Anda di halaman 1dari 5

NAMA : YUSTUS

NIM : 1020186235

TUGAS : SPPAK

ANALISIS MODEL PENGEMBAGAN DAN ORGANISASI KURIKULUM 2006


(KTSP) DAN KURIKULUM 2013 (K13)

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Seorang dosen dan juga penulis buku asli Indonesia (Drs. Zaenal Arifin M.Pd)
pernah berkata “Jika ingin membangun suatu bangsa, maka bangunlah yang pertama
sistem pendidikannya. Jika ingin membangun sistem pendidikannya maka bangunlah
yang pertama sistem kurikulumnya”.

“Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi

dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar (UU Nomor 20 Tahun 2003), dan

Menurut Peter F. Oliva (Wina Sanjaya:2008) kurikulum merupakan suatu

perencanaan atau program pengalaman siswa yang diarahkan sekolah.” 1

Jika zaman berkembang, maka kurikulum juga harus berkembang.


Perkembangan Kurikulum di Indonesia sudah melalui banyak fase, sebelum Indonesia
merdeka, kurikulum sudah ada. Sejak tahun 1945 hingga sekarang, perkembangan
kurikulum sudah mengalami beberapa kali perubahan, antara lain mulai dari kurikulum
tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006 hingga kurikulum 2013
yang berlaku sampai saat ini.2
Pemerintah sesungguhnya dalam tujuan mengapa kurikulum harus diubah atau
dibaharui, selain yang dirumuskan dalam UU SISDIKNAS nomor 20 tahun 2003,3
pemerintah menghendaki kurikulum kita setara dengan kurikulum negara tetangga

1
Wina Sanjaya ”Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktek Pengembangan KTSP, (Jakarta :KENCANA,
2008) Hal- 8
2
Lismina “Pengembangan Kurikulum” (Ponorogo :UWAIS Inspirasi Indonesia, 2017) : Hal-115-116
3
https://id.wikipedia.org/wiki/Tujuan_pendidikan Diakses Pada Tanggal 20/03/2020
atau negara maju lainnya. Selain dari pada itu, pemerintah juga tentunya
mempertimbangkan bahwasanya dengan adanya pembaruan kurikulum diharapkan
mampu menjawab tuntutan perkembangan zaman atau setidak-tidaknya para siswa
atau alumnus dapat memiliki kompeten dan memiliki pekerjaan jika kelak tidak mampu
meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN ORGANISASI KURIKULUM


Pengembangan kurikulum diartikan sebagai penyusunan, pelaksanaan,
penilaian, dan penyempurnaan (Winarno Surahmad) 4 dengan menggunakan empat
pendekatan aliran pendidikan dalam pengembangannya, yaitu aliran pendidikan subjek
akademis, humanistik, rekonstruksi sosial, dan pendekatan aliran pendidikan
kompeten.5
Model pengembangan kurikulum merupakan suatu alternatif atau prosedur
dalam rangka mendesain, menerapkan dan mengevaluasi suatu kurikulum. Oleh karena
itu, model pengembnagan kurikulum harus menggambarkan suatu proses dan sistem
perencanaan pembelajaran yang dapat memenuhi berbagai kebutuhan dan standar
keberhasilan pendidikan.6
Terdapat beberapa model pengembangan kurikulum yang dikutip dari materi
pertemuan kelas sebagai berikut:

“Pada buku Oliva dan Gordon bependapat tiga macam model yakni Tyler,

Taba dan Oliva, sedangkan Zais menguraikan 8 macam model kurikulum, yakni

administratif, grass roots, demonstrasi, Beauchamp, Taba, Rogers, Systematic

action research model, dan Emerging technical model. Pada buku Miller-Seller,

menjelaskan 6 model diantaranya: Gagne, Tyler, Taba, Robinson, Weinstein &

Fantini dan Miller-Selle”.

“Keberagaman model-model pengembangan kurikulum dari berbagai

pakar tersebut, hadir sebagai alternatif-alternatif pilihan dalam mengembangkan

kurikulum serta menjadi pola yang memberikan petunjuk praktis untuk

4
Lismina “Pengembangan Kurikulum” (Ponorogo :UWAIS Inspirasi Indonesia, 2017) hal 5
5
Ibd, Hal-58
6
http://wulanendang.blogspot.com/ Diakses pada tanggal 20/03/2020
membuat prosedur atau langkah-langkah sistematis tentang prosedur yang

ditempuh dalam melakukan aktivitas pengembangan kurikulum”

Organisasi kurikulum adalah struktur program kurikulum yang berupa kerangka


umum program pengajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik (Nurgiantoro,

1988: 111).7 Dalam proses pengembangan kurikulum, organisasi kurikulum berperan


sebagai suatu metode untuk menentukan  seleksi dan pengorganisasian pengalaman-
pengalaman belajar yang diselenggarakan oleh sekolah, organisasi kurikulum
menunjukkan peranan guru, peserta didik dan lain-lain yang terlibat aktif dalam proses
perencanaan kurikulum.8 Untuk melakukan organisasi kurikulum, ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan yaitu ruang lingkup (scope), urutan bahan (sequence),
kontinuitas, keseimbangan dan keterpaduan (integrated)9

MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM 2006 (KTSP)


KTSP merupakan penyempurnaan dari KBK (kurikulum 2004). KTSP dan KBK
keduanya dengan sistem yang sama yaitu Kurikulum Berbasis Sekolah (KBS). Menurut
BSNP (Sarina:2015), KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan
dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Sedangkan menurut Mulyasa
KTSP adalah suatu ide tentang pengembangan kurikulum (pembelajaran) yang ada
pada sekolah atau satuan pendidikan.10 UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS dan
PP No. 19 Tahun 2005. merupakan landasan hukum dalam penyususnan KTSP yang
mencakup Standar Isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan. Kurikulum ini
dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan
pendidikan dibawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor
Departemen Agama kabupaten atau kota untuk pendidikan dasar dan Provinsi untuk
pendidikan menengah. KTSP memberikan keleluasaan penuh kepada setiap sekolah
mengembangkan kurikulum dengan tetap memperhatikan potensi masing-masing
sekolah dan daerah sekitarnya. Hal ini mengandung makna bahwa satuan pendidikan
atau sekolah diberi kewenangan penuh untuk menyusun rencana pendidikannya mulai

7
https://atriyanto.wordpress.com/2013/09/22/organisasi-kurikulum/ Diakses Pada Tanggal 20/03/2020
8
Abdul Ghofir, “Pengenalan Kurikulum Madrasah”, (Solo: CV Ramadhani,1993), Hal-49
9
Rusman, Manajemen Kurikulum, (Jakarta: Rajawali Press, 2012), Hal-60.
10
Sarina, “Pengantar Kurikulum” (Yogyakarta:Deepublish, 2015) Hal-145
dari tujuan, visi-misi, struktur dan muatan kurikulum, beban belajar, kalender
akademik.11 Dari hasil pengembangan KTSP menghasilkan organisasi kurikulum, dan
hal inilah yang menjadi tolok ukur keberhasilan suatu satuan pendidikan atau sekolah
dalam menghasilkan lulusan.

MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013 (K13)


K13 merupakan inovasi dan implementasi kurikulum yang berbasis kompetensi
dan karakter. K13 adalah wujud nyata penyempurnaan dari KBK (2004) dan KTSP
(2006). Pendidikan karakter dalam Kurikulum 2013 bertujuan untuk meningkatkan
mutu proses dan hasil pendidikan, yang mengarah pada pembentukan budi pekerti dan
akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu dan seimbang sesuai dengan Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) pada setiap satuan pendidikan. Selain dari pada itu, K13 juga
hadir sebagai jawaban atas kemajuan zaman. Pengembangan K13 memang sepintas
terlihat sentralisasi (terpusat pada pemerintah) karena seluruh dokumen K13
diturunkan secarah utuh oleh pemerintah, tetapi dalam praktiknya K13 adalah sistem
pengembangan kurikulum yang diterapkan adalah desentralisasi (hubungan Tiap
lembaga).

KESIMPULAN
Jika ditinjau dari model pengembangan kurikulum dan organisasi kurikulum
KTSP, maka dapat disimpulkan bahwa KTSP merupakan kurikulum yang lebih pro
terhadap kebutuhan dan keadaan sekolah dan masyarakat sekitar, karena segalah
komponen yang ada menegenai organisasi kurikulum yang diterapkan merupakan hasil
dari realitas peserta didik dan masyarakat sekitar. Meski demikian, tantangan yang
harus dihadapi adalah capaian pembelajaran yang dihasilkan dari KTSP belum mampu
spenuhnya menjawab tuntutan zaman, karena dalam organisasi kurikulum, hampir
semua hanya menuntut aspek tertentu saja, secara khusus mengarah pada aspek
kognitif bukan afektif atau psikomotorik.
Berbeda dengan K13, hadir sebagai Kurikulum terobosan yang
menyempurnakan kurikulum sebelumnya sehingga diharapkan menjawab tuntutan
zaman. Zaman semakin maju, kompeten dibutuhkan, keahlian dan pengetahuan, tetapi
karakter yang menjadi utama, dan hal inilah yang menjadi visi pemerintah dalam

11
Suparlan, “Tanya Jawab Pengembangan Kurikulum dan Materi Pembelajaran”, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011),
Hal-9
penerapan K13, selain 3 penelian utama menjadi acuan (kognitif, psikomotorik, dan
afeksi) hal yang tidak kalah pentingnya adalah pendidikan yang berbasis karakter.

Anda mungkin juga menyukai