Anda di halaman 1dari 75

Rangkuman Buku 

Pengantar Administrasi Kesehatan

(Karangan Azrul Azwar)

BAB I

BATASAN DAN RUANG LINGKUP

PENDAHULUAN

Terwujudnya keadaan sehat adalah kehendak semua pihak. Tidak hanya oleh orang perorang,
tetapi juga oleh keluarga, kelompok dan bahkan oleh masyarakat. Untuk dapat mewujudkan keadaan
sehat tersebut banyak hal yang perlu dilakukan. Salah satu diantaranya yang dinilai mempunyai peranan
yang cukup penting adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan (Blum, 1974).

Bentuk dan jenis pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di negara-negara yang telah maju
(developed countries) tidak sama dengan yang diselenggrakan di negara-negara yang sedang
berkembang (developing countries). Dalam praktek sehari-hari, sekalipun bentuk dan jenis pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan berbeda, namun pada waktu menyelenggarakannya, ternyata selalu
ditemukan beberapa kesamaan. Kesamaan yang dimaksud jika disederhanakan, secara umum dapat
dibedakan atas dua macam:

1. Ilmu dan teknologi kedokteran, tujuan yang ingin dicapai dari penerapan kemajuan ilmu
teknologi kedokteran ini adalah agar penyelesaian berbagai masalah kesehatan yang ditemukan di
masyarakat dapat lebih efektif. Perhatian utama dari penerapan ilmu dan teknologi kedokteran pada
dasarnya adalah aspek efektivitas. Artinya semata-mata ditujukan untuk mengatasi masalah yang
ditemukan, tanpa terlalu mempertimbangkan tersedia atau tidaknya sumber daya.

2. Ilmu dan teknologi administrasi, tujuan yang ingin dicapai dari penerapan kemajuan ilmu dan
teknologi admistrasi ini adalah agar penyelesaian berbagai masalah kesehatan yang ditemukan di
masyarakat agar dapat lebih efisien. Perhatian utama dari penerapan kemajuan ilmu dan teknologi
administrasi pada dasarnya adalah pada aspek efisiensi. Artinya penyelesaian masalah kesehatan yang
ditemukan di masyarakat harus disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia.
PENERAPAN ILMU DAN TEKNOLOGI KEDOKTERAN DAN ADMINISTRASI

DALAM MENYELENGGARAKAN MASALAH KESEHATAN

BATASAN

Administrasi berasal dari kata administrare (Latin: ad = pada, ministrare = melayani).


Dengan demikian jika ditinjau dari asal kata, administrasi telah berkembang menjadi suatu
cabang ilmu tersendiri. Pengertian administrasi beberapa diantaranya ialah:

1. Administrasi adalah kegiatan kerjasama secara rasional yang tercermin pada pengelompokan
kegiatan menurut fungsi yang dilakukan (Dwight Waldo).

2. Administrasi adalah kombinasi antara pengambil keputusan dengan pelaksanaan dari


keputusan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Robert D. Calkins).

3. Administrasi adalah upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan mempergunakan
orang lain (George R. Terry).

4. Administrasi adalah upaya mencapai tujuan yang diinginkan dengan menciptakan lingkungan
kerja yang menguntungkan (Koontz O”Donmell).

5. Administrasi adalah suatu proses dengan upaya untuk mencapai tujuan tertentu dapat
dilaksanakan dan diawasi (Social Science Encyclopedia).

Manajemen berasal dari kata managie (latin : manus = tangan, agree = melakukan,


melaksanakan) yang berarti melakukan dengan tangan. Pendapat yang ditemukan yaitu :

1.         Administrasi berbeda dengan manajemen

a.       Administrasi lebih rendah dari manajemen

Samuel Levely dan Paul Loomba menyebutkan pekerjaan administrasi hanya


melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan, sedangkan pekerjaan manajemen adalah
merumuskan kebijakan tersebut.

b.      Administrasi lebih tinggi dari manajemen

Herman Finer menyebutkan administrasi adalah seni manajemen, sedangkan manajemen


hanyalah mengelola hal-hal yang berhubungan dengan sumber saja, yang pada dasarnya hanya
merupakan bagian dari pekerjaan administrasi.
2.         Administrasi sama dengan manajemen

Beberapa pengertian sehat diantaranya ialah:

1.       Sehat adalah suatu keadaan seimbang yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dengan
berbagai faktor yang berusaha mempengaruhinya (perkin 1938).

2.      Sehat adalah suatu keadaan sejahtera sempurna dari fisik, mental dan sosial yang tidak hanya
terbatas pada bebas dari penyakit atau kelemahan saja (WHO 1947 dan UU Pokok Kesehatan
No. 9 tahun 1960).

3.      Sehat adalah suatu keadaan dan kualitas dari organ tubuh yang berfungsi secara wajar
dengan segala faktor keturunan dan lingkungan yang dipunyainya (WHO 1957).

4.      Sehat adalah keadaan dimana seseorang pada waktu diperiksa oleh ahlinya tidak mempunyai
keluhan ataupun tidak terdapat tanda-tanda penyakit atau kelainan (White 1977).

5.      Sehat adalah suatu keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara social dan ekonomis (UU Kesehatan No. 23 tahun 1992).

Administrasi kesehatan ialah suatu arahan, pengawasan, pengkoordinasian dan


penilaian terhadap sumber, tata cara dan kesanggupan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan
dan tuntutan terhadap kesehatan, perawatan kedokteran serta lingkungan yang sehat dengan jalan
menyediakan dan menyelenggarakan berbagai upaya kesehatan yang ditujukan kepada
perseorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat.

UNSUR POKOK ADMINISTRASI KESEHATAN

Unsur pokok yang dimaksud ialah masukan (input), proses (process), keluaran
(output), sasaran (target), serta dampak (impact).

1.      Masukan (input) dalam administrasi adalah segala sesuatu yang dibutuhkan untuk
dapat melaksanakan pekerjaan administrasi. Macam-macam masukan dan atau perangkat
administrasi adalah:

a.    Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika Serikat

a)         Sumber (resource) adalah segala sesuatu yang dapat dipakai untuk menghasilkan barang
atau jasa.

-    Sumber tenaga (labour resources) dibedakan atas 2 macam yakni tenaga ahli (skilled) seperti
dokter, dokter gigi, bidan, perawat serta tenaga tidak ahli (unskilled) seperti pesuruh, penjaga
malam dan pekerjaan kasar lainnya.
-    Sumber modal (capital resource) dibedakan atas 2 yakni bergerak (working capital) seperti
uang dan giro serta modal tidak bergerak (fixed capital) seperti bangunan, tanah dan sarana
kesehatan.

-    Sumber alamiah (natural resources) adalah segala sesuatu yang terdapat di alam yang tidak
termasuk sumber tenaga dan sumber modal.

b)         Tata cara (procedures) adalah berbagai kemajuan ilmu dan teknologi kedokteran yang
dimiliki dan yang diterapkan.

c)         Kesanggupan (capacity) adalah keadaan fisik, mental dan biologis tenaga pelaksana.

b.   Koontz dan Donnells membedakan masukan dan atau perangkat administrasi atas empat
macam yakni manusia (man), modal (capital), manajerial (managerial) dan teknologi
(technology). 4 M yakni manusia (man), uang (money), sarana (material), dan metoda (method).
Serta 6 M yakni manusia (man), uang (money), sarana (material), metoda (method), pasar
(market) serta mesin (machinery).

2.         Proses (Process) dalam administrasi adalah langkah-langkah yang harus dilakukan


untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Fungsi administrasi diantaranya yang
terpenting ialah:

a.       Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika Serikat membedakan atas 6 macam


yakni perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (directing),
pengawasan (controling), pengkoordinasian (coordinating) dan penilaian (evaluation).

b.      Freeman membedaakn atas 6 macam yakni perencanaan (planning), penggerak (actuating),


pengkoordinasian (coordinating), bimbingan (guidance), membebaskan (freedom) dan
pertanggungjawaban (responsibility).

c.       George R. Terry membedakan atas 4 macam yakni perencanaan (planning),


pengorganisasian (organizing), penggerak (actuating) dan pengawasan (controling).

d.      Barton membedakan atas 8 macam yakni perencanaan (planning), pengorganisasian


(organzing), penyusunan staf (staffing), penyusunan anggaran belanja (budgeting), pelaksanaan
(implementing), pengkoordinasian (coordinating), pelaporan (reporting), dan penilaian
(evaluation).

e.       Luther M. Gullick membedakan ats 7 macam yakni perencanaan (planning),


pengorganisasian (organizing), penyusunan staf (staffing), pengarahan (directing),
pengkoordinasian (coordinating), pelaporan (reporting), dan penyusunan anggaran belanja
(budgeting).
f.       Hendry fayol membedakan atas  macam yakni perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), perintah (comanding), pengkoordinasian (coordinating) dan pengawasan
(controling).

3.         Keluaran (output) adalah hasil dari suatu pekerjaan administrasi. Dikenal dengan
nama pelayanan kesehatan (health services), dibedakan menjadi 2 yakni pelayanan
kedokteran (medical services) dan pelayanan kesehatan masyarakat (public health services).

4.         Sasaran (target group) adalah kepada siapa keluaran yang dihasilkan, yakni upaya
kesehatan tersebut, ditujukan.

5.         Dampak (impact) adalah akibat yang ditimbulkan oleh keluaran. Dampak yang
diharapkan adalah makin meningkatnya derajat kesehatan.

a.       Kebutuhan kesehatan (health needs) pada dasarnya bersifat objektif dan karena itu untuk
dapat meningkatkan derjat kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok, dan ataupun
masyarakat, upaya untuk memenuhinya bersifat mutlak.

b.      Tuntutan kesehatan (health demands) pada dasarnya bersifat subjektif. Pemenuhan tuntutan


kesehatan tersebut hanya bersifat fakultatif. Dengan perkataan lain terpenuhi atau tidaknya
tuntutan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat tidak terlalu
menentukan tercapai atau tidaknya kehendak untuk meningkatkan derajat kesehatan.

HUBUNGAN UNSUR-UNSUR ADMINISTRASI

 HUBUNGAN ANTARA MASUKAN, PROSES DAN DAMPAK

RUANG LINGKUP

1.         Kegiatan Administrasi, kegiatan utama pada administrasi adalah melaksanakan semua


fungsi administrasi maka jelas pula bahwa melaksanakan pekerjaan administrasi tidak sama
dengan melaksanakan pekerjaan tata usaha.

HUBUNGAN PERENCANAAN, PELAKSANAAN DAN PENILAIAN

2.         Objek dan Subjek Administrasi adalah sistem kesehatan. Ini berarti untuk dapat
menyelenggarakan administrasi kesehatan perlu dipahami dahulu apa yang dimaksud dengan
sistem kesehatan

+ Sistem Kesehatan adalah suatu jaringan penyedia pelayanan kesehatan (supply side) dan orang
orang yang menggunakan pelayanan tersebut di suatu wilayah,Negara serta organisasi yang
melahirkan sumber daya tersebut dalam bentuk manusia maupun dalam bentuk material.

+
RUANG LINGKUP ADMINISTRASI

>Administrasi Kesehatan
>Kegiatan
>Fungsi
>Administrasi
>Objek dan subjek
>Sistem
>Kesehatan

MANFAAT

1. Dapat dikelola sumber, tata cara dan kesanggupan secara efektif dan efisien
Masalah efektif dan efisien ini telah sejak lama menjadi pusat perhatian para ahli
administrasi. Sejak abad 18 ketika berlangsung Revolusi Industri di Inggris. Upaya ini
terwujudkan dengan memperkenalkan falsafah administrasi baru dari job centered
menjadi human centered serta dari orientasi efektivitas menjadi efisiensi.
2. Dapat dipenuhi kebutuhan dan tuntutan secara tepat dan sesuai
Seyogyanyalah setiap upaya kesehatan yang dilaksanakan ditujukan untuk
pemenuhan kebutuhan dan tuntutan tersebut.
3. Dapat disediakan dan diselenggarakan upaya kesehatan sebaik-baiknya
Administrasi kesehatan dapat mengatur pemanfaatan sumber, tata cara dan
kesanggupan yang dimiliki dengan baik, serta dapat menentukan kebutuhan dan
tuntutan dengan tepat, maka dapat diharapkan tersedia dan terselenggaranya upaya
kesehatan yang sebaik-baiknya.
BAB II

SISTEM KESEHATAN

PENDAHULUAN

Telah disebutkan bahwa objek dan subjek kajian administrasi kesehatan adalah sistem
kesehatan (health system). Dengan demikian untuk dapat melaksanakan administrasi kesehatan,
perlulah dipahami apa yang disebut dengan sistem kesehatan tersebut. Dampak positif yang
diperoleh bukan saja dapat diharapkan terselenggaranya pekerjaan administrasi kesehatan
dengan baik, tetapi yang terpenting lagi dapat terselenggaranya pelayanan kesehatan serta
tercapainya tujuan dari diselenggarakannya pelayanan kesehatan tersebut.

BATASAN

SISTEM KESEHATAN

SISTEM KESEHATAN

. Macam-macam pengertian sistem diantaranya ialah:

1.      Sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan oleh suatu proses atau
struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang
telah ditetapkan (Ryans)

2.      Sistem adalah suatu struktur konseptual yang terdiri dari fungsi-fungsi yang saling
berhubungan yang bekerja sebagai satu unit organik untuk mencapai keluaran yang diinginkan
secara efektif dan efisien (John McManama).

3.      Sistem adalah kumpulan dari bagian-bagian yang berhubungan dan membentuk satu
kesatuan yang majemuk, dimana masing-masing bagian bekerja sama secara bebas dan terkait
untuk mencapai sasaran kesatuan dalam suatu situasi yang majemuk pula.

4.      Sistem adalah suatu kesatuan yang utuh dan terpadu dari berbagai elemen yang berhubungan
serta saling mempengaruhi yang dengan sadar dipersiapkan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.

Pengertian sistem secara umum dapat dibedakan atas 2 macam yakni:

1.      Sistem sebagai suatu wujud, sistem disebut sebagai suatu wujud (entity), apabila bagian-
bagian atau elemen-elemen yang terhimpun dalam sistem tersebut membentuk suatu wujud yang
ciri-cirinya dapat didiskripsikan dengan jelas.
a.       Sistem sebagai suatu wujud yang konkrit

b.      Sistem sebagai suatu wujud yang abstrak

2.      Sistem sebagai suatu metoda, sistem disebut sebagai suatu metoda (method), apabila bagian-
bagian atau elemen-elemen yang terhimpun dalam sistem tersebut membentuk suatu metoda
yang dapat dipakai sebagai alat dalam melakukan pekerjaan administrasi.

Pengertian sistem kesehatan adalah gabungan pengertian sistem dengan pengertian


kesehatan. Yang dikemukakan WHO sistem kesehatan adalah kumpulan dari berbagai faktor
yang komplek dan saling berhubungan yang terdapat dalam suatu negara, yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan dan tuntutan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok dan ataupun
masyarakat pada setiap saat yang dibutuhkan. Sistem Kesehatan Nasional (SKN) telah ditetapkan
melalui SK Menteri Kesehatan RI No. 99a/Men.Kes/SK/III/1982 Sistem Kesehatan Nasional
adalah suatu tatanan yang mencerminkan upaya bangsa Indonesia untuk meningkatkan
kemampuan mencapai derajat kesehatan yang optimal sebagai perwujudan kesejahteraan umum
seperti yang dimaksud dalam pembukaan UUD 1945.

CIRI-CIRI SISTEM

1.      Elias M. Awad

a.       Sistem bukanlah sesuatu yang berada diruang hampa, malainkan selalu berinteraksi dengan
lingkungan.

b.      Pada sistem yang bersifat terbuka, berbagai pengaruh yang diterima dari lingkungan dapat
dimanfaatkan oleh sistem untuk lebih menyempurnakan sistem.

c.       Sistem mempunyai kemampuan untuk mengatur diri sendiri, yang antara lain juga
disebabkan karena di dalam sistem terdapat unsur umpan balik (feed back).

d.      Sistem terbentuk dari dua atau lebih subsistem, dan setiap subsistem terdiri dari dua atau
lebih subsistem lain yang lebih kecil, demikian seterusnya.

e.       Antara satu subsistem dengan subsistem lainnya terdapat hubungan yang saling tergantung
dan mempengaruhi.

f.       Sistem mempunyai tujuan atau sasaran yang ingin dicapai.


2.       A Shode dan Voich Jr (1974)

Ciri-ciri sistem dibedakan atas 6 yakni:

a.       Sistem mempunyai tujuan dan karena itu semua perilaku yang ada pada sistem pada
dasarnya bermaksud mencapai tujuan tersebut (purposive behavior).

b.      Sistem sekalipun terdiri dari berbagai bagian atau elemen, tetapi secara keseluruhan
merupakan suatu yang bulat dan utuh (wholism) jauh melebihi kumpulan bagian atau elemen
tersebut.

c.       Berbagai bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem saling terkait, berhubungan serta
berinteraksi.

d.      Sistem bersifat terbuka dan selalu berinteraksi dengan sistem lain yang lebih luas, yang
biasanya disebut dengan lingkungan.

e.       Sistem mempunyai kemampuan transformasi, artinya mampu mengubah sesuatu menjadi


sesuatu yang lain.

f.       Sistem mempunyai mekanisme pengendalian, baik dalam rangka menyatukan berbagai


bagian atau elemen, atau dalam rangka mengubah masukan menjadi keluaran.

UNSUR SISTEM

1.      Masukan (input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang
diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut.

2.      Proses (process) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang
berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan.

3.      Keluaran (ouput) adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari
berlangsungnya proses dalam sistem.

4.      Umpan balik (feed back) adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran
dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut.

5.      Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.

6.      Lingkungan (environment) adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem
tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem.
HUBUNGAN UNSUR-UNSUR SISTEM

Dalam administrasi kesehatan kesemua rincian tersebut secara umum dapat dibedakan atas 2
yakni:

1.         Sistem sebagai upaya menghasilkan pelayanan kesehatan

a.       Masukan adalah perangkat administrasi yakni tenaga, dana, sarana, dan metoda atau dikenal
pula dengan istilah sumber, tata cara dan kesanggupan.

b.       Proses adalah fungsi administrasi, yang terpenting ialah perencanaan, pengorganisasian,


pelaksanaan dan penilaian.

c.       Keluaran adalah pelayanan kesehatan yakni yang akan dimanfaatkan oleh masyarakat.

2.         Sistem sebagai suatu upaya untuk menyelesaikan masalah kesehatan

a.       Masukan adalah setiap masalah yang ingin diselesaikan.

b.      Proses adalah perangkat administrasi yakni tenaga, dana, sarana, dan metoda atau dikenal
pula sebagai sumber, tata cara dan kesanggupan.

c.       Keluaran adalah selesainya masalah kesehatan yang dihadapi.

Dalam Sistem Kesehatan Nasional disebutkan bahwa yang dimaksud dengan:

1.         Masukan ialah kependudukan, perilaku penduduk, lingkungan, sumber daya dari segi
pengadaannya serta kesepakatan kebijakan.

2.         Proses ialah upaya kesehatan, organisasi kemasyarakatan serta sumber daya dari segi
pemanfaatannya.

3.         Keluaran ialah derajat kesehatan yang terdiri atas status kesehatan dan status lingkungan.
JENJANG SISTEM

1. Suprasistem adalah lingkungan dimana sistem tersebut berada.

2. Sistem adalah sesuatu yang sedang diamati yang menjadi objek dan subjek pengamatan.

3. Subsistem adalah bagian dari sistem yang secara mandiri membentuk sistem pula

[GAMBARAN JENJANG SISTEM DALAM PELAYANAN KESEHATAN]

SISTEM : PELAYANAN PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS )


SUPRASISTEM :
- DINAS KESEHATAN
- RUMAH SAKIT
- KLINIK SWASTA
- PENGOBATAN TRADISIONAL/KELUARGA
- DAN LINTAS SEKTOR KECAMATAN SUB SISTEM PUSKESMAS
SUB SISTEM :
1. Perbaikan Gizi Masyarakat ( Gizi ),
2. Kesehatan Ibu dan Anak ( KIA )
3. Kesehatan lingkungan, ( Kesling )
4. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M),
5. Promosi Kesehatan ( promkes ),
6. Pengobatan,
7. Spesifik lokal

sistem-dan-sub-sistem-puskesmas (1).pdf

PENDEKATAN SISTEM

1.         Pendekatan sistem adalah penerapan suatu prosedur yang logis dan rasional dalam
merancang suatu rangkaian komponen-komponen yang berhubungan sehingga dapat berfungsi
sebagai satu kesatuan mencapai tujuan yang telah ditetapkan (L. James Harvey).

2.         Pendekatan sistem adalah suatu strategi yang menggunakan metoda analisa, desain, dan
manajemen untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
3.         Pendekatan sistem adalah penerapan dari cara berpikir yang sistematis dan logis dalam
membahas dan mencari pemecahan dari suatu masalah atau keadaan yang dihadapi.

Jika pendekatan sistem dapat dilaksanakan, akan diperoleh beberapa keuntungan, antara lain:

1. Jenis dan jumlah masukan dapat diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan, dengan demikian
penghamburan sumber, tata cara dan kesanggupan yang sifatnya selalu terbatas, akan dapat dihindari.
2. Proses yang dilaksanakan dapat diarahkan untuk mencapai keluaran sehingga dapat dihindari
pelaksanaan kegiatan yang tidak diperlukan.
3.         Keluaran yang dihasilkan dapat lebih optimal serta dapat diukur secara lebih tepat dan objektif.
4.         Umpan balik dapat diperoleh pada setiap tahap pelaksanaan program.
ANALISIS SISTEM

Pada saat ini batasan tentang analisis sistem banyak macamnya, yang terpenting ialah:

1.      Analisis sistem adalah pelukisan atau penguraian operasional suatu sistem yang meliputi
upaya pengidentifikasian tujuan, kegiatan, pelaksanaan kegiatan, situasi yang dihadapi serta
informasi yang dibutuhkan oleh sistem pada setiap tahap pelaksanaannya.

2.      Analisis sistem adalah suatu cara kerja yang dengan mempergunakan fasilitas yang ada,
dilakukan pengumpulan berbagai masalah yang dihadapi untuk kemudian dicarikan berbagai
jalan keluarnya, lengkap dengan uraiannya, sehingga membantu administrator dalam mengambil
keputusan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk analisis sistem yang baik yakni:

1.      Mula-mula lakukanlah penguraian sistem sehingga menjadi jelas bagian-bagian yang


dimiliki serta hubungannya satu dengan yang lain.

2.      Lanjutkan dengan merumuskan masalah yang dihadapi oleh bagian-bagian tersebut atau
sistem secara keseluruhan.

3.      Lakukan pengumpulan data atau informasi untuk lebih menjelaskan masalah yang ditemukan
serta untuk merumuskan kemungkinan jalan keluar yang dapat dilakukan.

4.      Berdasarkan data atau informasi yang dimiliki, kembangkan model-model sistem yang baru.

5.      Lakukan uji coba, jika perlu lakukan perbaikandan catatlah setiap hasil yang diperoleh.

6.      Terapkanlah model sistem yang terpilih dan lakukanlah pemantauan dan penilaian berkala
sesuai dengan yang diperlukan.
BENTUK POKOK SISTEM KESEHATAN

1.      Peranan unsur pembentuk sistem kesehatan

a.       Pemerintah (policy maker) ialah yang bertanggungjawab dalam merumuskan berbagai


kebijakan pemerintah, termasuk kebijakan kesehatan.

b.      Masyarakat (health consumer) ialah mereka yang memanfaatkan jasa pelayanan kesehatan.

c.       Penyedia pelayanan kesehatan (health provider) ialah yang bertanggungjawab secara


langsung dalam menyelenggarakan berbagai upaya kesehatan.

HUBUNGAN UNSUR PEMBENTUK SISTEM KESEHATAN

 Sistem kesehatan di dunia secara umum dapat dibedakan atas 3 macam yakni:

a.       Monopoli pemerintah, pemerintah amat dominan dan memonopoli semua upaya kesehatan,
pelayanan kesehatan swasta tidak dikenal karena semua upaya kesehatan dikelola oleh
pemerintah.

b.      Dominasi pemerintah, pemerintah tetap dominan tetapi tidak memonopoli semua upaya
kesehatan, pihak swasta dibenarkan ikut menyelenggarakan upaya kesehatan, tetapi perannya
tidak begitu besar.

c.       Dominasi swasta, pemerintah hanya terbatas pada upaya kesehatan yang menyangkut
kepentingan masyarakat banyak sedangkan upaya kesehatan lainnya diserahkan kepada pihak
swasta dan pihak swasta ini mendominasi upaya kesehatan tersebut.

DERAJAT KETERLIBATAN UNSUR PEMERINTAH DAN SWASTA DALAM SISTEM


KESEHATAN

     Negara sosialis                       Negara Indonesia                      Negara Liberal

2.      Pemanfaatan sumber, tata cara dan kesanggupan

Sistem kesehatan dapat dibagi atas 3 bentuk yakni:

a.       Sistem kesehatan yang telah memanfaatkan kemajuan ilmu dan teknologi secara optimal.
SISTEM KESEHATAN DITINJAU DARI PEMANFAATAN

KEMAJUAN ILMU DAN TEKNOLOGI

Pemanfaatan Ilmu dan teknologi

                        Negara maju                Negara berkembang                Negara maju

b.      Sistem kesehatan yang baru saja disentuh oleh kemajuan ilmu dan teknologi.

c.       Sistem kesehatan yang sama sekali belum disentuh oleh kemajuan ilmu dan teknologi.

3.      Unsur pokok sistem kesehatan

a.       Organisasi pelayanan, suatu sistem kesehatan yang baik harus memiliki kejelasan dalam
pengorganisasian upaya keshatan (organization of services).

b.      Organisasi pembiayaan suatu sistem kesehatan yang baik haruslah memiliki kejelasan dalam
pengorganisasian pembiayaan kesehatannya (organization of finances).

c.       Mutu pelayanan, syarat terakhir yang harus dipenuhi oleh suatu sistem kesehatan yang baik
ialah terjaminnya mutu pelayanan dan pembiayaan kesehatan (quality of services and finances).

4.      Subsistem dalam sistem kesehatan

a.       Subsistem pelayanan kesehatan yang menunjuk kepada kesatuan yang utuh dan terpadu dari
berbagi upaya kesehatan yang diselenggarakan dalam satu negara.

b.      Subsistem pembiayaan kesehatan yang menunjuk kepada kesatuan yang utuh dan terpadu
dari pembiayaan upaya kesehatan yang berlaku dalam suatu negara.

Organisasi

Pelayanan
UNSUR-UNSUR SISTEM KESEHATAN

Mutu

Pelayanan dan Pembiayaan


Sistem

Kesehatan
 
BAB III

SUBSISTEM PELAYANAN KESEHATAN

PENDAHULUAN

Sebagai akibat dari luasnya pengertian sehat, maka terdapat berbagai kegiatan yang sekalipun
tidak berhubungan langsung dengan kesehatan, tetapi karena dampaknya juga ditemukan pada
kesehatan menyebabkan berbagai kegiatan tersebut seyogyanya  harus turut  diperhitungkan.
Subsistem Pelayanan Kesehatan cukup dibatasi hanya pada kegiatan-kegiatan yang berhubungan
langsung dengan penerapan ilmu dan teknologi kedokteran saja.

BATASAN

Levey dan Loomba (1973) yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan ialah setiap upaya yang
diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
perseorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat. Bentuk dan jenis pelayanan
kesehatan yang dapat ditemukan, dibentuk oleh:

1.      Pengorganisasian pelayanan,

2.      Ruang lingkup kegiatan,

3.      Sasaran pelayanan kesehatan.

MACAM

Menurut pendapat Hodgetts dan Cascio (1983) adalah :

1.      Pelayanan kedokteran, tujuan utamanya untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan


kesehatan, serta sasarannya terutama untuk perseorangan dan keluarga.

2.      Pelayanan kesehatan masyarakat, tujuan utamanya untuk memelihara dan meningkatkan


kesehatan serta mencegah penyakit, serta sasarannya terutama untuk kelompok dan masyarakat.

Pelayanan Kesehatan     (Health services)


PEMBAGIAN PELAYANAN KESEHATAN

Pelayanan Kedokteran (Medical Services)


Pelayananan Kesehatan Masyarakat                 (Public Health Services)
 

SYARAT POKOK PELAYANAN KESEHATAN

1.      Tersedia dan berkesinambungan artinya semua jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan
oleh masyarakat tidak sulit ditemukan, serta keberadaannya dalam masyarakat adalah pada setiap
saat yang dibutuhkan.

2.      Dapat diterima dan wajar artinya pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentangan dengan
keyakinan dan kepercayaan masyarakat.

3.      Mudah dicapai pengertian ketercapaian yang dimaksud disini terutama dari sudut lokasi.

4.      Mudah dijangkau pengertian keterjangkauan yang dimaksud di sini terutama dari sudut
biaya.

5.      Bermutu pengertian mutu yang dimaksud di sini adalah yang menunjuk pada tingkat
kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, yang di satu pihak dapat memuaskan
para pemakai jasa pelayanan, dan di pihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode
etik serta standar yang telah ditetapkan.

MASALAH PELAYANAN KESEHATAN

1.      Terkotak-kotaknya pelayanan kesehatan, dampak negatif yang ditimbulkan ialah


menyulitkan masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan, yang apabila berkelanjutan pada
gilirannya akan menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan.

2.      Berubahnya sifat pelayanan kesehatan, dampak negatif yang ditimbulkan yakni:         


a.       Makin renggangnya hubungan antara dokter dengan pasien

b.      Makin mahalnya biaya kesehatan

PELAYANAN KESEHATAN MENYELURUH DAN TERPADU

Somers dan somers (1974) pertama, pelayanan kesehatan yang berhasil memadukan berbagai
upaya kesehatan yang ada di masyarakat yakni pelayanan peningkatan dan pemeliharaan
kesehatan, pencegahan dan penyembuhan penyakit serta pemulihan kesehatan. Kedua, pelayana
kesehatan yang menerapkan pendekatan yang menyeluruh (holistic approach).

Pendekatan yang dimaksud dapat dibedakan atas 2 macam yakni:

1.      Pendekatan intuisi

Dalam arti penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang dilakukan dalam satu atap.

2.      Pendekatan sistem

Di sini pelayanan kesehatan dibagi atas beberapa strata, untuk kemudian antara satu strata
dengan strata lainnya, diikat dalam suatu mekanisme hubungan kerja, sehingga secara
keseluruhan membentuk suatu kesatuan yang terpadu.

STRATIFIKASI PELAYANAN KESEHATAN

1.      Pelayanan kesehatan tingkat pertama (primary health services) adalah pelayanan


kesehatan yang bersifat pokok (basic health services), yang sangat dibutuhkan oleh sebagian
besar masyarakat serta mempunyai nilai strategis untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.

2.      Pelayanan kesehatan tingkat kedua (secondary health services) adalah pelayanan


kesehatan yang lebih lanjut, telah bersifat rawat inap (in patient services) dan untuk
menyelenggarakannya telah dibutuhkan tersedianya tenaga-tenaga spesialis.

3.      Pelayanan kesehatan tingkat ketiga (teriary health services) adalah pelayanan kesehatan
yang bersifat lebih komplek dan umumnya diselenggarakan oleh tenaga-tenaga subspesialis.

SISTEM RUJUKAN

1.      Rujukan kesehatan, dengan upaya pencegahan penyakit dan peningkatan derajat kesehatan.
Rujukan kesehatan pada dasarnya berlaku untuk pelayanan kesehatan masyarakat (public health
services).

2.      Rujukan medik, dengan upaya penyembuhan penyakit serta pemulihan kesehatan. Rujukan
medic pada dasarnya berlaku untuk pelayanan kedokteran (medical services).
RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN

Teknologi
Operasional

Pengetahuan

Masalah Kesehatan Masyarakat


Masalah Kedokteran
Rujukan Kesehatan
Rujukan Medik
Bahan Laboratorium

Penderita
Sarana
 

Beberapa manfaat akan diperoleh yang jika ditinjau dari unsur pembentuk pelayanan
kesehatan yakni:

1.      Dari sudut pemerintahan sebagai penentu kebijakan

a.       Membantu penghematan dana,

b.      Memperjelas sistem pelayanan kesehatan,

c.       Memudahkan pekerjaan administrasi.

2.      Dari sudut masyarakat sebagai pemakai jasa pelayanan

a.       Meringankan biaya pengobatan,

b.      Mempermudah masyarakat dalam mendapatkan pelayanan.

3.     Dari sudut kalangan kesehatan sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan

a.       Memperjelas jenjang karier tenaga kesehatan dengan berbagai akibat positif lainnya.

b.      Membantu peningkatan pengetahuan dan keterampilan.

c.       Memudahkan dan atau meringankan beban tugas.

PROGRAM MENJAGA MUTU


Batasan

1.      Program Menjaga Mutu adalah suatu upaya yang berkesinambungan, sistematis dan objektif
dalam memantau dan menilai pelayanan yang diselenggarakan dibandingkan dengan standar
yang telah ditetapkan, serta menyelesaikan masalah yang ditemukan untuk memperbaiki mutu
pelayanan (Maltos dan keller, 1989).

2.      Program Menjaga Mutu adalah suatu mengkaji secara periodik berbagai kondisi yang
mempengaruhi pelayanan, melakukan pemantauan terhadap pelayanan, serta menelusuri
keluaran yang dihasilkan, sedemikian rupa sehingga berbagai kekurangan dan penyebab
kekurangan dapat diketahui serta upaya perbaikan dapat dilakukan, kesemuanya untuk lebih
menyempurnakan taraf kesehatan dan kesejahteraan (Donabedian, 1980).

3.      Program Menjaga Mutu adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mengukur mutu
pelayanan yang diselenggaraka, menganalisis berbagai kekurangan, menetapakan dan
melaksanakan tindakan perbaikan serta menilai hasil yang dicapai yang dilaksanakan secara
sistematis, berdaur ulang serta berdasarkan standar yang telah ditetapkan (Palmer, 1983).

4.      Program Menjaga Mutu adalah suatu proses untuk memperkecil kesenjangan antara
penampilan yang ditemukan dengan keluaran yang diinginkan dari suatu sistem, sesuai dengan
batas-batas teknologi yang dimiliki oleh sistem tersebut (Ruels dan Frank, 1988).

5.      Program Menjaga Mutu adalah suatu upaya terpadu yang mencakup identifikasi dan
penyelesaian masalah pelayanan yang diselenggarakan, serta mencari dan memanfaatkan
berbagai peluang yang ada untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan (The American Hospital
Association, 1988).

Menjaga Mutu dapat diartikan sebagai suatu upaya yang dilaksanakan secara berkesinambungan,
sistematis, objektif dan terpadu dalam menetapkan masalah dan penyebab masalah mutu
pelayaanan kesehatan berdasarkan standar yang telah ditetapkan.
Tujuan

1.      Tujuan antara ialah diketahui mutu pelayanan.

2.      Tujuan akhir ialah makin meningkatkan mutu pelayanan.

Sasaran

1.      Unsur masukan ialah semua hal yang diperlukan untuk terselenggaranya pelayanan
kesehatan.

2.      Unsur lingkungan ialah keadaan sekitar yang mempengaruhi pelayanan kesehatan.

3.      Unsur Proses ialah semua tindakan yang dilakukan pada pelayanan kesehatan.
4.      Unsur keluaran ialah yang menunjukan pada penampialn pelyanan kesehatan yang
diselenggarakan (performance).

Mutu pelayanan kesehatan

1.      Mutu adalah tingkat kesempurnaan dari penampilan sesuatu yang sedang diamati (Winston
Dictionary, 1956).

2.      Mutu adalah sifat yang dimiliki oleh suatu program (Donabedian, 1980).

3.      Mutu adalah totalitas dari wujud serta ciri dari suatu barang atau jasa, yang di dalamnya
terkandung sekaligus pengertian rasa aman atau pemenuhan kebutuhan para pengguna (Din ISO
8402, 1986).

Standar

1.      Standar adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna yang
dipergunakan sebagai batas penerimaan minimal (Clinical Practice Guideline, 1990).

2.      Standar adalah kisaran variasi yang masih dapat diterima (Clinical Practice Guideline, 1990).

Standar dalam Program Menjaga Mutu secara umum yakni:

1.      Standar persyaratan minimal

a.       Standar masukan         b. Standar lingkungan             c. Standar proses

2.      Standar penampilan minimal

KEDUDUKAN DAN PERANAN INDIKATOR DALAM

PROGRAM MENJAGA MUTU

Indikator Keluaran
Indikator Masukan
Indikator Proses
Indikator Lingkungan
 
Penyebab masalah mutu pelayanan kesehatan
                                                           

Masalah mutu pelayanan kesehatan


                                                                  Penyimpangan                                               penyimpangan

Bentuk Program Menjaga Mutu

1.      Program menjaga mutu internal (Internal Quality Assurance)

2.      Program menjaga mutu eksternal (External Quality Assurance)

Program Menjaga Mutu dapat dibedakan atas:

1.      Program Menjaga Mutu Prospektif

a.       Standardisasi, untuk dapat menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu,


ditetapkanlah standardisasi (standardization) institusi kesehatan.

b.      Perizinan, untuk mencegah pelayanan yang tidak bermutu, standardisasi perlu diikuti denagn
perizinan (licensure) yang lazimnya ditinjau secara berkala.

c.       Sertifikasi adalah tindak lanjut dari perizinan, yakni memberikan sertifikat (certification)
pengakuan kepada institusi kesehatan dan atau tenaga pelaksanaan yang benar-benar telah dan
atau tetap memenuhi persyaratan.

d.      Akreditasi adalah bentuk lain dari sertifikasi yang nilainya dipandang lebih tinggi.

2.      Program Menjaga Mutu Konkuren

3.      Program Menjaga Mutu Retrospektif

a.       Reviu rekam medis (record review) penampilan pelayanan dinilai dari rekam medis yang
dipergunakan pada pelayanan kesehatan.

b.      Reviu jaringan (tissue review) penampilan pelayanan dinilai dari jaringan pembedahan yang
dilakukan.
c.       Survai klien (client survey) penampilan pelayanan kesehatan dinilai dari pandangan pemakai
jasa pelayanan.

Sejarah Perkembangan

1.      Sebelum tahun 1950, Program lebih banyak bersifat menyusun standar tenaga, pelayanan
dan atau sarana saja, seperti misalnya yang disusun oleh Joint Committee for Consideration of
Standardization of Visiting Nurse pada tahun 1912 untuk standar ketenagaan pesawat serta yang
disusun oleh Kongres Ahli Bedah Amerika Utara pada tahun 1915 untuk standar pelayanan
bedah.

2.       Antara tahun 1950 sampai dengan tahun 1970 sampai dengan tahun 1970, pada tahun 1950
berhasil dibentuk Joint Commision on the Acreditation of hospital di Amerika Serikat.

3.      Setelah tahun 1970, antara lain karena adanya pengaruh dari program yang sama yang
diterapkan pada sektor industri, dimotori terutama oleh negara jepang.

Pelaksanaan Program Menjaga Mutu


PELAKSANAAN PROGRAM MENJAGA MUTU

               Sebelum pelayanan             bersamaan dengan                      setelah pelayanan

                    Kesehatan                         penyelenggaraan                            kesehatan

               Diselenggarakan                  pelayanan kesehatan                     diselenggarakan

Program Menjaga mutu prospektif


Program menjaga mutu retrospektif
Program menjaga mutu konkuren
 

                 Perhatian                                   Perhatian                                    Perhatian


Unsur
keluaran
Unsur
proses
Unsur masukan dan lingkungan
   utama pada                                utama pada                                             utama pada

                         

                   contoh                                       contoh                                          contoh

           -Standardisasi                             -team work                                 -rocord review

           -Perizinan                                     -peer group                                -tissue

Kegiatan Program Menjaga Mutu

1.      Kegiatan persiapan

a.       Menetapkan organisasi yang bertanggung jawab melaksanakan program menjaga mutu.

b.      Menetapakan batas-batas tanggung jawab organisasi pelaksanaan program menjaga mutu.

c.       Menjabarkan ruang lingkup kegiatan yang diselenggarakan oleh organisasi pelaksanaan


program menjaga mutu.

d.      Menetapkan aspek pelayanan kesehatan yang dipandang penting untuk diperhatikan.

e.       Menetapakan tolak ukur untuk aspek pelayanan kesehatan yang dipandang penting tersebut.

f.       Menetapkan ambang batas tolak ukur yang dimaksud.

Secara umum Organisasi Pelaksanaan ini dapat dibedakan atas:

a.       Perseorang b. Kelompok c. Para ahli

BENTUK ORGANISASI PELAKSANAAN PROGRAM MENJAGA MUTU

Organisasi Pelaksanaan Program Menjaga Mutu


Perseorangan
Kelompok
Terlibat             dalam      pelayanan
Tidak terlibat dalam     pelayanan      (para ahli)
Perseorangan
Semua
Perwakilan
Tim
 

                                                                                    

                                                                                                        

2.      Kegiatan pelaksanaan

a.       Menetapkan masalah mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.

b.      Menetapkan prioritas masalah mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.

c.       Melakukan analisis masalah mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.

d.      Melakukan kajian masalah mutu pelayanan kesehatan secara lebih mendalam.


e.       Menetapakan dan menyusun upaya penyelesaian masalah mutu pelayanan kesehatan.

f.       Melaksanakan upaya penyelesaian masalah mutu pelayanan kesehatan.

g.      Melakukan pemantauan dan menilai kembali masalah mutu pelayanan kesehatan yang
diselesaikan.

Uraian singkat program menjaga mutu yang berbentuk lingkaran pemecahan masalah ini ialah:

a.       Menetapkan masalah mutu pelayanan kesehatan

-Menyusun daftar masalah

-Melakukan konfirmasi daftar masalah

-Menetapkan prioritas masalah mutu pelayanan kesehatan

-Merumuskan pernyataan masalah

-Menetapkan sumber masalah

b.      Menetapkan penyebab masalah mutu

-Menyusun daftar penyebab masalah

-Menyederhanakan daftar penyebab masalah

-Melakukan konfirmasi daftar penyebab masalah

-Menetapkan urutan prioritas penyebab masalah

-Menyajikan urutan prioritas penyebab masalah

c.     Menetapkan cara penyelesaian masalah

        -Menyusun daftar cara penyelesaian masalah

        -Menetapkan prioritas cara penyelesaian masalah

 P

SIKLUS PDCA PADA PROGRAM MENJAGA MUTU

 P

 P

 P

     Rencanakan
         Perbaiki (bertindak)                                                                         Laksanakan

                                                      Nilai (periksa)

d.      Melaksanakan cara penyelesaian masalah

         -Perencanaan, Pelaksanaan, Pemeriksaan, Perbaikan

e.      Melakukan penilaian dan menyusun saran

         -Mempertimbangkan dimasukkannya cara penyelesaian masalah.

         -Menetapkan lagi masalah mutu lain dari pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.

Karakteristik kegiatan

1.      Berkesinambungan, artinya pelaksanaan program mutu tidak hanya satu kali, tetapi harus
terus menerus.

2.      Sistematis, artinya pelaksanaan program menjaga mutu harus mengikuti alur kegiatan serta
sasaran yang baku.

3.      Objektif, artinya pelaksanaan program menjaga mutu, terutama pada waktu pemantauan dan
penialian, tidak dipengaruhi oleh berbagai pertimbangan lain, kecuali atas dasar data yang
ditemukan.

4.      Terpadu, artinya pelaksanaan program menjaga mutu terpadu dengan pelaksanaan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan.

Manfaat

1.      Dapat lebih meningkatkan efektivitas pelayanan kesehatan

2.      Dapat lebih meningkatkan efisiensi pelayanan kesehatan

3.      Dapat lebih meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan

4.      Dapat melindungi pelaksana pelayanan dari kemungkinan munculnya gugatan hukum

PELAYANAN KEDOKTERAN
Batasan

Pelayanan kedokteran (medical services) adalah bagian dari pelayanan kesehatan (health
services) yang tujuan utamanya adalah untuk menyembuhkan penyakit dan memulihakn
kesehatan, serta sasaran utamanya adalah perseorangan dan ataupun keluarga.

Macam

1.      Ditinjau dari jumlah tenaga pengelola

a.       Diselenggarakan oleh satu orang

b.      Diselenggarakan oleh kelompok

2.      Ditinjau dari cara pelayanan yang diselenggarakan

a.       Pelayanan rawat jalan

b.      Pelayanan rawat jalan dan rawat inap

3.      Ditinjau dari macam pelayanan yang diselenggarakan

a.       Menyediakan satu macam pelayanan kedokteran saja

b.      Menyediakan lebih dari satu macam pelayanan kedokteran

4.      Ditinjau dari pengguna kemajuan ilmu dan teknologi kedokteran

a.       Pelayanan kedokteran tradisional

b.      Pelayanan kedokteran modern

5.      Ditinjau dari tingkat pendidikan dan keahlian tenaga pelaksana

a.       Tenaga yang tidak mendapatkan pendidikan kedokteran modern

b.      Tenaga paramedik

c.       Dokter umum

d.      Dokter spesialis

6.      Ditinjau dari pelayanannya dalam penyembuhan penderita

a.       Berhubungan langsung dengan penyembuhan penyakit

b.      Tidak berhubungan langsung dengan penyembuhan penyakit

PELAYANAN RAWAT JALAN


Batasan

Banyak faktor yang berperan sebagai penyebab makin berkembangnya pelayanan dan juga
sarana pelayanan berobat jalan. Menurut Cambridge Research Institute, 1976; Avery dan
Imdieke, 1984; Feste, 1989:

1.      Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk menyelenggarakan pelayanan rawat jalan relatif
lebih sederhana dan murah, dank arena itu lebih banyak didirikan.

2.      Kebijakan pemerintah yang untuk mengandalikan biaya kesehatan mendorong


dikembangkannya berbagai sarana pelayanan rawat jalan.

3.      Tingkat kesadaran kesehatan penduduk yang makin meningkat.

4.      Kemajuan ilmu dan teknologi kedokteran yang telah dapat melakukan berbagai tindakan
kedokteran yang dulunya memerlukan pelayanan rawat inap.

5.      Utilitas Rumah Sakit yang terbatas.

Jika disederhanakan, dapat dibedakan menjadi

1.      Pelayanan rawat jalan oleh klinik Rumah Sakit

a.       Pelayanan gawat darurat (emergency services)

b.      Pelayanan rawat jalan paripurna (comprehensive hospital outpatient services)

c.       Pelayanan rujukan (referral services)

d.      Pelayanan bedah jalan (ambulatory surgery services)

2.      Pelayanan rawat jalan oleh klinik mandiri

a.       Klinik mandiri sederhana

b.      Klinik mandiri institusi

Menjaga mutu pelayanan rawat jalan

1.      Sarana, prasarana serta jenis pelayanan rawat jalan (input,process dan environment).

2.      Tenaga pelaksana yang bekerja pada sarana pelayanan rawat jalan.

3.      Hasil pelayanan rawat jalan (performance).

4.      Beberapa jenis penyakit yang datang ke sarana pelayanan rawat jalan.

5.      Rekam medis yang dipergunakan pada pelayanan rawat jalan.


6.      Perilaku pasien yang datang ke saran pelayana rawat jalan.

PELAYANAN GAWAT DARURAT

Batasan

Pelayanan gawat darurat (emergency care) adalah bagian dari pelayanan kedokteran yang
dibutuhkan oleh penderita dalam waktu segera (imediately) untuk menyelamatkan kehidupannya
(life saving).

Kegiatan

1.      Menyelenggarakan pelayanan gawat darurat

Kegiatan pertama yang menjadi tanggung jawab UGD adalah menyelenggarakan pelayanan
gawat darurat.

2.      Menyelenggarakan pelayanan penyaringan untuk kasus-kasus yang membutuhkan pelayanan


rawat inap intensif

Kegiatan kedua yang menjadi tanggung jawab UGD adalah menyelenggarakan pelayanan
penyaringan untuk kasus-kasus yang membutuhkan pelayanan intebsif.

3.      Menyelenggarakan pelayanan informasi medis darurat

Kegiatan ketiga yang menjadi tanggung jawab UGD adalah menyelenggarakan informasi medis
darurat dalam bentuk menampung serta menjawab semua pertanyaan anggota masyarakat yang
ada hubungannya dengan keadaan medis darurat (emergency medical questions).

Masalah     

1.      Masalah pembiayaan

2.      Masalah beban kerja

Faktor-faktor yang berperan sebagai penyebab makin meningkatnya angka kunjungan penderita
ke UGD menurut somers dan somers, 1961:

1.      Tidak tersedianya berbagai sarana kesehatan lain,

2.      Makin banyak dokter yang lebih senang merujuk pasien ke Rumah Sakit,

3.      Makin banyak penderita yang untuk penghematan,


4.      Pengaruh kebijakan asuransi kesehatan.

Upaya penyelesaian masalah

1.      Meningkatkan kegiatan pendidikan kesehatan masyarakat

2.      Manambah jumlah sarana kesehatan yang bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan


rawat jalan

3.      Menggalakkan program asuransi kesehatan

RUMAH SAKIT

Batasan

1.      Rumah Sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis professional yang
terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan kedokteran,
asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan oleh pasien (American
Hospital Association; 1974).

2.      Rumah Sakit adalah tempat dimana orang sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran
serta tempat dimana pendidikan klinik untuk mahasiswa kedokteran, perawat dan berbagai
tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan (Wolper dan pena, 1987).

3.      Rumah Sakit adalah pusat dimana pelayanan kesehatan masyarakat, pendidikan serta
penelitian kedokteran diselenggarakan (Association of Hospital Care, 1947).

Organisasi Rumah sakit

1.      Para penentu kebijakan

2.      Para pelaksana pelayanan non-medis

3.      Para pelaksana pelayanan medis

Adapun stayus karyawam para dokter yang bekerja di rumah sakit banyak macamnya yakni:

1.      Staf tetap (attending staff)

2.      Staff asosiate (associate staff)

3.      Staf percobaan (provisional staff)

4.      Staf tamu (courtesy staff)

5.      Staf konsultan (consultating staff)

6.      Staf tidak tetap (temporary staff)


Jenis Rumah Sakit

1.      Menurut pemilik

2.      Menurut filosofi yang dianut

3.      Menurut jenis pelayanan yang diselenggarakan

4.      Menurut lokasi jenis Rumah Sakit

Rumah Sakit di Indonesia

1.      Rumah sakit pemerintah

a.       Pemerintah pusat

-Departemen Kesehatan

-Departemen lain

b.     Pemerintah daerah

2.     Rumah Sakit swasta

PELAYANAN KEDOKTERAN KELUARGA

Batasan

Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh yang memusatkan
pelayanannya kepada keluarga sebagai suatu unit, pada mana tanggung jawab dokter terhadap
pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh golongan umur atau jenis kelaminpasien, juga tidak oleh
organ tubuh jenis penyakit tertentu saja.

Dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi
komunitas dengan titik berat kepada keluarga, ia tidak hanya memandang penderita sebagai
individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif,
tetapi bila perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganya (IDI, 1982).

Rumah sakit kelas A


JENJANG DAN SISTEM RUJUKAN PELAYANAN RUMAH SAKIT

Rumah sakit kelas B


Rumah sakit kelas C
Rumah sakit kelas D
Puskesmas
Puskesmas Pembantu
Praktek Bidan
Praktek Bidan
Praktek Bidan
Balai Kesehatan Ibu dan Anak
Pengobatan Tradisioanal
Posyandu
Masyarakat
 

Ringkasan sejarah perkembangan

1.      Inggris
Pada tahun 1952 praktek dokter keluarga ini mendapat pengakuan yakni dengan berhasil
didirikannya Royal College of General Practice.

2.      Australia

Sejak tahun 1958 dengan didirikannya The College of General Practice yang ada pada waktu itu
aktif menyelenggarakan program pendidikan kedokteran berkelanjutan yang telah dimulai sejak
tahun 1960.

3.      Filipina

Dimulai sejak tahun 1960 tetapi secara melembaga baru dikenal sejak tahun 1972 yakni
didirikannya The Philipine Academy of Family Physicians.

4.      Singapore

Dimulai sejak tahun 1971 dan sejak tahun 1972 aktif menyelenggarakan program pendidikan.

5.      Indonesia

Dimulai sejak tahun 1981 yakni didirikannya Kelompok Studi Dokter Keluarga.

Spesialis atau cara pendekatan

1.      Pelayanan dokter keluarga adalah sama dengan pelayanan dokter umum

2.      Pelayanan dokter keluarga merupakan salah satu dari pelayanan dokter spesialis

3.      Pelayanan dokter keluarga hanya menunjuk kepada tata cara pelayanan yang
diselenggarakan

4.      Pelayanan dokter keluarga tidak sama dengan pelayanan dokter umum, tetapi antara
keduanya terdapat banyak kesamaan

Pelaksanaan program residensi dokter keluarga di Amerika Seriakat:

1.      First contact management

2.      Continuing comprehensive care

3.      Community medicine

4.      Behavioral sciences

5.      Consultation and referral

6.      Self assessment and self study


7.      Specific medical knowledges and skills

8.      Elective posting

Pengaruh keluarga terhadap kesehatan:

1.      Penyakit keturunan

2.      Perkembangan bayi dan anak

3.      Penyebaran penyakit

4.      Pola penyakit dan kematian

5.      Proses penyembuhan penyakit

Pengaruh kesehatan terhadap keluarga:

1.      Fungsi biologis

2.      Fungsi psikologis

3.      Fungsi sosial

Ciri-ciri pelayanan dokter keluarga

1.      Ian R. McWhinney (1981)

a.       Lebih mengikat diri pada kebutuhan pasien secara keseluruhan

b.      Berupaya mengungkapkan kaitan munculnya suatu penyakit

c.       Menganggap setiap kontak dengan pasiennya sebagai suatu kesempatan untuk


menyelenggarakan pelayanan pencegahan penyakit atau pendidikan kesehatan

d.      Memandang dirinya sebagai masyarakat yang beresiko tinggi.

2.      Lynn P. Carmichael (1973)

a.       Berorientasi pada pencegahan penyakit serta pemeliharaan kesehatan.

b.      Berhubungan denagn pasien sebagai anggota unit dari keluarga.

c.       Memanfaatkan pendekatan menyeluruh.

d.      Mempunyai keterampilan diagnosis yang andal serta pengetahuan tenatng epidemiologi.

3.      Debra P. Hymovick dan Martha Underwood Bernards (1973)


a.       Dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang lebih
baik.

b.      Dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan akan pelayanan kesehatan tingkat pertama.

c.       Dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan akan pelayanan pencegahan penyakit.

d.      Dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan untuk diperhatikannya pasien.

4.      Ikatan Dokter Indonesia (1982)

a.       Melayani penderita tidak hanya sebagai orang per orang.

b.       Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh.

c.       Mengutamakan pelayanan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan.

d.      Meningkatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan.

Manfaat

1.      Akan dapat diselenggarakan kasus penyakit sebagai manusia seutuhnya

2.      Akan dapat diselenggarakan pelayanan pencegahan penyakit dan di jamin kesinambungan


pelayanan kesehatan

3.      Apabila dibutuhkan pelayanan spesialis, maka pengaturannya akan lenih baik dan terarah

4.      Akan dapat terselenggaranya pelayanan kesehatan yang terpadu.

Pelayanan dokter keluarga di Indonesia

1.      Dari sudut pemerintah sebagai perumus kebijakan

2.       Dari sudut dokter sebagai penyedia jasa pelayanan

3.      Dari sudut masyarakat sebagai pemakai jasa pelayanan

PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT

Batasan

Pelayanan Kesehatan Masyarakat (Public Health services) adalah bagian dari pelayanan
kesehatan yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit
dengan sasaran utamanya adalah masyarakat.

Macam

1.      Menggalang potensi masyarakat


2.      Menggalang potensi swasta

a.       Keterlibatan secara nasional

b.      Keterlibatan secara rasional

PUSKESMAS

Batasan

Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan
masyarakat yang amat penting di Indonesia.

Asas pengelolaan

1.      Asas pertanggung-jawaban wilayah

2.      Asas peran serta masyarakat

3.      Asas keterpaduan

4.      Asas rujukan

Rumah Sakit kelas A


Departemen Kesehatan
RUJUKAN PELAYANAN PUSKESMAS

Puskesmas/puskesmas pembantu
Rumah Sakit kelas B
Rumah Sakit kelas C
Kantor wilayah/dinas kesehatan propinsi
Kantor departemen/dinas kesehatan kabupaten/kotamadya
 
                         Rujukan kesehatan                                                             Rujukan Medis

BAB IV

SUBSISTEM PEMBIAYAAN KESEHATAN

PENDAHULUAN
Dengan makin kompleknya pelayanan kesehatan serta makin langkanya sumber dana yang
tersedia, maka perhatian terhadap Subistem Pembiayaan Kesehatan makin meningkat saja,
tercakup dalam suatu cabang ilmu khusus yang dikenal dengan nama ekonomi kesehatan (health
economic).

BATASAN

Biaya kesehatan ialah besarnya dana yang harus disediakan untuk menyelenggrakan dan tau
memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok
dan masyarakat.

1.      Penyedia pelayanan kesehatan

2.      Pemakai jasa pelayanan

SUMBER BIAYA KESEHATAN

1.      Seluruhnya bersumber dari anggaran pemerintah

2.      Sebagian ditanggung oleh masyarakat

MACAM BIAYA KESEHATAN

1.      Biaya pelayanan kedokteran

2.      Biaya pelayanan kesehatan masyarakat

SYARAT POKOK PEMBIAYAAN KESEHATAN

Biaya kesehatan
PEMBAGIAN BIAYA KESEHATAN

Biaya pelayanan kedokteran


Biaya pelayanan kesehatan masyarakat
Dari sudut  
penyelenggara
Dari sudut  pemanfaatan
Dari sudut 
penyelenggara
Dari sudut 
pemanfaat
 
Upaya yang dilakukan untuk mengatur penyebaran dan pemanfaatan dana banyak macamnya,
yang umumnya berkisar pada:

1.      Peningkatan efektivitas

2.      Peningkatan efisiensi

a.       Standar minimal pelayanan

-Standar minimal sarana

-Standar minimal tindakan

b.       Kerjasama

-Kerjasama institusi

-Kerjasama sistem

MASALAH POKOK PEMBIAYAAN KESEHATAN

1.      Kurangnya dana yang tersedia

Terutama di negara bagian yang sedang berkembang, dana yang disediakan untuk
menyelenggarakan pelayanan kesehatan tidaklah memadai.

2.      Penyebaran dana yang tidak sesuai

Penyebaran dana yang tidak sesuai, karena kebanyakan justru beredar di daerah perkotaan.

3.      Pemanfaatan dana yang tidak tepat


Dibanyak negara ternyata biaya pelayanan kedokterannya jauh lebih tinggi dari pada biaya
kesehatan masyarakat.

4.      Pengelolaan dana yang belum sempurna

Penyebaran dan pemanfaatannya belum begitu sempurna, namun jika apa yang dimiliki tersebut
dapat dikelola dengan baik, dalam batas-batas tertentu tujuan dari pelayanan kesehatan masih
dapat dicapai.

5.      Biaya kesehatan yang makin meningkat

Banyak penyebab yang berperan di sini, beberapa yang terpenting adalah:

a.       Tingkat inflasi

b.      Tingkat permintaan

c.       Kemajuan teknologi

d.      Perubahan pola penyakit

e.       Perubahan pola pelayanan kesehatan

f.       Perubahan pola hubungan dokter-pasien

g.      Lemahnya mekanisme pengendalian biaya

h.      Penyalahgunaan

UPAYA PENYELESAIAN

1.      Upaya meningkatkan jumlah dana

a.       Terhadap pemerintah

b.      Terhadap badan-badan lain di luar pemerintah

2.      Upaya memperbaiki penyebaran, pemanfaatan dan pengelolaan

a.       Penyempurnaan sistem pelayanan

b.      Peningkatan pengetahuan dan keterampilan tenaga pengelola

3.      Upaya mengendalikan biaya kesehatan

a.       Memperlakukan peraturan sertifikasi

b.      Memperlakukan peraturan studi kelayakan


c.       Memperlakukan peraturan pengembangan yang terencana

d.      Menetapkan standar baku pelayanan kesehatan

e.       Menyelenggarakan program menjaga mutu

f.       Menyelenggarakan pengaturab tarif pelayanan assuransi

g.      Asuransi kesehatan

TARIF PELAYANAN

Batasan

Terlepas dari adanya perbedaan pengertian tersebut, peranan tarif dalam pelayanan kesehatan
memang amat penting. Untuk dapat menjamin kesinambungan pelayanan, setiap sarana
kesehatan harus dapat menetapkan besarnya tarif yang dapat menjamin total pendapatan yang
lebih besar dari total pengeluaran.

Faktor yang mempengaruhi

1.      Biaya investasi (investment cost) yang terpenting adalah biaya pembangunan gedung,
pembelian berbagai peralatan medis, pembelian berbagai peralatan non medis serta biaya
pendidikan dan pelatihan tenaga pelaksana.

2.      Biaya kegiatan rutin (operational cost) yang dimaksudkan disini mencakup semua biaya
yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan.

a.       Biaya untuk kegiatan yang berhubungan langsung dengan kebutuhan pelayanan kesehatan
(direct cost).

b.      Biaya untuk kegiatan yang tidak berhubungan langsung dengan kebutuhan pelayanan
kesehatan (indirect cost).

3.      Biaya rencana pengembangan

4.      Besarnya target keuntungan

Upaya pengendalian

1.      Biaya investasi

2.      Biaya kegiatan rutin

3.      Biaya rencana pengembangan

4.      Keuntungan
ASURANSI KESEHATAN

Batasan

1.      Asuransi adalah suatu upaya untuk memberikan perlindungan terhadap kemungkinan-


kemungkinan yang dapat mengakibatkan kerugian ekonomi (Breider dan Breadles, 1972).

2.      Asuransi adalah suatu perjanjian dimana sipenanggung dengan menerima suatu premi
mengikat dirinya untuk member ganti rugi kepada tertanggung yang mungkin diderita karena
terjadinya suatu peristiwa yang mengandung ketidakpastian dan yang akan mengakibatkan
kehilangan, kerugian atau kehilangan suatu keuntungan (Kitab UU hukum Dagang. 1987).

Bentuk pokok

1.      Tertanggung/peserta

Tertanggung (client) atau peserta ialah mereka yang terdapat sebagai anggota, membayar iuran
(premi) sejumlah dan dengan mekanisme tertentu dank arena itu ditanggung biaya kesehatannya.

2.      Penaggung/badan asuransi

Penanggung atau badan asuransi (health insurance) ialah yang bertanggung jawab
mengumpulkan dan mengelola iuran serta membayar biaya kesehatan yang dibutuhkan peserta.

3.      Penyedia pelayanan

Penyedia pelayanan  (health provider) ialah yang bertanggung jawab menyediakan pelayanan
kesehatan bagi peserta dan untuk itu mendapatkan imbal jasa dari badan asuransi.

Peserta
Peserta
Peserta
HUBUNGAN PIHAK-PIHAK DALAM ASURANSI KESEHATAN

                                                Premi                             pelayanan

                                                               Imbal jasa

Macam asuransi

1.      Ditinjau dari pengelola dana


a.       Asuransi kesehatan pemerintah (govermen insurance)

b.      Asuransi kesehatan swasta (private health insurance)

2.      Ditinjau dari keikutsertaan anggota

a.       Asuransi kesehatan wajib (compulsary health insurance)

b.      Asuransi kesehatan sukarela (copulsary health insurance)

3.      Ditinjau dari pelayanan yang ditanggung

a.       Menanggung seluruh jenis pelayanan kesehatan

b.      Menanggung sebagian pelayanan kesehatan saja

4.      Ditinjau dari jumlah dana yang ditanggung

a.       Menanggung seluruh biaya kesehatan yang diperlukan

b.      Hanya menanggung pelayanan kesehatan dengan biaya yang tinggi saja

5.      Ditinjau dari jumlah peserta yang ditanggung

a.       Peserta adalah perseorangan (individual health insurance)

b.      Peserta adalah satu keluarga (family health insurance)

c.       Peserta adalah satu kelompok (group health insurance)

6.      Ditinjau dari peranan badan asuransi

a.       Hanya bertindak sebagai pengelola dana

b.      Juga bertindak sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan

7.      Ditinjau dari cara pembayaran kepada penyelenggara pelayanan kesehatan

a.       Pembayaran berdasarkan jumlah kunjungan peserta

b.      Pembayaran dilakukan di muka

Manfaat

1.      Membebaskan peserta dari kesulitan menyediakan dana tunai

2.      Biaya kesehatan dapat diawasi

3.      Mutu pelayanan dapat diawasi


4.      Tersedianya data kesehatan

Masalah

1.      Mendorong pengguna yang berlebihan

2.      Mendorong pelayanan yang berlebihan

Pendekatan baru

1.      Mengganti sistem reimbursement menjadi sistem prepayment

a.       Sistem kapitasi

b.      Sistem paket

c.       Sistem anggaran

2.      Menerapkan beberapa ketentuan pembatas

a.       Hanya menanggung pelayanan kesehatan yang mebutuhkan biaya tinggi

b.      Hanya menanggung sebagian dari biaya pelayanan kesehatan

3.      Memadukan badan asuransi dengan dengan penyedia pelayanan

Manajemen peserta asuransi

1.      Sebagai perseorangan

2.      Sebagai satu keluarga

a.       Hanya keluarga inti (nuclear family)

b.      Termasuk mereka yang dianggap anggota keluarga (extended family)

3.      Sebagai satu kelompok

a.       Hanya berlaku untuk anggota yang didaftarkan saja

b.      Juga berlaku untuk anggota keluarga yang didaftarkan

Untuk meningkatkan jumlah peserta dan pihak lain untuk mempertahankan keikutsertaan peserta
dalam program asuransi kesehatan yang diselenggarakan.

1.      Meningkatkan jumlah peserta


a.       Melakukan penelitian kebutuhan konsumen

b.      Menyusun program asuransi

c.       Mengatur tempat-tempat penyelenggaraan

d.      Menetapkan besarnya iuran

e.       Melaksanakan promosi dan pengiklanan

f.       Melaksanakan pemantauan dan penilaian

2.      Mempertahankan kepesertaan

a.       Menampung dan menjawab segala pertanyaan calon peserta

b.      Membantu calon peserta memahami segala ketentuan menjadi peserta

c.       Mencatat kepesertaan dan memberikan kartu tanda peserta kepada setiap peserta

d.      Memberikan penjelasan yang selengkap-lengkapnya tentang semua ketentuan program


asuransi yang berlaku.

e.       Menampung dan menyelesaikan segala keluhan yang muncul dari peserta

3.      Persyaratan kepesertaan

4.      Isi perjanjian

a.       Kondisi perjanjian

b.      Mereka yang berhak mendapatkan pelayanan

c.       Jenis pelayanan kesehatan yang akan diperoleh

d.      Sarana pelayanan yang dapat dimanfaatkan

e.       Pelayanan darurat yang dapat dimanfaatkan

f.       Bantuan pelayanan apabila sedang berada diluar kota

g.      Pembayaran iuran

h.      Mengajukan keluhan

i.        Pembatalan dan pengakhiran

j.        Perpanjangan kepesertaan
k.      Masa tenggang

l.        Penambahan dan perubahan jenis pelayanan

m.    Pembatasan dan pengecualian

n.      Ketentuan hukum dan perundang-undangan

5.      Kartu tanda peserta

6.      Komunikasi dengan peserta

7.      Keluhan peserta

8.      Pemutusan kontrak

Manajemen keuangan

1.      Analisis aktuarial (actuarial analysis) adalah analisis yang dilakukan untuk menetapka dan
menghitung besarnya iuran (premi) yang ditarik dari peserta, serta besarnya biaya yang harus
dibayarkan oleh Badan Asuransi kepada sarana kesehatan.

a.       Mengurangi pelayanan kesehatan

b.      Menentukan jenis pelayanan kesehatanyang ditanggung

c.       Menetapkan sarana kesehatan

d.      Menghitung biaya untuk satu kali pemanfaatan

e.       Menghitung angka pemanfaatan

f.       Menghitung biaya untuk tiap peserta

g.      Menghitung besarnya biaya iuran

2.      Underwriting yakni melakukan penilaian terhadap kelompok calon peserta untuk


menetapkan apakah kelompok calon peserta tersebut memenuhi syarat-syarat kepesertaan
sehingga keikutsertaannya dalam program asuransi tidak sampai mendatangkan resiko financial.

a.       Community rating

b.      Experience rating

c.       Risk rating
3.      Pengumpulan iuran, sistem administrasi yang dipergunakan akan lebih sederhana,
dampaknya tidak hanya akan menekan biaya penyelenggaraan program asuransi, tetapi juga
besarnya iuran yang ditarik dari peserta.

4.      Pembayaran kepada sarana kesehatan (payment) ialah pembayaran yang dilakukan oleh
Badan Asuransi kepada sarana kesehatan untuk pelayanan yang diselenggarakan oleh sarana
kesehatan sesuai dengan kesepakatan.

5.      Accountability adalah pertanggungjawaban Badan Asuransi terhadap pengelolaan dana yang


diterima dari peserta.

6.      Reinsurance ialah upaya mengasuransikan program asuransi yang diselenggarkannya kepada


badan asuransi lain, sehingga apabila terjadi risiko yang tidak diinginkan akan tersedia sejumlah
dana untuk mengatasinya.

7.      Insolvency coverage adalah upaya mengasuransikan program asuransi yang


diselenggarakannya kepada badan asuransi lain, sehingga apabila bangkrut akan tetap dapat
membiayai pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh peserta yang masih menjadi jaminannya.

8.      Investasi (investment) ialah kegiatan yang dilakukan oleh Badan Asuransi berupa
penempatan sejumlah uang atau modal yang dimiliki kedalam salah satu bentuk pemilikan
(property) dengan tujuan untuk mendapatkan suatu hasil yang menguntungkan (profitable
return).

BIAYA PELAYANAN KEDOKTERAN

Batasan

Biaya pelayanan kedokteran ialah bagian dari biaya kesehatan yang menunjuk pada besarnya
dana yang harus disediakan untuk menyelenggarakan dan atau memanfaatkan pelayanan
kedokteran yang dibutuhkan oleh perorangan, keluarga kelompok ataupu masyarakat.

Mekanisme pembiayaan

1.      Pembayaran tunai

2.      Pembayaran di muka

BIAYA PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT

Batasan

Biaya pelayanan kesehatan masyarakat ialah bagian dari biaya kesehatan yang menunjuk pada
besarnya dana yang harus disediakan untuk menyelenggarakan dan atau memanfaatkan
pelayanan kesehatan masyarakat yang dibutuhkan oleh perorangan, keluarga, kelompok dan
ataupun masyarakat.
Mekanisme pembiayaan

1.      Mekanisme pembiayaan sentralisasi

2.      Mekanisme pembiayaan desentralisasi

MEKANISME PEMBIAYAAN KESEHATAN MASYARAKAT DI INDONESIA

        Departemen                                                                                               sebagian dari

        Kesehatan                                                                                               Pemerintah Pusat

     

Dinas Kesehatan propinsi/kabupaten kotamadya


Sepenuhnya dari                                                                                               sebagian dari

Pemerintah pusat                                                                                           Pemerintah daerah

                                                             Sepenuhnya dari

Azas desentralisasi
Azas dekonsentrasi
Azas desentralisasi
                                                           Pemerintah Daerah

ANALISIS SWOT

Batasan

Asumsi perencanaan (planning asumption) maksudnya adalah untuk mengetahui dengan jelas
berbagai faktor penopang dan ataupun penghambat yang diperkirakan akan dihadapi apabila
rencana tersebut dilaksanakan.

Unsure-unsur SWOT

1.      Kekuatan (strength) adalah berbagai kelebihan yang bersifat khas yang dimemiliki oleh suatu
organisasi

2.      Kelemahan (weaknesses) adalah berbagai kekurangan yang bersifat khas yang dimiliki oleh
suatu organisasi
3.      Kesempatan (opportunity) ialah peluang yang bersifat positif yang dihadapi ole suatu
organisasi

4.      Hambatan (threat) ialah kendala yang bersifat negative yang dihadapi oleh suatu organisasi

Teknik

1.      Melakukan analisis kekuatan dan kelemahan organisasi

2.      Melakukan analisis kesempatan organisasi

3.      Melakukan analisis hambatan organisasi

Manfaat

1.      Membantu pengaturan dalam pemanfaatan sumber daya

2.      Membantu pengambilan keputusan

3.      Membantu pemantauan dan pengawasan

4.      Membantu penyempurnaan rencana

5.      Memperjelas pendeglasian wewenang

Macam

1.      Menurut hirarki pemerintahan

a.       Rencana anggaran pemerintah pusat

b.      Rencana anggaran pemerintah daerah tingkat I

c.       Rencana anggaran pemerintah daerah tingkat II

2.      Menurut kegunaan

a.       Rencana anggaran rutin

b.      Rencana anggaran pembangunan

3.      Menurut penanggung jawab

a.       Rencana anggaran Departemen Kesehatan

b.      Rencana anggaran Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

c.       Rencana anggaran Departemen Pertanian


4.      Menurut jangka waktu berlakunya rencana anggaran

a.       Rencana anggaran jangka panjang

b.      Rencana anggaran jangka pendek

5.      Menurut penerimaan dan pengeluaran

a.       Rencana anggaran berimbang (balance budget)

b.      Rencana anggaran surplus (surplus budget)

c.       Rencana anggaran deficit (deficit budget)

6.      Menurut teknik perencanaan yang dipergunakan

a.       Rencana anggaran butir per butir (line item budget)

b.      Rencana anggaran program (program budget)

c.       Rencana anggaran hasil (performance budget)

d.      Rencana anggarn sistem (system budget)

Bentuk

1.      Rincian mata anggaran

2.      Format anggaran

Proses

1.      Mengidentifikasi kegiatan

2.      Menetukan sumber daya

3.      Mengubah sumber daya dalam bentuk uang

4.      Menyusun dan menyajikan rencana anggaran

5.      Mengirimkan untuk persetujuan

PPBS

Batasan

Planning programming Budgeting sistem (PPBS) adalah salah satu teknik administrasi dimana
perencanaan, penyusunan program dan penganggaran yang dilakukan oleh suatu organisasi
diikat dalam suatu sistem sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan.
Prinsip

1.      Prinsip perencanaan

2.      Prinsip penyusunan

3.      Prinsip perencanaan anggaran

Proses

1.      Merumuskan tujuan

2.      Menyusen program

3.      Menyusun hirarki

4.      Menghitung biaya

5.      Melakukan pemilihan

6.      Menyusun rencana

ANALISIS MANFAAT-BIAYA DAN ANALISIS KETEPATAN-BIAYA

Batasan

1.      Bermanfaat untuk membantu pengambilan keputusan

2.      Berlaku jika tersedia dua atau lebih program

3.      Mengutamakan unsur masukan dan unsur keluaran

Teknik

1.      Merumuskan masalah dan tujuan khusus

2.      Menyusun alternatif program penyelesaian masalah

a.       Memanfaatkan pengalaman dari penyelesaian masalah yang serupa.

b.      Memanfaatkan pengetahuan tentang munculnya masalah yang dihadapi (natural history of


the problems).

3.      Menghitung masukan yang dibutuhkan dan keluaran yang dihasilkan dari setiap alternative
program yang telah disusun

a.       Menghitung masukan
b.      Menghitung keluaran

4.      Membandingkan hasil perhitungan setiap alternative program

5.      Menyajikan hasil dan melakukan interpretasi

RENCANA PELAKSANAAN

Batasan

Rencana pelaksana dapat diartikan sebagai suatu uraian rinci dari suatu rencana yang di 
dalamnya terkandung keterangan tentang kegiatan yang harus dilakukan, waktu serta sumber
yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap kegiatan guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan (Alan J. Rowe).

Manfaat

1.      Dapat membantu administrator mengenal berbagai kegiatan yang akan dilakukan sesuai
dengan urutannya.

2.      Dapat membantu administrator mengetahui waktu yang diperlukan untuk melaksanakan


suatu kegiatan dan atau rencana secara keseluruhan.

3.      Dapat membantu administrator mengawasi pelaksanaan rencana, terutama pengawasan


kegiatan, waktu dan sumber.

Proses

1.      Memahami selengkapnya rencana yang akan dilaksanakan

2.      Memahami selengkapnya kemampuan yang dimiliki

3.      Menyusun jaringan kegiatan yang akan dilaksanakan

4.      Menetapkan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan setiapk kegiatan

5.      Menetapkan sumber yang diperlukan untuk melaksanakan setiap kegiatan

HUBUNGAN BIAYA DAN PERCEPATAN WAKTU

                 Biaya

    

                                      Diercepat

                                                               Biasa
                                                                                                     Waktu

BAB V

PERENCANAAN PROGRAM KESEHATAN

PENDAHULUAN

Karena pentingnya kedudukan dan peranan perencanaan, maka telah merupakan kewajiban bagi
semua pihak yang bergerak dalam bidang kesehatan untuk memiliki pengetahuan dan
keterampilanyang cukup tentang perencanaan.

BATASAN

1.      Perencanaan adalah kemampuan untuk memilih satu kemungkinan dari berbagai


kemungkinan yang tersedia dan yang dipandang paling tepat untuk mencapai tujuan (Billy E.
Goetz).
2.      Perencanaan adalah pekerjaan yang menyangkut penyusunan konsep serta kegiatan yang
akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan demi masa depan yang lebih
baik (Le Breton).

Dalam administrasi kesehatan dapat dibedakan 6 perencanaan:

1.      Peramalan (forcasting) adalah suatu upaya menduga apa yang akan terjadi pada masa depan,
yang juga merupakan ciri perencanaan.

2.      Penyelesaian masalah (problem solving) adalah suatu upaya menghilangkan hambatan atau
masalah, yang juga merupakan ciri perencanaan. 

3.      Penyusunan program (programming) adalah suatu upaya menyusun rangkaian kegiatan yang
akan dilaksanakn, yang juga merupakan ciri perencanaan.

4.      Penyusunan rancangan (designing) adalah suatu upaya menghasilkan pedoman (began) kerja,
yang juga merupakan ciri perencanaan. 

5.      Pengkajian kebijakan (policy analysis) adalah suatu upaya untuk menyelesaikan masalah,
yang juga merupakan ciri perencanaan.

6.      Proses pengambilan keputusan (decision making proces) adalah suatu upaya menetapkan
keputusan, yang juga merupakan ciri perencanaan. 

ASPEK PERENCANAAN

1.      Hasil dari pekerjaan perencanaan (outcome of planning) yang dapat berbeda antara satu
pekerjaan perencanaan dengan pekerjaan perencanaan lainnya.

2.      Perangkat perencanaan (mechanic of planning) adalah satuan organisasi yang ditugaskan dan
atau yang bertanggung jawab menyelenggarakan pekerjaan perencanaan.

3.      Proses perencanaan (process of planning) adalah langkah-langkah yang harus dilaksanakan


pada pekerjaan perencanaan.

CIRI-CIRI PERENCANAAN

1.      Bagian dari sistem administrasi

2.      Dilaksanakan secara terus menerus dan berkesinambungan

3.      Berorientasi pada masa depan

4.      Mampu menyelesaikan masalah

5.      Mempunyai tujuan
6.      Bersifat mampu mengelola

MACAM PERENCANAAN

1.      Ditinjau dari jangka waktu berlakunya rencana

a.       Perencanaan jangka panjang (longe-range planning)

b.      Perencanaan jangka menengah (medium-range planning)

c.       Perencanaan jangka pendek (short-range planning)

2.      Ditinjau dari frekwensi penggunaan

a.       Digunakan satu kali (single-use planning)

b.      Digunakan berulang kali (repeat-use planning)

3.      Ditinjau dari tingkatan rencana

a.       Perencanaan induk (master planning)

b.      Perencanaan operasional (operational planning)

c.       Perencanaan harian (day-to-day planning)

4.      Ditinjau dari filosofi perencanaan

a.       Perencanaan memuaskan (satisfying planning)

b.      Perencanaan optimal (optimizing planning)

c.       Perencanaan adaptasi (adaptivizer planning)

5.      Ditinjau dari orientasi waktu

a.       Perencanaan berorientasi masa lalu-kini (past-present planning)

b.      Perencanaan berorientasi masa depan (future-oriented planning)

6.      Ditinjau dari ruang lingkup

a.       Perencanaan strategic (strategic planning)

b.      Perencanaan taktis (tactical planning)

c.       Perencanaan menyeluruh (comprehensive planning)

d.      Perencanaan terpadu (integrated planning)


UNSUR RENCANA

1.      Rumusan misi (mission formulation)

2.      Rumusan masalah (problem statement)

a.       Harus mempunyai tolok ukur

b.      Bersifat netral

3.      Rumusan tujuan umum dan tujuan khusus (goal and objective formulation)

4.      Rumusan kegiatan (activities)

5.      Asumsi perencanaan (planning asumption)

6.      Strategi pendekatan (strategi approach)

7.      Kelompok sasaran (target group)

8.      Waktu (time)

9.      Organisasi dan tenaga pelaksana (organization and staff)

10.  Biaya (cost)

11.  Metoda penilaian dan criteria keberhasilan (method of evaluation and milestone)

MENETAPKAN PRIORITAS MASALAH

1.      Melakukan pengumpulan data

2.      Melakukan pengolahan data

3.      Melakukan penyajian data

4.      Memilih prioritas masalah

MENETAPKAN PRIORITAS JALAN KELUAR

1.      Menyusun alternative jalan keluar

2.      Memilih prioritas jalan keluar

3.      Melakukan uji lapangan

4.      Memperbaiki prioritas jalan keluar

5.      Menyusun uraian rencana prioritas jalan keluar


BAB VI

PENGORGANISASIAN PROGRAM KESEHATAN

PENDAHULUAN

Mengingat pentingnya fungsi pengorganisasian, maka telah merupakan kewajiban bagi semua
pihak yang bergerak dalam administrasi kesehatan untuk memiliki pemahaman yang lengkap
tentang fungsi pengorganisasian.

BATASAN
1.      Pengorganisasiam adalah pengelompokan berbagai kegiatan yang diperlukan untk
melaksanakan suatu rencana sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat
dicapai dengan memuaskan.

2.      Pengorganisasian adalah sejumlah pengaturan personil yang dimiliki untuk memungkinkan


tercapainya suatu tujuan yang telah disepakati dengan jalan mengalokasikan masing-masing
fungsi dan tanggung jawab.

PENGORGANISASIAN SEBAGAI SUATU WADAH

1.      Organisasi adalah persekutuan antara dua orang atau lebih yang bersepakat untuk secara
bersama-sama mencapai tujuan yang dimiliki.

2.      Organisasi adalah suatu sistem yang mengatur kerjasama antara dua orang atau lebih,
sedemikian rupa sehingga segala kegiatan dapat diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.

PRINSIP POKOK ORGANISASI

1.      Mempunyai pendukung

2.      Mempunyai tujuan

3.      Mempunyai kegiatan

4.      Mempunyai bagian tugas

5.      Mempunyai perangkat organisasi

6.      Mempunyai pembagian dan pendeglasian wewenang

7.      Mempunyai kesinambungan kegiatan, kesatuan perintah dan arah

MACAM ORGANISASI

1.      Organisasi lini (line/command organization)

2.      Organisasi staf (staff organization)

PENGORGANISASIAN SEBAGAI SUATU PROSES

1.      Memahami tujuan

2.      Memahami kegiatan

3.      Mengelompokkan kegiatan

a.       Jenis kegiatan
b.      Jumlah kegiatan

4.      Mengubah kelompok kegiatan ke dalam bentuk jabatan

a.       Analisis tugas

b.      Uraian tugas

c.       Penilaian tugas

5.      Melakukan pengelompokan jabatan

6.      Mengubah kelompok jabatan ke dalam bentuk satuan organisasi

a.       Atas dasar kesamaan fungsi dari jabatan

b.      Atas dasar kesamaan proses atau cara kerja dari jabatan

c.       Atas dasar kesamaan hasil (produksi) dari jabatan

d.      Atas dasar kesamaan kelompok masyarakat yang memanfaatkan

e.       Atas dasar kesamaan lokasi jabatan

f.       Kombinasi dari berbagai cara di atas

7.      Membentuk struktur organisasi

PENGEMBANGAN ORGANISASI

Batasan

1.      Pengembangan organisasi adalah perubahan yang terencana dari suatu organisasi tremasuk
sistemnya secara menyeluruh yang diarahkan untuk lebih meningkatkan efektivitas organisasi
secara menyeluruh (Massie).

2.      Pengembangan organisasi adalah suatu pendekatan yang sistematis, terpadu dan terencana
untuk lebih meningkatkan efektifitas suatu organisasi (Koontz et.al).

Faktor yang mempengaruhi

1.   Faktor internal

2.   Faktor eksternal 

Prinsip pokok

1.      Rencana perubahan sedapat mungkin didukung oleh yang berwenang.


2.      Rencana perubahan yang diusahakan seyogyanya dapat menjanjikan terpenuhinya kebutuhan
setiap karyawan.

3.      Upayakan untuk mengikut-sertakan karyawan dalam mengambil keputusan tenatng rencana


perubahan.

Proses

1.      Koontz et al

a.       Mengenal adanya masalah

b.      Mendiagnosis organisasi

c.       Umpan balik

d.      Mengembangkan strategi perubahan

e.       Melakasanakan intervensi perubahan

f.       Melakukan pengkuran dan penelitian hasil

2.      Scanlan et al

a.       Mengembangkan kebutuhan untuk perubahan

b.      Melakukan perubahan

c.       Generalisasi serta pemantapan perubahan

3.      French et al

a.       Perencanaan

b.      Intervensi

c.       Penilaian

Proses yang ditempuh adalah:

1.      Tahap mengenal adanya masalah

2.      Tahap mendiagnosis organisasi

3.      Tahap umpan balik

4.      Tahap pengembangan strategi

5.      Tahap intervensi
6.      Tahap pengukuran dan penilaian

Prinsip pokok

1.      Melakukan pendekatan internal

2.      Melakukan pendekatan eksternal

3.      Melakukan penelitian masyarakat mandiri

4.      Melaksanakan musyawarah

5.      Melaksanakan jalan keluar yang telah ditetapkan

Proses

1.      Memahami tujuan yang ingin dicapai

2.      Memahami kegiatan yang akan dilakukan

3.      Mengelompokkan kegiatan yang akan dilakukan

4.      Menetapkan hirarki kelompok kegiatan yang akan dilakukan

5.      Membentuk struktur organisasi

6.      Menetapkan penanggungjawab dari kelompok kegiatan

7.      Melakukan penilaian berkala untuk penyempurnaan

Manfaat

1.      Dapat dicapainay tujuan dengan memuaskan

2.      Dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja

3.      Dapat menambah gairah kerja

4.      Dapat diciptakan suasana kerja yang menguntungkan

Proses

1.      Perencanaan sumber daya manusia

a.       Melakukan perencanaan untuk kepentingan masa depan (planning for future needs).

b.      Melakukan perencanaan keseimbangan masa depan (planning for future balance).


c.       Melakukan perencanaan rekrutmen dan seleksi karyawan baru dan atau memberhentikan
karyawan yang ada saat ini (planning for recruiting and selecting or for laying off).

d.      Melakukan perencanaan pengembangan (planning for development).

2.      Pencarian calon karyawan

3.      Penyaringan

a.       Mempelajari surat lamaran yang disampaikan (application review).

b.      Melakukan wawancara awal (initial screening interview).

c.       Melakukan tes (testing).

d.      Melakukan penyidikan latar belakang calon (background investigastion).

e.       Melakukan wawancara lanjutan (in-depth interview).           

f.       Melakukan pemeriksaan jasmani (physical examination).

g.      Menawarkan pekerjaan (job offer).

4.      Perkenalan dan orientasi

5.      Pelatihan dan pengembangan

a.       Atas dasar penampilan karyawan (performance appraisal).

b.      Atas dasar hasil analisis terhadap persyaratan yang diperlukan untuk dapat melakukan suatu
pekerjaan (analysis of job requirement)

c.       Atas dasar hasil analisa terhadap keadaan organisasi (organizational analysis)

d.      Atas dasar hasil survai karyawan (survey of personnel)

6.      Penilaian

a.       Penilaian oleh seorang pimpinan

b.      Penilaian oleh sekelompok pimpinan

c.       Penilaian oleh teman sekerja

7.      Promosi, pindah turun pangkat atau pemberhentian, untuk mengatasinya ada beberapa jalan
keluar  yakni:

a.       Mendidik sendiri tenaga yang dibutuhkan


b.      Melakukan pendidikan tambahan

FUNGSI STAF

Secara umum dapat dibedakan menjadi 4 yakni: pimpinan utama (top management), pimpinan
menengah (middle management), pimpinan bawahan (lower management) dan pelaksana
(implementator).

Pengawasan dan

 perencanaan                                                                   
Pelaksanaan

FUNGSI STAF DITINJAU DARI WEWENANG YANG DIMILIKI

              Pimpinan utama        pimpinan menegah      pimpinan bawahan      pelaksana        

BAB VII

PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN

PENDAHULUAN

Seorang administrator ataupun manager perlu menguasai berbagi pengetahuan dan keterampilan:

1.      Pengetahuan dan keterampilan motivasi (motivation)

2.      Pengetahuan dan keterampilan komunikasi (communication)

3.      Pengetahuan dan keterampilan kepemimpinan (leadership)

4.      Pengetahuan dan keterampilan pengarahan (directing)

5.      Pengetahuan dan keterampilan pengawasan (controling)

6.      Pengetahuan dan keterampilan supervise (supervision)

MOTIVASI

Batasan

Motivasi adalah rangsangan dorongan ataupun pembangkit tenaga yang dimiliki seseorang
sehingga orang tersebut memperlihatkan perilaku tertentu.
a.       Diusahakan agar tujuan organisasi yang telah ditetapkan adalah juga menjadi tujuan
perorangan ataupun kelompok masyarakat yang akan melaksanakan kegiatan.

b.      Diusahakan agar perbuatan yang diharapkan untuk dilakukan tersebut adalah sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki seseorang ataupun sekelompok masyarakat.

Kebutuhan manusia pda moyivasi

1.      Kebutuhan primer ialah kebutuhan faali seperti makan, seksual, tidur, istirahat dan lain
sebagainya.

2.      Kebutuhan sekunder ialah kebutuhan yang muncul sebagai hasil terjadinya interaksi antara
seseorang dengan orang lainnya dalam kehidupan bermasyarakat.

Kebutuhan manusia menurut A.H.Maslow:

1.      Kebutuhan pokok faali (physicologycal needs) ialah kebutuhan untuk melangsungkan


kehidupan, seperti makanan, minuman, tidur, istirahat dan seksual.

2.      Kebutuhan keamanan (safety needs) ialah kebutuhan yang ada kaitannya dengan kepastian
untuk hidup yang bebas dari ancaman dan bahaya.

3.      Kebutuhan social (social needs) ialah kebutuhan seseorang sebagai makhluk social, seperti
perkawanan, pengakuan sebagai anggota kelompok, simpati, dicintai dan disayangi.

4.      Kebutuhan dihargai dan dihormati (the esteem needs) ialah kebutuhan akan status,
kehormatan, pengakuan, gengsi, sukses mencapai kedudukan atau status social yang lebih tinggi.

5.      Kebutuhan penampilan diri (self-actualization needs) ialah kebutuhan untuk melakukan


sesuatu sesuai dengan bakatnya, ingin berprakarsa, mengeluarkan idea dan gagasan.

Pendekatan pada motivasi

1.      Pendekatan yang keras (be strong) ialah pendekatan dimana kekuasaan dan wewenang yang
dimiliki dipergunakan dalam melakukan motivasi.

2.      Pendekatan untuk memperbaiki (be good) ialah pendekatan yang dilakukan oleh
administrator untuk memperbaiki karyawan melalui pemenuhan kebutuhan yang dimiliki.

3.      Pendekatan dengan tawar menawar (implicit bergaining) ialah pendekatan yang dilakukan
oleh administrator melalui tawar menawar dengan karyawan tentang kebutuhan yang akan
dipenuhi.

4.      Pendekatan melalui persaingan efektif (effective competition) ialah pendekatan yang


dilakukan oleh administrator dengan memberikan kesempatan timbulnya persaingan yang sehat
antar karyawan untuk mencapai kemajuan.
5.      Pendekatan dengan proses internalisasi (internalization process) ialah pendekatan yang
dilakukan oleh administrator dengan jalan menimbulkan kesadarn pada diri masing-masing
karyawan.

Perangsang pada motivasi

1.      Perangsang positif (positive incentive)

2.      Perangsang negative (negative incentive)

KOMUNIKASI

Batasan

1.      Komunikasi adalah pertukaran pikiran atau keterangan dalam rangka menciptakan rasa
saling mengerti serta saling percaya demi terwujudnya hubungan yang baik antara sesorang
dengan orang lain.

2.      Komunikasi adalah pertukaran fakta, gagasan, opini atau emosi antar dua orang atau lebih.

Unsur komunikasi

1.      Sumber (pengiriman berita atau komunikator)

2.      Pesan (berita)

3.      Media (alat pengirim pesan atau saluran pesan)

a.    Media massa: surat kabar, majalah, film, radio dan televise.

b.   Media antar pribadi: interaksi antara sumber dan sasaran

4.      Sasaran (penerima pesan atau komunikasi)

5.      Umpan balik (feed back)

6.      Akibat (impact)

Proses komunikasi

1.      Model linier

a.       Tersedianya pesan dan orang yang akan menyampaikan pesan

b.      Adanya upaya menterjemahkan pesan ke dalam bentuk yang dapat disampaikan

c.       Adanya media yang akan dipergunakan untuk menyampaikan pesan


d.      Adanya upaya untuk menterjemahkan pesan yang diterima ke dalam bentuk yang mudah
dimengerti

e.       Adanya orang yang akan menerima pesan serta timbulnya pengertian terhadap pesan yang
disampaikan

2.      Model sistem

a.       Menempatkan kedudukan dan peranan sumber sama dengan kedudukan dan peranan sasaran

b.      Fungsi setiap unsur komunikasi, terutama unsure dan sasaran tidaklah hanya tunggal, tetapi
bersifat ganda.

Factor yang mempengaruhi komunikasi

1.      Credibility

2.      Content

3.      Context

4.      Clarity

5.      Continuity and consistency

6.      Channels

7.      Capability of the audience

Penerimaan pesan

1.      Awareness

2.      Interest

3.      Evaluation

4.      Trial

5.      Adoption

Penyebaran pesan

1.      Penyebaran vertical

2.      Penyebarab vertical dan horizontal

3.      Penyebaran lingkaran konsentris


Macam-macam komunikasi

1.      Jika ditinjau dari media yang dipergunakan

a.       Komunikasi visual, seperti surat kabar, majalah, pameran, poster, leaflet.

b.      Komunikasi audio seperti radio, kaset, telepon

c.       Komunikasi audio visual seperti film, televise,  drama, ceramah, sandiwara.

2.      Jika ditinjau dari hubungan sumber daya sasaran

a.       Komunikasi langsung: wawancara, ceramah, dan diskusdi

b.      Komunikasi tidak langsung: surat menyurat, surat kabar, majalah, buku dan poster.

3.      Jika ditinjau dari umpan balik yang diperoleh

a.       Komunikasi dua arah

b.      Komunikasi satu arah

4.      Jika ditinjau dari symbol yang dipergunakan

a.       Komunikasi lisan

b.      Komunikasi tulisan

c.       Komunikasi isyarat

5.      Jika ditinjau dari suasana atau lingkungan berlangsungnya komunikasi

a.       Komunikasi formal

b.      Komunikasi informal  

KEPEMIMPINAN

Batasan

1.      Kepemimpinan adalah perpaduan berbagai perilaku yang dimiliki seseorang sehingga orang
tersebut memiliki kemampuan untk mendorong orang lain bersedia dan dapat menyelesaiakan
tugas-tugas tertentu yang dipercayakan (Ordway Tead).

2.      Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktivitas seseorang atau


sekelompok orang untuk mau berbuat dan mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan
(stogdill).

Unsur-unsur kepemimpinan
1.      Adanya pemimpin

2.      Adanya pengikut

3.      Adanya sifat ataupun perilaku tertentu

4.      Adanya situasi dan kondisi tertentu

Lahirnya pemimpin

1.      Teori orang besar atau teori bakat

Artinya bakat-bakat tertentu yang diperlukan seseorang untuk menjadi pemimpin diperoleh sejak
lahir.

2.       Teori situasi

Dimana seseorang sekalipun bukan nketurunan pemimpin, ternyata dapat pula menjadi
pemimpin yang baik.

3.      Teoti ekologi

Dalam kehidupan sehari-hari yang ditemukan adanya seseorang yang setelah berhasil dibentuk
menjadi pemimpin, ternyata tidak memiliki kepemimpinan yang baik.

Gaya kepemimpinan

1.      Gaya kepemimpinan dictator (dictatorial leadership style)

2.      Gaya kepemimpinan autokrasi (autocratic leadership style)

3.      Gaya kepemimpinan demokratis (democratic leadership style)

4.      Gaya kepemimpinan santai (laissez-faire leadership style)

PENGARAHAN

Batasan

1.      Pengarahan adalah upaya pengambilan keputusan secara berkesinambungan dan terus


menerus yang terwujud dalam bentuk adanya perintah ataupun petunjuk guna dipakai sebagai
pedoman dalam organisasi (Luther Gullick).

2.      Pengarahan adalah upaya mewujudkan keputusan, rencana dan program dalam bentuk
kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Joseph L. Massie).

Manfaat
1.      Para pekerja mendapat informasi yang tepat tentag segala sesuatu yang akan dikerjakannya.

2.      Para pekerja akan terhiondar dari kemungkinan berbuat salah dan dengan demikian tujuan
akan lebih mudah tercapai.

3.      Para pekerja akan selalu berhadapan dengan proses belajar mengajar sehingga pengetahuan,
keterampilan dan kektivitasan akan meningkat.

4.      Para pekerja akan berada dalam suasana yang menguntungkan yakni terciptanya hubungan
pemimpin dan bawahan yang baik.

Syarat

1.      Kesatuan perintah (unity of command)

2.      Informasi yang lengkap (comprehensive information)

3.      Hubungan langsung dengan karyawan (direct relationship)

4.      Suasana informal (informal situation)

Teknik

1.      Teknik konsultasi

2.      Teknik demokratis

3.      Teknik otokratis

4.      Tekinik bebas teratur

Proses

1.      Menyusun perintah ataupun petunjuk

2.      Melaksanakan pelatihan

3.      Melakukan motivasi

4.      Memelihara ketertiban dan kepatuhan

PENGAWASAN
Batasan

1.      Pengawasan ialah melakukan penilaian dan sekaligus koreksi terhadap setiap penampilan
karyawan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam rencana.

2.      Pengawasan ialah suatu proses untuk mengukur penampilan suatu program yang kemudian
dilanjutkan denagn mengarahkannya sedemikian rupa sehingga yang telah ditetapkan dapat
tercapai.

Manfaat

1.      Tujuan yang ditetapkan dapat diharapkan pencapaiannya dan selanjutnya pencapaian


tersebut adalah dalam kualitas dan kuantitas tertinggi yang direncanakan.

2.      Pembiayaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut tidak melebihi apa yang telah
ditetapkan, dan bahkan mungkin dapat ditekan, sehingga efisiensi dapat lebih ditingkatkan.

3.      Pengawasan yang baik, akan dapat memacu karyawan berprestasi dan berkreasi sesuai
dengan kemampuan yang dimilikinya.

Syarat

1.      Pengawasan harus bersifat khas

2.      Pengawasan harsu mampu melaporkan setiap penyimpangan

3.      Pegawasan harus fleksibel dan berorientasi pada masa depan

4.      Pengawasan harus mencerminkan keadaan organisasi

5.      Pengawasan harus mudah dilaksanakan

6.      Hasil pengawasan harus mudah dimengerti

Obyek

1.      Kuantitas (quantity) dan kualitas (quality) program

2.      Biaya (budget) program

3.      Pelaksanaan (implementation) program

4.      Hal-hal yang bersifat khusus

Metoda

1.         Melalui laporan khusus dan hasil analisis yang dilakukan terhadap laporan khusus tersebut.
2.         Melalui data statistic yang dikumpulkan yang menyangkut berbagai aspek kegiatan
organisasi.

3.         Melalui observasi personal yang dilakukan oleh pemimpin

4.         Melalui internal audit

5.         Melalui alat elektronik otomatik

Proses

1.      Merumuskan rencana, tujuan dan standar pengawasan

2.      Mengukur penampilan

3.      Membandingkan hasil dengan standard

4.      Menarik kesimpulan dan melaksanakan tindak lanjut

SUPERVISI

Batasan

Supervise adalah melakukan pengamatan secara langsung dan berkala oleh atasan terhadap
pekerjaan yang dilaksanakan oleh bawahan untuk kemudian apabila ditemukan masalah, segera
diberikan petunjuk atau bantuan yang bersifat langsung guna mengatasinya.

Unsur pokok

1.      Pelaksanaan

2.      Sasaran

3.      Frekuansi

4.      Tujuan

5.      Teknik

Manfaat

1.      Dapat lebih meningkatkan efektivitas kerja

2.      Dapat lebih meningkatkan efisiensi kerja

Prinsip pokok
1.      Tujuan utama supervise ialah untuk lebih meningkatkan penampilan bawahan, bukan
mencari kesalahan.

2.      Sejalan dengan tujuan utama yang ingin dicapai, maka sifat supervise harus edukatif dan
suportif, bukan otoriter.

3.      Supervise harus dilakukan secara teratur dan berkala.

4.      Supervise harus dapat dilaksanakan sedemikian rupa sehingga terjalin kerjasama yang baik
antara atasan dan bawahan.

5.      Strategi dan tata cara supervise yang akan dilakukan harus sesuai dengan kebutuhan masing-
masing bawahan secara individu.

6.      Supervisi harus dilaksanakan secara fleksibel dan selalu disesuaikan dengan perkembangan.

BAB VIII

PENILAIAN PROGRAM KESEHATAN

PENDAHULUAN

1.      Pertanyaan tentang ketepatan program

2.      Pertanyaan tentang pelaksanaan program

3.      Pertanyaan tentang hasil yang dicapai

BATASAN

1.      Penilaian adalah suatu cara belajar yang sistematis dari pengalaman yang dimiliki untuk
meningkatkan pancapaian, pelaksanaan, dan perencanaan suatu program melalui pemilihan
secara seksama berbagai kemungkinan yang tersedia guna penerapan selanjutnya (The World
Health Organization).

2.      Penilaian adalah suatu proses untuk menentukan nilai atau jumlah keberhasilan dari
pelaksanaan suatu program dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan (The American Public
Association).

JENIS
1.      Penilaian pada tahap awal program

Penilaian yang dilakukan di sini adalah pada saat merencanakan suatu program (formative
evaluation).

2.      Penilaian pada tahap pelaksanaan program

Penilaian yang dilakukan di sini ialah pada saat program sedang dilaksanakan (promotive
evaluation).

3.      Penilaian pada tahap akhir program

Penilaian yang dilakukan di sini ialah pada saat program telah selesai dilaksanakan (summayive
evaluation).

RUANG LINGKUP

1.      Deniston

a.       Kelayakan program

b.      Kecukupan program

c.       Efektivitas program

d.      Efisien

2.      George james

a.       Upaya program

b.      Penampilan program

c.       Ketepatan penampilan program

d.      Efisiensi program

3.      Milton R. Roemer

a.       Status kesehatan yang dihasilkan

b.      Kualitas pelayanan yang diselenggarakan

c.       Kuantitas pelayanan yang dihasilkan

d.      Sikap masyarakat terhadap program kesehatan

e.       Sumber daya tersedia


f.       Biaya yang dipergunakan

4.      Blum

a.       Pelaksanaan program

b.      Pemenuhan kriteria yang telah ditetapkan

c.       Efektivitas program

d.      Efisiensi program

e.       Keabsahan hasil yng dicapai oleh program

f.       Sistem yang dipergunakan untk melaksanakan program

Program Kesehatan
RUANG LINGKUP PENILAIAN

Masukan
Proses
Keluaran
Dampak
Penilaian Program Kesehatan
 

LANGKAH

1.      Mac Mahon

a.       Tahap menentukan macam dan ruang lingkup penilaian.


b.      Tahap pemahaman program yang akan dinilai.

c.       Tahap pelaksanaan penilaian dan menarik kesimpulan.

2.      Audie Knutson

a.       Tahap pemahaman program yang akan dinilai.

b.      Tahap mengembangkan rencana penilaian dan melaksanakan penilaian

c.       Tahap menarik kesimpulan

3.      Levey dan Loomba

a.       Tahap menetapkan tujuan penilaian

b.      Tahap melengkapkan tujuan dengan tolok ukur tertentu


tahap  

Anda mungkin juga menyukai