Anda di halaman 1dari 8

TABLET EFFERVESCENT ALANG-

ALANG

KELOMPOK 5
KELAS STIFA A
Demam  Keadaan faal tubuh berada di atas suhu
normal
Manifestasi sistemik yang paling sering dilihat dari respon
peradangan yang merupakan indikasi utama dari penyakit
yang disababkan oleh infeksi, masuknya zat asing (virus,
protozoa, zat kimia tertentu, obat tertentu) atau karena
terjadinya kerusakan jaringan tubuh tertentu, sehingga
hipotalamus mengatur suhu tubuh pada titik di atas
normal.
Alasan Pemilihan Bahan Aktif
Diuretik
• kandungan kimia dalam unsur mikro (logam) terutama natrium,
kalium dan senyawa gula (glukosa, sukrosa dan manitol)

Antiinflamasi
• asam sitrat, arundoin, fermenol, simianerol, amonium dan
asam kersik
Mekanisme Kerja
Efek diuretik: kandungan kimia dalam unsur mikro (logam)
terutama natrium, kalium dan senyawa gula (glukosa,
sukrosa dan manitol), mempengaruhi selaput apical dan
ATPase dalam transportasi cairan tubuh (H2O) pada selaput
basolateral sel tubular, sehingga reabsorpsi air dan luminal
ke lumen urin cepat menjadi penuh, sehingga urin lebih
sering diekskresikan beriringan dengan pelepasan panas
tubuh Bersama urin.
Dosis
Ekstrak alkohol akar ilalang dosis 50 mg/kg BB setara
dengan parasetamol 200 mg/kg BB (Chairul, 2000).
Untuk tikus 200 g = 125 mg/kg BB x 0,2 kg
= 25 mg
Dosis manusia = 25 x 56  konversi tikus-manusia
= 1400 mg
Kelebihan:
Penyerapan obat dan onset aksi lebih cepat dibanding
tablet konvensional.
• Ketepatan dosis
• Stabilitas
• Rasa menyenangkan
• Tampilannya menarik
• Praktis
• Menguntungkan untuk pasien yang sulit menelan obat
• Asam dan basa dalam membentuk buffer, sehingga
kompatibel dengan lambung.
Evaluasi
1. Uji keseragaman bobot tablet  Dua puluh tablet effervescent
ditimbang satu persatu dengan neraca elektrik. Dihitung purata (Χ)
dan koefisien variasi (CV). Untuk tablet yang besarnya lebih dari 300
mg, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang bobotnya menyimpang dari
bobot rata-ratanya lebih besar dari 5% dan tidak ada 1 tablet pun
yang bobotnya menyimpang lebih besar dari 10% (BPOM RI, 1979)
2. Uji kekerasan tablet  Sebuah tablet diletakkan horisontal di antara
ujung penekan. Suatu landasan yang digerakan oleh motor listrik
menekan tablet dengan beban tetap melawan landasan tetap
hingga tablet pecah. Hasilnya bisa langsung dibaca secara digital
dalam skala kP (Banker, Peck, dan Baley, 1980)
Evaluasi (2)
3. Uji kerapuhan tablet  Dua puluh tablet dibebas-debukan dari partikel
halus yang menempel, lalu ditimbang. Tablet yang telah
dibebasdebukan dimasukkan ke dalam friabilator (alat penguji
kerapuhan tablet), diputar selama 4 menit dengan kecepatan 25 rpm.
Tablet dibersihkan dan ditimbang kembali. Hitung persen (%)
kehilangan berat tablet dari berat keseluruhan tablet semula (Agoes,
2008)
4. Uji waktu larut tablet  Tablet effervescent dilarutkan ke dalam gelas
yang berisi 200 ml air pada suhu 20-25˚C. Catat waktu yang dibutuhkan
granul untuk larut dalam air dengan menggunakan stopwatch. Tablet
effervescent yang baik akan hancur dan larut cepat dalam 1-2 menit.

Anda mungkin juga menyukai