Anda di halaman 1dari 16

SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Sistem Informasi dan Pengendalian Internal

Disusun Oleh :
Kelompok 1
Ika Yustinawati (12030119220013)
Roy Reksa Yusuf B. (12030119220015)
Syaeful Amri (12030119220018)
Indah Kurniasih (12030119220024)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Revolusi Industri 4.0 merupakan perpaduan sistem teknologi fisik, digital, dan
biologis yang telah memicu digitalisasi dan otomatisasi di berbagai sektor dalam
proses industri. Revolusi 4.0 hadir dengan teknologi yang disruptif terutama yang
terkait dengan Artificial Intelligence, Big Data, cloud computing, dan Internet of
Things (IoT). Teknologi ini digunakan untuk menopang inovasi industri sehingga
meningkatkan produktivitas, fleksibilitas, dan efisiensi operasional.
Perkembangan teknologi tersebut berdampak pada terjadinya perubahan
signifikan dalam model bisnis konvensional. Diantara dampaknya meliputi pencarian
informasi, pengambilan keputusan, membuat penilaian dan perkiraan untuk
perencanaan dan pengendalian atau analisis data dilakukan secara terkomputerisasi.
Demikian halnya dengan sistem informasi dalam suatu entitas. Bagi manajemen,
kunci implementasi sistem informasi tersebut adalah bagaimana menggunakan dan
menganalisa informasi dalam sistem sehingga relevan dalam pengambilan keputusan
dan membantu manajemen untuk mencapai tujuan entitas secara efektif.
Setiap entitas memerlukan sebuah sistem informasi yang dapat mengolah data
dan merangkum data yang berhubungan dengan seluruh aspek bisnis entitas baik dari
dalam maupun dai luar yang relevan dengan tujuan organisasi yang disebut dengan
Sistem Informasi Eksekutif (SIE). SIE merupakan sistem berbasis komputer yang
interaktif, yang memungkinkan pihak eksekutif untuk mengakses data dan informasi,
sehingga dapat dilakukan pengidentifikasian masalah, pengeksplorasian solusi, dan
menjadi dasar dalam proses perencanaan yang sifatnya strategis. SIE juga harus
mampu menangani, mengolah dan merangkum data dari database Sistem Informasi
terkait lainnya. SIE perlu memberikan tingkatan pengguna dalam hal akses terhadap
data-data tersebut, tidak semua mengakses data tertentu dan melakukan perubahan
terhadapnya. Sehingga masing-masing pengguna hanya akan memperoleh hak kuasa
terhadap informasi yang diinginkan.
Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan definisi sistem informasi eksekutif,
elemen sistem informasi eksekutif, keuntungan dan keterbatasan sistem informasi
eksekutif, dan proses bisnis yang dipengaruhi oleh sistem informasi eksekutif pada
UPPD Provinsi Jawa Tengah.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Sistem Informasi Eksekutif (SIE)


Sistem Informasi Eksekutif (SIE) adalah sistem yang menyediakan informasi
kunci yang dikumpulkan dari sumber internal dan eksternal dan diperuntukkan bagi
eksekutif senior dan manajer. SIE digunakan untuk mengontrol dan mengawasi
kinerja perusahaan secara ringkas, terintegrasi, mudah dipahami, dan dalam berbagai
tingkatan rincian sesuai preferensi pengguna. Keberadaan sistem ini akan
menyempurnakan berbagai tujuan perusahaan diantaranya proses pengambilan
keputusan, penyampaian informasi, dan memberikan informasi lain yang relevan.
SIE terintegrasi dengan berbagai perangkat lunak seperti pengolah kata,
spreadsheet, dan perangkat lunak lainnya untuk mendukung pengambilan keputusan.
Mengaplikasikan SIE menuntut perusahaan utuk merestrukturisasi informasi dan
proses pengumpulan informasi yang akan digunakan untuk membuat keputusan.
Sehingga, informasi dalam SIE berfokus pada hal-hal yang menjadi perhatian
eksekutif yang berkaitan langsung dengan pengambilan keputusan manajemen, lain
halnya dengan sistem akuntansi tradisional yang berfokus pada transaksi keuangan
harian.

2.2. Elemen Sistem Informasi Eksekutif


SIE bukanlah sebuah bentuk teknologi khusus, tetapi menitikberatkan pada
sistem perangkat lunak yang mengintegrasikan berbagai unsur teknologi seperti
Graphic User Interface (GUI), komputer, basis data relasional, dan jaringan
komunikasi sehingga mampu menyajikan informasi yang dibutuhkan oleh
manajemen. Oleh karena itu, elemen-elemen SIE pada umumnya dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
a) Antarmuka Basis Data
b) Fitur-fitur penyajian data
c) Perangkat lunak pendukung lainnya
d) Fitur pengembangan aplikasi
e) Konfigurasi instalasi umum.
2.2.1. Fitur Antarmuka Basis Data
1. Ketersediaan Basis Data
SIE mengakses semua informasi dari basis data internal perusahaan
seperti basis data produksi, keuangan, pelanggan, vendor dan sebagainya,
serta basis data eksternal yang mencakup informasi industri dan bisnis yang
relevan. SIE yang mengakses informasi dari luar perusahaan harus secara
efektif menyaring data karena data yang sangat beragam.
2. Basis Data Multi Dimensi
SIE yang efektif mampu mengakses data dalam banyak cara dan
menyajikan informasi dalam bentuk multidimensi. Misalnya, database
penjualan mampu menampilkan informasi pengelompokkan penjualan
berdasarkan produk, jenis konsumen, lokasi penjualan, maupun informasi
penjualan lainnya. Kemampuan SIE dalam menampilkan pengelompokan
data sangat tergantung dari struktur basis data yang ada dalam perusahaan
dan desain database yang menjadi sumber data SIE.
3. Ketepatan Waktu Dari Data
SIE dapat menampilkan data secara real-time, namun kebutuhan ini
tergantung dari keterkaitan antara informasi dan waktu. Misalnya, pada
tingkatan seperti manajer operasional, informasi yang dibutuhkan adalah
informasi yang real time, sehingga manajer operasional dapat
memanfaatkan data maupun informasi dalam SIE untuk keperluan yang
mendesak.
4. Soft Information
Soft Information adalah informasi-informasi non keuangan seperti
spekulasi, forecast, estimasi, dan prediksi. Misalnya, soft informasi
mengenai perusahaan pesaing dapat menghasilkan informasi perkiraan
penjualan di masa mendatang dan harga yang ditetapkan competitor.

2.2.2. Fitur Tampilan (Presentation  Features)


1. Grafis (Graphics)
SIE menggunakan grafis sebagai fitur utamanya. Selain grafis, SIE
juga menggunakan warna sebagai pembeda atau menunjukkan status
tertentu. Contohnya warna merah digunakan sebagai indikator adanya
penyimpangan atau peringatan, warna kuning menunjukkan bahwa ada
sesuatu yang harus diperbaiki. Dengan adanya penyeragaman skema grafis
maupun warna, SIE dapat mengarahkan pengguna ke area yang menjadi
perhatian dengan cepat.
2. Bahasa Natural (Natural Language)
Penggunaan natural language menghilangkan kebutuhan akan bahasa
pemrograman komputer, namun memungkinkan untuk menggunakan bahasa
sehari-hari dalam memberikan perintah pencarian dalam SIE. Penggunaan
fitur ini akan mempermudah pengguna dalam mengumpulkan dan
menganalisis informasi dalam SIE.
3. Penggunaan Mouse, Layar Sentuh, atau Alat Masukan Lainnya
Saat ini alat input untuk SIE sudah mulai beragam, mulai dari
penggunaan mouse, touch pad, sehingga memudahkan penggunaan SIE
sesuai dengan kebutuhan pengguna.
4. Komunikasi
SIE memiliki fitur untuk mempermudah komunikasi dengan
mengintegrasikan fitur-fitur komunikasi seperti email atau sistem pesan
lainnya. Eksekutif akan mudah mempertukarkan pesan-pesan tertulis
dengan eksekutif yang lain dari layar SIE.

2.2.3. Kegiatan Pendukung Pengambilan Keputusan Lainnya (Other Decision-


Support Activities)
1. Drill Down
Analisis drill down adalah kemampuan memulai analisis dari angka
agregat kemudian melanjutkan analisis ke angka-angka yang lebih detail
(drill down to). Angka-angka yang lebih detail merupakan pembentuk angka
agregat. Ketika pengguna melakukan analisis ke data-data yang lebih detail,
pengguna dapat menemukan analisis yang lebih detail dari suatu
penyimpangan tertentu.

2. Integrasi dengan Pengolah Angka (Spreadsheets)


SIE dapat diintegrasikan dengan spreadsheet untuk dapat
menggunakan kemampuan penuh dari aplikasi spreadsheet dalam pengolah
data.

3. Pendukung Pengambilan Keputusan


Dalam berbagai situasi, SIE juga memberikan alat-alat analisis yang
canggih dibandingkan dengan yang dimiliki spreadsheet standar.
4. Penemuan Pengetahuan (Knowledge Discovery)
Knowledge Discovery menggunakan komputer untuk memanipulasi
data dalam upaya menemukan pengetahuan, misalnya menemukan tren.

2.2.4. Fitur Pengembangan Aplikasi (Application Development  Feature)


1. Fourth-Generation Programming Language
SIE seharusnya menggunakan bahasa yang berorientasi pada
pemrograman untuk mengembangkan aplikasi. SIE yang menggunakan
Bahasa pemrograman berisi perintah-perintah query untuk mengambil data,
perintah-perintah statistik maupun matematis.
2. Executive Informasi System Shells
Banyak aplikasi yang tersedia untuk pengembangan SIE salah satunya
adalah pengembangan aplikasi berbasis grafis untuk pemrograman ataupun
untuk membuat perintah-perintah pencarian data. Selain itu tersedia juga
bahasa pemrograman yang dapat mempermudah pengembang untuk
mengembangkan grafis antarmuka dan desain menu.
3. Logika Berbasis Aturan (Rule-Based Logic)
SIE pada umumnya memungkinkan pengembang untuk memasukkan
kemampuan perhitungan logis kedalam sistem, yang disebut rule-base-
heuristic, untuk membantu pencarian data berdasarkan batasan-batasan
tertentu.

2.2.5. Konfigurasi Instalasi Umum


Secara umum ada tiga konfigurasi yang dapat digunakan untuk
menggunakan SIE baik perangkat keras maupun perangkat lunak, yaitu:
1. Aplikasi SIE yang menggunakan mainframe dan midrange computer.
Konfigurasi SIE yang dipasang pada sistem mainframe merupakan
konfigurasi pada tahun 80-an. Data di-download ke dalam sistem yang lebih
kecil yaitu midrange, prosesnya memerlukan waktu semalam dan dikerjakan
oleh IT perusahaan.
2. Aplikasi SIE yang menggunakan komputer midrange atau komputer PC
dengan menggunakan LAN.
Konfigurasi ini merupakan konfigurasi yang cepat berkembang,
karena kemudahannya untuk digunakan.
3. Aplikasi SIE yang menggunakan mainframe, midrange dan aplikasi
spreadsheet dan grafis.
Konfigurasi ini adalah cara yang paling mudah untuk menggunakan
SIE dimana perusahaan dapat mengembangkan sendiri fitur-fitur SIE
dengan menggunakan macro ataupun otomatis yang tersedia dalam aplikasi
spreadsheet.

2.3. Keuntungan dan Keterbatasan Sistem Informasi Eksekutif


Sistem Informasi Eksekutif ini memiliki keuntungan dalam suatu sistem
informasi, diantaranya adalah:
1. Penggunaan yang mudah & tidak sulit dioperasikan karena dilengkapi interface
yang sangat memudahkan pemakai untuk menggunakannya sehingga pengalaman
luas komputer tidak diperlukan dalam operasi.
2. Sebagai sistem penyedia fasilitas yang fleksibel bagi eksekutif dalam mengakses
informasi eksternal dan internal yang berguna untuk mengindentifikasi masalah.
3. Sistem dapat membantu pihak eksekutif dalam mengidentifikasikan dasar suatu
masalah dan mencari jalan keluarnya.
4. Sebagai sistem penyedia informasi bagi eksekutif mengenai kinerja perusahaan
dari berbagai sudut pandang. 
5. Sebagai sistem yang dapat memberikan suatu kemudahan bagi pihak eksekutif
untuk menyediakan akses yang cepat ke informasi – informasi yang terjadi saat itu
dan akses langsung pada laporan – laporan manajemen.
6. SIE menyediakan pengiriman tepat waktu informasi. Manajemen dapat membuat
keputusan segera.
7. Meningkatkan informasi pelacakan.
Selain Sistem Informasi Eksekutif memiliki keuntungan dalam suatu sistem
informasi, SIE ini juga memiliki keterbatasan atau kekurangan dalam suatu sistem
informasi, diantaranya yaitu:

1. Memiliki fungsi yang terbatas, tidak dapat melakukan perhitungan kompleks. 


2. Pada perusahaan kecil mungkin membutuhkan biaya lebih untuk membuat
implementasi.
3. Karena sistemnya besar, sehingga sulit untuk mengaturnya.
4. Pembuatannya harus dapat memenuhi kebutuhan informasi bagi eksekutif senior. 
5. Eksekutif mungkin menghadapi beban terlalu berat untuk membuat
keterangannya. 
6. Informasi yang berlebihan untuk beberapa manajer.
7. Sulit untuk mengukur manfaat.
8. Sistem dapat menjadi lambat, besar dan sulit untuk dikelola.
9. Kata Sandi
SIE memiliki sandi normal untuk membatasi akses. Namun, tingkat kontrol
sandi yang diimplementasikan dalam SIE harus sama dengan yang ada di
database. Jika tingkat kontrol sandi mengganggu pengoperasian SIE, pembatasan
sandi sering dihapus dalam mendukung kinerja sistem. Selain itu, tidak ada
struktur sandi parallel yang bahkan developer tidak bisa ketika ingin memastikan
keamanan yang ada.
10. Akses Data
Apabila data SIE dapat diakses oleh pengguna yang tidak sah, informasi
yang memiliki sifat sensitif ini dapat dikumpulkan dan digunakan terhadap
perusahaan atau petugasnya. Data sensitif ini dapat mencakup informasi akuntansi
seperti gaji, pengeluaran, atau informasi lebih soft seperti laporan pesaing. Jika
akses data tidak aman, SIE dapat menyebabkan pengguna untuk memberikan
kesimpulan yang tidak tepat untuk diakses.

2.4. Proses Bisnis yang Dipengaruhi oleh Sistem Informasi Eksekutif


SIE dibutuhkan dalam setiap proses bisnis karena eksekutif memerlukan
informasi baik internal maupun external. Oleh sebab itu SIE lah yang dapat
memenuhi kebutuhan eksekutif ini. Sesuai apa yang disimpulkan oleh Watson, et al
[1991] tentang konsep mengapa diperlukan SIE adalah sebagai berikut sesuai dengan
keperluan:
1. Eksternal
a. meningkatkan persaingan
b. dengan cepat mengantisipasi perubahan lingkungan
c. kebutuhan untuk menjadikan lebih proaktif
d. kebutuhan untuk mengakses database eksternal
e. meningkatkan regulasi pemerintah
2. Internal
a. kebutuhan informasi yang tepat
b. kebutuhan perbagikan komunikasi
c. kebutuhan mengakses data operasional
d. kebutuhan meng-update status pada aktifitas yang berbeda
e. kebutuhan untuk meningkatkan keefektifan
f. kebutuhan untuk mengenal data historis
g. kebutuhan untuk mengakses data perusahaan
h. kebutuhan untuk informasi yang lebih akurat

Seorang eksekutif membutuhkan informasi secara eksternal untuk mengambil


keputusan. Eksekutif perlu memahami situasi yang berkembang di luar organisasi
dalam menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam membuat keputusan.
Dalam perusahaan biasanya komputer dihubungkan dengan mainframe. Komputer
ini berfungsi sebagai executive workstation. Database eksekutif disimpan dalam
piranti keras umumnya disebut hardisk yang berisi data dan informasi yang telah
diproses sebelumnya oleh komputer perusahaan. sistem ini memungkinkan juga
pemakai menggunakan e-mail dan mengakses data dan informasi lingkungan.
Begitu juga dengan informasi internal yang diperoleh dari data manajerial
organisasi, eksekutif sangat membutuhkan dalam menentukan kebijaksanaan,
misalnya dari data keuangan perusahaan tidak memungkinkan adanya penambahan
peralatan yang mestinya dibutuhkan oleh organisasi tersebut yang mana eksekutif
harus meminta data dari bagian manajerial keuangan dalam membuat keputusan.

Berikut ini beberapa komponen EIS dalam Proses Bisnis:


1. Organisasi Data dan Akses
Banyak informasi yang diringkas oleh EIS ditangkap oleh sistem informasi
transaksi yang bertanggung jawab untuk kegiatan transaksi dalam perusahaan.
Jika informasi ini tidak tersedia untuk menunjukkan pandangan yang tepat dan
tingkat rincian yang diperlukan oleh EIS, maka pengembang EIS harus membuat
database tersebut. Selain itu dapat pula dilakukan perubahan-perubahan terhadap
sistem yang sudah ada, sehingga akhirnya dapat memenuhi kebutuhan sistem
informasi eksekutif.
2. Sistem Pelaporan Manajemen
Sistem pelaporan manajemen diperlukan untuk perencanaan EIS yang dapat
meningkatkan efektivitas organisasi perusahaan dengan memberikan informasi
berupa laporan-laporan secara agregat demi menghasilkan sebuah organisasi yang
strategis dikelola dan mendorong gaya pengambilan keputusan di seluruh
organisasi yang menghargai analisis dan pengetahuan.
3. Pengembangan Software Perusahaan
Memilih software penting untuk mendesain satu EIS yang efektif.
Ketersediaan EIS dengan fitur-fitur kemudahan pengembangan aplikasinya dapat
merubah cara perusahaan dalam pengembangan aplikasinya.
4. Software dan hardware pendukung
Ketika membicarakan tentang hardware untuk satu lingkungan EIS, kita
harus memfokuskan pada hardware yang dibutuhkan eksekutif. Eksekutif harus
diletakkan pertama dan yang dibutuhkan eksekutif harus didefinisikan sebelum
hardware terpilih. Dukungan yang dibutuhkan untuk pemeliharaan EIS berbeda
dengan pengelolaan teknologi informasi yang bersifat departemental, walaupun
pada awalnya pengembangan EIS berada di bagian keuangan atau marketing,
namun pemeliharaan teknologi informasi haruslah meliputi semua aspek teknologi
informasi dalam perusahaan.
5. Computer System Downsizing and Rightsizing
Kebanyakan EIS disediakan dengan baik oleh client-server dan pengaturan
pemrosesan terdistribusi. Tapi ketika sistem database mainframe telah digunakan,
data biasanya disimpan pada mainframe yang cocok untuk penyimpanan database
dan pemeliharaan. Umumnya, data EIS didownload ke file server jaringan di
mana ia dipilih dan dirangkum oleh perangkat lunak EIS. Saat ini telah tersedia
beragam layanan yang dapat digunakan oleh perusahaan, mulai dari sistem open
source sampai dengan layanan berbasis cloud.

2.5. Contoh Penggunaan EIS pada UPPD Jawa Tengah


1.Gambaran Umm
Unit Pelayanan Pendapatan Daerah (UPPD) merupakan Unit Pelaksana Teknis
(UPT) dibawah Badan Pengelola Pendapatan Daerah (BPPD) Provinsi Jawa
Tengah. UPPD berada di tingkat daerah yang dibentuk melalui Pergub Nomor
Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 25 Tahun 2018 Tentang Organisasi dan
Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Badan Pengelola Pendapatan Daerah Provinsi
Jawa Tengah. Pada provinsi jawa tengah terdiri dari 37 UPPD yang tersebar pada
35 Kabupaten/Kota pada Provinsi Jawa tengah. Masing-masing UPPD dipimpin
oleh seorang Kepala Unit yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Badan.

2.Susunan Organisasi UPPD terdiri dari:

a. Kepala Unit

Kepala Unit memimpin pelaksanaan tugas teknis operasional dan/atau kegiatan teknis
penunjang tertentu Badan di bidang pelayanan pendapatan daerah dan melaksanakan
fungsi yaitu penyusunan rencana teknis operasional pajak kendaraan bermotor, pajak lain-
lain, retribusi dan penagihan; koordinasi dan pelaksanaan kebijakan teknis operasional
pajak kendaraan bermotor, pajak lain-lain, retribusi dan penagihan; evaluasi, dan
pelaporan di bidang pajak kendaraan bermotor, pajak lain-lain, retribusi dan penagihan;
pengelolaan ketatausahaan; danpelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan
sesuai tugas dan fungsinya.

b. Sub-bagian Tata Usaha

Subbagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian Tata Usaha yang berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Unit. Subbagian Tata Usaha mempunyai
tugas melakukan penyiapan penyusunan rencana teknis operasional, koordinasi dan
pelaksanaan teknis operasional, evaluasi dan pelaporan di bidang ketatausahaan.
c. Seksi Pajak Kendaraan Bermotor

Seksi Pajak Kendaraan Bermotor mempunyai tugas melakukan penyiapan penyusunan


rencana teknis operasional, koordinasi dan pelaksanaan teknis operasional, evaluasi dan
pelaporan di bidang Pajak Kendaraan Bermotor dengan dipimipin oleh Kepala Seksi Pajak
Kendaraan Bermotor yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Unit.

d. Seksi Retribusi, Pendapatan Lain dan Penagihan

Seksi Retribusi, Pendapatan Lain dan Penagihan dipimpin seorang Kepala Seksi yaitu
Kepala Seksi Retribusi, Pendapatan Lain dan Penagihan yang berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Unit dengan tugas melakukan penyiapan penyusunan
rencana teknis operasional, koordinasi dan pelaksanaan teknis operasional, evaluasi dan
pelaporan di bidang Retribusi, Pendapatan Lain Dan Penagihan.

e. Unit Penunjang

Unit Penunjang dibentuk guna memberikan pelayanan kepada masyarakat secara optimal.
Unit  Penunjang  merupakan  unit organisasi non struktural berupa Unit Pengelolaan
Pendapatan Daerah Pembantu yang dipimpinan oleh seorang Koordinator yang
bertanggung jawab kepada Kepala Seksi Pajak Kendaraan Bermotor.

f. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional langsung dibawah Kepala Unit yang secara langsung
membantu dalam melakukan administrasi perkantoran, diantara Bendahara Pengeluaran,
Bendahara Penerimaan, dan Pengurus Barang.

3.EIS pada UPPD Provinsi Jawa Tengah

Salah satu EIS yang digunakan pada UPPD yaitu Sistem Administrasi Manunggal Satu
Atap (disingkat Samsat). Samsat adalah suatu sistem administrasi yang dibentuk untuk
memperlancar dan mempercepat pelayanan kepentingan masyarakat yang kegiatannya
diselenggarakan dalam satu gedung. Contoh dari samsat adalah dalam pengurusan
dokumen kendaraan bermotor.

Samsat merupakan suatu sistem kerjasama secara terpadu antara Polri, BPPD, dan PT
Jasa Raharja (Persero) dalam pelayanan untuk menerbitkan STNK dan Tanda Nomor
Kendaraan Bermotor yang dikaitkan dengan pemasukan uang ke kas daerah baik melalui
Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, dan Sumbangan
Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJJ), dan dilaksanakan pada satu
kantor yang dinamakan "Kantor Bersama Samsat".

Dalam hal ini, Polri memiliki fungsi penerbitan STNK; Dinas Pendapatan Provinsi
menetapkan besarnya Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor (BBN-KB); sedangkan PT Jasa Raharja mengelola Sumbangan Wajib Dana
Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ).

4.Penerapan Samsat Jawa Tengah

Samsat Jawa Tengah dibangun sejak tahun 1997 yang masih menerapkan sistem secara
manual. Samsat Jawa Tengah mengalami perubahan dari system yang dilaksanakan secara
manual menjadi system secara online, menjadi Samsat Jawa Tengah Online sejak 2002.
Proses online tersebut membutuhkan jaringan komputer yang saling terhubung satu sama
lain melalui media perantara, seperti Local Area Network (LAN) yaitu sebuah jaringan
komunikasi tunggal satu daerah geografis tertentu dan menyediakan layanan serta aplikasi
untuk user-user tertentu. Wide Area Network (WAN) yaitu jaringan yang menghubungkan
dua LAN atau lebih dengan lokasi yang terpisah secara geografis dengan menggunakan
penyedia layanan telekomunikasi.

Sistem jaringan dibutuhkan agar sistem informasi layanan Samsat senantiasa dapat
menghubungkan antara komputer di setiap Samsat dengan Server Induk Kantor BPPD.
Dengan tersedianya dan terpeliharnya jaringan telekomunikasi tersebut maka layanan
Samsat Online Jateng semakin baik. Era Perkembangan Samsat Jawa Tengah diuraikan
pada gambar 1 sebagai berikut:

Gambar 1
Era Perkembangan Samsat Jawa Tengah
BAB III
KESIMPULAN

Sistem Informasi Eksekutif (SIE) memiliki peranan yang sangat penting dalam
perkembangan sistem informasi dewasa ini. Sistem Informasi Eksekutif
(EIS)  merupakan sistem terkomputerisasi yang memberi eksekutif akses yang mudah ke
informasi internal dan eksternal yang relevan dengan faktor keberhasilan kebutuhannya..
Dan juga pasti akan ada kelemahan atau keuntungan dalam penggunaan nya. Keuntungan
dalam mengakses segala informasi yang diperlukan, namun juga mempunyai kelemahan
yaitu ketika system tersebut tidak dapat berjalan secara normal, maka akan mengganggu
penyajian informasi yang dibutuhkan. Namun dalam sistem informasi komputerisasi atau
elektronik dapat memungkinkan semua orang untuk bisa mengakses informasi-informasi
yang ada, baik informasi yang bersifat umum maupun yang khusus (rahasia). Dengan
demikian maka harus ada sistem pengaman data yang sangat baik untuk menjaga informasi
khusus atau data-data yang bersifat rahasia tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

American Institute of Certified Public Accountants (AICPA). Executive Information


System.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2015). Modul Chartered Accountant Sistem Informasi dan
Pengendalian Internal.
Suhairini, dkk. Scribd.com. “Sistem Informasi Eksekutif pada Perusahaan Manufaktur”
https://www.scribd.com/doc/292587050/Sistem-Informasi-Eksekutif-Pada-
Perusahaan-Manufaktur-Tugas-SIE-Kelas-A-4113010-4113018-4113022-4113023-
4113033 (diakses 18 Februari 2020).

Anda mungkin juga menyukai