OLEH :
KELAS STIFA A 2017
KELOMPOK III
YULIANTI (14.01.184)
ANDI NUR RAHMAH (15.01.025)
ZULFIAH (16.01.040)
ASMAWATI (17.01.026)
ABDULLAH ASSIDDIQ NUR (17.01.031)
MILASARI (18.01.406)
Roti Secukupnya
Roti Secukupnya
Mono natrium
Bir Secukupnya
fosfat
Mono natrium Jam dan jeli : Secukupnya
sitrat marmaland sehingga pH antara
2,8 dan 3,5
Natrium asetat Kaldu Secukupnya
Cokelat; Cokelat 50 g/kg
bubuk dengan
campuran cokelat dan
gula
Jam dan jeli : Secukupnya
marmaland sehingga pH antara
2,8 dan 3,5
Natrium
Mentega 2 g/kg
bikarbonat Pasta tomat Untuk kenaikan pH ≤
4,3
Soda kue Secukupnya
PASI, pangan bayi Secukupnya
kalengan, pangan
pelengkap serealia
Natrium Lihat asam fumarat Lihat asam fumarat
fumarat
Natrium Lihat kalium hidrogen Lihat kalium
hidrogen malat malat hidrogen malat
Cokelat; Cokelat 50 g/kg
bubuk dengan
campuran cokelat dan
gula
Mentega 2 g/kg
Natrium
Margarin, buah zaitun, Secukupnya
hidroksida
pangan kalengan,
PASI, potongan
kentang gorengan
beku
Cokelat; Cokelat 50 g/kg
bubuk dengan
campuran cokelat dan
gula
Mentega 2 g/kg
Natrium
Jam dan jeli : Secukupnya
karbonat
marmaland sehingga pH antara
2,8 dan 3,5
PASI, pangan bayi Secukupnya
kalengan, pangan
pelengkap serealia
Natrium laktat Lihat kalium laktat Lihat kalium laktat
Natrium malat Lihat kalium hidrogen Lihat kalium
malat hidrogen malat
Natrium sitrat Lihat kalium sitrat Lihat kalium sitrat
Natrium tartat Lihat kalium natrium Lihat kalium natrium
tartat tartat
Trinatrium Mentega 2 g/kg
karbonat
BAB II
PEMBAHASAN
ORGANOLEPTIK
Sifat Fisika
Sifat fisika dari asam asetat adalah berbentuk cairan jernih,
tidak berwarna, berbau menyengat, berasa asam mempunyai titik
beku 16,60C, titik didih 118,10C dan larut dalam alkohol, air, dan eter.
Asam asetat tidak larut dalam karbon disulfida. Asam asetat dibuat
dengan fermentasi alkohol oleh bakteri Acetobacter pembuatan
dengan cara ini biasa digunakan dalam pembuatan dalam cuka
makan (Sarsojoni,1996). Asam asetat mempunyai rumus molekul
CH3COOH dan bobot molekul 60,05. (DepkesRI,1995).
Sifat Kimia
Asam asetat mengandung tidak kurang dari 36,0 %b/b dan
tidak lebih dari 37,0 %b/b C2H4O2. Asam asetat mudah menguap
diudara terbuka, mudah terbakar, dan dapat menyebabkan korosif
pada logam. Asam asetat larut dalam air dengan suhu 20oC, etanol
(9,5%) pekat, dan gliserol pekat. Asam asetat jika diencerkan tetap
bereaksi asam. Penetapan kadar asam asetat biasanya
menggunakan basa natrium hidroksida, dimana 1ml natrium
hidroksida 1N setara dengan 60,05 mg CH3COOH. (DepkesRI,1994)
DOSIS PEMAKAIAN
Kadar asam asetat yang baik menurut SNI untuk cuka dapur
adalah maksimal 12,5% sedangkan untuk cuka meja maksimal antara 4-
12,5%. Larutan cuka sebagai makanan yang umum digunakan sehari-hari
mempunyai kadar 25% volume asam asetat, sedangkan asam asetat
murni disebut asam asetat glasial digunakan untuk membuat selulosa
asetat dalam industri rayon.
ANALISIS
ISOLASI
Asam asetat dapat diisolasi melalui :
1. Oksidasi alkohol dengan pengaruh bakteri Asam asetat dengan
oksidasi alkohol dibuat dengan pengaruh bakteri yaitu bakteri
acetobacter dan dibuat dengan bantuan udara pada suhu 35oC.
Reaksinya :
Acetobacter (35oC)C2H5OH + O2 ⎯⎯⎯→ CH3COOH + H2O
2. Dengan destilasi kayu kering
Cara pembuatnya yaitu kayu dipanaskan secara kering dalam
ruangan tertutup maka akan terjadi gas dan cairan seperti air yang
mengandung aseton metanol, dan asetat. Lalu didalam cairan itu
ditambahkan kalsium hidroksida (Ca(OH)2) dan akan terjadi kalsium
asetat. Kemudian cairan tersebut didestilasi dan diperoleh destilat
berupa metanol, aseton, dan air, sedangkan yang tertinggal kalsium
asetat. Kalsium asetat jika ditambah asam sulfat akan menghasilkan
asam asetat.
3. Pembuatan yang diperoleh dari etuna
C2H2 + H2O ⎯⎯→ H2C=C(OH)H⎯→ CH3CHO (Reaksi hidrolisis)
CH3CHO +O2 ⎯⎯⎯→ CH3COOH (Reaksi oksidasi)
Reaksi antara etuna dengan air pada T=600- 800C dan katalis Merkuri
(II) maka akan membentuk etanol yang kemudian berubah menjadi
aldehid. Pada hasil akhir aldehida dioksidasi maka akan diperoleh
asam asetat. (Arsyad, M.Natsir)
IDENTIFIKASI
a) Aroma asam asetat
10 tetes asam asetat + 2 ml air suling, Hasil Positif: Warna asetat
bening Aroma menyengat.
b) Uji pH asam asetat Larutan pada no.1 diteteskan ke kertas pH,
hasil positif : Kertas pH berwarna kuning, pH=3 ; Kertas pH
berwarna biru, pH=5(netral), aroma menyengat berkurang
c) Uji pH saponifikasi
Larutan pada no.1 + 1 ml NaOH 2 M diteteskan ke kertas pH hasil
positif : 20 tetes HC (0,5 ml)l,menjadi asam tidak berbau ,pH=3
asam benzoat berupa serbuk putih.
d. Uji aroma netralisasi asam asetat
Larutan pada no 3+ HCl 3M setetes demi setetes hasil positif : aroma
tidak begitu menyengat dibanding asam asetat
e. Esterifikasi:
(10 tetes asam karboksilat + 10 tetes alkohol +5 tetes
H2SO4,dipanaskan 15 menit +2 ml air suling ). Hasil nya kemudian,
asam asetat + isopentil alkohol hasil Positif bening, bau seperti balon ;
asam asetat + etil alkohol hasil positif bening terdapat lapisan
terpisah.
PENENTUAN KADAR
Metode volumetri
Alat :Erlenmeyer,Statip dan klem,Labu ukur, Buret, Pipet ukur
Bahan : Sampel cuka makanan, NaOH 0,1 N, KHP, Indikator PP
Cara Kerja :
Standarisasi Larutan NaOH
1. 200 mg KHP yang sudah dikeringkan dimasukkan ke dalam
gelas piala 50 mL dan tambahkan air bebas CO2 aduk hingga
larut.
2. Masukkan ke dalam labu ukur 100 mL.
3. Ambil 25 mL dan masukkan ke dalam erlenmeyer.
4. Tambahkan 2-3 tetes indikator pp.
5. Titrasi dengan menggunakan larutan NaOH 0,1 N sampai
terjadi perubahan warna. Ulangi hingga 3 kali.
6. Dihitung konsentrasi NaOH.
Penetapan Kadar Asam Asetat dalam Cuka Makanan
1. Diambil sebanyak 1 mL sampel cuka makanan dan masukkan
ke dalam labu takar 100 mL.
2. Tambahkan akuades sampai tanda batas dan diambil
sebanyak 25 mL kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer
250 mL.
3. Titrasi dengan menggunakan NaOH yang telah distandarisasi
dan beri indikator pp. ulangi hingga 3 kali.
4. Hitung konsentrasi asam asetat pada cuka makanan.
Analisis Data
Standarisasi NaOH
mol KHP = mol NaOH
Penentuan Kadar Cuka Makanan
kadar cuka dalam % b/b. anggap berat jenis cuka makanan
sama dengan 1.
Metode alkalimetri titrasi asam basa
1. Alat-alat yang digunakan adalah, Neraca analitik, Gelas arloji 1
buah, Pipet gondok 10 ml 1 buah, Buret 25 ml 1 buah, Statif dan
klem 1 buah, Corong gelas 2 buah (besar dan kecil), Labu ukur 3
buah (50 ml, 100 ml, 250 ml), Propipet 1 buah, Beker glass
200ml 1 buah, Pengaduk kaca 1 buah, Pipet tetes 1 buah, Botol
semprot 1 buah, Erlenmeyer 250 ml 2 buah.
2. Bahan-bahan yang digunakan adalah, Aquades secukupnya,
Sampel, CH3COOH (asam asetat), Sampel H2C2O4.2H2O
(asam oksalat), Sampel asam cuka, Sampel NaOH (natrium
hidroksida), Indicator PP (phenol phtalein)
Prosedur kerja
Standarisasi larutan NaOH
Semua alat yang akan di gunakan harus dibersihkan terlebih dahulu
Membuat larutan NaOH 0,1 N yang mana di fungsikan untuk bahan
titrasi Adapun cara membuat larutan NaOH 0,1 N dengan cara :
menimbang 1 gr
NaOH dan larutkan dengan aquades dalam beker glas (diaduk-aduk
sampai homogeny). Larutan kemudian dimasukan ke dalam labu ukur
250ml, tambahkan aquades sampai batas dan dikocok sampai
homogen.
Larutan NaOH 0,1 N tersebut dimasukan ke dalam buret 25 ml sampai
titik nol. Menimbang 0,315 gr asam oksalat (H2C2O4.H2O).
Asam oksalat dimasukkan ke dalam gelas beker, tambahkan aquades
dan diaduk sampai homogen, pindahkan ke dalam labu ukur 50 ml
dan tambahkan aquades sampai batas lalu di kocok supaya homogen.
Memipet sebanyak 10 ml larutan asam oksalat, masukan ke dalam
Erlenmeyer, tambahkan indicator pp 3 tetes dan dititrasi dengan
larutan NaOH sampai terjadi peerubahan warna. Mengulangi langkah
7 sebanyak 3 kali Mencatat informasi yang di dapat. Penetapan kadar
asam asetat dan cuka makan. Memipet sampel Asam asetat dan cuka
makan sebanyak 10 ml. Diencerkan dengan penambahhan
aquades,di dalam labu ukur 100ml sampai batas. Kocok sampai
homogen. Memipet larutan sebanyak 10 ml dan tabahkan 3 tetes
indicator pp di dalam Erlenmeyer. Titrasi dengan NaOH sampai terjadi
perubahan warna. Mengulang langkah ke 4 sebanyak 3 kali. Mencatat
volume NaOH dan informasi lain yang diperoleh
ASAM HIDKLORIDA (HCl)
Struktur/rumus kimia
AMONIUM BIKARBONAT
RUMUS STRUKTUR
DOSIS PEMAKAIAN
Mentega 2 g/kg
Jones Jone H., The Cativa Process For The Manufacture Plant Of Acetic
Acid Iridium Catalyst Improves Productivity In An Established
Industrial Process. BP Chemicals Ltd., Hull Research &Technology
Centre, Salt End, Hull HU12 8DS, U.K
Li Xuebing and Enrique Iglesia. The Synthesis of Acetic Acid from Ethane,
Ethene, or Ethanol on Mo-V-Nb Oxide. Department of Chemical
Engineering, University of California, Berkeley, CA 94720, USA