantik oleh ketua MPR dalam
sidang MPR. Setelah dilantik, presiden dan wakil presiden menjalankan
pemerintahan sesuai dengan program yang telah ditetapkan sendiri. Dalam
menjalankan pemerintahan, presiden dan wakil presiden tidak boleh bertentangan
dengan UUD 1945. Presiden dan wakil presiden menjalankan pemerintahan sesuai
dengan tujuan negara yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.
Sebagai seorang kepala negara, menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Presiden mempunyai wewenang sebagai berikut:
1. Membuat perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat.
2. Mengangkat duta dan konsul. Duta adalah perwakilan negara Indonesia di
negara sahabat. Duta bertugas di kedutaan besar yang ditempatkan di ibu
kota negara sahabat itu. Sedangkan konsul adalah lembaga yang mewakili
negara Indonesia di kota tertentu di bawah kedutaan besar kita.
3. Menerima duta dari negara lain
4. Memberi gelar, tanda jasa dan tanda kehormatan lainnya kepada warga
negara Indonesia atau warga negara asing yang telah berjasa
mengharumkan nama baik Indonesia.
2.4.5 Mahkamah Agung
Mahkamah Agung merupakan lembaga negara yang memegang kekuasaan
kehakiman. Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Mahkamah
Agung adalah pengadilan tertinggi di negara kita. Perlu diketahui bahwa peradilan di

8
Indonesia dapat dibedakan peradilan umum, peradilan agama, peradilan militer dan
peradilan tata usaha negara (PTUN). Kewajiban dan wewenang Mahkamah Agung,
antara lain sebagai berikut:
1. Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan
perundangundangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang
dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang; 
2. Mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi.
3. Memberikan pertimbangan dalam hal presiden memberi grasi dan
rehabilitasi.
2.4.6 Mahkamah Konstitusi
Keberadaan Mahkamah Konstitusi diatur dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 24 tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi. 
2.4.7 Komisi Yudisial
Komisi Yudisial adalah lembaga negara yang mempunyai wewenang berikut
ini:
1. Mengusulkan pengangkatan hakim agung.
2. Menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku
hakim.
3. Anggota Komisi Yudisial harus mempunyai pengetahuan dan pengalaman di
bidang hukum serta memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela.
Anggota Komisi Yudisial diangkat dan diberhentikan oleh presiden dengan
persetujuan DPR. Anggota Komisi Yudisial terdiri atas seorang ketua
merangkap anggota, seorang wakil ketua merangkap anggota, dan tujuh orang
anggota. Masa jabatan anggota Komisi Yudisial lima tahun.
2.4.8 Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
Kedudukan BPK sejajar dengan lembaga negara lainnya. Untuk memeriksa
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara diadakan satu Badan
Pemeriksan Keuangan yang bebas dan mandiri. Jadi, tugas BPK adalah
memeriksa pengelolaan keuangan negara.

9
Hasil pemeriksaan BPK diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD sesuai
dengan kewenangannya. Berdasarkan UUD 1945 Pasal 23 F maka anggota BPK
dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD dan diresmikan
oleh presiden. BPK berkedudukan di ibu kota negara dan memiliki perwakilan di
setiap provinsi
2.5 Partisipasi Warga Negara dalam Sistem Politik di Indonesia
Partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk ikut
serta secara aktif dalam kehidupan politik, seperti memilih pimpinan negara
atau upaya-upaya mempengaruhi kebijakan pemerintah. Partisipasi politik
warga Negara yang umum terjadi di berbagai negara, bisa dibedakan dalam
berbagai kegiatan politik, dengan mengambil bentuk "konvensional" dan "non
konvensional".
Bentuk partisipasi politik warga Negara dalam segala tingkatann politiknya,
dapat dijadikan pedoman dan ukuran untuk menilai stabilitas negara dalam
suatu sistem politik, tingkat integritas dalam kehidupan politik, serta tingkat
kepuasan warga negara terhadap sistem politik.
Kegiatan politik yang berbentuk "konvensional" adalah kegiatan politik yang
sesuai dengan aturan yang diterapkan di suatu negara. Sedangkan kegiatan
politik dengan bentuk "non konvensional"  adalah kegiatan politik warga
negara yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku. Contoh peranan warga
negara dalam system politik :
a. Bentuk konvensional :
1. Ikut dalam Pemilu, baik menggunkan hak aktif maupun pasifnya.
2. Berkomunikasi dengan para pejabat penyelengggara negara, dalam
penyesuaian sebuah kebijakan publik, semisal lewat demonstrasi
yang sesuai dengan aturan berlaku.
b. Bentuk non konvensional :
1. Demonstrasi tanpa meminta izin dulu kepada pihak yang berwajib.
2. Menghina pejabat public serta membakar simbol-simbol negara.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistem pemerintahan negara menggambarkan adanya lembaga-lembaga yang bekerja


dan berjalan saling berhubungan satu sama lain menuju tercapainya tujuan penyelenggaraan
negara. Lembaga-lembaga negara dalam suatu sistem politik meliputi tiga institusi pokok,
yaitu eksekutif, legislatif dan yudikatif.

Tujuan pemerintahan negara pada umumnya didasarkan pada cita-cita atau tujuan
negara. Misalnya, tujuan pemerintahan negara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan social. Lembaga-lembaga yang berada dalam satu sistem pemerintahan Indonesia
bekerja secara bersama dan saling menunjang untuk terwujudnya tujuan dari pemerintahan di
negara Indonesia.

Dalam sistem pemerintahan negara republik, lembaga-lembaga negara itu berjalan


sesuai dengan mekanisme demokratis, sedangkan dalam sistem pemerintahan negara monarki,
lembaga itu bekerja sesuai dengan prinsip-prinsip yang berbeda.

11
DAFTAR PUSTAKA

Asa Generasiku.2012. Lembaga – Lembaga Negara, Fungsi dan Tugasnya.

http://asagenerasiku.blogspot.co.id/2012/04/lembaga-lembaga-negara-negara-fungsi-dan.html
Budiyanto. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta:Erlangga.

Desbayy.2015.Makalah Sistem Kelembagaan Negara menurutUUD 1945.

http://desbayy.blogspot.co.id/2015/05/makalah-sistem-kelembagaan-negara.html.

Hargo Widyanto.2014. Peran Serta Warga Negara  Dalam Sistem Politik Coretan Ringan.

https://www.facebook.com/notes/hargo-widyanto/peran-serta-warga-negara-dalam-sistem-

politik-coretan-ringan/681717051865901/.

Suprihatini, Amin dan Yudi Suparyanto. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan. Klaten: Intan

Pariwara.

https://www.infobiografi.com/biografi-dan-profil-lengkap-mohammad-yamin-
pahlawan-nasional-indonesia/

https://www.infobiografi.com/biografi-dan-profil-lengkap-cut-nyak-dhien/

12
Lampiran

Biodata
Nama : Selli Indriani

NIM : 41204720119052

Tempat,Tanggal Lahir: Bogor,6 Juli 1997

Alamat : Jalan Jatijajar 1 RT03/03No.7


Tapos – Depok

Nomer telepon : 087878746512

Email : selliindriani97@gmail.com

Moto : “ Jangan Lupa Bersyukur “

13
Tokoh Nasional

Nama Tokoh Biografi

Nama Lengkap : Cut Nyak Dhien


Lahir : Lampadang, Kesultanan Aceh, 1848
Wafat : Sumedang, Jawa Barat 6 November 1908
Cut Nyak Dhien
Agama : Islam
Orangtua : Teuku Nanta Seutia
Suami : Ibrahim Lamnga, Teuku Umar

Cut nyak dhien dilahirkan dari keluarga


bangsawan yang taat beragama di Aceh Besarm
pada tahun 1848. Ayahnya bernama Teuku Nanta
Seutia merupakan seorang uleebalang VI Mukim,
seorang keturunan Datuk Makhudum Sati, perantau
dari Minangkabau. Datuk Makhdum Sati
merupakan keturunan Laksamana Muda Nanta,
yang merupakan perwakilan kesultanan Aceh pada
zaman Sultan Iskandar Muda di Pariaman.
Sedangkan ibu Cut Nyak Dhien adalah putri
Uleebalang Lampageu.

14
Prof. Mohammad Yamin, S.H.
Nama : Prof. Mohammad Yamin, S.H.
Lahir : Sawahlunto, Sumatera Barat, 24 Agustus
1903
Meninggal : Jakarta, 17 Oktober 1962 (umur 59)
Agama : Islam
Ayah : Tuanku Oesman Gelar Baginda Khatib
Ibu: Siti Saadah

Gurindam

Indonesia negara yang berbhineka

Maka bersatu agar tetap merdeka

Peribahasa

Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh

Artinya: segala sesuatu akan berhasil jika dilakukan bersama-sama. Persatuan adalah kunci
dari keberhasilan. Jika kita mau bergerak bersama dan mewujudkan persatuan nasional,
impian Indonesia untuk menjadi negara yang maju dan makmur bukan lagi sekedar mimpi.

15
Puisi

Satu Kata, “Merdeka”

Hingga detik ini ribuan darah telah tertumpah


Hingga detik ini ribuan nyawa telah melayang
Hingga detik ini ribuan belulang telah berserakan
Sebuah harga yang harus dibayar
Demi terwujudnya kemerdekaan bangsa
Semi terwujudnya satu kata
Merdeka

Detik ini bangsa kita telah merdeka


Detik ini Indonesia telah merdeka
Bangsa besar telah lahir
Terwujud dengan semangat para pejuang
Yang terbayarkan dengan tetesan darah dan air mata
Serta jiwa-jiwa yang terkorbankan
Demi satu kata
Merdeka

Tak terhitung jiwa gugur di medan pertempuran


Darah segarmu merasuk ke dalam sela-sela tanah air
Dengan bangga jenazahmu tersenyum
Menyaksikan kemenangan yang tak pernah kau nikmati
Semua demi satu kata
merdeka

16
Yel-yel

Pemuda Pemudi

Nada : lagu Despacito

Hey …

Para pemuda pemudi indonesia

Marilah kita saling menjaga

Janganlah kita saling menghina

Sesama umat beragama

Dulu…..

Tekad pemuda pemudi indonesia

Untuk mewujudkan sumpah pemuda

Agar tercipta hidup damai sentosa

Oh yeah…..

Berbangsa satu bangsa indonesia

Bertanah air satu indonesia

Berbahasa satu bangsa indonesia

Indonesia…..

Itulah nama negara kita

Negara yang selalu kita bangga

17
Keliping

a. Struktur Organisasi Lembaga-lembaga Negara Indonesia

18
b. Partisipasi Warga Negara dalam Sistem Politik di Indonesia

19

Anda mungkin juga menyukai