Anda di halaman 1dari 29

STATISTIK KESEHATAN

PENYAJIAN DATA MENGGUNAKAN TABEL & GRAFIK

Disusun Oleh :

KELOMPOK 9

Arifah Elda Trisnanti (P23133117046)


Dhani Ahmad Saputro (P23133117073)
Ega Dwi Andiani (P23133117049)
Khairunisya Diva Andini (P23133117055)

3 STR B

Jurusan Kesehatan Lingkungan

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA II


Jl. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12120
Telp.(021)7397641, 7397643.Fax (021) 7397769
2020
A. Penyajian Data
Penyajian data merupakan salah satu kegiatan dalam pembuatan laporan hasil
penelitian yang telah dilakukan agar dapat dipahami dan dianalisis sesuai dengan tujuan
yang diinginkan. Data yang disajikan harus sederhana dan jelas agar mudah dibaca.
Penyajian data juga dimaksudkan agar para pengamat dapat dengan mudah memahami
apa yang kita sajikanuntuk selanjutnya dilakukan penilaian atau perbandingan, dan lain –
lain. Bentuk penyajian data bermacam – macam dan disesuaikan dengan data yag tersedia
dan tujuan yang hendak dicapai. Penyajian data dapat berupa (1) tulisan, (2) tabel, dan (3)
grafik.
Penyajian dalam bentuk tulisan sebenarnya merupakan gambaran umum tentang
kesimpulan hasil pengamatan. Dalam bidang kedokteran, penyajian dalam bentuk tulisan
hanya digunakan untuk memberi informasi. Penyajian dalam bentuk tulisan banyak
digunakan dalam bentuk sosial, ekonomi, psikologi, dan lain – lain dan berperan sebagai
laporan hasil penelitian kualitatif. Misalnya, untuk mengetahui persepsi masyarakat
tentang suatu produk yang telah dipasarkan atau penerimaan, pendapat serta kepercayaan
masyarakat terhadap suatu program pemerintahan atau program pelayanan kesehatan
pada masyarakat atau keberadaan petugas kesehatan yang terdapat didaerah.

Contoh :

1. Seorang direktur sebuah rumah sakit memberikan informasi tentang kondisi rumah
sakit yang dipimpinnya.
“ penderita yang menjalani rawat inap dirumah sakit ini jumlahnya meningkat dari
tahun ke tahun hingga tidak tertampung dan sebagian besar terdapat dibagian
penyakit dalamdengan semakin banyaknya penderita yang menjalani rawat inap
menunjukkan bahwa pelayanan yang kita berikan sudah cukup memadai. Yang masih
harus kita tingkatkan ialah penambahan hedung dan sarana yang dibutuhkan, seperti
tempat tidur, terutama dibagian penyakit dalam “
2. Suatu penelitian kualitatif dilakukan untuk mengetahui penerimaan masyarakat
tentang keberadaan bidan didesa pada Kabupaten Indramayu dan kabupaten Bandung.
Hasil penelitian dilaporkan dalam bentuk tulisan dengan kesimpulan sebagai berikut
“sebagian besar ibu – ibu pasangan usia subur dan ibu – ibu yang mempunyai balita
sangan mendukung keberadaan bidan di desa dan merasa puas atas pelayanan yang
diberikan, tetapi syangnya banyak bidan di desayang belum berdomisili di tempat
tugasnya” (Eko Budiarto, 1992-1993).
Penyajian data yang dikumpulkan baik yang berasal dari populasi maupun yang
berasal dari sampel perlu diatur atau disajikan dalam bentuk tertentu, yaitu :

Batang

Garis

Lambang (simbol)

Diagram Lingkaran (pastel)

Peta (kartogram)

Pencar (titik)

Biasa

Distribusi Frekuensi

Penyajian Data Tabel Distribusi Frekuensi Relatif

Distribusi Frekuensi Kumulatif

Distribusi Frekuensi Relatif – Kumulatif

Histogram

Poligon Frekuensi

Ogive

Keadaan Kelompok (Gejala letak & Gejala Pusat)

Simpangan Baku

Angka Baku
B. Penyajian Data Menggunakan Tabel
Penyajian dalam bentuk tabel merupakan penyajian data dalam bentuk angka
yang disusun secara teratur dalam kolom dan baris. Penyajian dalam bentuk tabel banyak
digunakan pada penulisan laporan hasil penelitian dengan maksud agar orang mudah
memperoleh gambaran rinci tentang hasil penelitian yang telah dilakukan. Suatu tabel
yang lengkap terdiri dari (1) nomor tabel, (2) judul tabel, (3) catatan pendahuluan, (4)
badan tabel, (5) catatan kaki, (6) sumber data.

NOMOR TABEL

Bila tabel yang disajikan lebih dari satu maka hendaknya diberi nomor agar
mudah untuk mencari kembali bila dibutuhkan. Nomor tabel biasanya ditempatkan di atas
sebelah kiri sejajar dengan judul tabel.

JUDUL TABEL

Setiap tabel yang disajikan harus diberi judul karena dari judul tabel, orang dapat
mengetahui tentang apa yang disajikan. Kalimat pada judul tabel harus singkat, jelas dan
berisi keterangan tentan apa, dimana, dan bilamana. Judul harus konsisten dan
menggambarkan isi tabel.

Tabel 6.1 Contoh tabel

Judul tabel
Catatan Pendahuluan

Judul Kompartemen Judul Kolom Jumlah


Sel Badan tabel
Judul baris

Catatan kaki :
Sumber :

CATATAN PENDAHULUAN
Catatan pendahuluan biasanya diletakkan dibawah judul dan berfungsi sebagai keterangan
tambahan tentang tahun pembuatan tabel atau jumlah pengamatan yang dilakukan.

BADAN TABEL

Badan tabel terdiri dari kolom, judul kompartemen, dan sel

CATATAN KAKI

Catatan kaki dimaksudkan untuk memberi keterangan terhadap singkatan atau ukuran yang
digunakan. Biasanya dengan memberi tanda yang sesuai dengan tanda yang terdapat di kanan
atas singkatan yang digunakan. Tanda yang biasa digunakan dapat berupa * x dan lain-lain.
Catatan kaki diletakkan di bawah kiri tabel.

SUMBER DATA

Sumber data diletakkan di bagian kiri bawah (dibawah catatan kaki). Sumber data ini
mempunyai arti penting bila data yang kita sajikan berupa data sekunder. Penulisan sumber data
harus jelas dan lengkap, seperti darimana data tersebut diambil, oleh siapa, judul penyusunan dan
penerbitnya serta tahun penerbitan. Misalnya, diambil dari hasil penelitian berjudul Peningkatan
Peran Petugas Kesehatan dalam Memberikan Penerangan, dilakukan oleh bagian
ketenagakerjaan Rumah Sakit X, diterbitkan dalam bulletin kesehatan vol.3 No. 2, Maret 1988
halaman 32. Hal ini dimaksudkan agar orang dapat mencari tabel aslinya.

C. Bentuk Bentuk Tabel


Bentuk tabel bermacam-macam, tetapi yang banyak digunakan adalah (1) tabel
berdasarkan fungsinya, (2) tabel kontingensi, dan (3) tabel berdasarkan penyusunan judul
baris.

Tabel berdasarkan fungsinya

Tabel dapat digunakan untuk menyusun perencanaan dan dapat pula berfungsi
sebagai referensi atau memberikan oenjelasandalam penulisan laporan. Tabel
berdasarkan fungsinya bermacam-macam, antara lain adalah (1) tabel synopsis, (2) tabel
induk, dan (3) tabel kerja.
Tabel Sinopsis

Tabel ini berisi semua variabel yang akan dikumpulkan dan ditulis dalam kolom
dan baris dengan urutan yang sama. Tabel ini mempunyai arti penting dalam perencanaan
suatu penelitian karna tabel sinopsis dapat diketahui jumlah tabel yang dihasilkan dan
variabel yang akan dicari hubungannya sehingga memudahkan penulis laporan.

Contoh variable-variabel dalam suatu penelitian yang akan dikumpulkan adalah sebagai
berikut :

1. Tingkat pendidikan
2. Jenis pekerjaan
3. Jumlah anak
4. Pertolongan persalinan
5. Pembuangan sampah
6. Kepemilikan rumah
7. Penghasilan keluarga

Dari tabel sinopsis 6.2 diperoleh sebanyak 21 buah tabel dan dari 21 tabel tersebut dapat
ditentukan variabel mana yang diperkirakan berhubungan. Misalnya, hubungan antara variabel 1
dan 2, variabel 1 dan 3, dst.

Tabel Induk

Tabel ini berfungsi sebagai referensi oleh karena itu, tabel induk sering disebut tabel referensi
yang dapat diambil sebagian dan disisipkan dalam penulisan laporan.

Tabel 6.2 Tabel sinopsis


1 2 3 4 5 6 7
1
2
3
4
5
6
7

Pada tabel induk ini terdapat semua variabel yang dikumpulkan. Oleh karena itu tabel ini tidak
dapat digunakan untuk mengadakan perbandingan. Tabel induk biasanya ditempatkan di
belakang sebagai lampiran. Bentuk tabel induk secara skematis dapat dilihat pada tabel 6.3.

Tabel 6.3 Tabel Induk

Jenis kelamin Pekerjaan Pendidikan Dsb.


Golongan
umur Laki-
Perempuan Tani Buruh Dagang SD SMP SMA
laki

Jumlah

Tabel Kerja (Tabel Teks)

Tabel kerja adalah tabel yang menggambarkan beberapa variabel secara rinci. Tabel ini
berguna untuk mengadakan pembahasan lebih mendalam terhadap hasil penelitian, mengadakan
perbandingan antar variabel atau untuk memberikan gambaran tentang adanya hubungan antara
dua variabel.

Tabel ini diambil dari tabel induk atau gabungan dari beberapa tabel kerja. Sesuai dengan
fungsinya, tabel ini disisipkan dalam teks penulisan laporan sesuai dengan topik bahasannya.
Biasanya tabel ini disusun berdasarkan progesivitas, tahun atau bergantung pada kebutuhan. Dari
tabel ini dapat dibuat tabel silang (cross table) untuk mengetahui adanya hubungan antara dua
variable.

Contoh :
Tabel teks berupa tabel silang berfungsi untuk mengetahui adanya hubungan antara tingkat
pendidikan dengan jenis pekerjaan.

Tabel 6.4 Tabel teks


Tingkat Jenis pekerjaan
pendidikan Buruh Tani Dagang Pengusaha
Tidak sekolah
SD
SMP
SMA
Perguruan tinggi
Lain-lain
Jumlah

Tabel kontingensi

Tabel kontingensi disusun berdasarkan banyaknya baris dan kolom. Tabel ini disajikan
untuk memberikan gambaran hasil penelitian. Tabel ini juga banyak digunakan dalam
perhitungan statistik inferensial untuk pengujian hipotesis, misalnya perhitungan menggunakan
uji “t” atau x2, dll. Dibawah ini akan diberikan beberapa contoh bagan taebl kontingensi. Contoh:

1. Tabel dengan 2 baris dan 2 kolom disebut tabel 2x2


2. Tabel dengan 2 baris dan 3 kolom disebut tabel 2x3
3. Tabel dengan 3 baris dan 3 kolom disebut tabel 3x3

Tabel berdasarkan penyusunan judul baris

Tabel ini bermacam-macam dan tergantung data yang tersedia dan kebutuhan penyajian data.
Tabel data disusun sebagai berikut :

1. Menurut abjad
2. Menurut geografis
3. Berdasarkan perkembangan waktu
4. Berdasarkan besarnya angka
5. Berdasarkan kelaziman
6. Berdasarkan tingkatan

Tabel 6.5 Tabel kontingensi 2x2


Judul kolom Jumlah
Judul baris

Jumlah

Tabel 6.6 Tabel kontingensi 2x3

Judul Kolom Jumlah


Judul baris

Jumlah

Tabel 6.7 Tabel kontingensi 3x3

Judul kolom Jumlah

Judul baris

Jumlah

Penyusunan judul baris menurut abjad

Tabel ini disusun menurut abjad dimaksudkan untuk memudahkan pencarian kembali tabel
yang dibutuhkan. Oleh karena itu, tabel ini banyak terdapat pada tabel induk. Tabel ini dapat
digunakan sebagai referensi tetapi tidak dapat digunakan unutk perhitungan.

Penyusunan judul baris menurut geografis

Tabel ini bertujuan untuk mengetahui keadaan berbagai daerah. Oleh karena itu, tabel yang
disusun menurut geografis banyak dikeluarkan oleh instansi pemerintahan seperti Biro Pusat
Statistik. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa tabel ini tidak efisien untuk digunakan
sebagai tabel induk maupun tabel kerja.

Penyusunan tabel berdasarkan perkembangan waktu

Tabel ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui perkembangan yang terjadi bersamaan
berjalannya waktu. Perkembangan tersebut dapat berupa perubahan alami atau perubahan yanag
disebabkan oleh intervensi manusia. Misalnya, untuk mengetahui perkembangan atau
pertumbuhan penduduk kota atau untuk mengetahui hasil program kesehatan. Tabel
perkembangan ini banyak disisipkan dalam teks penulisan laporan. Misalnya, untuk mengetahui
perkembangan program KB selama 5 tahun yang terjadi di suatu daerah.

Tabel 6.8 Jumlah Akseptor di Daerah A 1990-1994


Tahun Jumlah akseptor
1990 245
1991 267
1992 578
1993 498
1994 324
Jumlah 2012

Dari tabel 6.8 terlihat bahwa penekanan terletak pada waktu (tahun). Oleh karena itu,
tahun ditulis di sebelah kiri tabel.

Penyusunan tabel berdasarkan besarnya angka

Penyusunan angka dapat dilakukan dari angka terkecil sampai terbesar atau sebaliknya
bergantung pada fokus pembahasan, penulisan angka diletakkan di kiri tabel. Dalam bidang
kedokteran, bentuk tabel ini digunakan untuk mendapatkan gambaran distribusi penyakit.
Misalnya distribusi penyakit menurut jenis kelamin.

Tabel 6.9 Distribusi Penyakit Menurut Jenis Kelamin


Jenis penyakit Jumlah Jenis kelamin
Laki-laki wanita
Saluran napas 825 415 410
Saluran pencernaan 730 400 330
Penyakit kulit 254 200 54
Penyakit mata 100 85 15
Jumlah 1909 1095 809

Penilaian :
Dari tabel di atas dapat diketahui jenis penyakit yang terbanyak adalah penyakit saluran napas
dan penderita terbanyaknya adalah laki-laki.
Tabel ini dapat digunakan untuk hal-hal berikut ini :
1. Penyusunan prioritas
2. Mengajukan usulan kebutuhan obat atau alat yang dibutuhkan.

Penyusunan berdasarkan kelaziman

Penyusunan tabel ini didasarkan atas kelaziman. Oleh karena itu, tidak terdapat ketentuan yang
baku, misalnya untuk penulisan jenis kelamin laki-laki ditempatkan dahulu daripada wanita.

Penyusunan berdasarkan tingkatan

Misalnya, penyusunan tingkat pendidikan diawali dari pendidikan yang terendah sampai yang
tertinggi

D. Cara Penyajian Data Menggunakan Grafik

Grafik merupakan salah satu bentuk penyajian data statistik yang banyak dilakukan dalam
berbagai bidang, termasuk bidang kedokteran karena penyajian dalam bentuk lebih menarik dan
lebih mudah dipahami. Serta hal-hal yang kurang jelas dalam tabel akan lebih jelas bila disajikan
dalam bentuk grafik bahkan dengan grafik orang akan lebih mudah mengingat. Misalnya untuk
mengetahui kecenderungan dan mengadakan perbandingan.

Manfaat Grafik

Penyajian dalam bentuk grafik bermanfaat untuk hal-hal berikut ini :

1. Membandingkan beberapa variabel, beberapa kategori dalam variabel atau satu. variabel
pada waktu dan tempat yang berbeda.
2. Meramalkan perubahan yang terjadi dengan berjalannya waktu (time series).
3. Mengetahui adanya hubungan dua variabel atau lebih.
4. Memberikan penerangan pada masyarakat.

Kerugian Grafik

Di samping manfaat dan keuntungan yang diperoleh, penyajian dalam bentuk grafik juga
mempunyai beberapa kerugian sebagai berikut :

8. Penyajian dalam bentuk grafik harus menarik karena pembuatan grafik merupakan seni
hingga tidak semua orang dapat membuat grafik yang menarik.
9. Grafik memberikan keterangan yang tidak rinci.
10. Grafik harus dibuat dengan benar karena pembuatan grafik yang salah atau perhitungan
yang salah mengakibatkan penilaian yang salah.
11. Informasi yang disajikan terbatas karena bila data yang disajikan dalam satu grafik terlalu
banyak maka akan membingungkan pengamat.
12. Dengan penyajian dalam betuk grafik, kita akan kehilangan informasi secara rinci. Untuk
mengatasi hal ini, dapat dilakukan dengan menyediakan tabel sebagai referensi.

Macam-macam Grafik

Dalam penyajiannya, bentuk grafik dapat bermacam-macam, yaitu berdasarkan bentuknya dan
berdasarkan fungsinya

Berdasarkan bentuknya, grafik dapat dibagi menjadi :

1. Grafik batang (bar diagram)


2. Grafik lingkaran (pie diagram)
3. Grafik garis (line diagram)
4. Grafik titik-titik (diagram pencar = scatterd diagram)
5. Grafik model (piktogram), dan
6. Grafik peta (map diagram)

Berdasarkan fungsinya, grafik dapat dibagi menjadi :


7. Perbandingan
8. Kecendenrungan, dan
9. Penerangan.
1. Grafik Batang (bar diagram)
Yang dimaksud dengan grafik batang ialah grafik yang berbentuk batang yang
penilainya dilakukan berdasarkan tinggi batang. Garfik ini banyak digunakan di saran
pelayanan kesehatan karena pembuatannya mudah dan sederhana.
Grafik batang dapat digunakan untuk mengadakan perbadingan beberapa variabel
dalam waktu dan tempat yang sama atau satu variabel dalam waktu dan tempat yang
berbeda.
Dalam pembuatan grafik batang terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan,
seperti berikut :
1. Batang dapat digambar tegak atau melintang. Pada umumnya grafik batang
digambarkan tegak (vertikal) bila variabel yang akan digambar merupakan kata yang
pendek dan sebaliknya, bila variabel dengan kata yang panjang maka grafik bata
digambar melintan (horizontal).
2. Antara dua batang terdapat ruang antara. Sebaiknya ruang antara lebih sempit
daripada batang.
3. Lebar batang harus sama dan seimbang agar tidak menimbulkan interpretasi yang
salah.
4. Pengambaran batang harus dimulai dari titik nol.
5. Keterangan atau frekuensi sebaiknya tidak dicantumkan di dalam atau di atas batang
kecuali bila frekuensi terlalu besar hingga gambar batang menjadi terlalu panjang
maka gambar batang dapat dipatahkan dan dicantumkan frekuensi atau jumlah di atas
batang.

6. Batang dapat digambar berimpitan untuk menggambarkan kategori dalam satu


variabel atau batang, berikutya merupakan data kontinu.

Dalam kondisi seperti di atas, batang dapat digambar bersusun. Untuk kategori yang
berbeda dapat dberi warna, diarsir atau titik-titik, seperti pada garfik 6.4
Grafik batang proporsional

Grafik batang yang teah kita bahas digunakan untuk membandingkan beberapa
variabel secara absolut. Namun, mengadakan perbandingan akan lebih tepat bila
dilakukan relatif.

Bila data yang digambarkan grafiknya dinyatakan dalam proporsi atau persen maka
grafik batang demikian disebut Grafik Batang Proporsional (Proportional bar diagram).
Grafik ini digunakan untuk mengadakan perbandingan secara relatif.

Contoh :

Kita ingin membandingkan angka kelahiran desa A dan B. Pada tahun 1988 angka
kelahiran di desa A sebanya 20 orang dan 5 di antaranya adalah wanita, sedangkan angka
kelahiran di desa B sebanyak 40 orang dan 10 diantaranya adalah wanita.

Bila perbandingan dilakukan dengan grafik bata (bar diagram) biasa dan kita
membandingkan secara absolut maka tampak seolah-olah kelahiran bayi wanita di desa B
lebih banyak daripada di desa A.

Bila digambar dalam bentuk grafik batang proposional maka akan tampak bahwa
kelahiran bayi wanita di desa A sama dengan di desa B.
Perlu diperhatikan bahwa penggambaran grafik batang proporsional diawali pada titik
yang sama yaitu 100%. Oleh karena itu, dalam pembacaan harus teliti agar tidak
menimbulkan kesalahan seolah-olah jumlah kelahiran di desa A sama dengan jumlah
kelahiran di desa B.

Histogram

Histogram merupakan grafikbatang yang disusun secara teratur dan berimpitan satu
dengan yang lain tanpa ruang antara.

Grafik ini diperoleh dari data kuantitatif yang kontiny dalam bentuk distribusi
frekuensi. Lebar setip batang merupakan proporsi dari seluruh bantang.

Tinggi batang menyatakan frekuensi yang terdapat dalam kelas interval yang
bersangkutan hingga luas setiap batang merupakan proporsi dari seluruh luas histogram,
di mana luas seluruh histogram sama dengan 1.0 atau 100%. Oleh karena itu, histogram
disebut sebagai diagram luas. Bila distribusi frekuensi dinyatakan dalam frekuensi relatif
pada setiap batang maka disebut histogram frekuensi relatif.

Bentuk histogram frekuensi relatif sama dengan histogram frekuensi absolut


karena setiap batang pada kedua histogram tersebut merupakan proporsi dari seluruh luas
batang histogram.

Histogram banyak digunakan untuk membandingkan frekuensi yang terdapat


dalam interval kelas dan untuk mengetahui pada interval kelas mana terdapat frekuensi
terbesae dan terkecil.

Pedoman pembuatan histogram

1. Dalam menggambar batang sebaiknya digunnakan tepi kelas agar semua nilai dapat
masuk ke dalam kelas interval tersebut.
2. Batang dalam histogram dapat pula digambar berdasarkan nilai tengah setiap interval
kelas.
3. Tidak ada kelas terbuka dalam distribusi frekuensi.
Frekuensi poligon

Bila titik-titik tengah dari batang dalam histogram dihubungkan setu dengan yang lain
maka akan menghasilkan frekuensi poligon.

Frekuensi poligon digunakan untuk membandingkan beberapa grafik. Oleh karena


itu, grafik frekuensi poligon tidak diserta dengan grafik histogramnya.

2. Grafik Lingkaran (pie diagram)


Grafik lingkaran merupakan grafik yang disajikan dalam bentuk lingkaran.
Lingkaran dapat digambar dalam 3 dimensi sehingga menyerupai kue karena itu disebut
pie diagram.
Grafik lingkaran digunakan untuk membandingkan secara relatif kategori-
kategori dalam satu variabel.

Ketentuan dalam pembuatan gambar


Untuk dapat menggambarkan grafik lingkaran yang benar sebaiknya perhatikan
ketentuan berikut ini :
3. Besar lingkaran harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak terllau besar dan tidak
terlalu kecil agar enak di pandang.
4. Kategori yang dibandingkan tidak banyak, biasanya 4-6 kategori.
5. Sudut segmen tidak terlalu kecil agar dapat dibedakan dengan jelas.
6. Tiap segmen dapat diberi warna.
7. Besarnya segmen harus menggambarkan persentase yang sesuai.

Cara menggambar garfik lingakaran

1. Ubahlah frekuensi tiap penyakit menjadi persen.


2. Ubahlah presentase menjadi derajat dengan cara : persen x 360
3. Gambarkan setiap penakit sesuai dengan derajat yang dihasilkan
3.Grafik Garis (Line diagram)

Grafik garis merupakan penyajian data dalam bentuk garis. Agar lebih jelas maka di sini
akan diberikan contoh-contoh tentang macam-macam grafik garis.

Grafik garis proposional (Proposional line diagram)

Grafik ini merupakan grafik garis yang dinyatakn dalam persen. Seperti pada grafik
batang proporsional, grafik garis proporisonal juga dapat digunakan untuk mengadakan
perbandingan beberapa variabel atau perubahan satu variabel yang terjadi dengan
berjalannya waktu.

Dengan garfik ini perbandingan akan tampak lebih jelas dari pada perbandingan secara
absolut.

Perhatian:

Kedua variabel digambar pada titik awal yang sama (1005) hingga dapat menimbulkan
kesan seolah-olah angka kematian ibu sama dengan angka kematian bayi.
Grafik frekuensi kumulatif (ogive)

Grafik ini juga disebut “ogive”. Ogive dihasilkan dari data frekuensi distribusi kumulatif
dan digunakan untuk mengetahui posisi individu dalam suatu kelompok.

Grafik garis patah-patah

Grafik ini banyak dijumpai pada grafik deret berkala yang digunakan untuk mengetahui
perubahan yang terjadi dengan berjalannya waktu.

Contoh :

Jumlah kasus gastroenteritis per bulan yang terjadi disuatu daerah


Grafik garis lengkung (Kurva)

Kurva merupakan grafik yang dihasilkan secara teoritis. Dalam praktiknya, kurva yang
ada merupakan hasil penghalusan, misalnya suatu histogram dengan kelas interval yang
sangat kecil hingga membentuk suatu kurva.

Bentuk kurva bermacam-macam, secara garis besar dapat dibagi berdasarkan


simestrisitas, berdasarkan tinggi puncak, berdasarkan banyak puncak, dan berdasarkan
bentuk.

Berdasakan Simestrisitas

1. Kurva simetris
Dikatakan kurva simetri bila kurva dapat dibagi menjai dua bagian yang sama dan
sebangun. Kurva ini dihasikan dari distribusi teoritis atau dihasilkan dari pengamatan
yang sangat banyak.
Contoh :
Kurva normal, kurva leptokutrik dan kurva platikurtik.
2. Kurva asimetris
Kurva asimetris disebut juga kurva mring. Kemiringannya ditentykan oleh kaki kurva.
Bila kaki kurva terletak di sebalah kanan maka dikatakan miring ke kanan atau skew
positive, sedangkan bila kaki kurva terletak di kiri maka disebut kurva miring ke kiri
atau skew negative.
Kurva miring ke kanan terjadi bila dalam suatu distribusi frekuensi dimana nilai yang
kecil emiliki frekuensi yang besar dan semakin besar nilai yang dihasilkan maka
semakin kecil frekuensinya. Sebaliknya, kurva dengan kemiringan ke kiri tejadi bila
nilai yang kecil mempunyai frekuensi yang kecil dan semakin besa nilai yang
dihasilkan semakin besar pula frekuensinya.

Berdasarkan tinggi puncak

1. Kurva normal (mesokurtik)


Kurva normal disebut juga kurva Gauss karena bentuk kurva ini mula-mula di
populerkan oleh Fredrich Gauss.
Kurva normal mempunyai cii-ciri sebagai berikut :
(1) Grafik terletak di atas absis
(2) Simetris berbentuk lonceng
(3) Dihasilkan dari jumlah observasi yang sangat banyak
(4) Mempunya satu puncak
(5) Dihasilkan dari data kontinu
(6) Luas seluruh kurva sama dengan 1,0 atau 1005
(7) Grafik mendekati sumbu X pada penyimpangan 3 SD
(8) Bila kaki kurva diperpajngan maka tidak akan menyentuk absis
(9) Luas 1 S = 68%, 2 SD = 95,5% dan 3 SD= 99,7% dari seluruh luas kurva
2. Kurva leptokurtik
Kurva ini merupakan kurva simetri dengan puncak yang tinggi. Biasanya kurva ini
diperoleh dari distribusi dengan rentang yang kecil atau dari distribusi dengan nilai
ekstrem pada nilai kecil atau besar.

3. Kurva platikurtik
Kurva ini merupakan kurva yang simetri dengan puncak yang rendah.

Berdasarkan jumlah puncak

Grafik Unimodal, Bimodal, dan Multimodal

Dikatakan kurva unimodal bila kurva hanya mempunyai satu puncak dan bila mempunyai
dua puncak disebut bimodal dan kurva dengan banyak puncak dinamakan kurva
multimodal.
4. Kurva unimodal

5. Kurva bidomal

6. Kurva multimodal

Berdasarkan bentuk

1. Kurva bentuk J

2. Kurva bentuk L
Diagram Pencar (Scattered Diagram)
Grafik pencar atau Scattered Diagram dihasilkan dari titik-titik koordinat dan
merupakan grafik korelasi atau grafik kecenderungan karena digunakan untuk
mengetahui hubungan natara dua variabel yang berpasangan.
Cara menggambar
Untuk menggambar grafik penar dapat dilakukan dengan menentukan titik-titik
pertemuan antara dua variabel yang berpasangan yang disebut titik koordinat dan dari
berbagai titik koordinat tersebut dihubungkan sehingga membentuk grafik garis.
Penilaian
Bila garis terbentuk berupa garis lurus maka dikatakan grafik korelasi sederhana
atau korelasi liner. Garis liner yang bergerakd ari kiri bawah ke kanan atau disebut
korelasi positid dan garis korelasi bergerak dari kiri atas ke kanan bawah disebut
korelasi negatif.
Bila garis korelasi merupakan garis horizontal maka dikatakan bahwa kedua
variabel tidak mempunyai hubungan linier atau korelasi linier sama dengan nol.
Bila pada grafik pencar perubahan pada absis diikuti perubahan ordinat yang
sama atau perubahan dnegan proporsi dengan proporsi yang tetap maka semua titik-
titi koordinat yang dihasilkan akan terletak pada satu garis lurus yang disebut korelasi
sempurna.

Bila titik-titik koordinat tidak membentuk pola tertentu mungkin variabel-variabel


tersebut tidak mempunyai korelasi.

Grafik Model (Piktogram)


Grafik ini berbentuk gambarr yang menyerupai bentuk aslinya. Oleh karena itu,
disebut grafik model.
Grafik model banyak digunakan untuk memberi penerangan kepada masyarakat.
Misalnya, untuk menggambarkan jumlah penduduk maka digambar bentuk orang.
Grafik ini harus dibuat sedemikian rupa agara menarik perhatian orang.
Grafik Peta (Map Diagram)
Grafik ini berupa peta, biasa terdapat pada instansi yang mempunyai wilayah kerja,
seperti Puskesmas, desa dan kecamatan.
Grafik ini digunakan untuk mengetahui hal-hal berikut :
1. Batas desa
2. Lokasi, mislanya Puskesmas, kantor desa atau kantor kecamatan
3. Grafik peta ini dapat juga digunakan untuk menyatakan letak suatu produksi
daerah atau tempat pemukiman penduduk
4. Dan lain-lain
E. Cara Membuat Grafik

Agar dapat membuat grafik yang baik hendaknya dibuat berdasarkan pedoman berikut

13. Grafik terdiri dari dua sumbu, yaitu sumbu horizontal yang disebut absis atau sumbu “X”
dan sumbu vertikal yang disebut ordinat atau sumbu “Y”

Variabel tidak yergantung diletakkan pada sumbu “X” dan variabel tergantung
( dependen) diletakkan pada sumbu “Y”, Misalnya variabel waktu diletakkan pada
sumbu “X” dan frekuensi diletakkan pada sumbu “Y”

14. Jenis kertas yang digunakan untuk menggambar sebaiknya kertas biasa atau semi logam
bergantung pada data yang tidak
15. ukuran kertas yang digunakan tidak ada ketentuan yang baku, tapi hendaknya dipilih
sedemikian rupa agar grafik yang digunakan menjadi menarik
16. penggambaran absis dan ordinat
untuk menggambar grafik yang baik lazimnya panjang ordinat 60 sampai 70% panjang
absis atau absis sama panjang dengan ordinat. Bila ukuran tersebut terbalik dapat
menimbulkan kesan yang salah . Demikian pula dengan skala yang digunakan haruslah
seimbang karena data yang sama dapat menghasilkan grafik yang berbeda.
17. sebaiknya tidak menuliskan angka dalam grafik, kecuali bila angka yang dihasilkan
terlalu besar sehingga gambar ordinat selalu panjang maka tinggi ordinat dapat
dipatahkan kemudian ditulis angka
18. Grafik harus diawali dari titik nol agar tidak terjadi kesalahan interpretasi.

Beberapa ketentuan dalam penyajian grafik

7. judul grafik hendaknya ditulis dengan jelas, singkat, dan sederhana .


judul grafik dapat diletakkan di bagian atas atau bagian bawah grafik

8. Bentuk grafik. pemilihan bentuk grafik harus disesuaikan dengan data yang ada. Kalau
terdapat dua bentuk yang dapat digunakan Pilihlah yang hasilnya menarik.
9. pembuatan grafik harus menarik dan bila perlu dapat diberi warna, diarsir, atau titik-
titik
10. pemberian warna jangan terlalu banyak sehingga akan membingungkan dan menjadi
kurang menarik, biasanya hanya dua atau empat warna
11. Keterangan. Bila terdapat keterangan yang diperlukan maka dapat dituliskan di bawah
grafik atau di dalam grafik, asalkan tidak mengganggu keutuhan grafik
DAFTAR PUSTAKA

Budiarto, E. (2001). “Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat”. Jakarta:


Penerbit Buku Kedokteran EGC

Luknis Sabri, sutanto Priyo, Statistik Kesehatan, Raja Gafindo Persada, Jakarta, 2010

Sugiono. “Statistika Penelitian”. Bandung: ALFABETA CV, 1999

Anda mungkin juga menyukai