(suara burung-burung) Pada zaman dahulu, hiduplah sepasang suami istri petani. Mereka
tinggal di sebuah desa di dekat hutan. Suatu pagi yang cerah mereka duduk di teras sambil
menikmati secangkir teh hangat.
Suami : Istriku ada suatu hal yang ingin aku sampaikan (meletakkan gelas).
Suami : Dari sekian banyak populasi hanya kaulah sampel yang teropsi serta kaulah
pemecah segala asumsi, berbgai uji telah kulalui walau dangan tingginya
tingkat signifikansi kau tetap dalah hati.
Istri : (tersipu malu) Aku pun ingin mengatakan sesuatu kepada mu suamiku
Musik flasmob
Suami : (tersipu malu) tapi istriku akan terasa lebih lengkap lagi kebahagian kita jika
kita memiliki seorang anak.
Istri : benar suami ku seandainya kita memiliki seorang anak kebahagiaan ini akan
terasa lengkap.
Sayangnya mereka belum saja dikaruniai seorang anak. Setiap hari mereka berdoa pada Yang
Maha Kuasa. Mereka berdoa agar segera diberi seorang anak.
Tiba-tiba seorang raksasa melewati tempat tinggal mereka. Raksasa itu mendengar
percakapan suami istri itu dan raksasa menghampiri mereka.
Raksasa : Tanam dan rawatlah biji mentimun ini, nanti kau akan mendapatkan seorang
anak perempuan.
Raksasa : Tapi ada syaratnya. Pada usia 17 tahun anak itu harus kalian serahkan padaku
Suami istri itu sangat menginginkan seorang anak. Karena itu tanpa berpikir panjang mereka
setuju.
Suami istri petani itu kemudian menanam biji-biji mentimun itu. Setiap hari mereka merawat
tanaman yang mulai tumbuh itu dengan sebaik mungkin. Berbulan-bulan kemudian tanaman
itu berbuah mentimun berwarna keemasan.
Buah mentimun itu semakin lama semakin besar dan berat. Ketika buah itu masak, mereka
memetiknya. Dengan hati-hati mereka memotong buah itu. Betapa terkejutnya mereka, di
dalam buah itu mereka menemukan bayi perempuan yang sangat cantik. Suami istri itu sangat
bahagia. Mereka memberi nama bayi itu Timun Mas.
Tahun demi tahun berlalu. Timun Mas tumbuh menjadi gadis yang cantik.
Timun mas : (bersolek) siapakah yang paling cantik di statistika ini? Jelas dong
bukan aku.
(setelah mengambilkan minum, timun mas pun diminta duduk bersama orang tuanya
Suami : timun mas, seebelum kau ada kami telah membuat perjanjian dengan
seorang raksasa bahwa pada ulang tahun mu yg ke 17 kami harus menyerahkan mu
kedapadanya
Istri : “Ambillah ini” (sambil meyerahkan kantung kain). Apa yang ada
dalam kantung ini akan menolongmu melawan raksasa jahat itu.
Keesokan harinya, raksasa datang dari kejauhan. Mengetahui kedatanga raksasa, ibu timun
mas pun bergegas meminta timun mas untuk lari secepat mungkin.
Raksasa : (berteriak) aku ingin menagih janji kalian. Serahkan timun mas
sekarang juga.
Suami : kami tidak akan menyerahkan timun mas kepadamu raksasa jahat.
Dia sudah sudah pergi dari sini.
Karena merasa dibohingi oleh pasangan petani itu raksasa pun marah dan mulai mengejar
timun mas ke dalam hutan.
Raksasa : Haiii timun mas. Jangan lari!!! Kau harus menepati janji orang tuamu
Timun Mas : tidakk!! Aku tidak akan pernah mau ikut bersamamu raksasa jelek
Raksasa : kau lari sampai ke ujung dunia pun akan kukejar melalui media
sosial.
Melihat raksasa yang semakin mendekat, Timun Mas segera mengambil segenggam garam
dari kantung kainnya. Lalu garam itu ditaburkan ke arah Raksasa. Serangan pun datang Jeng
jeng jeng!!!!!
(segerobal ninja abal-abal pun mulai menyerang)
Timun mas : (melempar kantung pertama) rasakan ini!! Kau tak akan bisa
mengejarku lagi ahahhaha
Akan tetapi, raksasa masih bisa lolos dengan mudah. Raksasa pun kembali mengejar timun
mas. Timun mas berlari sangat kencang dan melemarkan kantung kedua yang besikan biji
timun. Serangan kedua datang menyerang sang raksasa jahat itu
Timun mas : rasakan ituuuu!!! Kuharap kau tidak dapat mengejarku lagi
Lagi-lagi raksasa itu masih bisa lolos dari serangan para penari hula hoop. Timun mas pun
mulai merasa cemas dan langsung melemparkn kantung terakhir yang berisikan terasi.
Musik flasmob
Raksasa pun tak berdaya dan mati. Timun mas kembali kerumah orang tuanya dan hidup bahagia
bersama kedua orang tua nya.
Pelajaran yang bisa diambil yaitu janganlah tergesa gesa dalam mengambil keputusan, karna apa yang
kita putuskan akan berpengaruh terhadap kehidupan kedepannya.