Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tempurung kelapa merupakan lapisan keras yang terdiri dari lignin, selulosa,
metoksil, dan berbagai mineral. Struktur yang keras disebabkan oleh silikat (SiO2)
yang cukup tinggi kadarnya pada tempurung. Berat tempurung sekitar 15-19 % dari
berat keseluruhan buah kelapa. Konsumsi kelapa di Indonesia yang cukup tinggi
menghasilkan limbah tempurung kelapa yang tidak sedikit di masyarakat. Secara
kuantitatif, Indonesia memiliki keunggulan komparatif (keunggulan yang diperoleh
suatu Negara dari produksi suatu barang yang memiliki harga relatif yang lebih
rendah dari negara lain) yang sangat besar dari tempurung kelapa, jika dihitung
pertahun maka tempurung kelapa yang dapat dihasilkan mencapai ± 3,1 juta
ton/tahun.

Oleh karena itu dapat dengan mudah menemukan limbah ini menumpuk di
pasar-pasar tradisional. Awalnya masyarakat hanya menggunakan tempurung kelapa
ini sebagai arang atau bahan bakar untuk memasak sebagai pengganti kayu. Seiring
waktu pola pikir masyarakat mampu mengelola limbah ini menjadi produk-produk
yang lebih berkualitas yang memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi. Produk hasil
olahan kelapa tersebut, misalnya; Bio-oil, liquid smoke (asap cair), karbon aktif,
tepung tempurung, dan kerajinan tangan.

Arang tempurung kelapa merupakan bahan organik yang memiliki nilai kalor
yang sangat tinggi dan apabila terbakar mampu bertahan lama serta mengandung
karbon ± 70% sehingga arang tempurung kelapa sulit untuk melakukan pembakaran
awal. Namun, tempurung kelapa juga merupakan salah satu bahan karbon aktif yang
kualitasnya cukup baik dijadikan arang aktif. Tempurung kelapa termasuk jenis

1
2

biomassa yang memiliki nilai kalor cukup tinggi bila dibandingkan biomassa yang
lain dan dapat digunakan sebagai pengganti batubara sebagai bahan campuran
pembuatan briket dikarenakan tempurung kelapa memiliki struktur yang padat dan
dapat memiliki nilai kalor mencapai 7000 kal/g bila dalam keadaan tua dan telah
dikeringkan.

Gigi manusia sesungguhnya  tidak betul-betul berwarna putih, warna gigi asli
manusia bervariasi dan umumnya berwarna putih kekuningan. Meski demikian, ada
faktor-faktor yang menyebabkan gigi dapat berubah warna, istilahnya disebut
diskolorasi gigi dimana gigi menjadi lebih kuning, abu-abu gelap, atau kecoklatan. 
Faktor tersebut dapat berasal dari dalam tubuh misalnya genetik, atau dari luar tubuh,
di antaranya makanan, merokok, minuman yang berkarbonasi dan mengandung asam.

Saat ini banyak orang yang ingin memutihkan giginya. Pemutihan gigi dapat
dilakukan dengan penggunaan senyawa, baik menggunakan bahan sintetis ataupun
dengan bahan alami. Bahan kimia sintetis memiliki kerugian dalam penggunaannya
yaitu relatif mahal, sulit didapat dan efek samping yang cukup merugikan.

Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian memutihkan gigi
secara alami dengan menggunakan arang tempurung kelapa sehingga tidak merusak
kesehatan gigi.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat disusun rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apakah arang tempurung kelapa dapat memutihkan gigi?
2. Bagaimana cara membuat arang tempurung kelapa untuk memutihkan gigi?

C. TUJUAN PENELITIAN
3

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah


1. Untuk mengetahui apakah arang tempurung kepala dapat memutihkan gigi
atau tidak.
2. Untuk menjelaskan cara membuat arang tempurung kelapa untuk memutihkan
gigi.

D. MANFAAT PENELITIAN
Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini dikemukakan beberapa manfaat, yaitu :
1. Untuk menambah wawasan penulis dan pembaca bahwa arang dapat
dimanfaatkan sebagai pemutih gigi.
2. Untuk mengetahui bahwa pemutih gigi dapat dilakukan dengan bahan alami
dan relatif lebih murah.

Anda mungkin juga menyukai