Anda di halaman 1dari 19
LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI II DPR RI KE PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PADA RESES MASA PERSIDANGAN IV T.S. 2010 - 2011 TANGGAL, 25 s.d. 28 JULI 2011 Cal ml | DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA 2011 LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI II DPR RI KE PROVINS! KALIMANTAN TENGAH RESES MASA PERSIDANGAN IV TAHUN SIDANG 2010-2011 TANGGAL 25 S.D. 28 JULI 2011 A. PENDAHULUAN 1. Dasar Kunjungan Kerja Kunjungan Kerja dilaksanakan berdasarkan Keputusan Pimpinan DPR RI Nomor 80/PIMP/IV/2010-2011 tanggal 18 Juli 2011 tentang Penugasan kepada Anggota Komisi | sampai dengan Komisi XI, Badan Legislasi, Badan Anggaran, dan Badan Akuntabilitas Keuangan Negara Dewan Perwakilan Rakyat Republik indonesia untuk Melakukan Kunjungan Kerja Berkelompok Pada Reses Masa Persidangan IV Tahun Sidang 2010-2011, dan sesuai dengan Keputusan Rapat Komisi I! DPR Rl tanggal 10 Mei 2011. 2. Susunan Tim Tim Kunjungan Kerja ke Provinsi Kalimantan Tengah berjumlah 15 orang dipimpin oleh Wakil Ketua Korisi Il DPR Ganjar Pranowo. Adapun susunan tim seperti berikut: KETUA TIM, WAKIL KETUA KOMISI II 1. Ganjar Pranowo /E-PDIP 2. Drs. Abdul Hakam Naja, M.Si WAKIL KETUA KOMISI II/F-PAN 3. Drs. H. Abdul Gafar Patappe ANGGOTA TIM / F-PD 4. Rusminiati, SH ANGGOTA TIM / F-PD 5, Ir. Basuki Tjahaja Purnama, MM ANGGOTA TIM / F-PG 6. Drs. H. Murad U. Nasir, M.Si ANGGOTA TIM / F-PG 7. Arief Wibowo ANGGOTA TIM / F-PDIP 8. Yasona H. Laoly ANGGOTA TIM / F-PDIP 9. Budiman Sujatmiko ANGGOTA TIM / F-PDIP KH. Aus Hifayat Nur ANGGOTA TIM / F-PKS Hermanto, SE, MM ANGGOTA TIM / F-PKS Drs. H. Fauzan Syai'e ANGGOTA TIM / F-PAN Drs. H. Nu'man Abdul Hakim ANGGOTA TIM / F-PPP Dr. AW Thalib, M.Si ANGGOTA TIM / F-PPP Hj. Masitah, S.Ag, M.Pd.l ANGGOTA TIM / F-PKB Runker Komisi i OPA Al ke Prov. Kalteng, MP 1V TS 2010-207 Tim Kunjungan Kerja didampingi oleh staf secretariat, Tenaga Ahli Komisi !I DPR Rl dan TV Parlemen dari Bagian Pemberitaan DPR Rl serta para mitra kerja dari Kementerian Dalam Negeri, Sekretariat Negara, Kementerian PAN dan Reformasi Birokrasi, KPU, ANRI dan BPN. 3. Kegiatan dan Waktu Pelaksanaan Kunjungan Kerja telah dilaksanakan pada 25 — 28 Juli 2011 dan telah mengadakan kegiatan pertemuan dengan beberapa pihak sebagai berikut: [No. Waktu] Kegiatan ] 1. | Senin, ~~ Pertemuan dengan Gubernur, Pimpinan DPRO dan | 25 Juli 2011 Kepala BKD Provinsi. _ -_Pertemuan dengan KPU Provinsi dan Panwas Provinsi__| 2. | Selasa, > Pertemuan dengan Kanwil BPN dan Kakan BPN se | 26 Juli 2011 Provinsi Kalteng | | - Pertemuan dengan Bupati, Pimpinan DPRD, Jajaran | | Muspida, KPUD dan Panwas Kabupaten Kotawaringin | Timur. | {3 Rabu, |= Kunjungan ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil | | 27 Juli 2011 | Kabupaten Kotawaringin Timur - Kunjungan ke Kecamatan Mentawa Baru Ketapang (NIK, | E-KTP dan pelayanan publik) | | Pertemuan dengan Bupati, Pimpinan DPRD, Jajaran | Muspida, KPUD dan Panwas Kabupaten Kotawaringin | __ Barat. _ a | (4. | Kamis, - Kunjungan ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil | | | 28 Juli 2011 | Kabupaten Kotawaringin Barat. | | - Kunjungan ke Samsat Kabupaten Kotawaringin Barat (pelayanan publik), _ | B. HASIL KUNJUNGAN KERJA 4. Pemerintahan Daerah a. Evaluasi Daerah Otonom Baru + Terkait dengan pemenuhan kebutuhan dasar bagi penduduk di daerah otonom baru masih dijumpai beberapa hambatan. Permasiahan di bidang pendidikan, antara lain, kondisi sosial ekonomi masyarakat: masih terdapat masyarakat kurang mampu yang berpola pikir tradisional terbatasnya kompetensi dan kualifikasi pendidik, penyebaran tenaga guru masih belum merata, sarana dan prasarana penunjang pendidikan yang sangat terbatas khususnya di daerah pedalaman dan perbatasan, Dana 77 inker Komisill DPA Al ke Prov. Kalteng, MP IV TS 2010-2017 anggaran pendidikan sebesar 20% yang masih digunakan untuk alokasi diluar dana pendidikan, masih ditemukan keterlambatan dana anggaran untuk sertifikasi guru dan penyaluran Dana Bantuan Operasioal sekolah (BOS) yang disalurkan per 3 bulan. + Berkaitan dengan bidang kesehatan, kelemahan dalam arti luas adalah luasnya wilayah, penyebaran penduduk tidak merata, sulit sekaligus mahainya biaya transportasi dalam pengiriman obat-obatan dan tenaga dokter spesialis terbatas dan tidak merata. Langkah untuk mengantisipasi hal tersebut, Pemerintah Daerah bersinergi dengan pihak Kabupaten pemekaran untuk meningkatkan mutu pelayanan di bidang kesehatan dengan atau melalui pendidik ke jenjang S2 khususnya dokter umum menjadi dokter spesialis dari daerah masing-masing kabupaten pemekaran. + Dalam penyediaan air bersih, sanitasi dan manajemen limbah, masalah yang dinadapi, antara lain, pada musim kemarau terjadi interusi air laut pada sungai yang digunakan sebagai sumber air baku, terjadinya pencemaran air sungai akibat aktifitas manusia (pertambangan, perkebunan, dll); sebagian masyarakat belum siap untuk mengelola infrastruktur air minum yang telah dibangun, terutama di daerah terpencil karena kesulitan mencari suku cadang dan OP peralatan; masih ada sebagian masyarakat yang masih membuang sampah dan limbah rumah tangga tidak pada tempatnya; terbatasnya anggaran APBD Kabupaten dalam penanganan sanitasi dan air limbah, sehingga pelayanan dalam pengelolaan sanitasi dan air limbah masih terbatas. © Terkait dengan PAD, kontribusi PAD tethadap APBD kabupaten (otonomi baru) masih minim, Akan tetapi disisi lain besar angka PAD dan APBD setiap tahun menunjukan peningkatan. Salah satu langkah untuk mengintensifkan PAD kabupaten dengan melakukan penataan kembali berbagai PERDA di bidang pendapatan Daerah dengan mengacu kepada Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Dengan adanya langkah tersebut, dinarapkan berdampak positif kepada peningkat PAD setiap kabupaten/Kota. Di lain pihak dengan memperbaiki sarana dan prasana pelayanan publik sebagai agian tak perpisahkan dari peningkatan PAD. + Secara umum permasalahan dalam evaluasi dan penataan Daerah Otonom Baru (008), antara lain: Validitas data yang menjadi dasar pelaksanaan evaluasi_sulit dipertanggungjawabkan, karena data yang disampaikan sangat fluktuatif, sehingga akurasi data yang disampaikan sangat diragukan validitasnya. Perkembangan kondisi ekonomi belum menunjukkan perkembangan yang lebih baik, baik dilihat dari tingkat pertumbuhan ekonomi (pertumbuhan PDRB) maupun pendapatan perkapita kabupaten hasil pemekaran tersebut. $7 Kanker Komisill OPA Alke Prov. Kaifeng, MP IV TS 2010-2017 Perkembangan kondisi kesejahteraan rakyat belum menunjukkan perkembangan yang lebih baik, yang diukur dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) - Kemampuan pembiayaan belanja daerah masih sangat lemah, hal ini terlihat dari kontribusi PAD yang masin rendah baik terhadap pendapatan daerah maupun terhadap belanja daerah. Bahkan terdapat beberapa kabupaten hasil pemekaran yang PAD-nya mengalami penurunan pada periode tahun 2005-2006 (Kabupaten Lamandau dan Pulang Pisau), sedangkan pada periode tahun 2006-2007 kabupaten yang PAD-nya mengalami penurunan adalah Kabupaten Gunung Mas dan Kabupaten Seruyan, periode tahun 2007 - 2008 kabupaten yang PAD-nya mengalami penurunan adalah Kabupaten Murung Raya, yang jika dilhat dari persentase PAD tethadap APBD hanya pada kisaran rata-rata 2% — 4% Kapasitas fiskal daerah, masih sangat tergantung kepada dana perimbangan dana dari Pusat, khususnya Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khsusus. Kondisi keuangan daerah seperti ini sangat rentan apabila terjadi perubahan kebijakan anggaran secara nasional. Banyak daerah yang enggan untuk menganggarkan secara memadai kegiatan pelayanan publik seperti pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya. - Kebijakan alokasi anggaran belanja daerah, belum mampu secara optimal untuk menggerakkan roda perekonomian, meningkatkan produktivitas daerah, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerah kabupaten pemekaran, karena kebijakan alokasi anggaran belanja daerah lebih terfokus kepada penyediaan fasilitas dan infrastruktur pemerintah daerah dan belanja Pemerintahan Umum Dalam hal pengelolaan aset daerah (masih belum selesainya penyerahan asset dari daerah induk ke daerah pemekaran), Sengketa batas wilayah, yg berpengaruh pada _kinerja pembangunannya. b. Batas Wilayah Permasalahan utama sengketa batas wilayah adalah soal sumber daya alam. Namun permasalahan ini masih dapat diatasi dengan menerapkan kebijakan antara lain melakukan koordinasi, sinkronisasi dan harmonisasi antar Kabupaten/Kota untuk memangani penataan batas. Dalam hal pengelolaan wilayah perbatasan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah terus melakukan pembinaan, penataan dan sinkronisasi serta koordinasi berkaitan dengan pembinaan sekaligus peningkatan mutu pelayanan pendidikan, kesehatan dalam arti luas, di wilayah perbatasan. Di lain pihak Pemerintah Daerah juga memfasilitasi pemberian kemudahan investasi khususnya di bidang pertambangan dan perkebunan, dengan tetap memperhatikan keberadaan lingkungan. Terkait dengan sosialisasi UU No. 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara dan Permendagri Nomor 31 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Tetap Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan, belum pemah dilakukan sosialisasi langsung kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah. Sosialisasi secara umum diikuti oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah pada saat Rakernas Bidang Kelembagaan di Jakarta. ¢. Administrasi Kependudukan * Program SIAK yang berbasis NIK dan E-KTP sudah dilaksanakan pada 9 kabupaten/kota, yaitu Kabupaten Sukamara, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Kotawaringin Timur. Kabupaten Seruyan Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Murung Raya. Kabupaten Barito Selatan, Kabupaten Barito Timur, Kabupaten Barito Utara Kabupaten Kapuas dan 1 Kota Palangka Raya, sedangkan Kabupaten Pulang Pisau dan Katingan yang masih belum menerapkan SIAK. Kendalanya, antara lain, karena belum adanya peraturan yang mendukung, dalam hal ini Peraturan Daerah yang menunjang pembentukan nomenklatur Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil + Kendala-kendala yang dihadapi, antara lain - Masih dalam tahap uji coba, karena aplikasi yang digunakan merupakan aplikasi yang baru dan sangat berbeda dari aplikasi sebelumnya baik secara interfais maupun intrastruktur, maka kondisi ini berimbas pada waktu pelayanan yang relatif lama dalam hal pencetakan KTP dan KK dibeberapa Kecamatan. Keterlambatan ini disebabkan oleh operator di beberapa kecamatan yang masih dalam proses adaptasi dan pembelajaran dengan sistem yang baru. Namun demikian diharapkan proses pembelajaran dan adaptasi ini dapat berjalan cepat sehingga pelayanan kepada masyarakat akan menjadi lebih baik dan tentunya lebih cepat; Kualifikasi SDM Aparatur untuk mengoperasikan SIAK masih belum memadai sehingga untuk mengatasi hal tersebut dilakukan bimbingan dan pelatihan yang berkesinambungan - Minimnya perangkat pendukung SIAK di tingkat Kabupaten / Kota dan Kecamatan; - Belum optimainya pelaksanaan pengelolaan dan _pelaporan administrasi / Kependudukan dari_tingkat Desa / Kelurahan ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil di Kabupaten / Kota. Sistem operasi antar kabupaten/kota masih terhambat karena jaringan komunikasi antar server masih belum online. * Program NIK dan E-KTP ini menuntut penguasaan pada imu pengetahuan dan teknologi yang mendukung disertai dengan sosialisasi mengenai program ini kepada masyatakat. Pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota dalam menata, mengelola dan mengembangkan implementasi program NIK dan E-KTP melakukan berbagai upaya diantaranya: Kunker Komisi i DPR Al'ke Prov. Kalteng, MP IV TS 2010-2071 + Pembekalan Teknis Pemanfaatan Indikator Kependudukan di Provinsi Kalimantan Tengah tanggal 5 Agustus 2009; + Bimbingan Teknis Sumber Daya Manusia Aparat Desa/Kelurahan Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Tengah tanggal 26-28 Oktober 2010; * Dikiat Pencatatan Sipil bagi Pejabat Pelaksana yang dilaksanakan bagi 12 Provinsi pada tanggal 6 — 11 Juni 2011 * Pelatihan Bimbingan Teknis Konsolidasi Data Kependudukan Guna Mendukung Pemutakhiran Data Kependudukan di Provinsi Kalimantan Tengah Tanggal 15 - 17 Juli 2011; + Bimbingan Teknis bagi Pejabat Provinsi dalam melaksanakan Supervisi ke Kabupaten / Kota tanggal 18 — 20 Juli 2011. 2, Pelayanan Publik, Reformasi Birokrasi, Kepegawaian dan Kearsipan a. Pelayanan Publik ‘Kunker Komisi i DPA Al ke Prov. Kalteng, MP IV TS 2010-2011 Terkait dengan sosialisasi UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah bekerjasama dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi telah melakukan sosialisasi pada tingkat Unit Pelayanan Publik Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2010. Dan telah memberikan penghargaan kepada Unit Pelayanan Publik yang berprestasi, yaitu Piala Citra Pelayanan Prima 2010 yang diterima oleh - RSUD Sultan Imanuddin Kabupaten Kotawaringin Barat (Piala Citra) - RSUD Dr. H. Soemamo Sosroatmodjo Kabupaten Kapuas (Piagam Penghargaan) Puskesmas Menteng Kota Palangka Raya (Piagam Penghargaan) Puskesmas Ketapang 2 — Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Piagam Penghargaan) - Puskesmas Dusun Selatan — Buntok, Kabupaten Barito Selatan (Piagam Penghargaan) Beberapa hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan pelayanan publik antara lain: * Belum adanya pengaturan delegasi akuntabilitas/tanggung jawab berjenjang penyelenggaraan pelayanan; + Rendahnya kepatuhan penyelenggara pelayanan terhadap ketentuan yang mewajibkan disusunnya standar pelayanan; + Masih rendahnya kompetensi SDM pelaksana pelayanan publik; * Masih terbatasnya sarana dan prasarana; + Masih terbatasnya penganggaran untuk kegiatan bidang pelayanan publik (hanya bersumber dari APBD dan sangat terbatas) b. Reformasi Birokrasi + Kebijakan yang telah ditempuh dalam rangka mewujudkan Organisasi Perangkat Daerah yang ramping adalah dengan berkomitmen untuk menciptakan struktur organisasi yang less structure, more function (miskin struktur, kaya fungsi) sebagaimana ditetapkan dalam Perda Kalimantan Tengah Nomor , 6, 7 dan 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Tengah, ditetapkan tanggal 18 April 2008 + Organisasi Perangkat Daerah di Provinsi Kalimantan Tengah terdiri dari 2 Sekretariat, 16 Dinas dan 10 Lembaga Teknis Daerah. Saat ini tengah dilakukan evaluasi terhadap Organisasi Perangkat Daerah + Kendala yang dihadapi adalah banyaknya dikeluarkan peraturan perundang-undangan baru yang mengamanatkan —_dibentuknya lembaga/unit kerja baru di luer PP No. 41 Tahun 2007, disertai tindak lanjut tidak dikucurkannya anggaran Dekon dari Kementerian apabila tidak membentuk lembaga khusus tersebut di daerah, + Terkait dengan upaya pencegahan dan pemberantasan KKN, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah telah melaksanakan Penerapan Tata Pemerintahan Yang Baik di lingkungan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota dengan ditandatanganinya Kesepakatan Bersama (MoU) tentang Tata Pemerintahan Yang Baik antara Gubernur Kalimantan Tengah dan Bupati/Walikota se Kalimantan Tengah dengan Ketua DPRD Provinsi dan Ketua DPRD Kabupaten/Kota pada tanggal 14 Maret 2006. + Selain itu dalam rangka pencegahan korupsi di jajaran Pemerintah Daerah se Provinsi Kalimantan Tengah, juga telah dilakukan penandatanganan Kesepakatan Bersama dengan Ketua KPK Nomor: 002/Pemprov Kalteng-KPK/IIl/2006 dan Nomor 790/447/2006 tanggal 14 Maret 2006. * Adapun kendala yang dihadapi dalam mencegah korupsi adalah dalam penyampaian LHKPN masih banyak Wajib Lapor yang tidak mau mengisi dan menyampaikan LHKPN ke KPK. Hal ini disebabkan karena masih belum adanya aturan dan sanksi yang jelas bagi Wajid Lapor yang tidak menyampaikan LHKPNnya kepada KPK. Inilah yang menjadi kendala dalam meminta LHKPN dari para Wajib Lapor. c. Manajemen Kepegawaian * Langkah-langkah yang ditempuh oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dalam rangka menyempumakan Manajemen Kepegawaian secara umum terbagi menjadi dua, yaitu peningkatkan kualitas sumber daya manusia dan peningkatan kesejahteraan pegawai. Khusus dalam rangka meningkatkan kualitas dan kompetensi pegawai negeri sipil dilakukan melalui Analisa Jabatan yang bertujuan untuk Perbaikan sistem rekrutmen/seleksi pegawai Penilaian jabatan. 77 Kanker Komisil OPA Al ke Prov. Kalteng, MP IVTS 2070-2077 Penyusunan Jenjang Karier (career planning) ~ Penyempurnaan pola mutasi/promosi/rotasi. ~ Perbaikan program pelatinan dan pendidikan. Adapun kendala-kendala yang dihadapi dilapangan antara lain sebagai berikut Kegiatan perencanaan kebutuhan pegawai dalam prakteknya masih perlu didukung dengan berbagai instrumen pendukung agar formasi yang disusun benar-benar mencerminkan kebutuhan nyata organisasi Misainya instrumen pengukuran beban kerja, analisis jabatan dan sebagainya. - Kegiatan’perencanaan kebutuhan pegawai terdapat ketidakjelasan informasi mengenai quota atau batas pengajuan yang boleh diajukan oleh Pemerintah Daerah sehingga setiap pengajuan formasi selalu dikurangi jumlahnya oleh Pemerintah Pusat (Kementerian PAN, 8KN) tanpa alasan yang jelas. Dalam hal ini juga timbul ketidakjelasan mekanisme dan koordinasi yang terbangun diantara Kementerian PAN. BKN, Provinsi dan Kabupaten/Kota, mencakup peran dan kewenangan masing-masing instansi tersebut dalam kegiatan perencanaan kebutuhan pegawai - Adanya pelimpahan pegawai dari instansi vertikal sebagai dampak pelaksanaan kebijakan otonomi daerah menyebabkan Pemerintah Daerah mengalami kesulitan dalam penataan pegawainya, khususnya dalam kegiatan perencanaan kebutuhan pegawai. Distribusi pegawai dan penempatan pegawai sesuai kebutuhan menjadi permasalahan utama dalam penataan pegawai karena kompetensi pegawai limpahan tidak sesuai dengan yang dibutuhkan. - Kegiatan pengembangan pegawai belum menjadi prioritas utama di daerah karena adanya keterbatasan anggaran. - Kegiatan perencanaan kebutuhan dan pengembangan pegawai daerah belum efisien karena belum didasarkan pada kebutuhan nyata organisasi dan adanya keterbatasan dalam masalah anggeran Meskipun sudah ada kebijakan yang mengatur (khususnya dalam Perencanaan kebutuhan pegawai) tetapi belum dlikuti dengan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis yang lebih bersifat operasional. d. Kearsipan Kunker Kamisi i OPA Al ke Prov. Kalteng, MP IV TS 2010-2077 Selama ini bidang arsip merupakan bagian dari badan perpustakaan sehingga programikegiatan yang sudah direncanaken tidak bisa tercapai secara maksimal, karena Badan Perpustakaan sendiri sudah banyak mempunyai program/kegiatan dan telah terlaksana dengan baik. Untuk lebih mengoptimalkan tujuan dan sasaran yang diharapkan maka bidang arsip harus membentuk kelembagaan/instansi tersendir Hubungan kerja yang telah dirintis oleh bidang kearsipan selama ini untuk sementara hanya pihak Arsip Nasional RI yang merupakan instansi pembina di tingkat pusat, dengan instansi yang lain masih belum ada. Untuk saat ini bidang arsip sedang melakukan pendataan arsip penting/vital yang bemilai sejarah khususnya di Provinsi Kalimantan Tengah. Hambatannya karena tidak ada dasar/surat edaran Gubernur yang memerintahkan penyerahan arsip penting/vital yang bernilai sejarah ke lembaga kearsipan daerah. Langkah-langkah yang diambil dalam mengatasi masalah tersebut agar Pemerintah Provinsi harus proaktif dalam penyelenggaraan kearsipan serta ditunjang dengan anggaran, sarana dan prasarana. Sosialisasi kearsipan berdasarkan UU Nomor 43 Tahun 2009 yang hanya terbatas pada SKPD yang ada di Provinsi. Kalteng 3. Pertanahan a. Sengketa Tanah Dalam 3 tahun terakhir jumlah sengketa tanah di Provinsi Kalimantan Tengah mencapai 203, masing-masing tahun 2009 sebanyak 57, tahun 2010 sebanyak 83 dan tahun 2011 sebanyak 63 sengketa. Sengketa ini terjadi baik antar perorangan, antar badan hokum, antara perorangan dengan badan hukum dan antara perorangan dengan instansi pemerintah Untuk menyelesaikan sengketa tersebut dilakukan beberapa langkah berikut - Penerimaan —pengaduan/laporan dan ~—permintaan dari masyarakat/perorangan atau Badan Hukum atau Pemerintah/swasta dan atau tembusan surat yang isinya menyangkut kasus /sengketa pertanahan Pengumpulan data dan informasi serta penelitian tethadap dokumen atau surat mengenai tanah yang dipersengketakan. Apabila terindikasi pidana, maka penanganan diselesaikan bersama dengan pihak kepolisian. Penanganan melalui mediasi atau musyawarah dengan mengundang para pihak yang bersengketa dan yang terkait untuk hadir pada rapat koordinasi atau gelar kasus dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara. Hambatan yang dihadapi dalamm penyelesaian sengketa, antara lain - Ketidakjelasan batas tanah dan letak pasti tanah atau bagian tanah yang dipersengketakan, karena sudah tidak ada lagi patok batasnya. Penghalangan oleh pihak tertentu dalam pelaksanaan pengembalian batas tanah yang dipersengketakan di lapangan. - Sikap pihak tertentu yang tidak mau mengalah bahkan cenderung melakukan kekerasan. - Sikap pihak tertentu yang cenderung menyerahkan kasusnya kepada pengadilan. Keengganan pihak tertentu untuk datang memberikan penjelasan dalam proses penanganan dan penyelesaian sengketa (mediasi). Ketiadaan bukti hak tanah atau alas hak tanah salah satu pihak karena hilang, Koordinasi dengan instansi terkait dalam penyelesaian sengketa pertanahan Perbedaan pandangan dari kacamata hukum positif / hukum Nasional Mengenai Hukum Adat, Tanah Adat, Tanah Ulayat, Hutan Adat, Tanah Warisan Nenek Moyang, hutan tempat usaha masyarakat desa. Masih kurangnya kuantitas dan kualitas petugas yang menangani sengketa dan kontlik pertanahan, - Belum selesainya penataan batas wilayah antar Kabupaten / Kota, antar Kecamatan dan antar Desa / Kelurahan Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut, antara lain - Melakukan melakukan inventarisasi sengketa dan konflik pertanahan atau kasus ~ kasus pertanahan. Melakukan pendekatan persuasif kepada pihak-pihak yang bersengketa. Pembinaan yang intensit kepada para Kepala Seksi dan Sub Seksi dan staf penanganan sengketa dan konflik pertanahan tentang tata cara penanganan sengketa dan konflik pertanahan. Mengikut sertakan pegawai yang membidangi sengketa dan konflik pertanahan dalam diklat kuasa hukum dan rapat teknis penyelesaian sengketa dan kontlik Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait. Berkontribusi (survey dan pengukuran) dalam proses penataan batas antar Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Desa/Kelurahan. b. Program Sertifikasi dan Pengukuran Kunker Komisi DPA Al ke Prov. Kalteng, MP IV TS 2010-2017 Program Nasional Pertanahan (Prona) diperuntukan untuk masyarakat Kurang mampu dan diarahkan pada lokasi pemukiman atau perumahan. Prona juga mendukung program pembangunan desa/kelurahan tertinggal Pemerintah Provinsi yang dikenal dengan Program Memangun Tuntang Mahagalewu (PM2L). Berdasarkan target dan realisasi Prona dalam 4 tahun terakhir sebagai berikut: Target 10.500, realisasi 10.092 (tahun 2008), target 10.500, realisasi 5.390 (tahun 2009), target 3.010, realisasi 2.580 (target 2010), tahun 2011 targetnya 5000 sertifikat diselesaikan dan saat ini masih dalam proses pencapaian realisasi LARASITA atau Layanan Rakyat untuk Sertipikasi Tanah merupakan Kantor Pertanahan yang bergerak (mobile), tujuannya adalah menghilangkan ketidakadilan dalam pemberian pelayanan pertanahan 4. bagi masyarakat terutama yang berada di daerah terpencil (pelosok) Dalam pelaksanaannya ada hambatan yang dihadapi, antara lain Persoalan tata ruang dan kawasan hutan (TGHK 1982), dimana lokasi- lokasi pemukiman penduduk, kebun, ladang di daerah terpencil atau pelosok merupakan kawasan hutan (menurut TGHK) Masih tidak stabilnya jaringan intemet di daerah terpencil bahkan beberapa daerah tidak terdapat jaringan internet karena keterbatasan jangkauan operator selular * Dalam hal pengukuran bidang tanah, ada beberapa hambatan yang dihadapi, antara iain: ~ Persoalan kawasan hutan/ RTRWP, Masih belum lengkapnya peta dasar pertanahan seperti peta citra satelit dan peta foto udara, Ketidakhadiran para pihak pemilik tanah yang berbatasan pada saat pengukuran. ~ Masih terbatasnya tenaga juru ukur. * Untuk mengatasi hambatan tersebut dilakukan langkah berikut, antara fain - Sebelum dilaksanakan pengukuran, bidang tanah yang akan diukur dilakukan overlay terlebih dahulu dengan Peta Surat Menhut No. SK.282/Menhut - 11/2011, tanggal 31 Mei 2011 dan Inpres No. 10 Tahun 2011 ~ Untuk mengatasi belum tersedianya peta dasar pendaftaran dengan menggunakan Peta Citra Landsat dan Peta Rupa Bumi Indonesia. Melaksanakan sosialisasi tentang hak dan kewajiban pemilik tanah yang salah satunya adalah memasang dan memelihara tanda batas tanah. Mobilisasi juru ukur yang ada dari Kantor Wilayah BPN. Prov Kalimantan Tengah ke Kantor Pertanahan atau antar Kantor Pertanahan. Mengajukan permintaan penambahan juru ukur kepada BPN Ri Melakukan pembinaan teknis dan non teknis secara periodik. Mengikutsertakan On the Job Training (OJT) dan Diklat Teknis yang dilaksanakan oleh BPN Rl Pemilukada Sepanjang tahun 2010 dan 2011 telah dilaksanakan pemilukada di Kabupaten Kotawaringin Barat (5 Juni 2010), Kabupaten Kotawaringin Timur (6 Juni 2010) dan Kabupaten Barito Selatan (putaran pertama 4 Mei 2011 dan putaran kedua 27 Juli 2011). Secara umum pemilukada berlangsung aman dan lancar, kecuali pemilukada di Kabupaten Kotawaringin Barat. Hingga saat ini Kabupaten Kotawaringin Barat belum memiliki bupati/wakil bupati definitive sebagai akibat kemelut pemilukada yang belum selesai, Pasangan Kunker Komisi 1 DPR Al ke Prov. Kalteng, MP IV 78 2070-2071 yang memperoleh suara terbanyak H. Sugianto dan H. Eko Sumarmo tidak bisa disahkan sebagai oupati/wakil bupati terpilih karena Mahkamah Kontitusi mendiskualifikasi kemenangan tersebut dan MK memerintahkan KPU Kotawaringin Barat untuk menetapkan pasangan Dr. H. Ujang Iskandar dan Bambang Purwanto sebagai bupati dan wakil bupati terpilih. Namun Putusan MK tersebut tidak bisa dilaksanakan hingga saat ini C. PENUTUP Demikian, laporan kunjungan kerja ini disampaikan sebagai bahan Komisi {I DPR Rl untuk menindaklanjuti beberapa hal penting yang ditemukan di atas, khususnya terkait evaluasi daerah otonom baru, pelaksanaan administrasi kependudukan di daerah, manajemen kepegawaian, pertanahan dan lebih khusus lagi penyelesaian kemelut pemilukada di Kotawaringin Barat. Jakarta, Agustus 2011 TIM KUNJUNGAN KERJA KOMISI II DPR Ri, KETUA TIM, GANJAR PRANOWO 365, TE Kilnker Komisil! DPR Al ke Prov. Kaltong, MP IV TS 2010-2 Lampiran Laporan Kunkor Kalteng LAPORAN KEMELUT PEMILUKADA KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH ‘A. Latar Belakang PU Kotawaringin Barat Kalimantan Tengah telah melaksanakan pemilukada pada 5 Juni 2010, diikuti oleh dua pasangan calon, yaitu pasangan H. Sugianto dan H Eko Sumaro serla pasangan Dr. H. Ujang Iskandar dan Bambang Purwanto, Berdasarkan hasil penghitungan suara yang dilekukan oleh KPU Kotawaringin Barat, suara yang diperoleh pasangan H. Sugianto dan H Eko Sumamo sebesar 67.199 suara, sedangkan pasangan Dr. H. Ujang Iskandar dan Bambang Purwanto mendapat suara sejumlah 56.281 Dalam perkembangannya pasangan yang kalah kemudian mengajukan permohonan keberaian kepada Mahkamah Konstitusi_ (MK) pada tanggal 18 Juni 2010. Pada tanggal 7 Juli 2010, MK mengeluarkan Pulusan Nomor 45/PHPU.D-VIV/2010 yang isinya, antara lain, mendiskualifikasi kemenangan pasangan H. Sugianto dan H Eko Sumamo serta memerintahkan KPU Kotawaringin Barat untuk menerbitkan surat keputusan yang menetapkan pasangan Dr. H. Ujang Iskandar dan Bambang Purwanto sebagai bupati dan wakil bupali terpi Namun Putusan MK tersebut dalam kenyataannya tidak bisa dilaksanakan karena berbagai faktor. Hingga saat ini Kotawaringin Barat belun memiliki bupati dan wakil bupati yang definiif. Tentu saja hal ini sangat menghambal jalannya roda pemerintahan dan pembangunan di wilayah inj, Perlu dicari jalan keluar untuk mengatasi kemelut in B. Kronologi Dj bawah ini adalah rangkaian peristiwa yang terjadi sejak pemungutan suara dilakukan pada 5 Juni 2010 ~Tanggat ae - ~ Apa 2070 ni pasangan calon oich KPU Kolawaringin Barat yang Dikut oleh 2 pase | mengikuti Pemiukadia 5 Juni 2010 | Pemungulan suara pasangan nomor urut 2 Dr. H. Ujang Iskandar dan Bambang Purwanlo. cada da panetapan psargon on” | > ‘PaSangannomor unt 1H Sginia dan H Eko Suna memparaleh 67 189 sar (487%). den gin Barat pesongan nmor ul 2 DH Ujan Iskandar dan Bambang Puranlomerpercch 55281 sare 8.13%) ‘an dengan menerbitkan Kepulusan KPU Kolawa 1 Tanggal_ | _ Peristiva 16 Juni 2010 | OPRD Kabupaten gin surat kepada Gubernur Kalimantan Tengah perhal Penetapan Pengesahan Pasangan Terpih Bupat dan Wakil Bupal Kotawaringin Barat Peniode 2010-2015 Dalam Neger mel: fees |e ee ‘abupatenikota untuk mendapatken pengesahan pengangkalan’ - 8 Juni 2010 | Pasangan nomor urut 2 Or. F. Ujangiskandar dan Bambang PPurwanto mengajuken gugatan ke MK dengan t KRU ___| Kotawaringin Barat & _ _ - — Ta 2070" | NK mengeluarkan Putusan Nomnor 4)PHPU D-VNVZ010 Ti memutuskan parkara dengan amar putasan 2. Dalam eksepsi: Menolak Ekseps lermohon, ‘Mengabulkan pemmahonan Permohon untuk solu. 2. Membatatkan Keputusan KPU Kabupaten Kotaavingin Baral nomor 620KpIs- PU020 43578202010 tentang Penetapan Hasi Perolehan Sura Pasngan Calon Bupa dan ‘eli Bupati Kolawaringin Barat dan Berita Acare Rapat Plone KPU Kotewatingin Barat rornor 357/BANVV2010tenlang Penetapan Pasangan Calon Terpith dalam Peru Keda dan ‘Wakada Kabupaten Kotawaringinn Baral, spanjang mengenai perolehan suara Calon Nomor Urut 1 alas name H, Sugianto dan H, Eko Sumamo SH 3. Menelskuelfiasi pasengen rommor ut {alas nama H. Sugianto dan H. Eko Sumamo SH sebagai Pemenang Pemily Kaa dan Wakaca Kabupaten Kotaweringinn Barat 4, Memerintahkan KPU Kabupaten Kotawaringin Baral untuk menerbikan Surat Keputusan yang mmeneiapkan pasangan nomor ura 2H. Ujang Iskandar dan Bambang Purwanio sebagel oo _ a __ _Bupati dan Wali BupaliKotawaringin Barat tahun 2010, 1a Jui D010 — | Menindaklanall Pulusan MK, KPU Kotawaringin Barat gelarrapat | Repal leno ini memutuskan pleno ‘1. KPU ebupaten Kotawaringin Barat menghormati Putusan NK Nomor 45.PHPU.O-V 2. KPU Kabupaten Kotawaringin Bara tak dapal melaksan yang berbuny: “Memerintahkan KPU Kabupaten Kotawar Keputusan yang menetapkan pasangan nomor urt 2H. Ujang Iskandar dan Bambang Purwanto sebagai Bupal dan Waki Bupa Kolawaingin Baral tahun 2010. Menyerahkan Pulusa 12 RapalPieno ini kepada DPRO jamaringin Baral untuk diindaklanjub Ses Kewenangas Menyampaikan Bea Acara Rapa Pen mah K ef oo sebagai laporen sesuai {5.2010 | OPRD Kotawaiigin Baral mengal 7 eulsan Nomor | Surat Keputsan ini mermutuskan mer |__| Tahun 2010 tentang Usul Penetapan Calon Kepala Daerah dan __| Daerah Kabupaten Kotawaringin Baral 2 Tanggal TF Sul 2070 ) Bare tahun 2010. Rapala Daerah dan H. Eko Sumamo, SH sebage 1B Agus 2010 |w oitaber | Tiga orang yang menjed sal dalam Slang dr rae seh al 2010 kescksannya kesoksien me iyo dan Supeno. Meroka menyalakan bahwa iah benar atau palsu sesual dengan Surat Pemyataannya yang dbuat gal 8 Oktober 2010. clits kerlas ae ‘Gubemur Kaien me !mohon penjlasa ‘MK mengirim sur penjlasantenlang Pusan MK Nomor 45/PHPU.DI surat kepada KPU Kabupaten Kotawaringin Barat VKPUPXV2010 tanggal 22 November 2010. 2% Noveinber | KPU Kabupaten Kotawaingn Baral mengiim surat Mahon 2010 Petindungan Hokum, diujukan kepada Presiden, Kelua MPR, Kelua DDPR den Ketua DPD. 7 DDPRD Kabupaten Kotawaringn Baral mengirim suet kepada Kotawaringin Baral agar menue Rapat Plena omer B-246216, EPP 0, portal asi penyidikan perkara pidana alas nama range Ratna Mutiara yang disangka melanggat Pasal 2542 2 Desember 2010. | mendes surat KPU_nomor SSUKPUPKU2010 langgal 22. i | si Berta Acare ada TET sural memeintahkan agar KPU Kabupaten Kotawaringin Baral meleksanakan Rapat Pleno in Baral dengan agenda p on bupall ih sebageimana Putusan MK Nomor 45/PHPI a oped Ketua KPU, Kelva Bawaslu, Gubemur Kateng, Ketua KPU Provinsi Kaiten, | Kotawarngin Barat dan Ketua DPRD Kota [ Pecindungan hokum cmakswd eat dengan skap dan kop Barat yang tidak melaksanakan Putusan MK Nomor a8/PHPU PU Kabupaien Kolawatingin Raina Mutiara allah salah sate satsi dalam persidangan Mik yang diduga kesaksian palsu Suman sebagel sangan ca 3 Tanggal__| oe —__Keterangan | 3 Besember oto 8 Desembor 2010 7 Maret 2011 jarkan Surat Kepulusan nomor jggota KPU Kabupaien Kotawaringin Baral yang diberhentkan sementara adalah Oscar Viyarisa nfang Pemnbertenian Sementara | {kelua metangkap enggota), Tony Pandiangan (anggota), Ras gga, Muherad Jal ia tt Noor, ST (anggot) dan Awaluln, SE (anggot | TApATzOTT | KPU Provinsi Kalteng melakukan rapa pen. FRapat pleno ini memutyskan pasangan calon nomor ut 2, ya Or. Ujeng andar, ST, M.Si dan Bambang Purwanio, &.ST sebagai bupati dan well bur ‘Dalam mengambiKepulusen, KPU Provinl Katong berlasarken penugasan dan pertah dai KPU sesuai surat KPU romor 20IKPUNI2011 tanggal 13 januari 2011 dan surat KPU nomor 184/KPU/ nggal 23 Maret 2047, | an Penetapan in juga dakukan berdaserkan Putusan NK Nomor 45/PHPU.D/VIV2010. __ | TB ApZOTT | Dijon Olde Pro Dr. Djohermansyah Djohan WA alas ama gar melakukan fangkallangkah pengusuian pengesahan pengangkalan Mendagri mengim surat kepada GubernurKalteng jn Barat ses dengan Putusan MK dan rapat pleno KPU Provins! es | Kalteng tanggal 8 Apri = a The! 2071 | GubemurKatieng mengiim surat nomor 100/183 ZTADPUM renyatakan, anlar lin, bom dapal merindakianju pemintaan Difjen Oda Karena ‘kepada Mendagi. perinal Pengesahan Pengangkatan Bupati dan onal prosedur yang ckamenatkan dalam pasa! 109 UU romer 32 tahun 2004. Dasar ____| Weki Bupa Kolawaringn Barat. SW DPRD Kabupaten, a TT Mei 20it im surat nomor 243IKPUIVI201 kepada Mendag i pe jar Meng memprases pengangkalan dan petesnian bupal dan wali ee atngin Bart lerpih sesuai dengan Putusan MK dan rapalpleno KPU ProviniKalteng. _| T2NEI 207 ng mengeluarkan Surat Kepulusan nomor tang Perpanjangan Masa Pember- Lo J Kabupaten Kotawaringin Baral. | _ es __ ee Juni 2047 ig mengeluarkan Sural Kepulusan nomor “Rnggola KPU Kabupalen Kotawarngin Baral yang liborhentkan tlap adalah Oscar Viyarisa (ketua 2aIKpls(KPU Prov-020/201| tentang Pemberhentian Tetap Anggota | merangkap anggota), Tony Pendiangen (anggola), Rachyansjah, ST (anggot). ____| KPU Kabupaten Kotawaringin Barat aa - Agustus ~ | Sektetais Dijon Otda Ors. Ujang Suditman, Mil alas nama jen 20M (Oda mengirim surat kepada DPRO Kabupaten Kotawaringin Bara [| Tanggal TAgustus zit Kolavaringin Barat agar merjadwelkan Rapat Paripume istimewa dengan agenda pelantikan Dr H. Ujang Iskandar, ST, MSi dan ____| Bambang Purvanio, §:ST sebagai bupat dan wal bupall. 111 Agusius | DPRD Kabupaten Kotawaringin Barat mengiim sural kepada 201 GubemurKalteng bemnomor 170.172.3/1822011, pera Ponyekengyaraen Rapat Paipura Isimewe, Kotawaringin Barat balun peiah mengusulkan Dr H Ujang Iskandar, ST_M.Si dan Bambang Purwanto, &,ST sebagai bupali dan watil bupal texpith, —__] C. Pokok Permasalahan Dari beberapa fakta di atas, kiranya bisa ditarik beberapa masalah pokok yang memerlukan perhatian lebih lanjult, yaitu 1, Masalah Kewenangan Mahkamah Konstitusi ‘amar Putusan yang ditetapkan MK daiam Putusan MK Nomor 45/PHPU.D-VIIV2010 tanggel § Juli 2010 telah menimbukan debat, apakah Pulusan terssbut telah sesuai dengan kewenangan yang dimiliki MK atau malah justry melampaui kewenangannya? Pertanyaan ini penting mrengingat Putusan MK itu bersifat final dan mengikat, artinya tidak ada lagi lembaga lain atau keputusan lain yang bisa merubah Putusan Mi Pada sisi lain, semua pihak lerkait dituntut untuk menjalankan Putusan MK tersebut, Namun, seandainya Putusan MK tetsebut melameaut kewenangannya, apakah masih ada Kevajban hukum untuk menjalankan Putusan tersebut? Satu contoh, apakah MK berwenang menelapkan pemenang pemilukada sebagai bupati dan wakil bupali; bukankah penetapan pengesahan merupakan kewenangan Mendagri dan bukan ula kewenangan KPUD? Apakah MK juga berwenang mendiskualifkasi pasangan calon? Apakah MK juga berwenang memutus perkara yang berkaitan dengan politic uang dalam pemilukada, bukankah ini ranah hukum pidania? 2. Kesaksian Palsut Saks! yang dihadirkan dalam persidangan MK, terbukti ada yang memberikan kelerangan palsu. Salt: orang saksi sudah dinyatakan bersalah dan menjadi terpidana, yaitu Raina Mtiara, Tiga orang lainnya, yaitu Kusniyadi, Edi Sulistyo dan Supeno, telah mencabut Kesaksiannya dan menyatakan kesaksian mereka di persidangan MK tidak benar Karena berdasarkan arahan Tim Sukses pasangan Ujang Iskandar Tentu menjadi pertanyaan, apakah keterangan yang diberikan oleh saksi-saksi yang lain benar adanya, atau justry mereka juga, telah tnembetikan kelerangen paisu. di persidangan MK? Benar, bahwa kesaksian paisu yang hanya berasal dati beberapa orang sala tidaklah jnembuat Pulusan MK menjadi batal, Namun kesaksian palsu ini telah mendorong kecurigaan adanya rekayasa dan manipulasi dalam mmemberikan kesaksian secara keseluruhan. Hal ini penting mengingal pemilukada adalah event polilk sehingga berbagai cara bisa saja dilakukan untuk mencapai tujuan politknya, termasuk dengan merekayasa informasi dan keterangan di pengadilan olen para saksi 8 3. Konflik Kelembagaan Aenean MK telat mendorong terciptanya konfik kelembagaan di tubuh penyelenggara pemilu sebagal akibat perbedaan tafsit alas Pulsar Mi KU Kabupaten Kotawaringin Barat memandang bahwa Putusan MK tidak bisa dijalankan karena dianggap sudah melebihi Kewenandey Mic dan putusan tersebut bersifat dilematis. Sementara KPU dan KPU Provins! Kalimantan Tengah berpandangan bahwa Pulusan MK tersebut harus dijalankan sepenuhnya. Konflk in telah berakibat diberhentikannya 3 (tiga) anggota KPU Kabupaten Kotawaringin Barat Pada sisi lain konfk juga terjadi antara DPRD Kabupaten Kotawaringin Barat dengan Kementerian Dalam Negeri DPRD Kabupaten Kotawaringin Barat tidak mau menjalankan Keputusan Mendagri tentang Pengesalian Pengangkatan Bupatl dan Wakil Bupat Kotawaringin Barat. Sebabnya juga sama, perbedaan tafsir atas Putusan MK. Tentu menjadi pertanyaan, apakah ini cermin pertentangan kepentingan polik antar lembaga-lembaga yang terkait, aay konflik kelembagaan in’ memang muri masalah fafsir hukum? Apakah ada akibat hukumnya jkka DPRD sebagai plhak yang berwenang menggelay pelantikan bupati dan wakl bupati tidak bersedia menjalankan Keputusan Mendagr!? Atau, apakah bisa posist DPRD diabalkan sala dalam proses pelantikan bupati dan wakil bupati? Stabilitas Sosial dan Politik Lokal Kemelut pemilukada di Kabupaten Kotawaringin Barat berimplikasi pada stabiltas sosial dan keamanan lokal, siapapun pasengat calon yang Gitetapkan dan dilantk. Masih menjadi pertanyaan, apakah Konflik efit ini akan mendorong munculnya konflk horizontal di masyarakat? Konfi Gt magyarakat tentu jauh lebih rumit, berbahaya dan memakan ongkos sosial yang lebih besar. Sajauh mana kesiapan aparat keamanaa mengantisipasi hal ini? Beberapa masalah di alas mendorong munculnya pertanyaan lanjutan, adakah kemungkinan terjadinya petsekongkolan dantare beberapa pihak tinlult merekayasa pemilukada di Kabupaten Kolawaringin Barat untuk tyjuan pemenangan pasangan calon terlentu? Dengan kata lain. adakah kemungkinan bercokolnya Mafia Pemilukada dibalik kisruh ini? Saran Tindak Lanjut Kemelut pemilukada di Kabupaten Kotawaringin Barat bukanlah persoalan sederhana, tidak cukup ka hanya diselesaikan menurut satu pendekaten saja, Perly pendekatan komprehensif agar kemelut ini bisa diselesaikan tanpa gejolak yang besar. Komisi il DPR Ri pelts melakukan Fajen dan pendalaman febih lanjul tentang kasus ini agar pokok masalah di alas bisa diurai lebih jelas dan Komprehensit. Seagal lembaga yang benwenang. melakukan pengawasan, Komnisi || DPR perlu meminta penjelasan lebih lanjut kepada pihak-pihak terkalt untuk menemukan jalan keluar yang lebih tepat dan kontekstual tanpa melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai