Anda di halaman 1dari 12

STATISTIK 1

“Penyajian Data”

Oleh :
Kelompok VI
1. Maria AnggelinaMatutina 201466118
2.TifaniaRoroAisyah 201466007
3.AtikAsiska 201466138
4.Marisa 201466032
5.FrengkiMardoni 201366062
6.AugstuludFazrisven 201366036

7. Roissy Widi 201266031


PENYAJIAN DATA
Pada umumnya terdapat dua cara menyajikan data, yaitu dengan tabel dan dengan
grafik. Penyajian data dengan tabel biasanya dilakukakan terlebih dahulu sebelum disajikan
dalam bentuk grafik walaupun demikian dapat pula di sajikan sendiri-sendiri.1
Ada beberapa alasan penyajian data (presenting data) menggunakan tabel dan
grafik, diantaranya (Brown and Saunders, 2008):
1. Untuk mengeskplorasi dan mengerti tentang data yang dimiliki (to explore and to
understand the data).
2. Penyajian data dapat membantu points anda menjadi jelas (to make your points
clearly).

1.Penyajian Data Menggunakan Tabel


Menurut Elston & Johnson (2008), ada beberapa panduan dalam membuat tabel
agar konsisten dan sesuai dengan tujuan tabel itu sendiri, yaitu:
1. Tabel sebaiknya dibuat secara simpel dan mudah untuk dibaca.
2. Judul, biasanya ditempatkan di atas tabel, sebaiknya jelas, ringkas, langsung, dan
mengindikasikan apa yang akan ditabulasi.
3. Ada unit pengukuran data yang diberikan.
4. Setiap row dan column memiliki dibuatkan label secara singkat dan jelas.
5. Sebaiknya mencatumkan total.
6. Kode singkatan, dan simbol sebaiknya dijelaskan pada footnote.
7. Jika data tidak original, sebaiknya cantumkan sumbernya pada footnote.

Tabel yang baik dan lengkap pada umumunya terdiri dari nomor tabel, judul tabel,
badan tabel (judul kolom, judul baris, judul kompartemen serta terdiri dari sekian banyak
sel). Selain itu, tabel juga sebaiknya memiliki catatan kaki dan sumber dari data yang
dimasukkan dalam tabel tersebut. Terkait hal tersebut, menurut Lang (2012) terdapat
minimal enam komponen yang sebaiknya ada pada tabel, yaitu:
1. Nomor tabel (table number).
2. Judul tabel (table title).
3. Judul kolom ( column heading).
4. Judul baris (row heading).
5. Data pada tabel.
6. Garis horizontal.
7. Singkatan dalam tabel.
8. Sumber pada tabel.

1
Irfan, Biostatistik Deskriptif, (Jakarta : UIEU-University Press, 2008), halaman 29.
Ada banyak jenis tabel, namun yang umum digunakan diantaranya tabel induk, tabel
distribusi frekuensi, tabel silang, dan lain-lain. Berikut adalah beberapa contoh tabel
berikut di atas.

1.1 Tabel Induk


Tabel induk atau sering disebut sebagai master tabel adalah tabel yang
meyajikan seluruh data atau angka berdasarkan variabel yang dimiliki. Misalnya
data dari beberapa variabel (tempat, jenis kelamin, umur, jenis pekerjaaan, dan
lain-lain).
Master tabel ini umumnya dibuat untuk dapat mempresentasikan semua data
(data mentah) yang telah dikumpulkan dalam penelitian atau survei. Untuk
memahaminya, berikut ini adalah contoh pembuatan master tabel atau tabel
induk yang terdiri dari beberapa variabel penelitian.

Tabel 1.1 Data kejadian demam berdarah berdasarkan rentang umur, desa, jenis
kelamin, pendidikan dan pekerjaaan penduduk di kecamatan x tahun 2014.
Rentang Umur Desa Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan
A B L P SD SMP SMA PT Petani Buruh Swasta PNS

Jumlah

Catatan Kaki : ................


Sumber : ................

1.2 Tabel Distribusi Frekuensi


Merupakan tabel yang menyajikan data variabel dalam bentuk frekuensi (f).
Pada tabel distribusi frekuensi, data variabel yang dimasukkan tergantung
dari tujuan dan kebutuhan. Jumlah variabel yang ingin dimasukan juga
tergantung dari kebutuhan peneliti, apakah mau menyajikan satu variabel,
dua variabel, tiga variabel dan seterusnya.

Tabel 1.2 Distribusi frekuensi Hb ibu hamil di desa x tahun 2014.


Hemoglobin (Hb) Frekuensi (f) Keterangan

Jumlah

Catatan Kaki : ................


Sumber : ................
Apabila dalam menyajikan data tersebut memerlukan lebar interval kelas (width
of class interval) maka rumusnya adalah sebagai berikut (Sharma, 2007):

𝐿𝑎𝑟𝑔𝑒𝑠𝑡 𝑛𝑢𝑚𝑒𝑟𝑖𝑐𝑎𝑙 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒−𝑠𝑚𝑎𝑙𝑙𝑒𝑠𝑡 𝑛𝑢𝑚𝑒𝑟𝑖𝑐𝑎𝑙 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒


Width of class interval = 𝑛𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑜𝑓 𝑐𝑙𝑎𝑠𝑠𝑒𝑠 𝑑𝑒𝑠𝑖𝑟𝑒𝑑

1.3 Tabel Silang


Tabel silang atau cross tabulation/cross classifications adalah sebuah metode
penyajian data melalui tabel silang, dimana data yang disajikan dalam waktu
yang sama. Tabel silang tersebut berisikan data katerogikal yang ditempatkan
pada rows dan columns (disilangkan). Bila ada dua variabel yang disilangkan dan
masing-masing variabel terdiri dari dua kategori, maka tabel demikian disebut
tabel silang 2x2 atau dikenal sebagai two by two table. Bila row-nya tiga kategori
sedangkan column-nya juga 3 kategori, hal ini dikatakan sebagai tabel silang 3x3.
Pada umumnya variabel yang ditempatkan sebagai row adalah variabel bebas
dan column adalah variabel terikat.
Berikut adalah contoh dari beberapa tabel silang.

Tabel 1.3 Tabel silang pengaruh merokok terhadap kejadian kanker paru-paru di
kecamatan x tahun 2014.
Kanker paru-paru
Merokok Total
positif (+) negatif (-)
Positif (+) a b a+b
Negatif (-) c d c+d
Total a+c b+d a+b+c+d

Catatan Kaki : ................


Sumber : ................
Penyajian data menggunakan tabel juga memiliki kelebihan dan kelemahan.
Beberapa kelebihannya, yaitu:
1. Dengan angka atau variabel yang banyak, masih dimungkinkan untuk
disajikan secara keseluruhan melalui sebuah tabel.
2. Peneliti dengan leluasa dapat memasukan angka ke dalam sebuah tabel
sesuai dengan kebutuhannya serta dapat memilih jenis tabel yang sesuai.
3. Pembaca dapat memiliki semua angka yang disajikan ke dalam sebuah
tabel.
Sedangkan beberapa kelemahan penyajian data pada tabel, yaitu:
1. Bila terlalu banyak data yang disajikan dalam sebuah tabel, maka cukup sulit bagi
pembaca untuk mengerti atau memahami data dan kesulitan juga dalam menarik
kesimpulan serta pengambilan keputusan.
2. Dengan data yang terlalu banyak, akan cepat memberikan rasa bosan sebelum
mampu menarik kesimpulan.
2.Penyajian Data menggunakan Diagram atau Grafik
Grafik sering dikenal dengan sebutan diagram maupun chart.Grafik atau diagram
merupakan penyajian data kategorikal maupun numerik melalui sebuah gambar.
Pembuatan grafik maupun diagram perlu memerhatikan persyaratan-persyaratan yang
seharusnya memenuhi. Lang (2012) menyebutkan bahwa terdapat minimal tujuh dari
sembilan komponen yang seharusnya ada dalam sebuah diagram maupun grafik, yaitu:
1. Terdapat nomor figure atau diagram/grafik (figure number).
2. Ada keterangan figure (figure caption), biasanya ditempatkan di bawah figure.
3. Ada data field (data pada X dan W axis).
4. Ada skala vertikal (Y axis).
5. Ada skala horizontal (X axis).
6. Ada labels (angka pada setiap variabel baik pada X maupun Y axis).
7. Ada data (umumnya disimbolkan dengan garis, titik, batang, dan lain-lain).
8. Ada reference lines yang ada pada data field.
9. Ada keys or legends atau keterangan yang dapat mengidentifikasikan data.
Berikut ini diuraikan beberapa jenis penyajian data menggunakan figure (grafik atau
diagram), yaitu:
2.1 Bar Cahrt
Diagram batang atau bar chart/bar diagram digunakan untuk menyajikan data
dengan tujuan untuk menunjukkan frekuensi kejadia dan menekankan kategori
tertinggi dan terendah untuk satu variabel (frekuensi umumnya disajikan secara
vertikal dan kategori disajikan secara horizontal. Selain itu, bar chart juga ditujukan
untuk menunjukkan kecenderungan (trend) satu variabel dari waktu ke waktu
(frekuensi biasanya disajikan secara vertikal dan periode waktu disajikan
horizontal).2
 Grafik batang tunggal

2
Swarjana, Statistik Kesehatan, (Yogyakarta : ANDI, 2016), halaman 57.
Merupakan salah satu jenis grafik yang terdiri atas satu batang yang
menggambarkan atau menunjukkan perkembangan suatu keadaan/kejadian
berupa data berkala dari waktu ke waktu.3

Contoh :

Series 1
150

100

50

0
1997 1998 1999 2000

Gambar 2.1 Grafik batang jumlah pasien (dalam ribuan) di RS.X tahun 1997-2000
 Grafik batang berganda
Jika data pada yang telah dikumpulkan dan dideskripsikan dalam grafik
batang berganda maka akan menunjukkan bentuk data pada dua objek.4
Contoh:

3
Irfan, op.cit., halaman 37.
4
Ibid.
Chart Title

50

40

30

20

10

0
1993 1994 1995 1996

diare malaria

Gambar 2.2 Grafik batang kejadian wabah diare dan malaria di Kelurahan X tahun 1993-
1996
2.2 Pie Chart
Diagram lingkaran (pie chart) digunakan bila kita bermaksud menunjukka proporsi
sebuah variabel disetiap kategori. Total nilai data disajikan kembali oleh the area of
the circle (pie). Apabila seluruh segmen persentasenya dijumlahkan akan
mendapatkan nilai 100%. Penyajian data melalui pie chart sangat mudah untuk
membandingkan satu segmen dengan segmen lainnya. Namun, sebaiknya segmen
yang ada dalam pie chart tidak lebih dari delapan segmen. Semakin kecil proporsi
dari segmen, maka warna dibuat semakin gelap.5

5
Swarjana, op.cit., halaman 60.
Diagram 1. Proporsi Penyakit Menular di Puskesmas X Tahun 2013

5%
10% diare

40% TBC
20% Bronchitis
Hepatitis
HIV/AIDS
25%

Sumber : Puskesmas X (2014)

Diagram 2. Proporsi Penyakit Tidak Menular di Puskesmas X Tahun 2013


Stroke
10%

Cancer
20% DM
45%

PJK
25%

DM PJK Cancer Stroke

Sumber : Puskesmas X Tahun 2014

2.3 Histogram
Penyajian data dengan menggunakan histogram digunakan bila kita bermaksud
menekankan nilai tertinggi dan terendah atau distribusi nilai untuk satu variabel.
Pada umunmnya frekuensi normalnya disajikan secara vertikal dan kategori disajikan
secara horizontal. Sebelum membuat histrogram, perlu disiapkan terlebih dahulu
kelompok data sklaanya bersifat kontinu.6

6
Ibid., halaman 63.
Distribusi Frekuensi Hb Ibu Hamil di Wilayah
Kerja Puskesmas X Tahun 2014
60
50
40
Frekuensi

30
20
10
0
8 sd 9 10 sd 11 12 sd 13 14 sd 15 16 sd 17
Hb (gr%)

Sumber : Puskesmas X (2014)

2.4 Scatter Diagram/ Scatter Plot


Diagram ini digunakan untuk menunjukkan hubungan dari dua variabel. Satu variabel
dijadikan sebagai X-axis dan satu variabel lagi digunakan sebagai Y-axis (Osborn,
2008). Diagram ini digunakan pada statistik inferensial terutama correlation dan
linear regression (Osborn, 2006).7
Distribusi Frekuensi Respirasi dan Nadi pada Pasien Hipertensi di
Ruang Mawar Rumah Sakit A Tanggal 20 April 2014
100
90
80
70
60
Respirasi

50
40
30
20
10
0
0 5 10 15 20 25 30
Nadi

2.5 Line Diagram/Chart


Merupakan penyajian data yang menunjukkan kejadian dari waktu ke waktu dan
juga menunjukkan kecenderungan yang digambarkan dalam sebuah garis. Pada line
diagram, horizontal axis mempresentasikan waktu, sedangkan vertical axis

7
Ibid., halaman 65.
menunjukkan frekuensi dan data values untuk periode waktunya menyatu pada
sebuah garis. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa line graph merupakan
penyajian data yang menunjukkan adanya kecenderungan satu variabel dari waktu
ke waktu.

Berat Badan (BB) Mahasiswa di


Fakultas A Universitas B Tahun 2013
100
JUMLAH MAHASISWA

50

0
2008 2009 2010 2011 2012 2014
TAHUN

Sumber : Fakultas A Universitas B (2014)

2.6 Mulitiple Line Chart


Penyajian data dengan multiple line chart hampir sama dengan line chart, namun
perbedaaannya adalah pada multiple line chart, membandingkan dua trend atau
lebih variabel dari waktu ke waktu.8

Incidence Rate DHF di desa A, B, dan C Tahun 2007


s.d 2013
100
80
60
IR

40
20
0
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Tahun

Desa A Desa B Desa C

Sumber : Puskesmas X (2014)

2.7 Frequency Polygon


Penyajian data menggunakan frequency polygon hampir mirip dengan histogram.
Penyajian data ini memberikan sebuah perkiraan atau estimasi kasar dari bentuk
distribusi. Jenis penyajian ini bentuk menggunakan histogram. Pertama, tempatkan
sebuah titik di tengah sebuah kelas interval dari sebuah bar atau batang di atas

8
Ibid.
histogram tersebut. Kedua, titik-titik tersebut dihubungkan satu dengan yang lainnya
menggunakan garis lurus. Sedangkan yangk ketiga, histogram menjadi terhapus dan
menjadi frekuensi poligon yang memberikan estimasi kasar dari bentuk distribusi
data (Plichta and Garzon, 2009).9

Distribusi Frekuensi Berat Badan Pasien di


Ruang Mawar Rumah Sakit A Tanggal 20 April
2014
20

15
Frekuensi

10

0
40 45 50 58 60 65 70 72
berat badan

2.8 Radar Chart


Merupakan sebuah metode penyajian data statistik dari sebuah group yang terdiri dari
empat sampai enam variabel kuantitatif, selanjutnya dikomparasi terhadap data variabel
gropup lainnya. Contoh : seorang tenaga kesehatan ingin menyajikan data jumlah kejadian
penyakit (TB, HT, Asma, DM, dan diare) di puskesmas A dan puskesmas B.10

Data Jumlah Kasus Penyakit Menular dan Tidak


Menular di Puskesmas A dan B Tahun 2014
Puskesmas A Puskesmas B

TB
40
30
20
Asma HT
10
0

DM Diare

9
Ibid., halaman 66-67.
10
Ibid, halaman 67-68.

Anda mungkin juga menyukai