Anda di halaman 1dari 4

1.

His hipertonik atau hypertonic uterine contraction disebut juga tetania uteri yaitu his
yang terlalu kuat dan terlalu sering, sehingga tidak terdapat relaksasi otot rahim.
Dapat menyebabkan asfiksia intra uterine sampai kematian janin dalam rahim.

2. Gawat janin adalah Denyut jantung janin (DJJ) kurang dari 100 per menit atau lebih
dari 180 per menit denyu, jantung tidak teratur, atau keluarnya mekonium yang kental
pada awal persalinan. Gawat janin terjadi bila janin tidak menerima O2 yang cukup,
sehingga akan mengalami hipoksia.

3. Alat Kardiotokografi (CTG) atau juga disebut Fetal Monitor adalah alat yang


digunakan untuk memeriksa kondisi kesehatan janin.

4. NICU (Neonatal Intensive Care Unit) adalah ruangan khusus di rumah sakit, untuk
merawat bayi baru lahir sampai usia 30 hari yang memerlukan pengobatan dan
perawatan khusus di bawah pemantauan tim dokter. 

5. Ballard Score merupakan sistem penilaian yang dikembangkan oleh Dr. Jeanne L
Ballard, MD untuk menentukan usia gestasi bayi baru lahir melalui penilaian
neuromuskular dan fisik. Penilaian neuromuskular meliputi postur, square window,
arm recoil, sudut popliteal, scarf sign dan heel to ear maneuver. Penilaian fisik yang
diamati adalah kulit, lanugo, permukaan plantar, payudara, mata/telinga, dan
genitalia.

6. KMK (Kecil Masa Kehamilan) adalah berat badan bayi dibawah persentil 10 atau ≤ 2
standar deviasi sesuai usia kehamilan. Definisi KMK dijelaskan sebagai berat badan
bayi lebih rendah dari populasi normal atau lebih rendah dari berat badan yang telah
ditentukan.

PERMASALAHAN

1. Apa penyebab kejang pada ibu?


2. Apa tanda-tanda dan penyebab fetal distress?
3. Apa penyebab bayi tidak menangis, apneu, dan cyanosis?

PEMBAHASAN

1. Secara umum seorang wanita hamil aterm (38-42 mgg) yang mengalami kejang selalu
didiagnosis sebagai eklampsia. Hal ini karena diagnosis diferensial keadaan ini
seperti, epilepsi, ensefalitis, meningitis, tumor otak serta pecahnya aneurisma otak
memberikan gambaran serupa dengan eklampsia. (Prinsip: setiap wanita hamil yang
mengalami kejang harus didiagnosis sebagai eklampsia sampai terbukti bukan).

1
Eklampsia adalah pre eklampsia yang mengalami komplikasi kejang tonik klonik
yang bersifat umum. Kejang dapat terjadi tanpa tergantung pada berat ringannya
hipertensi. Sifat kejang tonik-klonik. Koma terjadi setelah kejang dan dapat
berlangsung lama.
Etiologi dan patogenesis preeklampsia dan eklampsia sampai saat ini masih belum
sepenuhnya difahami, masih banyak ditemukan kontroversi, itulah sebabnya penyakit
ini sering disebut “the disease of theories”. Pada saat ini hipotesis utama yang dapat
diterima untuk menerangkan terjadinya preeklampsia adalah : faktor imunologi,
genetik, penyakit pembuluh darah dan keadaan dimana jumlah trophoblast yang
berlebihan dan dapat mengakibatkan ketidakmampuan invasi trofoblast terhadap arteri
spiralis pada awal trimester satu dan trimester dua. Hal ini akan menyebabkan arteri
spiralis tidak dapat berdilatasi dengan sempurna dan mengakibatkan turunnya aliran
darah di plasenta. Berikutnya akan terjadi stress oksidasi, peningkatan radikal bebas,
disfungsi endotel, agregasi dan penumpukan trombosit yang dapat terjadi diberbagai
organ.
2. Tanda-tanda fetal distress / gawat janin:
- DJJ kurang dari 100 per menit atau lebih dari 180 per menit, dan tidak teratur
- Keluarnya mekonium yang kental pada awal persalinan

Penyebab yang memungkinkan gawat janin pada skenario:

- Preeklamsia-eklampsia yang menyebabkan aliran darah dalam plasenta menjadi


terhambat dan menimbulkan hipoksia pada janin yang akan menjadikan gawat
janin.
- Aktivitas uterus yang berlebihan / hipertonika uterus mengakibatkan relaksasi
uterus tidak cukup memberikan aliran darah dalam plasenta.

Penyebab secara luas dari fetal distress adalah sebagai berikut:

a. Persalinan berlangsung lama


Persalinan lama adalah persalinan yang terjadi lebih dari 24 jam pada
primigravida dan lebih dari 18 jam pada multigravida. Persalinan lama dapat
mengakibatkan ibu menjadi gelisah, letih, suhu badan meningkat,
berkeringat, nadi cepat, pernapasan cepat dan meteorismus.
b. Induksi persalinan dengan oksitosin

2
Akibat pemberian oksitosin yang berlebih-lebihan dalam persalinan dapat
mengakibatkan relaksasi uterus tidak cukup memberikan pengisian plasenta.
c. Ada perdarahan
Perdarahan yang dapat mengakibatkan gawat janin yaitu karena solusio
plasenta.
d. Infeksi
Pneumonia pada janin, akibat aspirasi cairan amnion yang terinfeksi, adalah
konsekuensi serius.
e. Insufisiensi plasenta
- Insufisiensi uteroplasenter akut
Disebabkan oleh aktivitas uterus yang berlebihan / hipertonika
uterus (dapat dihubungkan dengan pemberian oksitosin), hipotensi ibu,
kompresi vena kava, posisi terlentang, perdarahan ibu karena solusio
plasenta.
- Insufisiensi uteroplasenter kronis
Misalnya : pada ibu dengan riwayat penyakit hipertensi.
f. Kehamilan Postterm
Meningkatnya resiko pada janin postterm adalah diameter tali pusat yang
mengecil, penurunan cairan amnion merupakan penyebabnya terbentuknya
mekonium kental yang terjadi pada sindrom aspirasi mekonium.
g. Preeklamsia
Vasopasme yang merupakan akibat dari kegagalan invasi trofoblas kedalam
lapisan otot pembuluh darah sehingga pembuluh darah mengalami kerusakan
dan menyebabkan aliran darah dalam plasenta menjadi terhambat dan
menimbulkan hipoksia pada janin yang akan menjadikan gawat janin.

3. Penyebab bayi tidak menangis, apneu, dan cyanosis


Pengembangan paru bayi baru lahir terjadi pada menit-menit pertama kelahiran
kemudian disusul dengan pernafasan teratur. Bila didapati adanya gangguan
pertukaran gas atau pengangkutan oksigen dari ibu ke janin akan berakibat asfiksia
janin. Gangguan ini dapat timbul pada masa kehamilan, persalinan atau segera setelah
lahir. Hampir sebagian besar asfiksia bayi baru lahir merupakan kelanjutan asfiksia
janin, karena itu penilaian janin selama masa kehamilan dan persalinan memegang
peranan penting untuk keselamatan bayi. Pada skenario, asfiksia yang terjadi adalah
akibat gangguan pertukaran gas atau pengangkutan oksigen dari ibu ke janin yang

3
disebabkan oleh preeklampsia-eklampsia dan his hipertonik yang terjadi selama
persalinan.

Gomella (2009) yang dikutip dari AHA dan American Academy of Pediatrics (AAP)
mengajukan penggolongan penyebab kegagalan pernafasan pada bayi yang terdiri
dari:
1. Faktor ibu
a. Hipoksia ibu : hal ini berakibat pada hipoksia janin. Hipoksia ibu dapat terjadi
karena hipoventilasi akibat pemberian obat analgetik atau anestesia lain.
b. Ganggguan aliran darah uterus : berkurangnya aliran darah pada uterus akan
menyebabkan berkurangnya aliran oksigen ke plasenta dan janin.18
2. Faktor plasenta
Pertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh luas dan kondisi plasenta.
Asfiksia janin akan terjadi bila terdapat gangguan mendadak pada plasenta,
misalnya solusio plasenta, perdarahan plasenta dan lain-lain.18
3. Faktor janin
Kompresi umbilikus akan mengakibatkan terganggunya aliran darah dalam
pembuluh darah umbilikus dan menghambat pertukaran gas antara ibu dan janin.
Hal ini dapat ditemukan pada keadaan tali pusat menumbung, tali pusat melilit
leher dan lain-lain.
4. Faktor neonates
Depresi pusat pernafasan pada bayi baru lahir dapat terjadi karena beberapa hal,
yaitu :
a. pemakaian obat anestesi dan analgesia yang berlebihan
b. trauma persalinan,
c. kelainan kongenital bayi seperti hernia diafragmatika, atresia saluran
pernafasan, hipoplasia paru dan lain-lain

Anda mungkin juga menyukai