Agustina (1701105091)
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui pengaruh tingkat kecemasan
matematika (Mathematics Anxiety) dan gender terhadap kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa. Adapun pembatasan masalah yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah :
1. Kecamasan matematika yang dimaksud adalah gejala-gejala kecemasan yang
dialami siswa dalam proses pembelajaran matematika.
2. Tingkat kecemasan yang akan diukur, adalah tingkat kecemasan rendah dan
tinggi.
3. Gender yang dimaksud adalah jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.
4. Kemampuan pemecahan masalah yang dimaksud adalah kemampuan siswa
dalam menyelesaikan permasalahan matematika yang bersifat tidak rutin.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah, identifikasi dan batasan
masalah diatas, maka penelitian ini diharapkan dapat menjawab pertanyaan-
pertanyaan berikut :
1. Apakah terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika antar
siswa yang memiliki kecemasan rendah dengan siswa yang memiliki
kecemasan tinggi?
2. Apakah terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika
antara siswa laki-laki dan siswa perempuan?
3. Apakah terdapat pengaruh interaksi antara kecemasan matematika dan gender
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa?
E. Tujuan Penelitian
Bersesuaian dengan rumusan penelitian masalah diatas, penelitian ini
bertujuan untuk :
1. Menganalisis pengaruh kecemasan matematika terhadap kemampuan
pemecahan masalah matematika.
2. Menganalisis pengaruh gender terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika.
3. Menganalisis ada tidaknya pengaruh interaksi antara kecemasan matematika
dan gender terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
Landasan teori dalam penelitian ini meliputi: Kemampuan pemecahan
masalah matematika, kecemasan matematika, dan gender dalam pembelajaran
matematika.
1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
a. Pengertian Masalah
Pengertian masalah pada dasarnya adalah kesenjangan antara
harapan dengan kenyataan. Masalah menurut sebagian ahli pendidikan
matematika adalah pertanyaan yang harus dijawab atau direspon, namun tidak
semua pertanyaan otomatis menjadi masalah. Sumardyono mengatakan
sebuah pertanyaan setidaknya memiliki kedua ciri berikut untuk dikatakan
sebagai sebuah masalah, yaitu soal tersebut harus menantang pikiran
(challenging) dan soal tersebut tidak otomatis dikateahui cara penyelesainnya
(nonroitine). Sejalan dengan Sumardyono dan Hudojo, Shadiq mengatakan
bahwa suatu pertanyaan akan menjadi masalah hanya jika pertanyaan itu
menunjukan adanya suatu tantangan (challenge) yang tidak dapat
dipecahakan dengan prosedur rutin (routine procedure) yang sudah diketahui
si pelaku.
BAB III
METODE PENELITIAN
Keterangan :
A1B1 : Kelompok siswa laki-laki dengan kecemasan matematika rendah
A2B1 : Kelompok siswa laki-laki dengan kecemasan matematika tinggi
A1B2 : Kelompok siswa perempuan dengan kecemasan matematika rendah
A2B2 : Kelompok siswa perempuan dengan kecemasan matematika tinggi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas X SMP PUSPANEGARA yang berjumlah 160 siswa,
adapun sampel yang digunakan sebanyak 120 siswa. Distribusi responden akan
disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 3.2
Tabel 3.4
Pedoman penskoran tes kemampuan pemecahan masalah
Skor Memahami Membuat Melaksanakan Memeriksa
masalah rencana Rencana kembali
0 Salah Tidak ada Tidak melakukan Tidak ada
menginterpre rencana, penghitungan pemeriksaan/tidak
stasi masalah membuat ada ktrampilan
rencana yang lain
tidak relevan
1 Salah Membuat Melaksanakan Ada pemeriksaan
mengiterprest rencana prosedur yang tetapi tidak tuntas
asi sebagian pemecahan benar,mungkin
soal,mengaba yang tidak menghasilkan
ikan kondisi dapat jawaban yang
soal dilaksanakan benar tetapi salah
Perhitungan
2 Memahami Membuat Melakukan proses Pemeriksaan
soal rencana yang benar, dilaksanakan
selengkapnya pemecahan mungkin untuk melihat
yang menghasilkan kebenaran proses
benar,tetapi jawaban yang
salah dalam benar
hasil/tidak ada
hasil
3 Membuat Hasil dan proses
rencana yang yang benar
benar tetapi
belum lengkap
4 Membuat
rencana sesuai
dengan
prosedur dan
mengarah pada
solusi yang
benar