Anda di halaman 1dari 3

Contoh Masalah Regional dan Internasional

Contoh masalah-masalah regional adalah berikut ini :


a)      Aksi militer Belanda 1 dan II di Indonesia tahun 1947
b)      Penyanderaan sebelas orang penyidik (Indonesia, Belanda, Inggris) di pedalaman Irian Jaya
(sekarang Papua) yang dilakukan oleh GPK (Gerombolan Pengacau Keamanan) pada awal 1996
karena keinginan untuk memisahkan diri dari pemerintah yang berdaulat
c)      Persoalan dan penyelesaian pembentukan negara federasi Malaysia. Indonesia dan Filipina
menentang maksud pembentukan negara tersebut
d)     Perebutan kekuasaan di Pakistan oleh jenderal Zia haq terhadap presiden Ali Bhutto
e)      Perebutan penguasaan atas pulau Sipadan dan Ligitan antara Indonesia dan Malaysia
2.      Masalah Internasional
Contoh masalah-masalah internasional adalah sebagai berikut :
a)      Sengketa antara Amerika Serikat dengan Irak dan Iran tahun 1987 , di kawasan Teluk Persia
sampai Harmus terjadi insiden dan kekerasan senjata. Amerika Serikat terlibat langsung di kawasan
Teluk Persia.
b)      Sengketa Amerika Serikat dan Irak mengenai Kuwait tahun 1991. Hal tsb diawali tembakan
meriam Irak ke Kuwait City pada tanggal 2 Agustus 1990.
c)      Politik perbedaan warna kulit di Afrika selatan. Diawali kedudukan bangsa barat yang berkulit
putih di kawasan Afrika selatan selama 340tahun. Usaha untuk menghapuskan politik apartheid
adalah Nelson Mandela
d)     Runtuhnya komunis di Uni Soviet pada tahun 1991. Diawali pembuangan jutaan rakyat Soviet ke
Serbia oleh Joseph Stalin yang menimbulkan perlawanan oleh Mikhail Gorbacev.
e)      Berakhirnya negara federasi Yugoslavia. Wafatnya Tito 1991 mengakibatkan pecahnya negara
federasi dan timbul perang saudara antara Serbia dan Kroasia.
B.   Penyebab masalah internasional ditinjau dari bidangnya
1)      Politis, missal adanya perlombaan senjata nuklir, masalah pengungsi Vietnam di Indonesia,
konflik Arab dengan Israel ttg kemerdekan Palestina
2)      Ekonomi, missal pembatasan quota, proteksi, persaingan bebas, krisis moneter
3)      SosBud, missal pengiriman TKI Ilegal, pelanggaran HAM, Pperbedaan keyakinan, pornografi,
narkoba
4)      Hak Teritorial
5)      Hukum laut
6)      Penafsiran perjanjian
7)      Daerah mandate

perkembangan yang terjadi di Myanmar


kasus Semenanjung Korea masalah Laut China Selatan.
Mengenai perkembangan Myanmar, Marty mengatakan ASEAN menyambut positif atas langkah yang
diambil negara tersebut dengan membebaskan pemimpin pro-demokrasi Aung San Suu Kyi
November 2010 dan dilaksanakannya pemilihan umun yang demokratif dan terbuka tahun ini.

Peran Organisasi Regional Dalam Menyelesaikan Sengketa


Dalam menyelesaikan sengketa internal kawasan, salah satu peran utama Organisasi Regional
adalah untuk menjadi wadah konsultasi, menyelenggarakan dan menyediakan suatu forum
negosiasi bagi negara-negara anggota baik dalam situasi konflik maupun dalam kondisi yang
berpotensi menimbulkan konflik. Peran ini secara nyata dapat dilihat dalam Perang Cod, konflik
batas perairan Inggris-Islandia yang meletus pada 1961 dan 1976. Konflik pertama dapat diredakan
melalui negosiasi yang digagas oleh NATO. Konflik kedua berhasil diselesaikan melalui Pertemuan
Tahunan Menteri Luar Negeri Negara-Negara Anggota NATO yang diselenggarakan di Oslo yang
digagas oleh Menteri Luar Negeri Norwegia bersama Sekjen NATO kala itu. Negosiasi ini berujung
pada kesepakatan kedua negara untuk mengakhiri pertikaian. Peran yang relatif sama juga tampak
pada sengketa perbatasan Aljazair-Maroko tahun 1963. Di sini, OAU membentuk suatu komisi  ad
hoc dan menyelenggarakan beberapa pertemuan yang diikuti oleh kedua negara yang bersengketa,
bertujuan untuk membahas masalah penarikan pasukan, pengembalian tawanan perang dan
perbaikan hubungan diplomatik.
Organisasi Regional juga kadang berperan sebagai mediator dalam konflik-konflik internal
kawasan. Dengan wewenangnya, Organisasi Regional merancang sebuah prosedur resolusi
konflik untuk menyelesaikan perselisihan antara negara-negara anggota.Contohnya; OAS yang
bertindak sebagai mediator dalam sengketa Honduras-Nicaragua pada tahun 1957 perihal keputusan
arbitrase Raja Spanyol. Pasca pengaduan kedua negara yang bersengketa, OAS menyelenggarakan
sebuah pertemuan khusus dan meminta kedua negara yang bersengketa untuk menghentikan
tindakan-tindakan provokatif yang dapat mempertajam konflik. OAS kemudian membentuk sebuah
komite yang terdiri dari perwakilan lima negara anggota yang bertugas untuk mempelajari sengketa
tersebut. Komite ini kemudian mengunjungi kedua negara dan meminta kedua negara untuk
menandatangani kesepakatan genjatan senjata dan penarikan pasukan masing-masing. Komite
kemudian juga ditugaskan untuk merumuskan prosedur resolusi konflik untuk menyelesaikan
sengketa ini. Walaupun pada akhirnya usaha ini terbukti gagal, namun upaya mediasi yang dilakukan
OAS berhasil meredakan ketegangan yang ada. Upaya mediasi juga dilakukan oleh CSCE/OSCE
dalam sengketa wilayah Dneister pada tahun 1993. Di sini, CSCE sebagai mediator, menetapkan
otonomi bagi Dneister di bawah otoritas pemerintah Moldova dan penarikan pasukan Rusia dari
wilayah ini. Pada prakteknya, proses mediasi oleh Organisasi Regional dapat didelegasikan kepada
pihak-pihak tertentu yang dianggap mampu. Seperti dalam sengketa Tanzania-Uganda tahun 1972, di
mana Kepala Negara Somalia diberi mandat sebagai mediator dengan didampingi oleh Sekjen OAU.
Organisasi regional juga dapat melakukan penyelidikan terhadap konflik yang terjadi antara
negara-negara anggotanya. Nantinya, hasil penyelidikan ini akan digunakan untuk
merumuskan resolusi konflik yang dianggap paling efektif untuk diterapkan. Misalnya pada
sengketa perbatasan Bolivia-Paraguay tahun 1929. Penyelidikan dilakukan oleh The Chaco
Commission yang dibentuk oleh Conference of American States  atas mandat yang diberikan oleh
OAS. Contoh lain,Inter-American Commission,  yang ditugaskan untuk menyelidiki penyebab
sengketa Haiti-Republik Dominika tahun 1937.
Pengiriman Pasukan Penjaga Perdamaian merupakan peran lain yang juga dimainkan oleh
Organisasi Regional. Beberapa contoh kasus; pengiriman pasukan penjaga keamanan CIS di
Georgia pada masa kekosongan pemerintah sipil tahun 1994; dikirimnya pasukan penjaga
perdamaian ECOWAS yang didukung oleh Dewan Keamanan PBB di Sierra Leone (1997), Ivory
Coast (2003), dan Liberia (2003); operasi penjaga perdamaian yang dilakukan oleh CEMAC pada
tahun 2002 menggantikan pasukan CEN-SAD yang telah berada di sana sejak 2001; pasukan
penjaga perdamaian yang dikirim oleh OAU ke Darfur, bagian barat Sudan, untuk mendampingi
peneliti-peneliti Uni Afrika yang berada di sana.
Batas Kemampuan Organisasi Regional
Keterikatan Organisasi Regional pada batas-batas geografis kawasan melemahkan
kemampuannya untuk menyelesaikan konflik intra-regional hingga ke titik terendah. Dalam
bahasa sederhana, Organisasi Regional bukan pilihan yang tepat untuk meredakan konflik
yang terjadi antara negara anggotanya dengan negara anggota Organisasi Regional
lain. Faktanya, dalam konflik-konflik seperti ini, kehadiran Organisasi Regional cenderung
mempertajam konflik yang ada. Konflik Argentina- Inggris dalam sengketa Falklands adalah contoh
nyata dari kelemahan ini. Dalam kasus ini, kedua pihak yang bertikai justru memanfaatkan
keanggotaan mereka untuk memobilisasi kekuatan dan mencari dukungan. Pada akhirnya, konflik ini
harus diselesaikan oleh PBB.
Organisasi Regional tidak memiliki hak untuk ikut campur dalam konflik domestik negara-
negara anggotanya, konflik seperti; revolusi, perang sipil, dan peristiwa merusak lainnya.
Mereka tidak memiliki yurisdiksi untuk itu, mereka dirancang untuk mengatur dan
menjembatani hubungan antara negara-negara anggotanya, bukan mencampuri urusan
internal negara-negara anggotanya. Hal ini akan sangat berpengaruh apabila konflik internal
tersebut menyebar hingga ke negara tetangga dan pada akhirnya mengancam stabilitas keamanan
kawasan. Dapat dilihat, Ketidakmampuan dan keengganan Organisasi Regional untuk terlibat dalam
urusan-urusan domestik negara anggota pada akhirnya akan membahayakan eksistensi Organisasi
Regional itu sendiri.
Loyalitas dan solidaritas negara anggota yang sangat dipengaruhi oleh hubungan antar
negara, kepentingan nasional dan kesamaan atau perbedaan latar belakang budaya dalam
sebuah Organisasi Regional seringkali menghalangi upaya penyelesaian sengketa yang
ditangani oleh Organisasi Regional tersebut. Memang, dalam perjanjian kerjasama mereka,
hubungan negara-negara anggota terlihat kuat dan solid. Namun pada prakteknya, kesatuan yang
ada antara mereka tidak sekokoh seperti yang tertuang dalam konstitusi mereka. Dalam kasus
Falklands, negara-negara anggota OAS yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa
nasionalnya, lebih mendukung Inggris daripada Argentina, yang pada akhirnya menghancurkan
kebulatan suara organisasi tersebut. Kasus lain, perbedaan latar belakang budaya -dalam hal ini,
ideologi- menyebabkan dihentikannya Pertemuan Tahunan Dewan OAU tahun 1982. Hal ini
disebabkan oleh perbedaan tajam yang ada antara negara-negara anggota berhaluan moderat
dengan negara-negara anggota berhaluan radikal.
Minimnya dana dan keterbatasan sumberdaya Organisasi Regional menyebabkan Organisasi
Regional menjadi sangat bergantung pada sumberdaya yang dimiliki oleh negara anggota
dalam setiap upaya penyelesaian konflik. Hal ini jelas akan membatasi peran dan ruang gerak
Organisasi Regional tersebut. Contoh nyata dari kasus ini adalah kegagalan pasukan penjaga
perdamaian OAU yang dikirim ke Chad pada tahun 1982, di mana kekurangan logistik dan finansial
merupakan salah satu faktor utama kegagalan misi tersebut.
Diposkan oleh thiery drizzle di 3:41 vm. 

Anda mungkin juga menyukai