Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH STATISTIK KESEHATAN

“Menjelaskan Konsep Penyajian Data Menggunakan Tabel dan Grafik”

Kelompok 7

Akmalita Utami
Allaam Aisy F.
Aulia Runisa
Putri Nabila

Tingkat 3 Program Studi STR B


Jurusan Sanitasi Lingkungan Tahun Ajaran 2019/2020
Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II
Jalan Hang Jebat III Blok F3, Kby. Baru, Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta 12120
A. PENGERTIAN PENYAJIAN DATA
Penyajian data merupakan satu kegiatan dalam pembuatan laporan hasil penelitian
yang telah dilakukan agar dapat dipahami dan dianalisis sesuai dengan tujuan yang
diinginkan.
Data yang disajikan harus sederhana dan jelas agar mudah dibaca. Penyajian data juga
dimaksudkan agar para pengamat dapat dengan mudah memahami apa yang kita sajikan untuk
selanjutnya dilakukan penilaian atau perbandingan, dan lain-lain.

B. JENIS PENYAJIAN DATA


1) Jenis Data berdasarkan Susunannya
a) Data acak atau tunggal
Contoh: lama rawat pasien (LOS) di ruang Melati terdiri dari: 10 hari, 3 hari,
5 hari, 7 hari, 9 hari, 10 hari, 5 hari.
b) Data berkelompok
Contoh data berkelompok dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel Lama Rawat (Length of Stay atau LOS) di ruang Melati Tanggal 17 Agustus 2017
Lama Rawat (LOS) satuan Jumlah
Hari (orang)
3 1
5 2
7 1
9 1
10 2
Total 7 orang

Tabel Distribusi Jenis Kelamin Pasien Rawat Jalan di RS “Medika Husada” Bulan Juli 2017

Jenis Kelamin Jumlah (orang)


Laki-laki 80
Perempuan 120
Total 200
2) Jenis data menurut sumbernya
a) Data primer
Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari objek atau
objek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi Contoh:
mewawancarai langung pasien rawat jalan untuk meneliti mengenai
kepuasan pelayanan rawat jalan di Rumah Sakit X.
b) Data sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek
penelitian. Penelitian mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan
oleh pihak lain dengn berbagai cara dan metode baik secara komersial
maupun non komersial. Contoh: Pada penelitian yang menggunakan data
statistik hasil laporan rumah sakit atau laporan dari Dinas Kesehatan, data
dari rekam medis atau Badan Pusat Statistik dll.
3) Jenis data berdasarkan sifatnya
a) Data kuantitatif atau data numerik
Data kuantitatif adalah data yang diaparkan dalam bentu angka-angka.
Misalnya adalah TB, BB, TD, Kadar Hb, Pasien Baru, Kunjungan Baru,
Kunjungan Lama, Bulan Juli 2017, Jumlah pasien paserta BPJS dll.
Data numerik terdiri dari diskrit dan kontinu. Data diskrit yaitu data yang
diperoleh dari menghitung, biasanya berupa angka bulat. Data kontinu
adalah data yang diperoleh dari mengukur, biasanya data berupa angka bulat
dan koma.
b) Data kualitatif atau data kategori
Data kualitatif dalah data yang disajikan dalam pernyataan atau kata-kata
yang mengandung makna atau data selain angka. Contohnya seperti
persepsi pasien tentang kualitas pelayanan di Rumah Sakit X, kualitas
koding rekam medis pasien BPJS Kes, dll.
4) Jenis data menurut waktu pengumpulannya
a) Data cross section
Data cross section adalah data yang menunjukkan titik waktu tertentu.
Contohnya laporan keuangan rumah sakit per 31 Desember 2016, data
pasien rawat inap bulan Mei 2017, dan sebagainya.
b) Data time series (data berkala)
Data time series atau data berkala adalah data yang datanya
mengambarkan sesuatu dari waktu ke waktu atau periode secara historis.
Contohnya data perkembangan jumlah pasien baru RS X dari tahun 2013
sampai 2016.

Penyajian Data dalam Bentuk Tabel Distribusi Frekuensi Tunggal dan


Distribusi Frekuensi Kelompok
a) Distribusi Frekuensi Tunggal
Tabel Distribusi frekuensi tunggal merupakan urutan tiap-tiap skor atau
satuan-satuan unit dalam suatu data tertentu.
Penyajian data dalam bentuk table frekuensi data tunggal dilakukan
dengan membuat table yang terdiri atas kolom-kolom, yaitu kolom nilai
(x), kolom turus, dan kolom frekuensi (f). Kolom nilai hanya terdiri dari
satu nilai tertentu.
b) Distribusi Frekuensi Kelompok
Tabel distribusi frekuensi kelompok digunakan untuk data yang banyak jumlahnya,
karena data tidak lagi diurutkan berdasarkan setiap skor tetapi dikelompokkan pada
interval tertentu.
Data ke dalam table distribusi frekuensi berkelompok diperlukan beberapa langkah-
langkah sebagai berikut :
a. Mengurutkan data dari yang terkecil ke data terbesar
b.Menentukan rentang
c. Menentukan interval kelas
d.Menentukan jumlah kelas interval
e. Menentukan skor kelas interval pertama dengan memilih skor terendah atau
sekitar skor terendah
f. Menentukan batas bawah kelas interval
g.Menuliskan frekuensi kelas dalam kolom frekuensi sesuai dengan banyaknya data

C. PENYAJIAN DALAM BENTUK TABEL


Penyajian dalam bentuk tabel merupakan penyajian data dalam bentuk angka
yang disususn secara teratur dalam kolom dan baris.
Penyajian dalam bentuktabel banyak digunakan pada penulisan laporan hasil
penelitian dengan maksud agar orang mudah memperoleh gambaran rinci tentang
hasil penelitian yang telah dilakukan.
Suatu tabel yang lengkap terdiri dari (1) nomor tabel, (2) judul tabel, (3)
catatan pendahuluan, (4) badan tabel, (5) catatan kaki, (6) sumber data.
1. Nomor Tabel
Bila tabel yang disajikan lebih dari satu maka hendaknya diberi nomor agar
mudah untuk mencari kembali bila dibutuhkan. Nomor tabel biasanya ditempatkan di
atas sebelah kiri sejajar dengan judul tabel.
2. Judul Tabel
Setiap tabel yang disajikan harus diberi judul karena dari judul tabel orang dapat
mengetahui tentang apa yang disajikan.
Kalimat pada judul tabel harus singkat, jelas, dan berisi keterangan tentang apa,
dimana, dan bagaimana. Judul harus konsisten dan menggambarkan isi tabel.
Tabel Contoh tabel :
No.
Judul tabel
Catatan Pendahuluan
Judul
Judul kolom Jumlah
kompartemen Badan tabel
Judul Baris
Sel

Catatan kaki :
Sumber :
3. Catatan pendahuluan
Catatan pendahuluan biasanya diletakkan di bawah judul dan berfungsi
sebagai keterangan tambahan tentang tahun pembuatan tabel atau jumlah
pengamatan yang dilakukan.
4. Badan tabel
Badan tabel terdiri dari judul kolom, judul baris, judul kompartemen, dan sel.
5. Catatan kaki
Catatan kaki dimaksudkan untuk memberi keterangan terhadap singkatan
atau ukuran yang digunakan. Biasanya dengan memberi tanda yang sesuai dengan
tanda yang terdapat di kanan atas singkatan yang digunakan. Tanda yang biasa
digunakan dapat berupa * x dan lain-lain. Catatan kaki diletakkan di bawah kiri
tabel.
6. Sumber data
Sumber data diletakkan di bagian kiri bawah (di bawah catatan kaki). Sumber
data ini mempunyai arti penting bila data yang kita sajikan berupa data sekunder.
Penulisan sumber data harus jelas dan lengkap, seperti dari mana data
tersebut diambil, oleh siapa, judul penyusunan dan penertbitnya serta penerbitan.
Misalnya diambil dari hasil penelitian berjudul Penigkatan Peran Petugas
Kesehatan dalam Memberikan Penerangan, dilakukan oleh bagian
ketenagakerjaan Rumah Sakit X, diterbitkan dalam buletin kesehatan vol. 3, No.
2, Maret 1998 halaman 32. Hal ini dimaksudkan agar orang dapat mencari tabel
aslinya.

1) Bentuk-Bentuk Tabel
Bentuk tabel bermaam-macam, tetapi yang banyak digunakan adalah (1)
tabel berdasarkan fungsinya, (2) tabel kontingensi, (3) tabel berdasarkan
penyusunan judul baris.
1. Tabel berdasarkan fungsinya
Tabel dapat digunakan untuk menyusun perencanaan dan dapat pula
berfungsi sebagai referensi atau memberikan penjelasan dalam penulisan
laporan.
Tabel berdasarkan fungsinya bermacam-macam, antara lain adalah
a. Tabel synopsis
Tabel ini berisi semua variabel yang akan dikumpulkan dan ditulis
dalam kolom dan baris dengan urutan yang sama. Tabel ini mempunyai
arti penting dalam perencanaan suatu penelitian karena dengan tabel
sinopsis dapat diketahui jumlah tabel yang dihasilkan dan variabel yang
akan dicari hubungannya sehingga memudahkan penulisan laporan.
Contoh :
Variabel-variabel dalam suatu penelitian yang akan dikumpulkan
adalah sebagai berikut.
1) Tingkat pendidikan
2) Jenis pekerjaan
3) Jumlah anak
4) Pertolongan persalinan
5) Pembuangan sampah
6) Kepemilikan rumah
7) Penghasilan keluarga
Dari tabel sinopsis di atas diperoleh sebanyak 21 buah tabel dan dari
21 tabel tersebut dapat ditentukan variabel mana yang diperkirakan
berhubungan. Misalnya, hubungan antara variabel 1 dan 2, variabel 1
dan 3, dan seterusnya.
b. Tabel induk
Tabel ini berfungsi sebagai referensi. Oleh karena itu, tabel induk
sering disebut tabel referensi yang dapat diambil sebgaian dan disisipkan
dalam penulisan laporan.
Tabel sinopsis
1 2 3 4 5 6 7
1
2
3
4
5
6
7

Pada tabel induk ini terdapat semua variabel yang dikumpulkan.


Oleh karena itu tabel ini tidak dapat digunakan untuk mengadakan
perbandingan. Tabel induk biasanya ditempatkan di belakang sebagai
lampiran. Bentuk tabel induk secara skematis dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel induk

Jenis kelamin Pekerjaan Pendidikan Dsb


Golonga
Laki Tan S
n umur Perempuan Buruh Dagang Smp Smu
-laki i d
Jumlah

c. Tabel kerja
Tabel kerja ialah tabel yang menggambarkan beberapa variabel secara
rinci. Tabel ini berguna untuk mengadakan pembahasan lebih mendalam
terhadap hasil penelitian, mengadakan perbandingan antar variabel atau
untuk memberikan gambaran tentang adanya hubungan antara dua
variabel.
Tabel ini diambil dari tabel induk atau gabungan dari beberapa tabel
kerja. Sesuai dengan fungsinya, tabel ini disisipkan dalam teks penulisan
laporan sesuai dengan topik bahasannya.
Biasanya tabel ini disusun berdasarkan progresivitas, tahun atau
bergantung pada kebutuhan. Dari tabel teks ini dapat dibuat tabel silang
(cross table) untuk mengetahui adanya hubungan antara dua variabel.
Contoh :
Tabel teks berupa tabel silang berfungsi untuk mengetahui adanya
hubungan antara tingkat pendidikan dengan jenis pekerjaan.
Tabel teks
Tingkat Jenis pekerjaan

Buruh Tani Dagang Pengusaha


Tidak sekolah
SD
SMP
SMU
Perguruan Tinggi
lainlain
Jumlah

d. Tabel kontingensi
Tabel kontingensi disusun berdasarkan banyaknya baris dan kolom.
Tabel ini disajikan untuk memberikan gambaran hasik penelitian. Tabel
ini juga banyak digunakan dalam perhitungan statistik inferensial untuk
pengujian hipotesis, misalnya perhitungan menggunakan uji “t” atau X2 ,
dll.
Tabel ini dapat dinamakan sesuai dengan banyaknya baris dan
banyaknya kolom sehingga dikenal tabel 2x2 atau 3x3, dan lain-lain.
Dibawah ini akan diberikan beberapa contoh bagan tabel kontingensi.
Contoh :
1) Tabel dengan 2 baris dan 2 kolom disebut tabel 2x2
2) Tabel dengan 2 baris dan 3 kolom disebut tabel 2x3
3) Tabel dengan 3 baris dan 3 kolom disebut tabel 3x3

2. Tabel berdasarkan penyusunan judul baris


Tabel ini bermacam-macam dan tergantung data yang tersedia dan
kebutuhan penyajian data. Tabel dapat disusun sebagai berikut.
a. Menurut abjad
b. Menurut geografis
c. Berdasarkan perkembangan waktu
d. Berdasarkan besarnya angka
e. Berdasarkan kelaziman
f. Berdasarkan tingkatan
Tabel kontingensi 2 x 2

Judul Kolom Jumlah


Judul Baris

Jumlah
Tabel kontingensi 2 x 3

Judul Kolom Jumlah


Judul Baris

Jumlah

Tabel kontingensi 3 x 3

Judul Kolom Jumlah


Judul Baris

Jumlah

a. Penyusunan judul baris menurut abjad


Table yang disusun menurut abjad dimaksudkan untuk
memudahkan pencarian kembali table yang dibutuhkan. Oleh karena
itu, table ini banyak terdapat pada table induk.
Tabel ini dapat digunakan sebagai referensi, tetapi tidak dapat
digunakan untuk perbandingan.
b. Penyusunan judul baris menurut geografis
Tabel ini bertujuan untuk mengetahui keadaan berbagai daerah.
Oleh karena itu, table yang disusun menurut geografis banyak
dikeluarkan oleh instansi pemerintah, seperti biro pusat statistic.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa table ini tidak
efisien untuk digunakan sebagai table induk maupun table kerja.

c. Penyusunan tabel berdasarkan perkembangan waktu


Tabel ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui
perkembangan yang terjadi bersamaan berjalannya waktu.
Perkembangan tersebut dapat berupa perubahan alami atau perubahan
yang disebebkan oleh intervensi manusia. Misalnya, untuk mengetahui
perkembangan atau pertumbuhan penduduk kota atau untu mengetahui
hasil program kesehatan.
Tabel perkembangan ini banak disisipkan dalam teks penulisan
laporan. Misalnya, untuk mengetahui perkembangan program KB
selama 5 tahun yang terjadi di suatu daerah.
Jumlah Akseptor KB di daerah A 1990 – 1994
Tahun Jumlah akseptor
1990 245
1991 267
1992 578
1993 498
1994 324
Jumlah 2.012

Dari tabel diatas terlihat bahwa penekanan terletak pada waktu


(tahun). Oleh karena itu, tahun ditulis di sebelah kiri tabel.
d. Penyusunan tabel berdasarkan besarnya angka
Penyusunan angka dapat dilakukan dari angka terkecil sampai
angka terbesar atau sebaliknya bergantung pada focus pembahasan.
Penulisan angka diletakkan di kiri table.
Dalam bidang kedokteran, bentuk table ini dapat digunakan
untuk mendapatkan gambaran distribusi penyakit. Misalnya, distribusi
penyakit menurut jenis kelamin.
Distribusi Penyakit Menurut Jenis Kelamin

Jenis kelamin
Jenis kelamin Jumlah
Laki-laki Wanita
Saluran napas 825 415 410
Saluran pencernaan 730 400 330
Penyakit kulit 254 200 54
Penyakit mata 100 85 15
Jumlah 2.089 1.260 829
Penilaian :
Dari tabel di atas dapat diketahui jenis penyakit yang terbanyak
adalah penyakit saluran napas dan penderita terbanyaknya adalah
laki-laki.
Table ini dapat digunakan untuk hal-hal berikut ini.
 Penyusunan prioritas
 Mengajukan usulan kebutuhan obat atau alat yang
dibutuhkan
e. Penyusunan berdasarkan kelaziman
Penyusunan ini didasarkan atas kezaliman. Oleh karena itu,
tidak terdapat ketentuan yang baku, misalnya untuk penulisan jenis
kelamin laki-laki ditempatkan dahulu daripada wanita.
f. Penyusunan berdasarkan tingkatan
Misalnya, penyusunan tingkat pendidikan diawali dari
pendidikan yang terendah sampai yang tertinggi.

D. PENYAJIAN DATA DALAM BENTUK GRAFIK


Penyajian data dalam bentuk grafik sangat membantu dan memudahkan dalam
menyederhanakan data yang cukup besar dan kompeks serta dapat menjadikan
laporan tersebut menarik dan memiliki keindahan.
1) Pedoman Pembuatan Grafik
Agar dapat membuat grafik yang baik hendaknya dibuat berdasarkan pedoman
berikut :
1. Grafik terdiri dari dua sumbu, yaitu sumbu horizontal yang disebut
absis atau sumbu X dan sumbu vertical yang disebut ordinal atau
sumbu Y.
Variabel tidak tergantung diletakkan pada sumbu X dan varibael
tergantung (dependen) diletakkan pada sumbu Y, misalnya variable
waktu diletakkan pada sumbu X dan frekuensi diletakkan pada sumbu
Y.
2. Jenis kertas yang digunakan untuk menggambar grafik sebaiknya
kertas biasa atau semilogaritme, bergantung pada data yang ada.
3. Penggambarakan absis dan ordinat. Untuk menggambar grafik yang
baik, lazimya Panjang ordinat 60 – 70 % Panjang absis atau absis sama
Panjang dengan ordinat. Bila ukuran tersebut terbalik, dapat
menimbulkan kesan yang salah. Demikian pula dengan skala yang
digunakan haruslah seimbang karena data yang sama dapat
menghasilkan grafik yang berbeda.
4. Sebaiknya tidak meuliskan angka dalam grafik kecuali bila angka yang
dihasilkan terallu besar hingga gambar ordinal terlalu Panjang maka
tinggi ordinat dapat dipatahkan kemudian ditulis angka.
5. Grafik harus diawali dari titik nol agar tidak terjadi kesalahan
interprestasi,

2) Macam-macam Grafik
Dalam penyajiannya, bentuk grafik dapat bermacam-macam, yaitu
berdasarkan bentuknya dan berdasarkan fungsinya,
Berdasarkan pentuknya, grafik dapat dibagi menjadi
a. Grafik batang / bar diagram

Grafik yang berbentuk batang yang penilaiannya dilakukan berdasarkan


tinggi batang. Grafik ini banyak digunakan di sarana pelayanan kesehatan
karena pembuatannya mudah dan sederhana,
Grafik batang dapat digunakan untuk mengadakan perbandingan beberapa
variable dalam waktu dan tempat yang sama atau satu variable dalam waktu
dan tempat yang berbeda.
Dalam pembuatan grafik batang terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan, seperti :
1) Batang dapat Digambar tegak atau melintang.
2) Antara dua batang terdapat ruang antara. Sebaiknya ruang antara lebih
sempit daripada batang
3) Lebar batang harus sama dan seimbang agar tidak menimbulkan
interprestasi yang salah
4) Penggambaran batang harus dimulai dari titik nol
5) Keterangan atau frekuensi sebaiknya tidak dicantumkan di dalam atau
di atas batang kecuali bila frekuensi terlalu besar hingga gambar
batang menjadi terlalu Panjang maka gambar batang dapat dipatahkan
dan dicantumkan frekuensi atau jumlah di atas batang
6) Batang dapat Digambar berimpitan untuk menggambarkan kategori
dalam satu variable atau batang berikutnya merupakan data kontinu
Dalam kondisi yang berbeda dapat diberi warna, diarsir, atau titik-
titik, seperti pada grafik
1. Histogram
Histogram merupakan grafik batang yang disusun secara teratur
dan berimpitan satu dengan yang lainnya tanpa ruang antara. Grafik
ini diperoleh dari data kuantitatif yang kontinu dalam bentuk
distribusi frekuensi. Lebar setiap batang merupakan proporsi dari
seluruh batang,
Tinggi batang menyatakan frekuensi yang terdapat dalam kelas
interval yang bersangkutan hingga luas setiap batang merupakan
proporsi dari seluruh luas histogram, di mana luas seluruh histogram
sama dengan 1.0 atau 100%. Oleh karena itu, histogram disebut
sebagai diagram luas. Biladistribusi frekuensi dinyatakan dalam
frekuensi relative pada setiap batang maka disebut histogram
frekuensi relative.
Bentuk histogram frekuensi relative sama dengan histogram
frekuensi absolut karena setiap batang pada kedua histogram
tersebut merupakan proporsi dari seluruh luas batang histogram.
Histogram banyak digunakan untuk membandingkan frekuensi yang
terdapat dala interval kelas dan mengetahui pada interval kelas mana
terdapat frekuensi terbesar dan terkecil.
Pedoman pembuatan histogram
a) Menggambar batang sebaiknya digunakan tepi kelas agar
semua nilai dapat masuk ke dalam kelas interval tersebut
b) Batang dalam histogram dapat pula Digambar berdasarkan
nilai tengah setiap interval kelas
c) Tidak ada kelas terbuka dalam distribusi frekuensi
Contoh :
2. Frekuensi polygon
Bila titik-titik tengah dari batang dalam histogram digabungkan
satu dengan yang lain maka akan menghasilkan frekuensi polygon.
Frekuensi ini digunakan untuk membandingkan beberapa grafik.
Oleh karena itu, grafik frekuensi polygon tidak disertai dengan
grafik histogramnya.

b. Grafik lingkaran / pie diagram


Grafik lingkaran merupakan grafik yang disajikan dalam bentuk
lingkaran. Lingkaran dapat Digambar dalam 3 dimensi sehingga
menyerupai kue karena itu disebut pie diagram.
Grafik lingkarangan digunakan untuk membandingkan secara relative
kategori-kategori dalam satu variable. Cara membuat grafik lingkaran :
a) Ubah frekuensi masing-masing menjadi persen
b) Ubah presentase menjadi derajat dengan cara persen dikali 360
c) Gambarkan setiap penyakit sesuai dengan derajat yang dihasilkan
c. Grafik garis / line diagram
Grafik garis merupakan data dalam bentuk garis.
1) Grafik garis proporsional

Grafik garis yang dinyatakan dalam persen. Grafik ini dapat


digunakan untuk mengadakan perbandingan beberapa variable atau
perubahan satu variable yang terjadi dengan berjalannya waktu.
2) Grafik frekuensi komulatif / ogive

Ogive dihasilkan dari data frekuensi distribusi komulatif dan


diguakan untuk mengetahui posisi indivisu dalam suatu kelompok.
3) Grafik garis patah-patah
Grafik ini banyak dijumpai pada grafik deret berkala yang
digunakan untuk mengetahui peruahan yang terjadi dengan
berjalannya waktu
4) Grafik garis lengkung
Kurva dapat dibagi berdasarkan simetrisitas, tinggi puncak,
berdasarkan banyak puncak, dan berdasarkan bentuk.
Berdasarkan simetrisitas dibagi menjadi kurva simetris dan
asimetris. Kurva simetris bila kurva dapat dibagi menjadi 2 bagian
yang sama dan sebangun, Kurva asimetris disebut juga kurva miring.
Kemiringannya ditetukan oleh kaki kurva, sedangkan bila kaki kurva
terletak di kiri maka disebut kurva miring ke kiri. Kurva miring ke
kanan terjadi bila dalam suatu distribuusi frekuensi di mana nilai yang
kecil memiliki frekuensi yang besar dan semakin besar nilai yang
dihasilkan maka semakin kecil frekuensinya, lalu sebaliknya.

Berdasarkan tinggi puncak dibagi menjadi kurva normal,


leptokurtic, dan platikurik.
Kurva normal disebut juga kurva gauss karena bentuk kurva ini
mula-mula dipopulerkan oleh Fredrich Gauss. Mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut :
1. Grafik terletak di atas absis
2. Simetris berbentuk lonceng
3. Dihasilkan dari jumlah observasi yang sangat banyak
4. Mempunyai satu puncak
5. Dihasilkan dari data kontinu
6. Luas seluruh kurva sama dengan 100% atau 1,0
7. Dsb

Kurva leptokurtic merupakan kurva simetris dengan puncak


yang tinggi. Biasanya diperoleh dari distribusi dengan rentang yang
kecil atau dari distribusi dengan nilai ekstrem pada nilai kecil atau
besar.

Kurva platikurtik merupakan kurva yang simetris dengan


puncak yang rendah.

Berdasarkan jumlah puncak dibagi menjadi kurva unimodal,


bimodal, dan multimodal. Dikatakan kurva unimodal bila kurva hanya
mempunyai satu puncak. Bila mempunyai dua puncak disebut
bimodal. Banyak puncak disebut multimodal.
Berdasarkan bentuk dibagi menjadi menjadi J dan L

d. Grafik titik-titik / scattered diagram


Grafik pencar dihasilkan dari titik-titik koordnat dan merupakan grafik
kolerasi atau grafik kecenderungan karena digunakan untuk mengetahui
hubungan antara dua variable yang berpasangan.
Cara menggambar dengan menentukan titik-titik pertemuan antara dua
variable yang berpasangan yang disebut titik koordinat dan dari berbagai
titik kootdinat tersebut dihubungkan sehingga membentuk grafik garis
Bila garis yang terbentuk berupa garis lurus maka dikatakan grafik
kolerasi sederhana atau kolerasi linier. Garis linier yang bergerak dari kiri
bawah ke kanan atas disebut kolerasi positif dan garis korelasi bergerak dari
kiri atas ke kanan bawah disebut kolerasi negative.
Bila garis korelasi merupakan garis horizontal maka dikatakan bahwa
kedua variable tidak mempunyai hubungan linier atau kolerasi linier sama
dengan nol.
Pada grafik ini perubahan pada absis diikuti perubahan ordinat yang
sama atau perubahan dengan proporsi yang tetap maka semua titik-titik
koordinat yang dihasilkan akan terletak pada satu garis lurus yang disebut
kolerasi sempurna.

Bila titik kordinat tidak membentuk pola tertentu mungkin variable


tersebut tidak mempunyai korelasi.

e. Grafik model / pictogram


Grafik ini berbentuk gambar yang menyerupai aslinya. Grafik ini
banyak digunakan untuk memberi penerangan kepada masyarakat.
Misalnya untuk menggambarkan jumlah penduduk maka Digambar bentuk
orang.
Contoh : Jumlah penduduk desa A yang terdiri dari 5000 orang
wanita dan 6.000 orang laki-laki.
f. Grafik peta / map diagram
Grafik ini berupa peta. Berfungsi untuk mengetahui hal-hal berikut :
a) Batas desa
b) Lokasi, misalnya puskesmas, kantor desa, dsb
c) Letak suatu produksi daerah atau tempat pemukiman penduduk,
d) Dll.
Contoh : Pela Wilayah Puskesmas Kecamatan X

Berdasarkan fungsinya, grafik dapat dibagi menjadi


1. Perbandingan
2. Kecenderungan
3. Penerangan
DAFTAR PUSTAKA

1. Budiarti, Eko. Buku “Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan


Masyarakat”. 2001. Jakarta : Penerbit Kedokteran EGC. (e-book)
2. Mikha Agus Widiyanto, M.Pd. Buku “Statistika Terapan : Konsep & Aplikasi
SPSS dalam Penelitian Bidang Pendidikan, Psikologi & Ilmu Sosial Budaya”.
2013. Jakarta : PT Elex Media Komputindo. (E-book)
3. Dr. Hosizah, MKM dan Loli Andriani, SKM., MKM. 2007. Buku “Bahan Ajar
Rekam Medis dan Informasi Kesehatan (RMIK). Sistem Informasi Kesehatan I :
Biostatistik Deskriptif”. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (e-book)
4. Habiby, Nahdan Najib. Buku “Statistik Pendidikan”. 2017. Sukarta :
Muhammadiyah University Press. (e-book)

Anda mungkin juga menyukai