a−1 mod m, yang mana a ' ∈ Z m, seperti a a ≡ a a ≡1( mod m). Jika m ditentukan,
' '
( x , y ∈ Z 26 ) .
Teorema tersebut dapat diuji kebenarannya dengan mudah.
Misalnya, 7 ×15=105 ≡1(mod 26), jadi 7−1=15 dan 15−1 =7)
Sesuai dengan hukum kongruensi y ≡ax +b (mod 26) ekuivalen dengan
ax ≡ y−b(mod 26) (1)
a akan mempunyai invers perkalian dengan modulo 26, apabila gcd (a , 26)=1.
Dengan mengalikan Persamaan (1) dengan a−1, maka diperoleh
a−1 (ax) ≡ a−1 ( y−b)( mod 26)
Gunakan sifat asosiatif perkalian modulo, diperoleh
a−1 (ax) ≡ a−1 ( a ) x ≡1 x ≡ x (mod 26)
Sehingga, x=a−1 ( y−b)( mod 26) yang merupakan rumus eksplisit untuk x, Jadi,
fungsi dekripsinya adalah
d ( y )=a−1 ( y−b)(mod 26)
Example 1.3
Misalkan K = (7,3). Seperti yang disebutkan atas, 7−1 mod 26=15.
Fungsi enkripsinya adalah e K ( x )=7 x +3 dan fungsi dekripsinya
d K ( y )=15 ( y−3 ) =15 y−19, dimana semua operasi dijalankan di Z26 .
Pendekripsian
Untuk mendekripsikan, kita menggunakan rumus d K ( y )=15 y−19, dimana
tujuan kita adalah mengubah ciphertext menjadi plaintext kembali.
ciphertext : AXG
Jika dikonversikan ke dalam residu modulo, akan didapatkan
A=0 , X=23 , G=6
Lalu kita dekripsi :
( 15 ×0−19 ) mod 26=−19 mod 26=7
( 15 ×23−19 ) mod 26=326 mod 26=14
( 15 ×6−19 ) mod 26=71mod 26=19
Jadi, plaintext nya adalah 7, 14, dan 19 yang mana jika dikonversikan ke dalam
huruf menjadi hot.
Terdapat 57 karakter dari ciphertext. Karakter yang paling sering muncul adalah
R (8 kejadian), D (7 kejadian), E, H, K (5 kejadian), dan F, S, V (4 kejadian).
Pada tebakan pertama, kita boleh menduga bahwa R adalah enkripsi dari e dan D
adalah enkripsi dari t, karena e dan t secara berturut-turut adalah dua huruf yang
paling sering muncul.
Secara numerik, dapat ditulis e K ( 4 ) =17 dan e K ( 19 )=3.
Ingat bahwa e K ( x )=ax+ b, dimana a dan b tidak diketahui.
Substitusikan nilai x, maka akan didapatkan dua persamaan linear
4 a+b=17
19 a+b=3
Setelah dieliminasi diperoleh 15 a=−14
15 a=9 0
a=6
Substitusi a=6 4 (6)+b=17
b=−7
b=19
Maka diperoleh solusi a=6 , b=9 (di Z26 ¿.
Akan tetapi, hal ini tidak memenuhi syarat keyspace karena gcd(a , 26)=2>1.
Jadi, dugaan bahwa R adalah enkripsi dari e dan D adalah enkripsi dari t tersebut
salah.
Tebakan selanjutnya, kita menduga bahwa R adalah enkripsi dari e dan E adalah
enkripsi dari t. Dari cara kerja di atas, yaitu substitusi dan eliminasi diperoleh
bahwa a=13. Karena gcd(a , 26)=13> 1, maka tidak memenuhi syarat keyspace.
Kita coba kemungkinan yang lain, R adalah enkripsi dari e dan K adalah enkripsi
dari t. Dengan cara yang sama, diperoleh a=3 , b=5 dan telah memenuhi syarat
gcd(a , 26)=1 sehingga K=(3,5).
Lalu kita dekripsi ciphertext untuk melihat apakah membentuk rangkaian kata
atau tidak. Hal ini akan mengkonfirmasi kebenaran dari K=(3,5).
Gunakan rumus dekripsi d K ( y )=a−1 ( y−b ) mod 26
d K ( y )=3−1 ( y−5 ) mod 26
d K ( y )=9 ( y−5 ) mod 26
d K ( y )=( 9 y−45)mod 26
d K ( y )=( 9 y−19)mod 26
Kita coba dekripsi tiga huruf awal, yaitu FMX. F=5 , M =12 , dan X=23.
d K ( 5 )=(9 ×5−19)mod 2 6=26 mod 26=0
d K ( 12 )=( 9 ×12−19 ) mod 2 6=89 mod 2 6=11
d K ( 23 )=( 9 × 23−19 ) mod 2 6=188 mod 2 6=6
Jadi, hasil didapatkan karakter 0=a , 11=l , dan 6=g.
Lanjutkan pendekripsian dengan cara yang sama.
Sehingga akan dihasilkan plaintext sebagai berikut :
algorithmsarequitegeneraldefinitionsofarithmeticprocesses