Anda di halaman 1dari 2

5 Penyakit Kulit yang Mengintai Korban Banjir dan Tips Pencegahan

Banjir tak cuma menyebabkan kerugian materil, tapi juga berisiko bagi kesehatan.
Sebagai bagian terluar dari tubuh, kulit lantas menjadi paling rentan terkena dampak negatif
banjir. Terdapat sejumlah penyakit kulit yang patut kamu waspadai jika terkena banjir. Apa
saja?

1. Folikulitis
Penyakit ini umum terjadi saat banjir. Folikulitis adalah kondisi kulit ketika folikel
rambut meradang dan terjadi pada area tubuh yang memiliki rambut. Folikulitis memang
tidak terlalu berbahaya, tapi meninggalkan sensasi gatal, nyeri, dan tentu membuat tidak
nyaman.
Folikulitis disebabkan oleh infeksi bakteri Staphylococcus aureus pada folikel rambut.
Sebenarnya bakteri ini terdapat di permukaan kulit, dan tidak mengganggu kesehatan.
Masalah baru timbul jika bakteri ini masuk ke dalam folikel rambut akibat permukaan kulit
yang rusak, misalnya akibat mencukur. Selain karena bakteri, folikulitis juga bisa disebabkan
oleh virus dan jamur

2. Infeksi Jamur
Air banjir yang sangat kotor dan mengandung beberapa bakteri dapat menimbulkan
infeksi jamur. Biasanya area yang terkena meliputi lipatan paha dan jari-jari kaki. Infeksi
jamur ini memiliki karakteristik gatal pada saat berkeringat.

3. Dermatitis alergi
Dermatitis kontak adalah peradangan kulit yang ditandai dengan ruam gatal
kemerahan, yang timbul akibat iritasi setelah kontak langsung dengan zat tertentu. Penyakit
alergi juga sering muncul pada saat banjir lantaran terpapar dengan bahan-bahan yang
terbawa dalam air banjir, entah bahan kimia atau sampah sehingga berpotensi membuat orang
terkena dermatitis alergi. Bila banjir lama surut, kemungkinan seseorang terkena dermatitis
alergi juga semakin besar. Namun, tidak semua orang yang kebanjiran terkena dermatitis
alergi. Ini terjadi pada orang-orang yang sensitif pada bahan-bahan tertentu saja.

4. Kutu air
Kutu air atau tinea pedis adalah infeksi jamur yang menimbulkan gejala berupa ruam
bersisik dan terdapat pada sela-sela jari kaki. Kutu air berisiko tinggi dialami oleh orang yang
kurang menjaga kebersihan kaki, jarang mengganti kaus kaki, dan sering menggunakan
sarana publik seperti pemandian umum. Jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat,

1
kondisi ini dapat memburuk dan menyebar ke bagian tubuh lain, bahkan memicu munculnya
peradangan pada kelenjar getah bening.
Kutu air atau tinea pedis ini dapat disebabkan oleh berbagai jenis jamur, namun yang
paling sering adalah dermatophytes, jamur yang juga menjadi penyebab kurap. Jamur-jamur
penyebab kutu air merupakan jamur yang hidup di lingkungan bersuhu hangat dan lembap,
seperti kamar mandi dan kolam renang. Seseorang dapat tertular jamur kutu air melalui
sentuhan langsung dengan kulit yang terinfeksi atau benda yang terkontaminasi. Setelah
menular, jamur kutu air akan menetap dan berkembang biak di permukaan kulit. Ketika
terdapat celah pada kulit, jamur kutu air dapat masuk ke dalam kulit dan menimbulkan
infeksi.
Terkena air banjir atau genangan air sangat memungkinkan seseorang mengalami
kutu air. Penyebabnya, kondisi air yang kotor apalagi tanpa menggunakan pelindung kaki.
Selain itu, suhu yang lembab secara terus menerus juga memungkinkan jamur berkembang
lebih cepat sehingga lebih berisiko terjangkit kutu air.

5. Eksim
Eksim merupakan kondisi kulit yang disebabkan oleh peradangan pada kulit.
Seringkali, eksim membuat kulit gatal, merah dan kering, bahkan pecah-pecah dan kasar.
Eksim dapat terjadi pada bagian tubuh kamu manapun.

Bahkan beberapa kasus eksim dapat menyebabkan pembentukan lepuhan yang


nantinya akan mengeluarkan air. Air yang keluar ini merupakan indikasi bahwa eksim sudah
menjadi infeksi. Eksim (Eczema) juga dikenal sebagai dermatitis. 

Eksim juga kerap terjadi di musim hujan. Ini adalah dermatitis yang paling umum
sehingga menyebabkan maserasi kulit di sela-sela jari kaki. Tapi eksim terjadi akibat
kolonisasi bakteri sekunder, yang merupakan turunan dari infeksi jamur.

Anda mungkin juga menyukai