Anda di halaman 1dari 4

Peran Pemuda Millenial sebagai Agent of Change dalam mewujudkan

Generasi Emas 2045 yang Berkarakter

Oleh: Abdurrahman Azzam

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dewasa ini di era globalisasi dengan adanya revolusi industri 4.0
dan perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi yang sangat pesat
menjadi salah satu indikator kemajuan suatu bangsa. Sejarah telah
mencatat bahwasannya islam adalah penyumbang terbesar dalam ilmu
pengetahuan yang melahirkan pemimpin-pemimpin yang dipelopori oleh
pemuda sebagai aset berharga yang tidak bernilai harganya. Dimulai
dengan para sahabat Rasulullah SAW yang pertama memeluk islam yang
berasal dari kalangan pemuda yaitu Utsman bin Affan dan Ali bin Abi
Thalib. Terdapat juga Muhammad Al Fatih yang dijuluki ‘Sang penakluk’
yang di usia 21 tahun sebagaimana pemuda umumnya adalah masa mereka
masih belajar dan bermain menikamti masa mudanya tapi seorang
Muhammad Al Fatih sudah dapat menaklukan benteng dan kerajaan
terkuat pada saat itu yaitu Konstantinopel tidak lain dan tidak bukan beliau
memiliki tekad dan terus belajar. Sebelum Indonesia merdeka banyak
sekali peristiwa yang melibatkan pemuda salah satunya adalah peristiwa
Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, dengan demikian pemuda
memiliki peran yang sangat penting dalam perubahan apakah akan
membawa kepada pembangunan atau kehancuran.
Pendidikan menjadi ujung tombak suatu bangsa. Apabila ditelusuri
lebih dalam banyak sekali permasalahan yang mengakibatkan kemerosotan
moral suatu bangsa. Setiap manusia akan menemui masa tuanya dan akan
digantikan oleh pemuda. Di zaman penuh fitnah ini dengan melesatnya
teknologi yang memudahkan setiap pekerjaan berbalik menjadi mesin
penghancur yang tidak dapat dikontrol. Fokus pemuda di era millenial ini
telah banyak tergerus oleh budaya-budaya asing yang sangat jauh dari
adab kesopanan dan moral. Dikutip Harian Republika (6 Juni 2015),
Kepala BKKBN Bapak Surya Candra Surapaty, mengungkapkan bahwa
kemerosotan kualitas generasi penerus bangsa berhubungan dengan krisis
dalam institusi keluarga. Maka peran orang tua dalam memberikan bekal
kapada calon pemimpin masa depan adalah hal yang mutlak dengan
memberikan pendidkan yang berkarakter dan menjadi barrier ‘pembatas’
dari lingkungan ‘kotor’.
2. Tujuan Esai
Tujuan esai ini adalah agar ke depannya pemuda mengerti dan
memahami peran utamanya dalam membangun negeri dan membawa pada
kemajuan bangsa menuju generasi emas 2045 yang bermoral dan
berkarakter khususnya melalui Gerakan Literasi Sekolah sebagai
pembentuk Pendidikan berkarakter.
B. ISI
Pendidikan dan sosial budaya adalah suatu ikatan yang saling
berhubungan antara satu dengan yang lain. Maka pemuda adalah yang
akan menjaga rantai tersebut agar tidak putus. Lalu bagaimana caranya
menjaga ikatan tersebut agar semakin kuat dan bermanfaat bagi
lingkungan serta khayalak orang banyak? Rasulullah SAW. Bersabda
dalam salah satu haditsnya yang artinya, “Sebaik-baik manusia adalah
yang bermanfaat bagi manusia lainnya”. Pendidikan tidak hanya dilakukan
di dalam suatu ‘kegiatan belajar mengajar’ saja, tapi lebih luas lagi adalah
pembelajaran yang akan melahirkan pribadi-pribadi unggul yang
berkarakter dan berjiwa pemimpin. Karena setiap manusia adalah
pemimpin bagi dirinya sendiri.
Gerakan literasi sekolah adalah sebuah gerakan dalam upaya
menumbuhkan budi pekerti siswa yang bertujuan agar siswa memiliki
budaya membaca dan menulis sehingga tercipta pembelajaran sepajang
hayat. Literasi lebih dari sekedar membaca dan menulis saja, namun lebih
dari itu mencakup keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber
pengetahuan dalam bentuk cetak, visual dan auditori. Banyak sekali
media-media pembelajaran kreatif.
Pemahaman literasi dini sangat penting dipahami oleh masyarakat
karena menjamurnya Lembaga bimbingan belajar baca-tulis-hitung bagi
batita dan balita dengan cara yang kurang dengan tahapan tumbuh
kembang seorang anak. Oleh karena itu, perlu perlunya perhatian terhadap
hanya membaca sekilas saja. Berlatih dengan membaca secar focus, ulangi
dan ulangi kembali sampai paham (Wandasari, 2017).
Pemahaman yang dihasilkan dari membaca tersebut akan
membangkitkan semangat dan membangun kepribadian seseorang yang
seiring bertambahnya umur memiliki pendirian dan dasar-dasar yang kuat
sebagai bekal untuk kehidupannnya kelak.
Prof. Dr. Hamka dalam bukunya yang berjudul “Pribadi Hebat” di
bab dua membagi ke dalam sepuluh poin yang dapat memunculkan pribadi
seseorang yaitu, daya Tarik, cerdik, menimbang rasa (empati), berani,
bijaksana, berpandangan baik, tahu diri, kesehatan tubuh, bijak dalam
berbicara dan percaya kepada diri sendiri. Pemuda yang sudah memiliki
pendirian yang kuat akan menghasilkan pribadi hebat yaitu pemuda hebat.
Maka untuk menuju pembangun berkelanjutan generasi emas 2045
membutuhkan usaha keras dan sinergitas tiap komponen. Pemuda adalah
nakhodanya yang akan memimpin kapal-kapal perubahan. Telah banyak
terjadi degradasi moral dan krisis karakter yang menginfeksi pemuda.
Krisis bangsa adalah krisis karakter baik dalam perspektif
nomotesis maupun ideografis. Apabila karakter ini belum berkembang
maka acuan perilaku baik atau kurang baik menjadi kurang jelas.
Akibatnya, semua kelompok atau individu membuat acuan masing-
masing. Kondisi ini rentan bermasalah, ada benturan, gesekan bahkan
dimungkinkan sampai pada konflik horizontal, sebab semua kelompok
mengklaim diri sebagai komunitas yang benar (Manullang, 2013).
Generasi emas 2045 tidak akan terwujud apabila pemuda hanya
duduk berdiam diri menikmati alur yang mengalir. Perlunya perubahan
dari dalam diri. Gerakan literasi menjadi salah satu kunci. Apabila
dibarengi dengan pemahaman agama yang kuat maka akan melahirkan
suatu tatanan sosial yang saling bersinergi. Jiwa sosial dalam penerapan
nilai budaya baik akan terus berputar dan menciptkan masyarakat madani
sebagai wujud cita-cita dari berketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan
yang adil dan beradab. persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan serta
keadalin sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
C. PENUTUP
Pendidikan menjadi tolok ukur dalam berperan besar mencerdaskan
kehidupan bangsa. Pendidikan yang baik akan melahirkan pribadi unggul dan
baik, sebaliknya Pendidikan yang salah akan melahirkan generasi yang tak
tahu arah. Banyak cara untuk belajar dan medapatkan pendidikan di luar
bangku sekolah, dengan literasi makan kita akan mengetahui lebih dalam apa
arti dan tujuan hidup di dunia. Terdapat tiga poin penting agar pendidikan
dapat berjalan dengan baik yaitu, pikiran dan perasaan harus sejalan dimana
teori-teori yang telah dipelajari harus sejalan dengan perasaan dan tidak
bersebrangan, mendidik bukan memaksa karena sejatinya pendidikan yang
baik melahirkan kebaikan pula dan memiliki sendi-sendi kebesaran jiwa
antara lain tidak mudah gelisah, rela menerima hidup dan berusaha dan
bermuka jernih.
Perkembangan zaman bukan menjadi tantangan, tapi motivasi agar
selalu belajar dan tahu lebih dalam. Pemuda millenial adalah agen perubahan
yang akan mengantarkan perubahan menuju generasi emas 2045.
DAFTAR PUSTAKA
Hamka. 2018. Pribadi Hebat. Jakarta: Gema Insani.
Manullang B. 2013. Grand desain Pendidikan karakter generasi 2045. J
Pendidikan Karakter 3(1): 1-14.
Wandasari Y. 2017. Implementasi gerakan literasi sekolah (GLS) sebagai
pembentuk Pendidikan berkarakter 1(1): 325-343.

Anda mungkin juga menyukai