STATISTIK KESEHATAN
Disusun Oleh:
KELOMPOK 3
1. Annisa Adila P23133116002
2. Mentari Nurfaya Jaelani P23133116023
3. Nabila Farhanah P23133116026
4. Rafi Fahdlurrahman Praba P23133116031
5. Sarah Hasna Aulia P23133116033
Catatan kaki :
Sumber :
3. Catatan pendahuluan
Catatan pendahuluan biasanya diletakkan di bawah judul dan berfungsi sebagai
keterangan tambahan tentang tahun pembuatan tabel atau jumlah pengamatan yang
dilakukan.
4. Badan tabel
Badan tabel terdiri dari judul kolom, judul baris, judul kompartemen, dan sel.
5. Catatan kaki
Catatan kaki dimaksudkan untuk memberi keterangan terhadap singkatan atau
ukuran yang digunakan. Biasanya dengan memberi tanda yang sesuai dengan tanda
yang terdapat di kanan atas singkatan yang digunakan. Tanda yang biasa digunakan
dapat berupa * x dan lain-lain. Catatan kaki diletakkan di bawah kiri tabel.
6. Sumber data
Sumber data diletakkan di bagian kiri bawah (di bawah catatan kaki). Sumber
data ini mempunyai arti penting bila data yang kita sajikan berupa data sekunder.
Penulisan sumber data harus jelas dan lengkap, seperti dari mana data tersebut
diambil, oleh siapa, judul penyusunan dan penertbitnya serta penerbitan. Misalnya
diambil dari hasil penelitian berjudul Penigkatan Peran Petugas Kesehatan dalam
Memberikan Penerangan, dilakukan oleh bagian ketenagakerjaan Rumah Sakit X,
diterbitkan dalam buletin kesehatan vol. 3, No. 2, Maret 1998 halaman 32. Hal ini
dimaksudkan agar orang dapat mencari tabel aslinya.
Bentuk-Bentuk Tabel
Bentuk tabel bermaam-macam, tetapi yang banyak digunakan adalah (1) tabel
berdasarkan fungsinya, (2) tabel kontingensi, (3) tabel berdasarkan penyusunan judul baris.
1. Tabel berdasarkan fungsinya
Tabel dapat digunakan untuk menyusun perencanaan dan dapat pula berfungsi
sebagai referensi atau memberikan penjelasan dalam penulisan laporan.
Tabel berdasarkan fungsinya bermacam-macam, antara lain adalah
a. Tabel sinopsis
Tabel ini berisi semua variabel yang akan dikumpulkan dan ditulis dalam
kolom dan baris dengan urutan yang sama. Tabel ini mempunyai arti penting dalam
perencanaan suatu penelitian karena dengan tabel sinopsis dapat diketahui jumlah
tabel yang dihasilkan dan variabel yang akan dicari hubungannya sehingga
memudahkan penulisan laporan.
Contoh :
Variabel-variabel dalam suatu penelitian yang akan dikumpulkan adalah sebagai
berikut.
1) Tingkat pendidikan
2) Jenis pekerjaan
3) Jumlah anak
4) Pertolongan persalinan
5) Pembuangan sampah
6) Kepemilikan rumah
7) Penghasilan keluarga
Dari tabel sinopsis di atas diperoleh sebanyak 21 buah tabel dan dari 21 tabel
tersebut dapat ditentukan variabel mana yang diperkirakan berhubungan. Misalnya,
hubungan antara variabel 1 dan 2, variabel 1 dan 3, dan seterusnya.
b. Tabel induk
Tabel ini berfungsi sebagai referensi. Oleh karena itu, tabel induk sering
disebut tabel referensi yang dapat diambil sebgaian dan disisipkan dalam penulisan
laporan.
Tabel 6.2 Tabel sinopsis
1 2 3 4 5 6 7
1
2
3
4
5
6
7
Pada tabel induk ini terdapat semua variabel yang dikumpulkan. Oleh karena
itu tabel ini tidak dapat digunakan untuk mengadakan perbandingan. Tabel induk
biasanya ditempatkan di belakang sebagai lampiran. Bentuk tabel induk secara
skematis dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 6.3 Tabel induk
Jumlah
c. Tabel kerja
Tabel kerja ialah tabel yang menggambarkan beberapa variabel secara rinci.
Tabel ini berguna untuk mengadakan pembahasan lebih mendalam terhadap hasil
penelitian, mengadakan perbandingan antar variabel atau untuk memberikan
gambaran tentang adanya hubungan antara dua variabel.
Tabel ini diambil dari tabel induk atau gabungan dari beberapa tabel kerja.
Sesuai dengan fungsinya, tabel ini disisipkan dalam teks penulisan laporan sesuai
dengan topik bahasannya.
Biasanya tabel ini disusun berdasarkan progresivitas, tahun atau bergantung
pada kebutuhan. Dari tabel teks ini dapat dibuat tabel silang (cross table) untuk
mengetahui adanya hubungan antara dua variabel.
Contoh :
Tabel teks berupa tabel silang berfungsi untuk mengetahui adanya hubungan antara
tingkat pendidikan dengan jenis pekerjaan.
Tabel 6.4 Tabel teks
Tingkat Jenis pekerjaan
Buruh Tani Dagang Pengusaha
Tidak sekolah
SD
SMP
SMU
Perguruan Tinggi
lainlain
Jumlah
d. Tabel kontingensi
Tabel kontingensi disusun berdasarkan banyaknya baris dan kolom. Tabel ini
disajikan untuk memberikan gambaran hasik penelitian. Tabel ini juga banyak
digunakan dalam perhitungan statistik inferensial untuk pengujian hipotesis, misalnya
perhitungan menggunakan uji “t” atau X2 , dll.
Tabel ini dapat dinamakan sesuai dengan banyaknya baris dan banyaknya
kolom sehingga dikenal tabel 2x2 atau 3x3, dan lain-lain.
Dibawah ini akan diberikan beberapa contoh bagan tabel kontingensi.
Contoh :
1) Tabel dengan 2 baris dan 2 kolom disebut tabel 2x2
2) Tabel dengan 2 baris dan 3 kolom disebut tabel 2x3
3) Tabel dengan 3 baris dan 3 kolom disebut tabel 3x3
Jumlah
Jumlah
Dari tabel diatas terlihat bahwa penekanan terletak pada waktu (tahun). Oleh
karena itu, tahun ditulis di sebelah kiri tabel.
d. Penyusunan tabel berdasarkan besarnya angka
Penyusunan angka dapat dilakukan dari angka terkecil sampai angka terbesar
atau sebaliknya bergantung pada focus pembahasan. Penulisan angka diletakkan di
kiri table.
Dalam bidang kedokteran, bentuk table ini dapat digunakan untuk
mendapatkan gambaran distribusi penyakit. Misalnya, distribusi penyakit menurut
jenis kelamin.
Tabel 6.9 Distribusi Penyakit Menurut Jenis Kelamin
Jenis kelamin
Jenis kelamin Jumlah
Laki-laki Wanita
Saluran napas 825 415 410
Saluran pencernaan 730 400 330
Penyakit kulit 254 200 54
Penyakit mata 100 85 15
Jumlah 2.089 1.260 829
Penilaian :
Dari tabel di atas dapat diketahui jenis penyakit yang terbanyak adalah penyakit
saluran napas dan penderita terbanyaknya adalah laki-laki.
Table ini dapat digunakan untuk hal-hal berikut ini.
Penyusunan prioritas
Mengajukan usulan kebutuhan obat atau alat yang dibutuhkan
e. Penyusunan berdasarkan kelaziman
Penyusunan ini didasarkan atas kezaliman. Oleh karena itu, tidak terdapat
ketentuan yang baku, misalnya untuk penulisan jenis kelamin laki-laki ditempatkan
dahulu daripada wanita.
f. Penyusunan berdasarkan tingkatan
Misalnya, penyusunan tingkat pendidikan diawali dari pendidikan yang
terendah sampai yang tertinggi.
Manfaat Grafik
1. Membandingkan beberapa variabel, beberapa kategori dalam variabel atau satu
variabel pada waktu dan tempat yang berbeda.
2. Meramalkan perubahan yang terjadi dengan berjalannya waktu.
3. Mengetahui adanya hubungan dua variabel atau lebih.
4. Memberikan penerangan pada masyarakat.
Kerugian
1. Penyajian dalam bentuk grafik harus menarik karena pembuatan grafik merupakan
seni hingga tidak semua orang dapat membuat grafik yang menarik.
2. Grafik memberikan keterangan yang tidak rinci.
3. Grafik harus dibuat dengan benar karena pembuatan grafik yang salah atau
perhitungan yang salah mengakibatkan penilaian yang salah.
4. Informasi yang disajikan terbatas.
5. Kehilangan informasi secara rinci. Untuk mengatasinya, dapat dilakukan dengan
menyediakan tabel sebagai referensi.
40
30
0/00 20
10
0
A B
Hepatitis kr...
Sirosis hep...
Frekuensi
b) Antara dua batang terdapat ruang antara. Sebaiknya ruang antara lebih sempit daripada
batang.
c) Lebar batang harus sama dan seimbang agar tidak menimbulkan interpretasi yang salah.
d) Penggambaran batang harus dimulai dari titik nol.
e) Keterangan atau frekuensi sebaiknya tidak dicantumkan di dalam atau di atas batang
kecuali bila frekuensi terlalu besar hingga gambar batang menjadi terlalu panjang maka
gambar batang dapat dipatahkan dan dicantumkan frekuensi atau jumlah di atas batang.
Contoh: Jumlah penderita yang dirawat selama satu tahun.
Grafik 6.3 Distribusi penderita yang dirawat selama satu tahun
f) Batang dapat digambar berimpitan untuk menggambarkan kategori dalam satu variabel
atau batang, berikutnya merupakan data kontinu.
Dalam kondisi seperti di atas, batang dapat digambar bersusun. Untuk kategori yang
berbeda dapat diberi warna, diarsir atau titik-titik, seperti pada grafik 6.4.
Grafik 6.4 Status gizi balita desa A (n = 100)
35
30
25 25
gizi baik
20
gizi 20
sedang
15
15
10
10
5
5
0
1979
0/0- 1980 0
Penggambaran grafik batang proporsional diawali dengan titk yang sama yaitu 100%.
Oleh karena itu, dalam pembacaan harus teliti agar tidak menimbulkan kesalahan seolah-olah
jumlah kelahiran di desa A sama dengan jumlah kelahiran di desa B.
b. Histogram
Histogram merupakan grafik batang yang disusun secara teratur dan berimpitan satu
dengan yang lain tanpa ruang antara.
Grafik ini diperoleh dari data kuantitatif yang kontinu dalam bentuk distribusi frekuensi.
Lebar setiap batang merupakan proporsi dari seluruh batang.
Tinggi batang menyatakan frekuensi yang terdapat dalam kelas interval yang
bersangkutan hingga luas setiap batang merupakan proporsi dari seluruh luas histogram, di
mana luas seluruh histogram sama dengan 1.0 atau 100%. Oleh karena itu, histogram disebut
sebagai diagram luas. Bila distribusi frekuensi dinyatakan dalam frekuensi relatif pada setiap
batang maka disebut histogram frekuensi relatif.
Bentuk histogram frekuensi relatif sama dengan histogram frekuensi absolut karena
setiap batang pada kedua histogram tersebut merupakan proporsi dari seluruh luas batang
histogram.
Histogram banyak digunakan untuk membandingkan frekuensi yang terdapat dalam
interval kelas dan untuk mengetahui pada interval kelas mana terdapat frekuensi terbesar dan
terkecil.
20% 1
50% 2
3
4
5
20%
100
90
80
70
60
0/0 50
40
30
20
10
0
1990 1991 1992 1993 1994
Tahun
Dari grafik di atas tampah bahwa penurunan angka kematian ibu lebih besar daripada
penurunan angka kematian bayi.
Perhatian:
Kedua variabel digambar pada titik awal yang sama (100%) hingga dapat menimbulkan
kesan seolah-olah angka kematian ibu sama dengan angka kematian bayi.
Grafik berikut ini merupakan contoh grafik garis ogive dari table di atas.
Grafik 6.10 Distribusi frekuensi kumulatif tekanan darah sistolik
Penilaian
Dengan grafik patah-patah maka perubahan yang terjadi setiap bulan akan tampak lebih
jelas jika dibandingkan dengan garis lurus atau lengkung, tetapi bila kita ingin mengetahui
perubahan secara menyeluruh maka grafik garis lurus akan tampak lebih jelas dari pada garis
patah-patah.
b. Kurva Leptokurtik
Kurva ini merupakan kurva simetris dengan puncak yang tinggi. Biasanya
kurva ini diperoleh dari distribusi dengan rentang yang kecil atau dari distribusi
dengan nilai ekstrem pada nilai kecil atau besar.
Grafik 6.14 Kurva leptokurtik
c. Kurva Platikurtik
Kurva ini merupakan kurva yang simetris dengan puncak yang rendah.
Grafik 6.15 Kurva platikurtik
Berdasarkan Bentuknya
Berdasarkan bentuknya. Kurva dibagi menjadi dua, yaitu bentuk J dan bentuk I.
Grafik 6.19 Kurva berbentuk J
a. Cara menggambar
Untuk menggambar grafik pencar dapat dilakukan dengan menentukan titik-titik
pertemuan antara dua variabel yang berpasangan yang disebut titik koordinat dan berbagai
titik koordinat tersebut dihubungkan sehingga membentuk grafik garis.
b. Penilaian
Bila garis yang terbentuk berupa garis lurus maka dikatakan grafik korelasi sederhana
atau korelasi linier. Garis linier yang bergerak dari kiri bawah ke kanan atas disebut korelasi
positif dan garis korelasi bergerak dari kiri atas ke kanan bawah disebut korelasi negatif.
Bila garis korelasi merupakan garis horisontal maka dikatakan bahwa kedua variabel
tidak mempunyai hubungan linier atau korelasi linier sama dengan nol.
Grafik 6.21 Grafik korelasi positif Grafik 6.22 Grafik korelasi negative
Bila pada grafik pencar perubahan pada absis diikiuti perubahan ordinat yang sama atau
perubahan dengan proporsi yang tetap maka semua titik-titik ordinat yang dihasilkan akan
terletak pada satu garis lurus yang disebut korelasi sempurna.