NIM : 1020186235
TUGAS : SPPAK
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Seorang dosen dan juga penulis buku asli Indonesia (Drs. Zaenal Arifin M.Pd)
pernah berkata “Jika ingin membangun suatu bangsa, maka bangunlah yang pertama
sistem pendidikannya. Jika ingin membangun sistem pendidikannya maka bangunlah
yang pertama sistem kurikulumnya”.
1
Wina Sanjaya ”Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktek Pengembangan KTSP, (Jakarta :KENCANA,
2008) Hal- 8
2
Lismina “Pengembangan Kurikulum” (Ponorogo :UWAIS Inspirasi Indonesia, 2017) : Hal-115-116
3
https://id.wikipedia.org/wiki/Tujuan_pendidikan Diakses Pada Tanggal 20/03/2020
atau negara maju lainnya. Selain dari pada itu, pemerintah juga tentunya
mempertimbangkan bahwasanya dengan adanya pembaruan kurikulum diharapkan
mampu menjawab tuntutan perkembangan zaman atau setidak-tidaknya para siswa
atau alumnus dapat memiliki kompeten dan memiliki pekerjaan jika kelak tidak mampu
meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
“Pada buku Oliva dan Gordon bependapat tiga macam model yakni Tyler,
Taba dan Oliva, sedangkan Zais menguraikan 8 macam model kurikulum, yakni
action research model, dan Emerging technical model. Pada buku Miller-Seller,
4
Lismina “Pengembangan Kurikulum” (Ponorogo :UWAIS Inspirasi Indonesia, 2017) hal 5
5
Ibd, Hal-58
6
http://wulanendang.blogspot.com/ Diakses pada tanggal 20/03/2020
membuat prosedur atau langkah-langkah sistematis tentang prosedur yang
7
https://atriyanto.wordpress.com/2013/09/22/organisasi-kurikulum/ Diakses Pada Tanggal 20/03/2020
8
Abdul Ghofir, “Pengenalan Kurikulum Madrasah”, (Solo: CV Ramadhani,1993), Hal-49
9
Rusman, Manajemen Kurikulum, (Jakarta: Rajawali Press, 2012), Hal-60.
10
Sarina, “Pengantar Kurikulum” (Yogyakarta:Deepublish, 2015) Hal-145
dari tujuan, visi-misi, struktur dan muatan kurikulum, beban belajar, kalender
akademik.11 Dari hasil pengembangan KTSP menghasilkan organisasi kurikulum, dan
hal inilah yang menjadi tolok ukur keberhasilan suatu satuan pendidikan atau sekolah
dalam menghasilkan lulusan.
KESIMPULAN
Jika ditinjau dari model pengembangan kurikulum dan organisasi kurikulum
KTSP, maka dapat disimpulkan bahwa KTSP merupakan kurikulum yang lebih pro
terhadap kebutuhan dan keadaan sekolah dan masyarakat sekitar, karena segalah
komponen yang ada menegenai organisasi kurikulum yang diterapkan merupakan hasil
dari realitas peserta didik dan masyarakat sekitar. Meski demikian, tantangan yang
harus dihadapi adalah capaian pembelajaran yang dihasilkan dari KTSP belum mampu
spenuhnya menjawab tuntutan zaman, karena dalam organisasi kurikulum, hampir
semua hanya menuntut aspek tertentu saja, secara khusus mengarah pada aspek
kognitif bukan afektif atau psikomotorik.
Berbeda dengan K13, hadir sebagai Kurikulum terobosan yang
menyempurnakan kurikulum sebelumnya sehingga diharapkan menjawab tuntutan
zaman. Zaman semakin maju, kompeten dibutuhkan, keahlian dan pengetahuan, tetapi
karakter yang menjadi utama, dan hal inilah yang menjadi visi pemerintah dalam
11
Suparlan, “Tanya Jawab Pengembangan Kurikulum dan Materi Pembelajaran”, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011),
Hal-9
penerapan K13, selain 3 penelian utama menjadi acuan (kognitif, psikomotorik, dan
afeksi) hal yang tidak kalah pentingnya adalah pendidikan yang berbasis karakter.