(Fisika) Gelombang N Bunyi Revisi
(Fisika) Gelombang N Bunyi Revisi
Di susun oleh:
Kelompok 5
Oktober 2018
A. DASAR TEORI FISIKA
I. SIFAT BUNYI
Bunyi adalah gelombang mekanik yang dihasilkan oleh sesuatu yang bergetar. Ada dua
karakteristik bunyi yaitu intensitas, yang ditentukan oleh besarnya rapatan dan renggangan
dalam media(perambatan gelombang bunyi dan sebagainya, contohnya: udara). Dan
frekuensi, yang ditentukan oleh seberapa sering rapatan dan renggangan terjadi. Frekuensi
diukur dalam siklus per detik dengan symbol Hz (1 Hz= 1 siklus per detik). Gerakan getaran
objek bisa sangat rumit sehingga menghasilkan pola suara yang juga rumit.
Sifat-sifat suara dalam hal getaran sinusoidal sederhana, sebagai contoh yaitu garpu tala
yang bergetar. Ketika nada murni menyebar melalui udara, variasi tekanan yang disebabkan
oleh rapatan dan renggangan merupakan bentuk sinusoidal.
Jarak terdekat antara titik yang sama pada gelombang bunyi disebut panjang gelombang (λ).
Secara umum, hubungan antara frekuensi, panjang gelombang, dan kecepatan propagasi
(perambatan gelombang bunyi) diberikan persamaan berikut :
V = λf
Tekanan total pada jalur gelombang suara sinusoidal:
P = Pa + Po sin 2πft
Keterangan.
Jumlah energi yang ditransmisikan oleh gelombang suara sinusoidal per satuan waktu
disebut intensitas I, diberikan rumus sebagai berikut:
Keterangan.
ρ = kerapatan medium
v = kecepatan
Ketika sebuah gelombang dari suatu medium memasuki beberapa medium lain,
sebagian gelombang dipantulkan dan sebagian gelombang memasuki medium.
ketika suara yang bergerak di udara tegak lurus terhadap permukaan air, hanya sekitar 0,1%
dari energi suara yang masuk ke air; 99,9% direfleksikan. Fraksi energi suara yang masuk ke
air lebih kecil ketika sudut insidensinya miring. Sehingga air merupakan penghalang yang
efisien untuk bunyi.
b. Interferensi
a)
b)
Telinga biasanya dibagi menjadi tiga bagian utama: telinga luar, telinga tengah, dan
telinga bagian dalam. Tujuan utama dari telinga luar dan tengah adalah untuk menyalurkan
suara ke telinga bagian dalam. Telinga bagian luar terdiri atas daun telinga (Pinna), saluran
telingan luar, dan gendang telinga (Membran Timpani) yang membatasinya dengan telinga
dalam. Saluran telinga orang dewasa rata-rata berdiameter sekitar 0,75 cm dan panjang 2,5
cm, sebuah bentuk yang resonan untuk gelombang suara pada frekuensi sekitar 3000Hz.
Telinga tengah merupakan rongga yang berisi udara dan menjaga tekanan udara tetap
seimbang. Terdiri atas 3 tulang pendengaran utama yaitu Maleus (Martil), Incus (Landasan),
dan Stapes (sanggurdi), tulang – tulang ini saling berhubungan satu sama lain. Rangkaian 3
ini berfungsi untuk mengirimkan getaran yang diterima dari membran timpani pada telinga
luar menuju ke Jendela Oval Telinga Dalam.
Konversi gelombang suara ke impuls saraf terjadi di koklea, yang terletak di telinga
bagian dalam. Di dalam koklea ada tiga saluran paralel, diisi dengan cairan, aluran vestibular
dan timpani bergabung di puncak koklea oleh pembukaan sempit yang disebut helicotrema.
Gambar: An uncoiled view of the cochlea.
a. Kinerja Telinga
Dalam banyak kasus, pola gelombang suara yang dihasilkan oleh instrumen dan suara
sangat kompleks. Setiap suara memiliki ciri khas tersendiri. pola gelombang kompleks dapat
dikonstruksi dengan menambahkan jumlah gelombang sinusoid yang mencukupi pada
frekuensi dan amplitudo yang tepat. Oleh karena itu, jika kita mengetahui respon telinga
terhadap gelombang sinusoidal yang terlalu banyak, kita dapat mengevaluasi respon telinga
terhadap pola gelombang dari setiap kerumitan.
Telinga manusia mampu mendeteksi suara pada frekuensi antara sekitar 20 dan 20.000
Hz. Namun, dalam rentang frekuensi ini, respons telinga tidak seragam. Contohnya, telinga
paling sensitif terhadap frekuensi antara 200 dan 4000 Hz, dan telinga dianggap paling peka
terhadap frekuensi yang lebih tinggi dan lebih rendah. Ada variasi yang luas dalam respon
frekuensi setiap individu. Beberapa orang tidak dapat mendengar suara di atas 8000Hz,
sedangkan beberapa orang dapat mendengar suara di atas 20.000 Hz. Selanjutnya,
pendengaran sebagian besar orang memburuk seiring bertambahnya usia.
Gambar: Bentuk gelombang suara dari alat musik yang berbeda terdengar nada yang sama.
Pitch (nada) berhubungan dengan frekuensi suara. Pitch meningkat dengan frekuensi. Jadi,
frekuensi C tengah adalah 256Hz, dan frekuensi A di atas adalah 440Hz. Namun demikian,
tidak ada hubungan matematis yang sederhana antara pitch dan frekuensi.
Pada 3000Hz, intensitas terendah yang dapat dideteksi oleh telinga manusia adalah
sekitar 10−16 W / cm2. Suara yang paling keras ditolerir memiliki intensitas sekitar 10−4 W /
cm2. Kedua rentang intensitas ekstrim ini disebut ambang pendengaran dan ambang rasa
sakit.
Pada skala ini, intensitas suara diukur relatif terhadap tingkat referensi 10−16 W / cm2 (yang
kira-kira merupakan intensitas suara terendah yang dapat didengar).
Contoh, intensitas logaritmik gelombang suara dengan kekuatan 10−12 W / cm2 adalah
II. KELELAWAR DAN GEMA
Organ pendengaran manusia sangat berkembang; namun, ada binatang yang bisa
mendengar lebih baik dari kita. Hewan ini adalah kelelawar. Mereka memancarkan
gelombang suara frekuensi tinggi dan mendeteksi suara yang dipantulkan (Gema) dari
benda-benda di sekitarnya. Indera pendengaran mereka begitu tajam sehingga mereka
dapat memperoleh informasi dari gema yang memantul dari benda disekitarnya dimana
dalam banyak hal sama detailnya dengan informasi yang bisa kita peroleh dengan indra
penglihatan kita. Banyak spesies yang berbeda dari kelelawar,spesies-spesies tersebut
memanfaatkan gema dengan berbagai cara. Semisal Keluarga Vespertilionidae, kelelawar ini
memancarkan decitan pendek saat mereka terbang. Decitan terakhir yang dikeluarkan
sekitar 3 × 10−3 detik (3 msec) dengan interval waktu antara decitan sekitar 70 msec. Setiap
decitan dimulai pada frekuensi sekitar 100 × 103 Hz dan turun hingga sekitar 30 × 103 Hz
pada akhirnya. Dengan jarak antara decitan 70 msec, sebuah gema dari sebuah objek sejauh
11.5m dapat dideteksi sebelum decitan berikutnya. Saat kelelawar datang lebih dekat ke
objek (seperti hambatan atau serangga), baik durasi maupun jarak antara decitan
berkurang, memungkinkan kelelawar untuk melokalisasi objek lebih akurat. Dalam
pendekatan terakhir ke objek, durasi decitan hanya sekitar 0,3 msec, dan jarak antara
keduanya sekitar 5 msec. Percobaan telah menunjukkan bahwa kelelawar dapat
mengetahui lokasi gema sehingga terhindar dari hambatan kawat dengan diameter sekitar
0,1 mm, tetapi mereka gagal untuk menghindari kabel yang lebih halus. Ini sesuai dengan
diskusi kita tentang difraksi gelombang. Hewan lain, seperti lumba-lumba, paus, dan
beberapa burung, juga menggunakan gema dari benda, tetapi mereka tidak dapat
mendeteksi beberapa objek begitu juga dengan kelelawar.
2. Dala, teori difraksi, diskusikan batasan ukuran objek yang dapat dideteksi oleh
kelelawar dengan gema yang dikeluarkan?
Jawab:
Sebenarnya kelelawar bisa mengidentifikasi objek dari ukuran yang besar sampai
kecil sekalipun,hal tersebut dikarenakan sistem pendengaran dan pemetaan
gelombang oleh otak yang angat kompleks,namun daya identifikasi objek oleh
kelelawar dipengaruhi oleh efek Doppler dimana ketika sumber bunyi(kelelawar) dan
penerima suara(objek) keduanya bergerak maka akan terjadi perbedaan frekuensi
dari saat pemancaran dan saat frekuensi tersebut diterima kembali.Sehingga
adakalanya kelelawar tidak bisa memperkirakan posisi dan ukuran objek tersebut.
3. Kira-kira sekeras apa suara yang ditimbulkan dari lalu lintas yang ramai dibanding
radio di dalam rumah?
Jawab:
Berdasarkan tabel 12.1 lalu lintas jalan yang ramai memiliki level suara 70 dB
sedangkan radio di dalam rumah memiliki level suara 40 dB, sehingga lalu lintas jalan
yang ramai terdengar tiga kali lebih keras daripada radio di dalam rumah.