Anda di halaman 1dari 7

INFERENSI KAUSAL

Inferensi adalah pengambilan keputusan atau tepatnya pengambilan kesimpulan.


Dalam ilmu pengetahuan pada umumnya pengambilan kesimpulan (inferensi)
didasarkan pada metode penalaran induktif dan metode penalaran deduktif. Dalam
bidang Epidemiologi Kesehatan pengambilan kesimpulan cenderung tidak
berdasarkan kedua metode ini. Ada ciri khas tersendiri dalam Ilmu Epidemiologi
Kesehatan dalam pengambilan kesimpulan. Ciri khas inilah yang akan saya
jelaskan pada kesempatan ini, yaitu inferensi dalam epidemiologi dan inferensi
epidemiologi. Refrensi dari tulisan ini saya ambil dari buku terjemahan Bahasa Inggris
ke Indonesia yang berjudul Inferensi Kausal di edit oleh Kenneth Rothman, sulit
untuk memahaminya, karena merupakan ilmu epidemiologi (kesehatan) keahlian,
dengan adanya pengalaman melaksanakan ilmu epidemiologi kesehatan ahli ditempat
kerja fungsional epidemiologi kesehatan ahli- saya sedikit dapat
memahaminya, dan mencoba untuk menyederhanakannya dalam bentuk tulisan ini.
Pengertian
Inferensi dalam Epidemiologi dan Inferensi Epidemiologi merupakan dual variabel yang
sepintas terlihat sama namun mempunyai pengertian yang berbeda. Inferensi dalam
epidemiologi artinya pengambilan kesimpulan (keputusan) dalam ilmu epidemiologi,
dalam pengertian pengambilan kesimpulan (keputusan) yang dilakukan secara induktif
dan deduktif, walaupun kedua cara ini tidak memiliki aturan yang sama namun dalam
ilmu epidemiologi memungkinkan untuk pengambilan kesimpulan dalam satu aturan
yang sama dari kedua metode tersebut. Sedangkan inferensi epidemiologi diartikan
sebagai pengambilan kesimpulan (keputusan) berdasarkan kajian epidemiologi
semata.
Wade Hampton Frost mengambarkan epidemiologi :
. Sesuatu yang dapat memperlihatkan keseluruhan fakta-fakta. Termasuk
susunannya yang teratur menjadi mata rantai inferensi yang luas, kurang atau lebih
melewati batas-batas pengamatan langsung. Rantai-rantai seperti itu, kalau ditata
dengan baik dan benar mengarahkan penyelidikan kepada fakta-fakta masa
depan,
Inferensi Epidemiologi merupakan proses menarikan kesimpulan dalam kelompok
orang atau Masyarakat yang mengalami masalah kesehatan dan atau penyakit
ingat! epidemiologi tidak menarik kesimpulan untuk satu orang induvidu
Penarikan kesimpulan epidemiologi kesehatan ini menyangkut 3 (tiga) komponen
utama yaitu :
1. Distribusi masalah Kesehatan dan atau penyakit (distribution ) yang dilihat dari
tiga unsur utama yaitu tempat, orang dan waktu,
2. Penyakit (Frekwensi) melihat besar-kecilnya masalah (masalah kesehatan dan
atau masalah penyakit)
3. Penentu (determinan) adalah factor-faktor sebab-musebab terjadinya suatu
masalah kesehatan dan atau penyakit
Contoh bagaimana melihat hubungan merokok dengan terjadinya kanker : Pola orang
yang merokok dengan atau tanpa kanker dapat mendasari kesimpulan Hubungan
merokok dengan resiko timbulnya kanker dalam populasi dimana sampel
diambil Yang dilihat adalah pola orang yang merokok, Fokusnya adalah Hubungan
yang terkandung dalam penyebaran-penyebaran gabungan dan agent kausal (sebab-
musebab dari suatu penyebab) yang diduga. Penekanannya adalah penyebab dari
suatu kasus (bicause of a cause) bukan akibat dari suatu kasus (result of a cause).
> tugas utama dari seorang epidemiolog mencari penyebab.
Pengambilan Kesimpulan
Sangat jauh berbeda dengan pengambilan keputusan pada umumnya yaitu ciri khas
dari pengambilan kesimpulan (keputusan) ini biasanya dinyatakan atau
menggunakan Metode Penalaran Induktif dan Metode Penalaran Deduktif.
Dari pengamatan-pengamatan khusus ke generalisasi-generalisasi yang bersifat umum
tentang sistem dari mana sampel pengamatan diambil untuk digambarkan sebagai
Inferensi Induktif atau pengambilan kesimpulan induktif.Disini penekanannya
adalah pengamatan khusus (special observation), sedikit menyamai kajian
epidemiologi kesehatan namun tetap mempunyai aturan yang berbeda.
Pernyataan khusus tentang suatu kejadian khusus yang harus berasal dari suatu
pernyataan (atau hipotesis) aksiomatik umum yang kebenarannya diasumsikan untuk
tujuan argumennya digambarkan sebagai Argumen(kesimpulan) Deduktif atau
pengambilan kesimpulan secara deduktif. Disini penekanannya adalah Pernyataan
khusus (special statement)
Contoh bagaimana menjelasakan (cegah) kesakitan dari HIV dan AIDS
Virus HIV >AIDS
Jika kita miliki Virus HIV maka kita menderita AIDS
Jika kita miliki HIV maka kita mutlak menderita AIDS
Tidak menderita AIDS berarti kita tidak punya virus
Contoh diatas ( Kesimpulan Deduktif ) tidak menunjukan Etiologi AIDS karena hanya
memuat pernyataan khusus (special statement) sementara Inferensi Induktif bisa
menggambarkan etiologi AIDS karena memuat hasil dari pengamatan khusus (special
absevation)
Penjelasannya, dikatakan kesimpulan deduktif karena pernyataan jika kita memiliki HIV
maka Kita mutlak menderita AIDS Disini penekannnya adalah pernyataan (special
statement) seseorang yang memiliki virus HIV adalah orang yang telah menderita AIDS.
Mereka berani mengatakan (membuat statement) bahwa Immune Deficiensy (AIDS)
adalah virus.
Kalau dilihat dari atau dikatakan sebagai kesimpulan induktif, disini yang dilihat adalah
orang-orang yang menderita AIDS (special abservation) adalah orang-orang dengan
penurunan sistem kekebalan (Immune Deficiency), bisa menggambarkan secara detail
etiologi (sebab terjadinya) AIDS.
Jadi metode penalaran induktif dan deduktif tidak mengikuti peraturan yang sama
tetapi sebenarnya saling mendukung. Namun ketika kesimpulan deduktif dikemukakan
maka akan diganggu oleh induktif (Induction Problem=Masalah Induksi), demikian juga
sebaliknya, ketika kesimpulan induktif dikemukakan akan diganggu oleh Deduktif
(Deduktion Problem=Masalah Deduktif).
Pemecahannya adalah katanlah, tidak ada apa yang dinamakan induksi,
induksi adalah mitos,.dan peraturan-peraturan masuk akal induksi tidak
ada. Jikalau seseorang ingin menarik kesimpulan atau keputusan secara
deduktif. Demikian sebaliknya katanlah tidak ada apa yang dinamakan
deduktif, deduktif adalah mitos,.dan peraturan-peraturan masuk akal
deduktif tidak ada.
Pendekatan yang lebih baik adalah
1. membandingkan peraturan-peraturan induktif dan deduktif dalam epidemiologi
kesehatan
2. pertimbangkan, apakah induksi dapat diterapkan tampa menimbulkan
inkonsistensi-inkonsistensi?
3. apakah ia menolong kita!
4. dan apakah kita betul-betul membutuhkannya!
Mengapa perlu diperhatikan
Mengartikan Inferensi dalam epidemilogi dan inferensi epidemilogi dan kemudian
mencoba mengambil atau menarik kesimpulannya dapat membantu melaksanakan
pekerjaan (kegiatan kesehatan) seorang epidemiolog dengan cara yang lebih efektif
tentang hubungan sebab musebab. Dan inilah sebenarnya tujuan dari penerapan
epidemiologi kesehatan yaitu :
1. Distribusi Kesehatan (distribusi ) dapat melihat berapa yang sakit dan yang mati
2. Penyakit ( Frekwensi ) dapat melihat besar kecil masalah
3. Penentu ( determinan ) terjadinya masalah dan atau penyakit
4. kemudahan tindakan pencegahan (cegah Kesakitan)
5. kemudahan dalam meningkatkan upaya kesehatan ( kegiatan Kesehatan)
Jadi sekali lagi kelima point-point epidemiologi (kesehatan) tersebut merupakan dasar
dari pengambilan keputusan atau tepatnya pengambilan kesimpulan dan merupakan
tujuan dari pelaksanaan epidemiologi kesehatan. Selalu dimulai dari penyebab dari
suatu kasus (bicause of a cause) bukan akibat dari suatu kasus (result of a cause).
Interaksi antara Epidemiologi dan Pengambilan Keputusan
Gambar dibawah ini sekaligus menjelaskan Peraturan-peraturan untuk Inferensi
Epidemiologik (kesehatan) untuk menjembatani persoalan-persoalan metode penalaran
induktif dan metode penalaran deduktif.
Lebih jelas coba lihat gambar berikut ini
Peraturan-Peraturan Inferensi Epidemiologik
Langkah satu pada gambar diatas untuk metode penalaran induktif dimulai dengan
perumusan-tujuan-tujuan, sedangkan untuk metode penalaran deduktif langkah satu
dimulai dengan hipotesis dan pernyataan-pertanyaan spesifik.
Bagaimana mengabungkan kedua metode yang mempunyai aturan yang berbeda ini?
hanya dengan aturan-aturan epidemiologik memungkinkan untuk dilakukan.
Peraturan-Peraturan Untuk Inferensi Epidemiologic kesehatan tersebut adalah
1. Rumuskan secara seksama pertanyaan yang anda ingin jawab dengan cara
yang khusus untuk distribusi dari masalah kesehatan dan atau masalah penyakit
dalam kelompok masyarakat.
2. Kumpulkan data, dari jenis dan dengan cara, yang bersangkut-paut dengan
tujuan-tujuan penelitian
3. Susun data menurut cara yang akan membantu menunjukkan pola-pola yang
tersurat atau tersirat dalam hipotesis-hipotesis yang berkaitan dengan tujuan-
tujuan ( Ingat! Pola-Pola terjadinya suatu Kasus)
4. Buat prediksi-prediksi (dari sampel data ) tentang penyebaran-penyebaran
gabungan kesehatan, penyakit dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
mereka dalam populasi darimana data diambil.
5. Periksa dengan teliti reliabilitas prediksi-prediksi tersebut.
Hasilnya seperti disajikan pada gambar diatas adalah bentuk intervensi (kegiatan
kesehatan) yang dihasilkan, karena epidemiologi kesehatan adalah ilmu yang
mempelajari tentang masalah kesehatan dan atau masalah penyakit yang terjadi di
masyarakat (Kesehatan Masyarakat bukan masalah induvidu). Maka hasil dari
pengambilan kesimpulan (keputusan) adalah membantu dalam pengambilan
keputusan kebijakan kesehatan, tidak membedakan apakah asal dari pengambilan
kesimpulan berdasarkan metode penalaran deduktif atau metode penalaran induktif
tetapi semua satu dalam inferensi epidemiologik.
Kesimpulannya
Dalam hal pengambilan keputusan atau tepatnya pengambilan kesimpulan,
epidemiologi kesehatan mempunyai cara tersendiri, membedakannya dengan
pengambilan kesimpulan berdasarkan penalaran induktif dan deduktif yang berjalan
yang berlawan (aturan yang berbeda) tapi saling membutuhkan. Dengan pengambilan
kesimpulan Epidemiologi Kesehatan dapat menghasilkan aturan yang sama dan
tentunya bukan saja saling membutuhkan tetapi juga saling memperkuat (Inferensi yang
kuat = pengambilan kesimpulan yang bermakna). Intinya Seorang Epidemiologi
Kesehatan (Epidemiolog) dalam melakukan kegiatan selalu memfokuskan diri pada
penyebab dari suatu kasus (bicause of a cause) bukan akibat dari suatu kasus (result of
a cause) dan hanya bisa dilakukan dengan berdasarkan kajian epidemiologi semata.

Teori Kausalitas Austin Bradford Hill (1897-1991)

Hills Criteria Causation menguraikan kondisi minimal yang diperlukan untuk membangun
hubungan sebab akibat antara dua faktor. Kriteria tersebut awalnya disampaikan oleh Austin
Bradford Hill (1897-1991), seorang ahli statistik medis Inggris, yaitu :

1. Hubungan Temporal (Temporal Relationship)


Paparan selalu mendahului hasilnya. Jika faktor "A" adalah diyakini menyebabkan penyakit,
maka jelas bahwa faktor "A" tentu harus selalu mendahului terjadinya penyakit. Kriteria ini
meniadakan validitas dari semua penjelasan fungsional yang digunakan dalam ilmu sosial.

2. Kekhususan (Specifity)
Ketika ditemukan kekhususan antara dua faktor yang berhubungan, maka akan menyediakan
dukungan tambahan untuk hubungan sebab akibat. Namun, tidak adanya kekhususan sama sekali
tidak meniadakan hubungan kausal. Karena hasil (apakah itu penyebaran penyakit, kejadian
perilaku sosial tertentu manusia atau perubahan suhu global) yang cenderung memiliki beberapa
faktor yang mempengaruhi mereka, sangat mungkin bahwa kita akan menemukan satu per satu
penyebab pengaruh hubungan antara dua fenomena. Hubungan sebab akibat itu sangat banyak.
Oleh karena itu, perlu untuk menguji hubungan sebab akibat tertentu dalam cara pandang
sistematik yang lebih besar.
3. Hubungan Dosis-Respon (Dose-Respon Relationship)
Peningkatan jumlah paparan meningkatkan risiko. Jika hubungan dosis-respon muncul, maka
akan menjadi bukti kuat untuk menjadi hubungan sebab akibat. Contoh: hubungan antara
pertumbuhan penduduk dan intensifikasi pertanian. Jika pertumbuhan penduduk merupakan
penyebab intensifikasi pertanian, maka peningkatan jumlah penduduk dalam suatu daerah
tertentu harus menghasilkan peningkatan yang sepadan dalam jumlah energi dan sumber daya
yang diinvestasikan dalam produksi pertanian. Sebaliknya, bila penurunan populasi terjadi, kita
harus melihat pengurangan sepadan dalam investasi energi dan sumber daya per hektar.

4. Ketetapan (Consistency)
Asosiasi (hubungan) ini menjadi konsisten (tetap) ketika hasilnya direplikasi dalam studi di
setting yang berbeda dan menggunakan metode yang berbeda. Artinya, jika sebuah hubungan
menjadi sebab akibat, maka kita akan mengharapkan untuk menemukannya secara konsisten
(tetap) dalam studi yang berbeda dan dalam populasi yang berbeda. Inilah sebabnya mengapa
percobaan harus banyak dilakukan terlebih dahulu, sebelum laporan yang berarti dibuat tentang
hubungan sebab akibat antara dua faktor. Sebagai contoh, diperlukan ribuan penelitian yang
sangat teknis dari hubungan antara merokok dan kanker sebelum kesimpulan yang pasti bisa
dibuat bahwa merokok meningkatkan risiko (tetapi tidak menyebabkan) kanker.

5. Kekuatan (Strenght)
Hal ini didefinisikan oleh ukuran dasar yang diukur dengan tes statistik yang sesuai. Semakin
kuat asosiasi, semakin besar kemungkinan bahwa hubungan dari "A" ke "B" adalah kausal.
Sebagai contoh, semakin tinggi hubungan hipertensi dengan diet sodium, semakin kuat
hubungan antara sodium dan hipertensi.

6. Masuk Akal (Plausability)


Hubungan antara dua faktor harus dapat dipahami, saling berhubungan dan dibutuhkan dasar-
dasar teoritikal dari masing-masing faktor tersebut. Sebagai contoh adanya perluasan wilayah di
suatu populasi dan insiden adanya perang suku akan cocok dengan teori ekologi konflik yang
berhubungan dengan pengusaan wilayah dan sumber daya alam.

7. Pertimbangan Untuk Mencari Penjelasan Alternatif (Consideration of Alternates Explanation)


Selalu perlu untuk mempertimbangkan beberapa hipotesis sebelum membuat kesimpulan tentang
hubungan sebab akibat antara dua item dalam penyelidikan.

8. Eksperimen (Experiment)
Kondisi ini dapat diubah (dicegah atau diperbaiki) oleh eksperimental yang sesuai dengan faktor-
faktor yang berhubungan.
9. Kesesuaian (Coherence)
Hubungan ini harus sesuai dengan teori dan pengetahuan yang ada. Dengan kata lain, perlu untuk
mengevaluasi pernyataan-pernyataan hubungan sebab akibat yang secara langsung dalam suatu
bidang tertentu dan dalam bidang terkait.

Anda mungkin juga menyukai