Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Pertanian Tropik ISSN Online No : 2356-4725

Vol.2, No.2. Agustus 2015. (22) : 178- 186

FITOREMEDIASI LAHAN TERCEMAR DI KAWASAN INDUSTRI MEDAN


DENGAN TANAMAN HIAS

Phytoremediation of Contaminated Land at Medan Industrial Area


by Ornamental Plants

Lamria Sidauruk1* dan Patricius Sipayung2


1
Dosen Kopertis Wilayah I DPK Fakultas Pertanian UMI, Medan -20112
2
Dosen Fakultas Pertanian UNIKA St. Thomas, Medan dan Praktisi Lingkungan
*Corresponding author : lamriasidauruk@yahoo.com

ABSTRACT

The development of industrial area in Medan City, North Sumatera impact for the increasing
soil polluted by heavy metal at the area. Phytoremediation is an emerging technology for
cleaning up contaminated sites, which is inovatif, cost effective, safety and has aesthetic
advantages and long term applicability. The important aspect to be noted was the plant
should not be used for consumption crops. The goal of our research was to develop the
phytoremediation technology by testing different ornamental plant planting under different
concentration contaminated soil. So that the plant can use as a phytoremediator agent to
recover the land condition at Medan Industrial Area. The experiments included eight
ornamental crops such as: Sanseviera trifasciata, Dracaena fragrans, Diffenbachia sp.,
Phylodendron hederaceam, Agave sp.Codiatum variegatum, :Anthurium crystallium and
Chrysalidocarpus lutescens The parameters are biomass production and heavy metal uptake
by plant. The result showed that the greatest increase in biomass production contained in
Diffenbachia sp. followed by Codiatum variegatum, Chrysalidocarpus lutescens, Sanseviera
trifasciata and Dracaena fragrans respectively. Uptake heavy metal is higher at Codiatum
variegatum (291 mg/kg) followed by Diffenbachia sp. (246 mg/kg), Chrysalidocarpus
lutescens (185 mg/kg), Sanseviera trifasciata (162 mg/kg) and Dracaena fragrans (102
mg/kg).
Keyword : phytoremediation, ornamental plant

ABSTRAK

Pengembangan kawasan industri di Kota Medan, Sumatera Utara berdampak kepada


meningkatnya pencemaran tanah oleh logam berat di kawasan tersebut. Fitoremediasi
adalah sebuah teknologi yang inovatif, efektif dari aspek biaya, aman dan secara estetika
dapat diterapkan untuk jangka panjang. Aspek penting yang perlu dicatat adalah tanaman
tidak boleh digunakan untuk tanaman konsumsi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengembangkan teknologi fitoremediasi dengan menguji beberapa tanaman hias yang
berbeda yang ditanam pada tanah dengan tingkat kontaminasi yang berbeda. Penelitian ini
menguji delapan jenis tanaman hias yaitu: Sanseviera trifasciata, Dracaena fragrans,
Diffenbachia sp, Phylodendron hederaceam, Agave sp.Codiatum variegatum, Anthurium
crystallium dan Chrysalidocarpus lutescens . Parameter yang diamati adalah produksi
biomassa dan penyerapan logam berat oleh tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
peningkatan produksi biomassa terbesar terdapat pada tanaman Diffenbachia sp. diikuti
oleh Codiatum variegatum, Chrysalidocarpus lutescens, Sanseviera trifasciata dan
Dracaena fragrans . Serapan logam berat paling tinggi terdapat pada tanaman Codiatum
variegatum (291 mg / kg) diikuti oleh Diffenbachia sp. (246 mg / kg), Chrysalidocarpus

178
lutescens (185 mg / kg), Sanseviera trifasciata (162 mg / kg) dan Dracaena fragrans
(102mg/kg).
Kata kunci : Fitoremediasi, tanaman hias

PENDAHULUAN terlalu mahal teknologi remediasinya.


(Salt et al. 1998).
Fitoremediasi adalah penggunaan Fitoremediasi dianggap teknologi
tanaman untuk mengekstrak, yang inovatif, ekonomis, dan relatif aman
mengakulumasi dan / atau detoksifikasi terhadap lingkungan sehingga merupakan
polutan dan merupakan teknik baru dan solusi untuk remediasi beberapa daerah
kuat untuk membersihkan lingkungan. yang tercemar logam berat. Fitoremediasi
Tumbuhan adalah agensia ideal untuk adalah istilah umum yang digunakan untuk
perbaikan tanah dan air, karena sifat menggambarkan berbagai mekanisme
genetik tanaman yang unik baik dari aspek yang pada tanaman hidup untuk mengubah
biokimia maupun fisiologisnya. (Abdul R. komposisi kimia dari matriks tanah
MEMON, Aylin Anastassiia VERTII, tercemar di mana mereka tumbuh. Pada
2001). dasarnya, ini adalah penggunaan tanaman
Banyak kemajuan penelitian pada hijau untuk pembersihan tanah yang
beberapa dekade terakhir untuk terkontaminasi, sedimen, atau air.
mengembangkan tumbuhan yang dapat Keuntungan teknik ini adalah jelas bahwa
dimanfaatkan dalam remediasi termasuk biaya lebih murah bila dibandingkan
melalui rekayasa genetika (Abdul R. dengan teknik in situ atau ex situ lainnya.
MEMON, Aylin Anastassiia VERTII, Tanaman dapat dengan mudah dimonitor
2001). Berbagai hasil penelitian telah untuk memastikan pertumbuhan, logam
membuktikan bahwa banyak spesies berharga dapat direklamasi dan dipakai
tumbuhan yang berasal dari daerah tropis ulang melalui fitoremediasi (Raskin &
berhasil dalam remediasi polutan Ensley, 2000).
(khususnya logam berat) pada tanah Keuntungan utama dari aplikasi
ataupun perairan yang tercemar, bahkan teknik fitoremediasi dibandingkan dengan
beberapa diantaranya adalah sistem remediasi lainnya adalah
hiperakumulator. Species tersebut kemampuannya untuk menghasilkan
diantaranya Thlaspi calaminare untuk buangan sekunder yang lebih rendah sifat
seng (Zn), T. caerulescens untuk kadmium toksiknya, lebih bersahabat dengan
(Cd),Aeolanthus biformifolius untuk lingkungan serta lebih ekonomis.
tembaga (Cu), Phylanthus serpentinus Kelemahan fitoremedisi adalah dari segi
untuk nikel (Ni), Haumaniastrum robertii waktu yang dibutuhkan lebih lama dan
untukkobalt (Co) Astragalus racemosus juga terdapat kemungkinan masuknya
untuk selesium (Se), dan Alyxia kontaminan ke dalam rantai makanan
rubricaulis untuk mangan (Mn) (Li, et. al., melalui konsumsi hewan dari tanaman
2000 dalam Titi et el. 2005). tersebut ( Sodiq Pratomo, Sumarno dan
Kebanyakan teknologi saat ini Ahkam Subroto, 2004).
tidak dapat selektif menghilangkan logam Fitoremediasi juga menawarkan
berat, banyak daerah terkontaminasi remediasi permanen pada lokasi atau
dapat diremediasi hanya dengan daerah tercemar. Namun fitoremediasi
menggunakan tenaga kerja-intensif dan tetap saja mempunyai kekurangan karena
mahal melalui penggalian dan pengisian sangat tergantung pada kedalaman akar
tanah tercemar (landfilling). Banyak dan toleransi tanaman terhadap
daerah di seluruh dunia tetap tercemar kontaminan. Disamping itu polutan dapat
tanpa perbaikan yang terlihat hanya karena masuk ke rantai makanan melalui
tumbuhan hyperakumulator yang

179
dikonsumsi oleh binatang sehingga perlu Fitoremediasi terdiri dari lima
menjadi perhatian bagi lingkungan hidup proses utama, yang ditunjukkan pada
sebagai hewan herbivora dapat menumpuk Tabel dibawah ini. Tulisan ini
mengotori partikel di jaringan mereka memfokuskan studi tentang
yang pada gilirannya dapat mempengaruhi phytoremediation terutama
keseluruhan jaringan makanan. phytoextraction logam berat pada tanah
dengan menggunakan teknik in-situ.
Tabel 1. Proses dan Mekanisme Fitoremediasi Polutan
Proses Mekanisme Kontaminan
Phytostabilisasi Tanaman menstabilkan polutan dalam Anorganik
tanah, sehingga membuat mereka tidak
berbahaya
Phytoekstraksi Hyperaccumulasi logam berat pada Anorganik
biomas tanaman tinggi, logam-
mengumpulkan tanaman mengumpulkan
logam dalam jaringannya khususnya pada
bagian tajuk tanaman yang diserap dari
dalam tanah yang dipanen dengan
metode pertanian konvensional
Phytofiltrasi atau Akar tanaman tumbuh di Organik dan
rhizofiltrasi air yg bercampur dgn endapan anorganik
berkonsentrasi logam beracun yang
tercemar limbah

Phytovolatilisasi Tumbuhan menyerap logam (misalnya, Organik dan


Hg dan Se) dari tanah dan menguapkan anorganik
logam tersebut melalui dedaunan
Phytotransformasi Tumbuhan mendegradasi/ merubah Organik
bentuk/valensi dari polutan sehingga tidak
berbahaya atau memanfaatkannya sebagai
unsuh hara.

POTENSI TUMBUHAN UNTUK tinggi dibanding tanaman lainnya, (ii)


FITOREMEDIASI Tumbuhan dapat mentoleransi unsur
dalam tingkat yang tinggi pada jaringan
Seperti telah diuraikan diatas, akar dan tajuknya, dan (iii) Tumbuhan
berbagai jenis tumbuhan yang tumbuh di memiliki laju translokasi logam berat dari
daerah tercemar mengindikasikan akar ke tajuk yang tinggi sehingga
tumbuhan tersebut mempunyai sifat akumulasinya pada tajuk lebih tinggi dari
toleran. Sifat hipertoleran terhadap logam pada akar (Brown et al, 1995).
berat adalah kunci karakteristik yang Hasil penelitian Titi, dkk. (2005)
mengindikasikan sifat hiperakumulator tentang inventarisasi tumbuhan potensial
suatu tumbuhan. Suatu tumbuhan dapat untuk fitoremediasi lahan dan air tercemar
disebut hiperakumulator apabila memiliki limbah logam berat dari tambang emas
karakter-karakter sebagai berikut: (i) menunjukkan bahwa beberapa tumbuhan
Tumbuhan memiliki tingkat laju memiliki potensi untuk menyerap logam
penyerapan unsur dari tanah yang lebih berat maupun sianida (lihat tabel 2 ).

180
Tabel 2. Kandungan Sianida dan timbal pada tumbuhan yang tumbuh di sekitar tailing dan
PT Antam Pongkor Bogor
Jenis Tumbuhan Famili Kandungan (ppm)
Sianid Pb
Sonchus anensis Asteraceae 3.09 3.46
Mikania cordata Asteraceae 3.99 11.65
Limnochoris flava Butomaceae 9.59 n.a
Ipomoea sp. Convolvulceae 35.7 7.30
Fimbristylis miliaceae Cyperaceae 1.54 4.93
Cyperus compaqtus Cyperaceae 2.91 1.79
Cynodon dactylon Cyperaceae 1.05 0.63
Echinocloa colona Poaceae 6.13 2.00
Calopogonium mucoides Poaceae 3.35 6.16
Eleusine indica Poaceae 1.18 4.67
Ishaemum timorense Poaceae n.a 0.63
Azola Salvinaceae 4.62 n.a
Scoparia dulcis Scropulariaceae 4.72 6.13

Keterangan : n.a. tidak dilakukan analisa terhadap jaringan tumbuhan Sampel diambil dari
perairan sekitar tailing

Tabel tersebut menunjukkan bahwa dijumpai pada tanaman famili Brasicaceae


Ipomoea sp mampu menyerap sianida yaitu Thalspi caerulescens, T. Praecox,
cukup tinggi yang berarti cukup potensial dan Arabidopsis halleri dan dari famili
dikembangkan untuk fitoremediasi Crassulaceae yaitu Sedum afredii.
sianida. Sementara itu Mikania cordata Sedangkan tumbuhan hiperakumulasi
(Burm.f.) mampu menyerap timbal (Pb). terhadap Arsenic dijumpai pada famili
Hal ini menunjukkan bahwa ke dua Pteridaceae. Ma et. al. In Jose, et.al
tumbuhan tersebut mempunyai toleransi (2009) melaporkan bahwa tumbuhan
yang tinggi terhadap lingkungan marginal Pteris vittata merupakan hiperakumulator
di lahan penimbunan lumpur tailing terhadap arsenic (lebih dari 1000 mg As
sehingga diduga tumbuhan ini potensial per kg berat kering tunas). Hasil penelitian
sebagai fitoremediator terutama pada Reginawanti, dkk. (2004) menunjukkan
sianida dan Pb. ada korelasi nyata antara peningkatan
Tanaman dari famili Brassicaceae akumulasi Pb dan Cadmium pada buah
dikenal memiliki banyak jenis tumbuhan tomat dengan peningkatan pemberian
hiperakumulator, terutama dari genus dosis lumpur yang mengandung logam
Brassica yang dapat mengakumulasi berat tersebut.
logam Cd atau logam toksik lainnya dalam Tanaman telah mengembangkan
konsentrasi tinggi. Hasil penelitian Rina tiga strategi dasar untuk tumbuh di tanah
(2009) menunjukkan bahwa Akumulasi yang terkontaminasi oleh logam yaitu :
kadmium pada tanaman meningkat seiring (Baker and Walker, 1990 dalam Abdul,
dengan penambahan kadmium. Tanaman et.al. 2001).
yang diberi perlakuan 1 ppm dapat 1. Metal excluders: Tanaman ini secara
mengakumulasikan kadmium tertinggi efektif mencegah logam berat memasuki
sebanyak 1,213 ppm dan terendah pada area bagian atas tanaman, namun
perlakuan 0,25 ppm yaitu 0,318 ppm. konsentrasi logam di sekitar area
Demikian juga halnya hasil penelitian perakaran masih tinggi demikian juga di
Nathalie, et al. (2009) yang menunjukkan akar.
bahwa hiperakumulasi cadmium banyak

182
2. Metal indicators : Tanaman ini dan tahap kedua menguji kemampuan
mengakumulasi logam pada jaringan beberapa jenis tanaman hias tumbuh dan
bagian atas tanaman dan kadar logam beradaptasi terhadap konsentrasi polutan
dalam jaringan tanaman ini umumnya yang berbeda pada media tanam.
mencerminkan. kadar logam di dalam Penelitian dilaksanakan dengan
tanah. menggunakan pot tanaman di rumah kaca.
3. Akumulator : tanaman Penelitian dirancang dengan Rancangan
hiperakumulator dapat menimbun acak kelompok faktorial 2 (dua) faktor.
konsentrasi logam yang tinggi dalam Faktor pertama (I) adalah perbandingan
jaringan tanamannya bahkan melebihi kompos dengan tanah terkontaminasi
konsentrasi didalam tanah. Tanaman yang terdiri dari 6 taraf :
mengandung lebih dari 0.1% unsur Ni, P1: Tanpa pencemaran
Co, Cu, Cr atau Pb atau 1% unsur Zn P2: 20% tanah terkontaminasi
pada daun atau per berat kering biomassa P3: 40% tanah terkontaminasi
terlepas dari konsentrasi logam dalam P4: 60% tanah terkontaminasi
tanah disebut sebagai tanaman P5: 80% tanah terkontaminasi
hiperakumulator. Faktor kedua (II) adalah jenis tanaman
Tanaman bunga matahari (Tithonia hias:
diversifolia dan Helianthus annus) juga T1: Sanseviera trifasciata.
merupakan tanaman yang efektif untuk T2: Dracaena fragrans.
remediasi logam Pb dan Zn. Hasil T3: Diffenbachia sp.
penelitian Johnson Kayode Adesodun & T4: Phylodendron hederaceam
Mutiau O. Atayese & T. A. Agbaje & T5 : Agave sp.
Bose A. Osadiaye & O. F. Mafe & T6 :Codiatum variegatum
Adeniyi A. Soretire (2009) menunjukkan T7 :Anthurium crystallium
bahwa konsentrasi logam berat Pb dan Zn T8 :Chrysalidocarpus lutescens
berkurang di dalam tanah sejalan dengan Sehingga diperoleh 40 kombinasi
meningkatnya umur tanaman. perlakuan

BAHAN DAN METODE HASIL PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan dalam 2 1. Analisa awal


tahap yaitu tahap pertama analisis Hasil analisa tanah dari daerah
konsentrasi kandungan polutan yang kawasan industri medan yang merupakan
terdapat pada beberapa sampel lahan di sampel penelitian disajikan pada tabel 1.
sekitar Kawasan Industri Medan (KIM)

Tabel 1. Hasil analisa logam berat dari tanah kawasan industri medan
Daerah Sampel Cadmium (Cd) mg/l Plumbum (Pb) mg/l Arsen (Ar) mg/l
I 0.38 0.54 0.16
II 0.47 0.98 0.24
III 0.35 0.61 0.18

Tabel 1 menunjukkan bahwa potensi pencemaran tanah masih relatif


kandungan logam berat pada ketiga tinggi.
sampel yang diamati diatas ambang
toleransi. Hal ini disebabkan daerah
pengambilan sampel masih dalam radius
500 meter dari kawasan industry sehingga

183
2. Pertambahan Biomassa
Tanaman

Hasil pengamatan terhadap bulan pengamatan tanaman hias yang diuji


pertambahan biomassa tanaman selama 3 disajikan pada gambar 1.

Gambar 1. Perbandingan biomassa tanaman pada kadar polutan yang berbeda

Gambar 1 menunjukkan ada 3 jenis 3.Serapan Logam Berat pada Tanaman


tanaman dengan pertambahan biomassa
paling besar yaitu Diffenbachia sp. Hasil pengamatan terhadap serapan
Codiatum sp dan Chrysalidocarpus logam berat oleh tanaman selama 3 bulan
lutescens. Hal ini menunjukkan ketiga pengamatan tanaman hias yang diuji
jenis tanaman hias tersebut mempunyai disajikan pada tabel 2.
toleransi yang relative tinggi terhadap
tanah yang tercemar logam berat.

Tabel 2. Kandungan logam berat pada tanaman selama 3 bulan


Perlakuan Kandungan logam berat (mg/kg)
Sanseviera sp. 162 mg/kg
Dracaena sp. 102 mg/kg
Diffenbachia sp. 246 mg/kg
Phylodendron sp. 81 mg/kg
Agave sp. 68 mg/kg
Codiatum sp. 291 mg/kg
Anthurium sp. 72 mg/kg
Chrysalidocarpus lutescens 185 mg/kg

Tabel 2 menunjukkan kemampuan disebabkan karena kemampuan


tanaman hias sebagai akumulator logam beradaptasi terhadap lingkungan tercemar
berat pada jaringan tanaman. relative lebih baik dibandingkan dengan
Hyperakumulatyor terbaik adalah jenis tanaman hias lainnya. Perbandingan
Codiatum sp., Diffenbachia, sp dan serapan logam berat pada masing-masing
chrysalidocarpus lutescens. Hal ini

185
tanaman hias disajikan pada gambar Charlene, 2005. Pencemaran logam berat
berikut ini. timbal (Pb) dan Cadmium (Cd)
pada Sayur-sayuran. Makalah
SIMPULAN pada PS. PSL.
Johnson Kayode Adesodun & Mutiau O.
Biomassa tanaman tertinggi diperoleh Atayese & T. A. Agbaje & Bose A.
pada Diffenbachia sp. diikuti oleh Osadiaye & O. F. Mafe & Adeniyi
Codiatum variegatum, Chrysalidocarpus A. Soretire, 2009.
lutescens, Sanseviera trifasciata dan Phytoremediation Potentials of
Dracaena fragrans. Serapan logam berat Sunflowers (Tithonia diversifolia
terbesar diperoleh pada Codiatum and Helianthus annuus) for Metals
variegatum (291 mg/kg) diikuti oleh in Soils Contaminated with Zinc
Diffenbachia sp. (246 mg/kg), and Lead Nitrates. Water Air Soil
Chrysalidocarpus lutescens (185 mg/kg), Pollut. DOI 10.1007/s11270-009-
Sanseviera trifasciata (162 mg/kg) dan 0128-3
Dracaena fragrans (102 mg/kg). Jose R. Peralta-Videa, Martha Laura
Diffenbachia sp. , Codiatum variegatum Lopez, Mahesh Narayan, Geoffrey
dan Chrysalidocarpus lutescens adalah Saupe and Jorge Gardea-
tanaman hias potensial sebagai Torresdey, 2009. The
hyperakumulator untuk logam berat di Biochemistry of environmental
kawasan industry heavy metal uptake by plants :
Implications for the food chain.
The International Journal of
DAFTAR PUSTAKA Biochemistry & Cell Biology 41.
p. 1665-1677.
Abdul R. MEMON, DiÛdem Nathalie Verbruggen, Christian Hermans
AKTOPRAKLIGÜL, Aylin and Henk Schat, 2009. Mechanism
.ZDEMÜR, Anastassiia VERTII, to cope with Arsenic or Cadmium
2001. Heavy metal accumulation excess in plants. Current Opinion
and detoxification mechanism in in Plant Biology, 12 p. 364-372.
plants. Turk Journal of. Bot. 25. p Prasad, M.N, and Helena Maria de
11-121. Oliveira Freitas, 2003. Metal in
Arif Sumantri, Nanny Harmani, Bambang plants - Biodiversity prospecting
Wibisono, 2008. Studi pengelolaan for phytoremediation technology
Lingkungan berkelanjutan di Electronic Journal of
Wilayah Pengendapan Pasir Sisa Biotechnology ISSN: 0717-3458
Tambang. Study on Vol.6 No.3, Issue of December 15,
Environmental Management 2003. by Pontificia Universidad
Sustainability in the Deposition Católica de Valparaíso – Chile.
Area. Jurnal Ekologi Kesehatan Reginawanti Hindersah, A. Marthin Kalay
Vol. 7 No. 2, Agustus 2008. Hal. dan Barti Setiani Muntalif, 2004.
758 - 768 Akululasi Pb dan Cd pada buah
Brown S.L., R.L.Chaney, J.S.Angle and tomat yang ditanam di tanah
A.J.M. Baker. 1995. Zink and mengandung Lumpur kering dari
Cadmium uptake by instalasi pengilahan air limbah
hyperaccumulator Thlaspi domestic. Makalah seminar
caerulescens grown in nutrient PATPI.
solution. Soil science Society of Rina, 2009. Pengaruh kadmium terhadap
America Journa 59:125-133. pertumbuhan pakcoy (Brassica

186
rapa). Skripsi. Sekolah Ilmu dan Sun Yatsen (Zhongshan)
Teknologi Hayati ITB. University, Guangzhou 510500,
Rufus L. Chaney¹*, Minnie Malik², Yin M. China 1South China Institute of
Li¹, Sally L. Brown¹, Eric P. Botany, Chinese Academy of
Brewer², J. Scott Angle² and Alan Sciences, Guangzhou 510650,
J.M. Baker³, 200 , China
Phytoremediation of Soil Metals.
¹ Environmental Chemistry Lab, US
Department of Agriculture-
Agricultural Research Service,
Bldg.
² Dept. Natural Resources and
Landscape Architecture, University
of Maryland, College Park,.
³ Dept. Animal and Plant Sciences,
University of Sheffield, Sheffield,
S1O 2UO, United Kingdom.
Salt, D.E., Smith, R.D., Raskin, I., (1998):
Phytoremediation. Annu. Rev.
Plant Physiol. Plant Mol. Biol. 49;
643-668.
Sodiq Pratomo, Sumarno & M. Ahkam
Subroto ,2004. Fitoremediasi Zn
(Seng) Menggunakan Tanaman
Normal dan Transgenik Solanum
nigrum L.
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL
REKAYASA KIMIA DAN
PROSES 2004 ISSN : 1411 –
4216.
Titi Juhaeti, fauzia Syarif dan Nuril
Hidayati, 2005. Inventarisasi
tumbuhan potensial untuk
fitoremediasi lahan dan air
terdegradasi penambangan emas.
Biodivesitas vol. 6 No. 1. hal. 31-
33.
Vanessa Nessner Kavamura and Elisa
Esposito, 2009. Biotechnological
strategies applied to the
decontamination of soil polluted
with heavy metals. Biotechnology
advances 28.
p. 61 – 69.
Wensheng Shu and Hanping Xia, 200 ,
Integrated Vetiver Technique for
Remediation of Heavy Metal
Contamination: Potential and
Practice. 2School of Life Science,

187
188

Anda mungkin juga menyukai