Disusun Oleh:
Kelompok 3
Dosen Pembimbing:
Moh.Ichsan Sudjarno,SKM.M.Epid
Jl. Hang Jebat III Blok F3 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12120
2020
A. PENGERTIAN MATRA DAN SITUASI KEDARURATAN
Situasi kedaruratan dapat disebabkan oleh berbagai kejadian atau peristiwa yang
berpotensi menimbulkan korban jiwa, kerusakan harta benda, sarana dan prasarana
lingkungan serta pengungsin bagi masyarakat yang terdampak.
Seperti diketahui air merupakan kebutuhan utama bagi kehidupan, demikian juga dengan
masyarakat pengungsi harus dapat terjangkau oleh ketersediaan air bersih yang memadai
untuk memelihara kesehatannya. Bilamana air bersih dan sarana sanitasi telah tersedia,
perlu dilakukan upaya pengawasan dan perbaikan kualitas air bersih dan sarana sanitasi.
Tujuan utama perbaikan dan pengawasan kualitas air adalah untuk mencegah timbulnya
risiko kesehatan akibat penggunaan air yang tidak memenuhi persyaratan. Pada tahap
awal kejadian bencana atau pengungsian ketersediaan air bersih bagi pengungsi perlu
mendapat perhatian, karena tanpa adanya air bersih sangat berpengaruh terhadap
kebersihan dan mening-katkan risiko terjadinya penularan penyakit seperti diare, typhus,
scabies dan penyakit lainnya
1. Standar minimum kebutuhan air bersih
Prioritas pada hari pertama/awal kejadian bencana atau pengungsian
kebutuhan air bersih yang harus disediakan bagi pengungsi adalah 5
liter/orang/hari. Jumlah ini dimaksudkan hanya untuk memenuhi kebutuhan
minimal, seperti masak, makan dan minum. Hari 1 pengungsian: 5
liter/org/hari
Pada hari kedua dan seterusnya harus segera diupayakan untuk meningkatkan
volume air sampai sekurang kurangnya 15–20 liter/orang/ hari. Volume
sebesar ini diperlukan untuk meme-nuhi kebutuhan minum, masak, mandi dan
mencuci. Bilamana hal ini tidak terpenuhi, sangat besar potensi risiko
terjadinya penularan penyakit, terutama penyakt penyakit berbasis lingkungan.
Hari berikutnya: 20 liter/org/hari
Bagi fasilitas pelayanan kesehatan dalam rangka melayani korban bencana dan
pengungsian, volume sir bersih yang perlu disediakan di Puskesmas atau
rumah sakit: 50 liter/org/hari.
4. Perbaikan dan Pengawasan Kualitas Air Bersih Pada situasi bencana dan
pengungsian umumnya sulit memperoleh air bersih yang sudah memenuhi persya-
ratan, oleh karena itu apabila air yang tersedia tidak memenuhi syarat, baik dari
segi fisik maupun bakteriologis, perlu dilakukan: Buang atau singkirkan bahan
pencemar dan lakukan hal berikut.
Lakukan penjernihan air secara cepat apabila tingkat kekeruhan air yang ada
cukup tinggi.
Lakukan desinfeksi terhadap air yang ada dengan menggunakan bahan bahan
desinfektan untuk air
Periksa kadar sisa klor bilamana air dikirim dari PDAM
Lakukan pemeriksaan kualitas air secara berkala pada titik-titik distribusi
5. Perbaikan Kualitas Air Bilamana air yang tersedia tidak memenuhi syarat, baik
dari segi fisik maupun bakteriologis dapat dilakukan upaya perbaikan mutu air
seperti berikut:
1. Penjernihan Air Cepat, menggunakan:
1) Alumunium Sulfat (Tawas)
Cara Penggunaan:
C. DASAR HUKUM
Peraturan Kepala BNPB No. 7 Tahun 2008 Tentang Tata Cara Pemberian Pemenuhan
Kebutuhan Dasar Bab II dan IV Bantuan Air Bersih dan Sanitasi
BAB II
Pengertian
1. Tata cara pemberian bantuan merupakan mekanisme atau prosedur yang
menghubungkan antara pemberi bantuan dan penerima bantuan pada suatu situasi
kebencanaan.
2. Bantuan dalam hal ini adalah bantuan kemanusiaan yang terdiri dari penampungan
sementara, bantuan pangan, sandang, air bersih dan sanitasi, serta pelayanan
kesehatan.
Sandang adalah keperluan individu berupa pakaian dan perlengkapan pribadi.
6. Air Bersih adalah air yang kualitasnya memadai untuk diminum serta digunakan
bagi kebersihan pribadi dan rumah tangga tanpa menyebabkan risiko yang berarti
terhadap kesehatan.
BAB IV
Bantuan Air Bersih
1. Bantuan Air Bersih Diberikan dalam bentuk air yang kualitasnya memadai untuk
kebersihan pribadi maupun rumah tangga tanpa menyebabkan risiko yang berarti
terhadap kesehatan. Bantuan air bersih diberikan dalam bentuk sumber air beserta
peralatannya. Standar Minimal Bantuan :
a. Bantuan air bersih diberikan sejumlah 7 liter pada tiga hari pertama,
selanjutnya 15 liter per orang per hari.
b. Jarak terjauh tempat penampungan sementara dengan jamban keluarga adalah
50 meter.
c. Jarak terjauh sumber air dari tempat penampungan sementara dengan titik air
terdekat adalah 500 meter.
2. Bantuan Air Minum Diberikan dalam bentuk air yang dapat diminum langsung
atau air yang memenuhi persyaratan kesehatan untuk dapat diminum. Standar
Minimal Bantuan :
a. Bantuan air minum diberikan sejumlah 2.5 liter per orang per hari.
b. Rasa air minum dapat diterima dan kualitasnya cukup memadai untuk
diminum tanpa menyebabkan resiko kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Pedoman Teknis Penanggulangan Krisis Kesehatan akibat Bencana yang mengacu
kepada standar internasional (Technical Guidelines of Health Crisis Responses on
Disaster).
https://bnpb.go.id/ecoop1a/view/produk_hukum/file/1.pdf